Anda di halaman 1dari 23

CA COLON

1. Alfin ika sholawati


2. Fanni nindiya e f
3. Ipus sonia
4. Meizelyne gerisita m
5. Riska sulaimah h
DEFINISI

 Kanker kolon adalah tumbunhya sel-sel ganas di perm


ukaan dalam usus besar (kolon) atau rektum. Lokasi
tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum,
asendens, dan kolon sigmoid, salah satu
penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi
untuk mengeluarkan produksi faeces. Kanker colon adalah
penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah
kanker paru-paru (ACS 1998).
ETIOLOGI
 Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran

pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan

yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan

organisasi kanker lainnya.

 Faktor resiko telah teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon:


 Usia lebih dari 40 tahun

 Darah dalam feses

 Riwayat polip rektal atau polip kolon


 Adanya polip adematosa atau adenoma villus
 Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga

 Riwayat penyakit usus inflamasi kronis

 Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.


MANIFESTASI KLINIS
 Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus

tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi.

Pasase darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga anemia yang

tidak diketahui penyebabnya, anoreksi, atau penurunan berat badan dan keletihan.

Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal

abdomen dan melena (feses hitam, seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan

dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen

dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar

dalam feses. Gejala yang dihubungakan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang

tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.
PATOFISIOLOGI
 Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul dari
lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang
kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal dan meluas ke dalam
struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan
cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering
terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum
dan kolon asendens.
 Tumor dapat menyebar melalui:
 Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
 Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
 Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke sistem
portal.
 Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:
 Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar
(lapisan mukosa).
 Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan mukosa.
 Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak
terdapat di sekitar usus.
 Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau bahkan
ke organ-organ lain.
KLASIFIKASI

Klasifikai kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor, N =


kelenjar getah bening regional, M =jarak metastese).

No Sistem Pengertian
1 T Tumor primer
2 TO Tidak ada tumor
3 TI Invasi hingga mukosa atau sub mukosa
4 T2 Invasi ke dinding otot
5 T3 Tumor menembus dinding otot
6 N Kelenjar limfa
7 N0 Tidak ada metastase
8 N1 Metastasis ke kelenjar regional unilateral
9 N2 Metastasis ke kelenjar regional bilateral
10 N3 Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional
11 M Metastasis jauh
12 MO Tidak ada metastasis jauh
13 MI Ada metastasis jauh
KOMPLIKASI
 Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
 Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi
usus parsial atau lengkap.
 Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen,
limfogen dan penyebaran langsung.
 Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang
pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan
hemorragi.
 Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan
pembentukan abses.
 Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
 Pembentukan abses
PENCEGAHAN
 Pencegahan Kanker Kolon yaitu dengan:
 Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan
menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi
dalam usus besar.
 Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
 Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
 Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
 Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk
buang air besar.
 Hidup rileks dan kurangi stress.
PENATALAKSANAAN
 Penatalaksanaan medis

Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan nasogastrik. Apabila

terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen darah dapat diberikan.
 Penatalaksanaan bedah

Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal, pembedahan dapat

bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan

kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru

dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus.


 Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum

Berkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada kurang dari

sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara

bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen. Ini memungkinkan

drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan

kolostomi yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.
 Penatalaksanaan Keperawatan
 Dukungan adaptasi dan kemandirian.
 Meningkatkan kenyamanan.
 Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
 Mencegah komplikasi.
 Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.
 Penatalaksanaan Diet
 Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat
melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran
dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus
akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
 Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
 Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang
terdapat pada daging hewan.
 Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat
memicu sel karsinogen / sel kanker.
 Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
 Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi maupun

kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas

pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.

 Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah: foto dada dan

foto kolon (barium enema).

 Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan

mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi

perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan

tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah

sigmoidoscopy dan colonoscopy.


 Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit.

Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah

metastasis.

 Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker pada

paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat

dapat terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau suatu striktura.

 Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis

kanker kelenjar getah bening di abdomen dan di hati.


 Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa tempat untuk

pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran histopatologi karsinoma

kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan differensiasi sel.

 Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun demikian

setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker (petanda tumor)

yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya ditemukan karsinoma

kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk

mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya

pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa

tinjanya secara bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba.

 Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi

metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.

 Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan

pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya.

 Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia, perubahan

pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat atau berkurang.

 Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.


