pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan
yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan
tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi.
Pasase darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga anemia yang
tidak diketahui penyebabnya, anoreksi, atau penurunan berat badan dan keletihan.
Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal
abdomen dan melena (feses hitam, seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan
dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen
dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar
dalam feses. Gejala yang dihubungakan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang
tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.
PATOFISIOLOGI
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul dari
lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang
kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal dan meluas ke dalam
struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan
cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering
terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum
dan kolon asendens.
Tumor dapat menyebar melalui:
Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke sistem
portal.
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:
Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar
(lapisan mukosa).
Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan mukosa.
Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak
terdapat di sekitar usus.
Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau bahkan
ke organ-organ lain.
KLASIFIKASI
No Sistem Pengertian
1 T Tumor primer
2 TO Tidak ada tumor
3 TI Invasi hingga mukosa atau sub mukosa
4 T2 Invasi ke dinding otot
5 T3 Tumor menembus dinding otot
6 N Kelenjar limfa
7 N0 Tidak ada metastase
8 N1 Metastasis ke kelenjar regional unilateral
9 N2 Metastasis ke kelenjar regional bilateral
10 N3 Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional
11 M Metastasis jauh
12 MO Tidak ada metastasis jauh
13 MI Ada metastasis jauh
KOMPLIKASI
Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi
usus parsial atau lengkap.
Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen,
limfogen dan penyebaran langsung.
Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang
pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan
hemorragi.
Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan
pembentukan abses.
Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
Pembentukan abses
PENCEGAHAN
Pencegahan Kanker Kolon yaitu dengan:
Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan
menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi
dalam usus besar.
Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk
buang air besar.
Hidup rileks dan kurangi stress.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan nasogastrik. Apabila
terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen darah dapat diberikan.
Penatalaksanaan bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal, pembedahan dapat
bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan
kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru
Berkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada kurang dari
sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara
bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen. Ini memungkinkan
drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan
kolostomi yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.
Penatalaksanaan Keperawatan
Dukungan adaptasi dan kemandirian.
Meningkatkan kenyamanan.
Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
Mencegah komplikasi.
Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.
Penatalaksanaan Diet
Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat
melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran
dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus
akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang
terdapat pada daging hewan.
Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat
memicu sel karsinogen / sel kanker.
Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi maupun
kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas
Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah: foto dada dan
Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan
mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi
perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan
tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah
Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah
metastasis.
Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker pada
paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat
dapat terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau suatu striktura.
Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis
Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun demikian
setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker (petanda tumor)
yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya ditemukan karsinoma
kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk
mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya
pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa
Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi
Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan
pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya.
Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia, perubahan
pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat atau berkurang.
Head to toe
Abdomen :
Inspeksi: bentuk agak cembung.
Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan tidak nyaman pada abdomen
dengan keluhan nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu dilakukan pengkajian terhadap
pola istirahat dan tidur.
2) Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan: perubahan pada
tekanan darah.
3) Integritas ego
Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress (misalnya
merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/ spiritual)
Masalah tentang perubahan dalam penampilan misalnya, alopesia, lesi, cacat, pembedahan.
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak merasakan,
rasa bersalah, kehilangan.
Eliminasi
Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi pasien,
konstipasi dan diare terjadi bergantian. Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi,
komposisi, jumlah, warna, dan cara pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak
adakah keluhan yang menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah.
Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan fisik dengan observasi
adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces.
Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran kelenjar
inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan berat
badan, lingkar perut, dan colok dubur.
Makanan/cairan
Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan komposisi
setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada keluhan anoreksia, mual,
perasaan penuh (begah), muntah, nyeri ulu hati sehingga menyebabkan berat badan menurun.
Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema
Neurosensori
Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak tidur sehingga sirkulasi
darah ke otak tidak lancar.
Nyeri/kenyamanan
Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai
nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
Pernapasan
Gejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seorang perokok). Pemajanan
asbes
Keamanan
Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama/berlehihan.
Tanda: Demam. Ruam ku1it, ulserasi
Seksualitas
Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan peruhahan pada tingkat
kepuasan. Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun Multigravida, pasangan seks
multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital.
Interaksi sosial
Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau bantuan).
Diagnosa Keperawatan
Intervensi:
(dengan cara tarik nafas melalui hidung tahan sampai hitungan sepuluh lalu
hembuskan pelan -pelan melalui mulut sambil dirasakan), tertawa, musik, dan
sentuhan terapetik.