ASKEP
Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, tanggal MRS, pekerjaan dll.
b. Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Dahulu
 Memiliki riwayat merokok, minum alkohol, masalah TD, perdarahan pada rektal, perubahan feses.
 Riwayat Kesehatan Sekarang
 Biasanya mengalami alopesia, lesi, mual muntah, nyeri ulu hati, perut begah, pusing.
 Riwayat Kesehatan Keluarga
 Riwayat penyakit keluarga adanya riwayat kanker.
c. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
 Kesadaran klien, TTV (TD, RR, N, S)

 Head to toe

 Mulut : Bibir klien kering, lidah klien tampak kotor.

 Abdomen :
 Inspeksi: bentuk agak cembung.

 Palpasi : adanya nyeri tekan pada perut bawah.

 Auskultasi : peristaltik permenit.


d. Pola gordon
1) Aktivitas/istirahat

Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan tidak nyaman pada abdomen
dengan keluhan nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu dilakukan pengkajian terhadap
pola istirahat dan tidur.

2) Sirkulasi

Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan: perubahan pada
tekanan darah.

3) Integritas ego
 Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress (misalnya
merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/ spiritual)
 Masalah tentang perubahan dalam penampilan misalnya, alopesia, lesi, cacat, pembedahan.
 Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak merasakan,
rasa bersalah, kehilangan.
 Eliminasi
 Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi pasien,
konstipasi dan diare terjadi bergantian. Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi,
komposisi, jumlah, warna, dan cara pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak
adakah keluhan yang menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah.
 Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan fisik dengan observasi
adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces.
 Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran kelenjar
inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan berat
badan, lingkar perut, dan colok dubur.
 Makanan/cairan
 Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan komposisi
setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada keluhan anoreksia, mual,
perasaan penuh (begah), muntah, nyeri ulu hati sehingga menyebabkan berat badan menurun.
 Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema
 Neurosensori
 Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak tidur sehingga sirkulasi
darah ke otak tidak lancar.
 Nyeri/kenyamanan
 Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai
nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
 Pernapasan
 Gejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seorang perokok). Pemajanan
asbes
 Keamanan
 Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama/berlehihan.
 Tanda: Demam. Ruam ku1it, ulserasi
 Seksualitas
 Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan peruhahan pada tingkat
kepuasan. Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun Multigravida, pasangan seks
multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital.
 Interaksi sosial
 Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
 Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau bantuan).
Diagnosa Keperawatan

 Diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data menurut


(Marilynn E, 1999) (Brunner & Suddarth, 2001) dan (Lynda
Juall, 1997)
 Ansietas / ketakutan berhubungan dengan krisis situasi (kanker)
 Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek
spasme otot sekunder akibat kanker usus besar.
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan status hipometabolik berkenaan dengan kanker.
 Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kurang masukan cairan
 Keletihan berhubungan dengan perubahan kimia tubuh: efek
samping obat- obatan, kemoterapi.
Intervensi Keperawatan

1. Ansietas/ ketakutan berhubungan dengan krisis situasi


(kanker)
 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
ansietas dapat berkurang atau dapat dikontrol.
 Intervensi:
 Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan.
 Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman.
 Pertahankan kontak sering dengan pasien.
 Bantu pasien/ orang terdekat dalam mengenali rasa takut
 Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang
2. Nyeri (akut) berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan kulit

sekunder terhadap tindakan pembedahan.

 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat

melaporkan penghilangan nyeri maksimal/kontrol dengan pengaruh minimal.

 Intervensi:

 Tentukan riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan

 intensitas, serta tindakan penghilang yang dilakukan.

 Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan.

 Dorong ketrampilan manajemen nyeri misalnya teknik relaksasi napas dalam

(dengan cara tarik nafas melalui hidung tahan sampai hitungan sepuluh lalu

hembuskan pelan -pelan melalui mulut sambil dirasakan), tertawa, musik, dan

sentuhan terapetik.

 Evaluasi penghilangan nyeri/ kontrol


3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan pasien dapat mendemonstrasikan berat
badan stabil.
 Intervensi:
 Pantau masukan setiap hari.
 Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
 Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori dan kaya
nutrien dengan masukan cairan adekuat.
 Dorong pasien untuk makan dengan porsi kecil tetapi sering.
 Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.
 Identifikasi pasien yang mengalami mual/muntah yang
diantisipasi.
IMPLEMENTASI
 Setelah rencana keperawatan disusun, selanjutnya
dilakukan dalam tindakan yang nyata untuk
mengatasi masalah yang dihadapi klien. Tindakan
tersebut harus dijelaskan secara terperinci
sehingga dapat dengan mudah diterapkan.
EVALUASI
 Merupakan tahap akhir dalam proses
keperawatan, dimana perawat mampu menilai
apakah tujuan dapat tercapai atau tidak.
 Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai