Anda di halaman 1dari 53

SKENARIO

F, anak laki-laki, 22 bulan, BB: 4,8 kg, PB: 60 cm, di bawa ke RS karena tidak mau makan.
Orang tua An. F khawatir karena badan anaknya semakin lama semakin kurus. Selama ini
berat badannya selalu di bawah garis merah berdasarkan KMS. Saat ini anak tampak
lemas, sangat kurus, mata cekung, perut,muka dan kaki kelihatan semakin membesar,
rambut tipis, mudah rontok dan bibir kering. Menurut ibu, An.F juga sering diare. Saat ini
An.F belum bisa berjalan, dan belum bisa duduk. An.F adalah anak ke-5 dari 5 bersaudara.
Ibu F mengatakan bahwa pertumbuhan An.F lebih lambat dibandingkan dengan kakaknya.
Pendidikan terakhir orangtua An.F adalah SD, ayah bekerja sebagai buruh dan ibu tidak
bekerja. Waktu lahir berat badan An.F 2kg dan panjang badan 40cm, lahir spontan ditolong
oleh bidan. Sejak lahir anak diberi ASI saja selama 6 bulan dan setelah itu diberi makanan
pendamping ASI seadanya, tidak diberi susu formula. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
anak apatis, konjungtiva palpebra anemis, wajah tampak seperti orangtua. Rambut
kemerahan dan mudah dicabut, perut buncit, otot-otot kaki atrofi, edema tibia (+), crazy
pavement dermatosis(+), baggy pants(+). Dokter kemudian mencoba memberi tahu status
gizi anak dengan menggunakan standar antropometri penilaian status gizi anak(WHO-
NCHS dan CDC). Apa yang terjadi pada An.F? Bagaimana penatalaksanaannya?

KLARIFIKASI ISTILAH

1. KMS :Kartu menuju sehat untuk melihat pertumbuhan anak.1


2. Diare :Frekuensi dan konsistensi pengeluaran feses yang
yang
berlebih dan kekentalan feses kurang
(abnormal).1
3. Apatis :Yaitu keadaan di mana pasien tampak segan dan acuh
tak acuh terhadap lingkungannya.1
4. Konjungtiva Palpebra Anemis :Kondisi membran halus yang melapisi kelopak
mata
dan menutupi bola mata yang berwarna pucat.1
5. Atrofi :Pelisutan; mengecilnya sel, jaringan, organ atau
bagian
tubuh.1
6. Crazy Pavement Dermatosis :Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang
meluas dan
berubah warna menjadi coklat kehitaman dan
terkelupas.1
7. Baggy Pants :Mengendornya bagian bokong karena
proses lipolisis.1
8. Antropometri :Ilmu pengetahuan yang berurusan
dengan pengukuran
besar,berat dan proporsi tubuh manusia.1

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa makna klinis An.F 22 bulan dengan BB 4.8 kg dan PB=60 cm ?


2. Apa makna klinis tidak nafsu makan pada An.F ?
3. Apa faktor penyebab An.F tidak nafsu makan ?
4. Bagaimana mekanisme An.F semakin lama semakin kurus ?
5. Apa makna klinis BB An.F dibawah garis merah KMS ?
6. Berapa BB ideal anak sesuai usia berdasarkan kurva WHO ?
7. Bagaimana cara membaca kartu KMS yang baik dan benar ?
8. Apa makna klinis dan mekanisme dari semua keluhan dan symptoms yang
dialami An.F ?
9. Apa saja penyakit yang ditandai dengan keluhan dan symptoms yang
dialami An.F ?
10. Bagaimana mekanisme dan faktor penyebab keluhan An.F dengan diare
yang dialaminya ?
11. Mengapa An.F belum bisa duduk dan berjalan pada usia 2 bulan serta apa
kemungkinan penyebab ?
12. Apa saja faktor penyebab pertumbuhan An.F lebih lambat dari saudaranya
?
13. Apakah hubungan keluhan dengan status sosial ekonomi keluarga An.F ? 14.Apa
makna klinis BBL 2 kg dan PBL 40 cm pada An.F ?
15. Apakah ada hubungan Panjang badan lahir dengan intrauterina fetal
retardation ?
16. Apakah ada hubungan keluhan dan tanda dengan diberikannya ASI selama
6 bulan, MPASI seadanya dan tanpa pemberian susu formula pada An.F ?
17. Apa MPASI yang tepat diberikan pada anak sesuai usianya ? 18.Bagaimana cara
mengukur status gizi An.F sesuai standar WHO, NHCS dan
CDC ?
19. Bagaimana kebutuhan gizi anak sesuai usia ?
20. Apa modalitas untuk pengukuran perkembangan sesuai intrumen KPSP dan DDS ?
21. Jelaskan kurva antropometri berdasarkan ketentuan WHO, NHCS dan
CDC !
22. Bagaimana alur penegakan diagnosis dari An.F ?
23. Apa saja diagnosis banding dari keluhan dan symptom An.F ? 24.Apa
yang terjadi pada An.F ?
25.Apa defenisi pada penyakit An.F ?
26.Apaetiologi pada penyakit An.F?
27.Apaepidemiologi pada penyakit An.F?
28.Bagaimana patogenesis danpatofisiologipada penyakit An.F?
29.Apamanifestasi klinisnya dari penyakit An.F ?
30.Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit An.F?
31.Bagaimana komplikasi dari penyakit An.F?
32. Bagaimana prognosis dari penyakit An.F?
33. Bagaimana edukasi dan pencegahan dari penyakit An.F?

ANALISIS MASALAH

1. Apa makna klinis An.F 22 bulan dengan BB 4.8 kg dan PB=60 cm ? Jawab :
An. F mengalami gizi buruk. Anak usia 22 bulan dengan BB 4 kg dan PB 60
cm, merupakan suatu keadaan yang abnormal, yang menndakan adanya gangguan
dalam pertumbuhan tubuh anak. Dilihat dari BB anak saat usia 22 bulan seharusnya
mencapai ± 8 kg dan PB anak normalnya
± 72 cm. Jumlah ini diperoleh dari tabel pola pertumbuhan fisik dinama berat badan
Anak saat usia 22 bulan atau mendekati 24 bulan BB anak adalah berat lahir berlipat
4 (bl anak 2 kg) jadi 2kg dikalikan 4 sama dengan 8 kg. Sedangkan panjang badan
saat akhirtahun pertama akan bertambah 50% dari PB (PB anak 40 cm, 50% nya =
20 cm) dan saat memasuki tahun kedua panjang badan anak akan bertamah 5
inchi / 12
cmjadi kira-kira panjang badan anak = 40 +20+12 cm = 72 cm.
Sumber: M.abraham rudolph dkk. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph Edisi 20
.volum 1. EGC. Jakarta.

2. Apa makna klinis tidak nafsu makan pada An.F ?


Jawab :
An. F mengalami malnutrisi, akibatnya sel-sel kekurangan nutrisi yang
menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung sehingga vili-vili usus berkurang,
akhirnya penyerapan nutrisi pun terganggu selain itu juga akibat terganggunya
konduksi yang menghantarkan impuls ke hypothalamus sebagai rangsangan lapar,
akibatnya anak tidak mau makan. Nelson. 2000.IlmuKesehatanAnak. Jakarta:
EGC.

3. Apa faktor penyebab An.F tidak nafsu makan ?


Jawab :
Penyebab kesulitan makanan itu sangatlah banyak. Semua gangguan fungsi
organ tubuh dan penyakit bias berupa adanya kelainan fisik, maupun psikis dapat
dianggap sebagai penyebab kesulitan makan
pada anak. Kelainan fisik dapat berupa kelainan organ bawaan atau infeksi
bawaan sejak lahir dan infeksi didapat dalam usia anak.
Secara umum penyebab umum kesulitan makan pada anak dibedakan dalam
3 faktor, diantara nya adalah hilang nafsu makan, gangguan proses makan di mulut
dan pengaruh psikologis. Beberapa factor tersebut dapat berdiri sendiri tetapi sering
kali terjadi lebih dari 1 faktor. Penyebab paling sering adalah hilangnya nafsu makan,
diikuti gangguan proses makan. Sedangkan factor psikologis yang dulu dianggap
sebagai penyebab utama, mungkin saat mulai ditinggalkan atau sangat
jarang.
 Gangguan proses makan di mulut
 Gangguan saluran pencernaan
 Gangguan psikologis

Sumber : .Agus Firmansyah.Aspek. Gastroenterology problem makan pada bayi


dan anak. Pediatric Nutrition Update, 2003.

4. Bagaimana mekanisme An.F semakin lama semakin kurus ? Jawab


:
Kurangnya intake makanan menyebabkan berkurangnya asupan nutrisi bagi
tubuh, sehingga tubuh melakukan kompensasi dengan melakukan proses
katabolisme yaitu Glukoneogenesis (proteolisis,lipolisis,dsb ),sehingga bisa
menghasilkan glukosa untuk energi. Proses ini menyebakan cadangan lemak dan
protein di bagian tubuh seperti di subkutan dan otot menjadi habis, kemudian terjadi
atropi otot dimana sel-sel kekurangan asupan dan mengalami kematian itulah
yang menyebabkan sehingga anak menjadi kurus.
Corry, S. Matondang, dkk. 2003. Diagnosis Fisis Pada Anak. Edisi
2. Jakarta: PT Sagung Seto.
5. Apa makna klinis BB An.F dibawah garis merah KMS ?
Jawab :
Berdasarkan skenario umur anak 22 bulan dan berat badan hanya 4,8 kg
berdasarkan grafik berada pada garis dibawah pita merah (pada gambar di bawah ini
ditunjukkan oleh tanda panah) artinya anak mengalami gizi buruk.1
Sumber:
Sedyaningsih, Endang Rahayu. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Tentang Pnggunaan Kartu Menuju Sehat.
http://www.gizikia.depkes.go.id/wp- content/uploads/downloads/2012/07/PMK-No.-
155-ttg-Penggunaan-Kartu-
Menuju-Sehat-KMS-Bagi-Balita.pdf. Diakses pada 29 November 2016.
6. Berapa BB ideal anak sesuai usia berdasarkan kurva WHO ?
Jawab:
Berdasarkan kurva dan table diatas, berat badan ideal terhadap umur An. F usia 22 bulan
berkisar antara 10,6 kg – 11,8 kg.

Sumber :

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2013. Kurva Pertumbuhan WHO diakses tanggal 28
November 2016 pukul 20.05 WIB melalui
http://www.idai.or.id/professional-resources/growth-chart/kurva- pertumbuhan-who

7. Bagaimana cara membaca kartu KMS yang baik dan benar ? Jawab
:
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan
normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menuru tumur. Cara
menggunakan KMS :
La ngkah-langkah pengisian KMS adalah sebagai berikut :
1. M emilih KMS sesuai jenis kelamin S.
KMAnak Laki-Laki untuk anak laki-l aki dan KMS Anak Perempuan untuk an
2. M ak perempuan. apadahalamanmuka KMS.
engisiidentitasanakdan orang tu
Contoh, catatan data
identitas Aida Fitri adalah
sebagai berikut

3. Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak

a. Tulis bulan lahir anak pada kolom umur 0 bulan


b. Tulis semua kolom bulan penimbangan
berikutnya secara berurutan.

c. Apabila anak tidak diketahui tanggal


kelahirannya, tanyakan perkiraan umur anak
tersebut.
d. Tulis bulan saat penimbangan pada kolom
sesuai umurnya.
e. Tulis semua kolom bulan penimbangan
berikutnya secara berurutan.

4. Meletakkan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan anak


a. Letakkan (plot) titik berat badan hasil penimbangan.

 Tulis berat badan di bawah


kolom bulan saat
penimbangan
 Letakkan titik berat badan pada
titik temu garis tegak (umur)
dan garis datar (berat badan).

b. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu Jika bulan sebelumnya anak
ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini dalam bentuk
garis lurus.

5. Mencatat setiap kejadian yang dialami anak


6. Menentukan status pertumbuhan anak
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan
menilai garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak
dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM). Kesimpulan dari
penentuan status pertumbuhan adalah seperti tertera sebagai berikut:

7. Mengisi catatan pemberian imunisasi bayi


Tanggal imunisasi diisi oleh
petugas kesehatan setiap kali
setelah imunisasi diberikan.

8. Mengisi catatan pemberian


kapsul vitamin A

Tanggal diisi oleh kader sesuai


dengan tanggal dan bulan
pemberian kapsul vitamin A
oleh kader.

9.
Isi kolom Pemberian ASI
Eksklusif Beri tanda (√) bila
pada bulan tersebut bayi
masih diberi ASI saja, tanpa
makanan dan minuman lain.
Bila diberi makanan lain selain
ASI, bulan tersebut dan
bulan
berikutnya diisi dengan
tanda (-).
SUMBER :

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan


Masyarakat. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Penggunaan
Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita [internet]. 2010 [cited 2016 Nov 24]. Available
from :http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/Pedoman- Penggunaan-
KMS_SK-Menkes.pdf

8. Apa makna klinis dan mekanisme dari semua keluhan dan symptoms yang dialami
An.F ?
Jawab :
Apatis : An. F mengalami malnutrisi,dimana kadar kalori dan protein berkurang
didalam tubuh sehingga glukosa darah berkurang. Asupan glukosa ke otak pun
berkurang sehingga terjadi gangguan metabolisme di
otak dan terjadi penurunan kesadaran.
Konjungtiva palpebra anemis : An. F mengalami malnutrisi karena intake makan
berkurang kedalam tubuh termasuk vitamin dan mineral seperti Fe, As. Folat, dan
vitamin. Kurangnya vitamin dan mineral inilah yang menyebabkan aliran darah ke
konjungtiva berkurang sehingga
didapatkan konjungtiva anemis.
Wajah seperti orang tua : karena intake makanan yang berkurang tubuh
mengambil energi dari cadangan makanan lemak dan protein untuk diubah menjadi
glukosa melalui proses glukoneogenesis. Pada hal ini lemak dibawah kulit wajahnya
berkurang dan wajah tampak seperti orang
tua.
Rambut tipis dan rontok : karena kekurangan protein, vitamin A,C, E yang
merupakan nutrisi penting pada rambut. Protein berguna untuk regenerasi dan
pembentukan jaringan rambut. Vitamin C akan digunakan untuk reduksi prolin
menjadi hidroksi prolin untuk pembentukan kolagen. Penurunan serum asam amino
esensial dan non esensial akan menurunkan sekresihidroksi prolin yang digunakan
unruk pembentukan
kolagen sehingga rambut mudah dicabut dan rontok.
Perut, muka dan kaki membesar: asupan asam amino yang tidak memadai dari
protein dapat mengganggu sintesis albumin serta protein lain oleh hati sehingga
menyebabkan hipoalbuminemia yang berdampak pada penurunan konsentrasi
protein plasma sehingga tekanan onkotik menurun yang mengakibatkan
peningkatan filtrasi kapiler diseluruh tubuh sehingga menyebabkan keluarnya cairan
plasma menuju jaringan. Cairan
plasma terakumulasi dalam jaringan akan mengakibatkan terjadinya
oedem.
Atrofi otot : Malnutrisi menyebabkan gangguan metabolisme sehingga
sel-sel otot kekurangan nutrisi terjadi apoptosis lalu terjadi atropi otot.
Crazy pavement dermatosis : Karena ketika terjadi defisiensi protein dalam jumlah
yang tinggi dan jangka waktu yang lama akan menyebabkan crazy pavement (+).
Selain itu karena gizi buruk akibat kurang nya mikro nutrient berupa Zn sehingga
adanya penekanan dan
diikuti pelembapan oleh keringat dan terjadi Crazy Pavement Dermatosis.
Baggy pants : Kurang asupan makanan (karbohidrat) menyebabkan pemecahan
sumber enargi lemak dan protein (glukoneogenesis) pada jaringan lemak menjadi
asam lemak, gliserol dan badan keton sehingga lemak yang banyak di pantat
berkurang karena itulah terjadi baggy pants.

Sumber :

1. Kumar Vinay dkk (editor).Robbins & Cotran Dasar Patologis


Penyakit. Edisi 7. Jakarta : EGC. halaman 461-463
2. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Masyarakat, DirektoratGizi Masyarakat.2006. Buku Bagan Tatalaksana Anak
Gizi Buruk Buku I. Jakarta:Departemen Kesehatan
3. Price, Sylvia A. And Lorraine M.Wilson. 2012. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC
4. Guyton, Arthur and Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta
: EGC
9. Apa saja penyakit yang ditandai dengan keluhan dan symptoms yang
dialami An.F ?
Jawab :
 Gizi buruk
 Diare
 TBC
 HIV
Sumber. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran.
10. Bagaimana mekanisme dan faktor penyebab keluhan An.F dengan diare
yang dialaminya ?
Jawab :
Gejala saluran pencernaan merupakan gejala penting pada penderita Kwashiorkor-
Marasmus. Pada anoreksia yang berat penderita menolak segala macam makanan,
hingga ada kala nya makanan hanya dapat diberikan melalui sonde lambung. Diare
tampak pada sebagian besar penderita, dengan feses yang cair dan mengandung
banyak asam laktat
karena mengurangnya produksi lactase dan enzim disakaridase lain. Ada
kalanya diare demikian disebabkan pula oleh cacing dan parasit lain.
Referensi
Pudjiadi Solihin. Penyakit KEP (kurang Energi dan Protein) dari Ilmu Gizi Klinis
pada Anak. Edisi keempat. Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia. Jakarta.
2005 : 95-137.

11. Mengapa An.F belum bisa duduk dan berjalan pada usia 2 bulan serta apa
kemungkinan penyebab ?
Jawab :
An. F mengalami malnutrisi sehingga intake makanan akan menurun ,
memacu tubuh untuk melakukan glukoneogenesis, proteolisis, lipolisis
sehingga cadangan lemak dan protein berkurang. Cadangan lemak dan
protein berkurang tersebut akan menyebabkan atropi otot sehingga An. F
tidak bisa berjalan dan
duduk.
Sumber : Guyton, Arthur and Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC
12. Apa saja faktor penyebab pertumbuhan An.F lebih lambat dari saudaranya
?
Jawab :
Berdasarkan scenario, an.F Malnutrisi intake menurun glukoneogenesis,
proteolisis, lipolisis, cadangan lemak dan protein berkurang atropi otot tidak
bisa duduk dan berjalan sehingga lebih
lambat dari saudaranya.
Faktor-faktor penyebab pertumbuhan lambat
Faktor heriditer/ genetic
Faktor heriditer Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada
individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah dan
secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif,
psikososial maupun spiritual. Merupakan faktor keturunan secara genetik dari orang
tua kepada anaknya. Faktor ini tidak dapat berubah sepanjang hidup manusia, dapat
menentukan beberapa karkteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata,
pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap tubuh seperti temperamen.
Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan dalam
pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur
pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi genetik yang berkualitas
hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang positif agar memperoleh hasil
yang optimal.
Faktor Lingkungan/ eksternal
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi individu setiap hari mulai lahir
sampai akhir hayatnya, dan sangat mempengaruhi tercapinya atau tidak potensi
yang sudah ada dalam diri manusia tersebut sesuai dengan genetiknya. Faktor
lingkungan ini secara garis besar dibagi
menjadi 2 yaitu :
-Lingkungan pranatal (faktor lingkungan ketika masihdalam kandungan). Faktor
pranatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil, faktor mekanis,
toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress,
imunitas, dan anoksia embrio.
-Lingkungan postnatal ( lingkungan setelah kelahiran ). Lingkungan
postnatal dapat di golongkan menjadi :
1. Lingkungan biologis, meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan
kesehatan, penyakit kronis, dan fungsi metabolisme.
2. Lingkungan fisik, meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan radiasi.
3. Lingkungan psikososial, meliputi stimulasi, motivasi belajar, teman
sebaya, stress, sekolah, cinta kasih, interaksi anak dengan orang tua.
4. Lingkungan keluarga dan adat istiadat, meliputi pekerjaan atau
pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, stabilitas rumah tangga, kepribadian
orang tua.
Faktor Status Sosial ekonomi
Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Anak yang
lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial yang tinggi cenderung lebih
dapat tercukupi kebutuhan gizinya dibandingkan dengan
anak yang lahir dan dibesarkan dalam status ekonomi yang rendah.
Faktor nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang kelangsungan proses
tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat
gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan
tersebut tidak di penuhi maka
proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat.
Faktor kesehatan
Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang. Pada
anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh kembang sangat
mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status
kesehatan kurang baik, akan terjadi perlambatan.
Sumber : Price, Sylvia A. And Lorraine M.Wilson. 2012. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC

13. Apakah hubungan keluhan dengan status sosial ekonomi keluarga An.F ?
Jawab :
a. Pola makan (Makanan pendamping ASI seadanya)
Protein dan karbohidrat adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh
dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup,
tidak semua makanan mengandung protein/ asama amino yang memadai. Bayi
yang masih menyusui umumnya mendapat protein dari ASI yang diberikan
ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain
(susu, telur, keju, tahu dan lain-lain ) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya
pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting
terhadap terjadinya kwashiorkor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan
pengganti ASI.
b. Faktor sosial budaya (ayah bekerja sebagai buruh)
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial
dan politik yidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan
makanan tertentu dan sudah berlangsung turun-
temurun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya gizi buruk.
c. Faktor ekonomi (Penghasilan seadanya)
Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat
dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan
proteinnya.
d. Faktor pendidikan orangtua (orang tuan An. F hanya tamat SD) Pendidikan
orangtua yang rendah membuat ketidaktahuan orangtua
akan kebutuhan gizi anaknya.
Nelson. 2000.IlmuKesehatanAnak. Jakarta: EGC.

14. Apa makna klinis BBL 2 kg dan PBL 40 cm pada An.F ?


Jawab :
Waktu lahir berat badan Anak F 2kg dan panjang badan 40 cm. Normalnya
berat badan bayi baru lahir berkisar 2,5 – 4 kg untuk bayi lahir matur, yang berarti
dapat dikatakan berat badan An.F saat lahir belum mencukupi nilai normal atau
dapat diartikan berat badan An.F adalah kurang. Untuk panjang badan bayi baru
lahir normalnya berkisar 45-55 cm, yang berarti dapat dikatakan panjang badan An.F
saat lahir kurang dari nilai normal.Yang dalam hal ini, An.F dikatakan mengalami gizik
buruk sejak lahir, penyebabnya bias karena faktor dari ibu yaitu kurang asupan
nutrisi yang baik dari ibu akibat faktor sosial ekonomi yang tidak memadai pada
orang tua An.F ini.

Sumber :
1. Anonym. 2011. Panjang Badan Bayi Usia 0-12 Bulan [Diakses tanggal 29 november
2016 dari URL http://www.ibudanbalita.com/diskusi/PANJANG- BADAN-BAYI-USIA-
0-12-BULAN]
Anonym. Berat Badan Bayi Menurun, Normalkan? [Diakses tanggal 29 November
2016 dari URL http://www.bidanku.com/berat-badan-bayi-
menurun-normalkah]
15.Apakah ada hubungan Panjang badan lahir dengan intrauterina fetal
retardation ?
Jawab :
Pertumbuhan janin terhambat merupakan suatu bentuk deviasi atau reduksi
pola pertumbuhan janin. Yang terjadi pada IUGR adalah proses patologi yang
menghambat janin mencapai potensi pertumbuhannya. Intra Uterine Growth
Restriction (IUGR) merupakan suatu keadaan dimana janin tidak mampu
berkembang sesuai dengan ukuran normal akibat adanya gangguan nutrisi dan
oksigenase, atau dengan kata lain suatu keadaan yang dialami bayi dengan berat
badan lahir dibawah batasan
tertentu dari umur kehamilannya.
Menurut Gordon (2005), pertumbuhan janin terhambat (Intrauterine growth
restriction) diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin berukuran lebih kecil dari
standar ukuran biometri normal pada usia kehamilan. Kadang pula istilah PJT sering
diartikan sebagai kecil untuk masa kehamilan-KMK (small for gestational age).
Umumnya janin dengan PJT memiliki taksiran berat dibawah persentil ke-10. Artinya
janin memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam usia kehamilan
yang sama. Janin dengan PJT pada umumnya akan lahir prematur (<37 minggu)
atau dapat pula lahir cukup bulan (aterm, >37 minggu). Bila berada di bawah
presentil ke-7 maka disebut small for gestational age (SGA), di mana bayi
mempunyai berat badan kecil yang tidak menimbulkan
kematian perinatal.
Penyebab multifaktor dari IUGR ini disebabkan oleh tiga kemungkinan yaitu
gangguan fungsi plasenta, faktor ibu ; dimana berkurangnya suplai oksigen atau
asupan gizi, faktor janin; dimana penurun kemampuan janin untuk menggunakan
asupan gizi. Plasenta memainkan peranan penting dalam dua kategori yang
pertama. Perkembangan abnormal, berkurangnya perfusi, dan disfungsi vili – vili
plasenta sering mengakibatkan IUGR, khususnya pada tipe simetris. Pada plasenta
dari ibu dengan hipereklamsi terjadi invasi sitotrofoblas yang dangkal pada rahim dan
diferensiasi sitotrofoblas yang abnormal.
Kegagalan invasi sitotrofoblas ini akan mencegah remodeling desidual distal
menyebabkan berkurangnya perfusi maternal-vili plasenta, hipoksia plasenta
setempat yang akan mengakibatkan terjadinya IUGR. Disfungsi vili plasenta yang
disebabkan oleh apoptosis pada trofoblas, stress oksidatif, infark dan kerusakan
sitokinin akan mengakibatkan terjadinya angiogenesis yang tidak menentu pada
plasenta, sehingga menghambat
pemulihan dari plasenta.
Fase hiperplasia dimulai pada awal perkembangan janin, kemudian secara
bertahap terjadi pergeseran ke fase hipertopi. Gangguan pertumbuhan pada
malnutrisi yang terjadi selama fase hiperplasia akan menyebabkan berkurangnya
jumlah sel yang sifatnya permanen (IUGR simetris). Malnutrisi yang terjadi selama
fase hipertropi akan menyebabkan berkurangnya ukuran sel, yang sifatnya reversibel
(IUGR asimetris). Apabila malnutrisi terjadi pada fase hiperplasia dan hipetropi akan
menyebabkan berkurangnya jumlah dan ukuran sel (IUGR kombinasi).

PERKEMBANGAN PJT INTRAUTERIN


Peningkatan rasio berat plasenta terhadap berat lahir ditimbulkan oleh kondisi diet
rendah nutrisi terutama protein

1. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan

Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh
makanan. Studi pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi
sebelum implantasi bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan
nutrisi pada awal kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang
simetris. Hal sebaiknya terjadi kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi
hiperglikemia pada kehamilan lanjut.

2. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan

Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga
terjadi peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran
plasenta yang luas.

3. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan


Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin
dengan plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan.
Pada kondisi akut terjadi perlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika
nutrisi yang diberikan membaik. Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses
perlambatan pertumbuhan yang irreversibel.

Pengaruh IUGR juga sering mempengaruhi masa anak-anak dan dewasa.


Selama periode masa kanak-kanak, terjadi peningkatan risiko cerebral palsy,
pertumbuhan terlambat, perawakan pendek dan gangguan perkembangan saraf.
Angelica et al. Menjelaskan fenomena yang mengacu pada dampak negatif dari
peristiwa intrauterin atau perinatal pada pengembangan organ janin dengan
kemungkinan peningkatan kerentanan penyakit di usia dewasa. Dalam kehidupan
dewasa, individu yang memiliki riwayat IUGR tercatat memiliki insiden yang lebih
tinggi mengalami hipertensi, diabetes, obesitas, penyakit arteri koroner,stroke dan
sindrom metabolik.

Suha g A, Berg hella V. Int rauterine growth restri ction


(IUGR), etiology and diagnosis. Curr Obstet Gynecol Rep
(2013) 2:102-11
Hasibuan, Dessy S. Volume dan Sekresi Ginjal pada Pertumbuhan
Janin Terhambat dan Normal dengan Pemeriksaan Ultrasonografi. Departemen Obstetri
dan Ginekologi FK USU. Medan . 2009
Sasongko W, 2009. Pertumbuhan Janin Terhambat. Diakses
tanggal 16 Februari 2015 dari situs www.botefilia.com
16.Apakah ada hubungan keluhan dan tanda dengan diberikannya ASI selama
6 bulan, MPASI seadanya dan tanpa pemberian susu formula pada An.F ? Jawab :

Pemberian hanya ASI saja, segera setelah bayi lahir sampai umur 6 bulan tanpa
makanan atau cairan lain termasuk air putih, kecuali obat dan vitamin disebut ASI
eksklusif. Dimana ASI ekslusif berfungsi untuk mencukupi gizi bayi.
Komposisi kolostrum dan ASI (setiap 100 ml)
Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang bergizi yang
sering disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pada skenario ini An. F
mendapatkan MP ASI seadanya.
Susu formula umum adalah formula yang disediakan untuk bayi sehat maupun sakit
dengan penyakit non metabolik sebagai pengganti ASI.
Susu formula khusus adalah formula yang disediakan untuk bayi atau anak dengan
penyakit metabolik bawaan atau didapat, seperti maldigesti, malabsorbsi, dan gangguan
enzim maupun hormonal.2
Pada kasus ini dengan BB lahir anak yang awalnya 2 kg dimana kemungkinan bayi
lahir prematur atau bisa juga normal berarti telah terjadi kekurangan nutrisi sejak dalam
kandungan. Pemberian konsumsi gizi pada anak yang hanya sebatas ASI dan MP-ASI
seadanya tidak dapat menggantikan kekurangan kalori pada anak. Seharusnya dengan
berat badan lahir kurang tersebut pemberian ASI tidak hanya sampai usia bayi tersebut
6 bulan namun harus diteruskan hingga gizi anak mencukupi dan frekuensi pemberian
ASI juga harus lebih sering dan diberikan dengan menggunakan pipa sonde karena
refleks menghisap pada bayi ini belum berfungsi dengan baik. Juga memberikan MP-ASI
tidak bisa hanya seadanya, pada anak yang BB lahirnya normal MP-ASI diberikan
dengan frekuensi 2-3 kali dalam sehari maka dari itu untuk An. F harus diberikan lebih
sering bisa sampai 5 kali atau lebih dalam sehari.3
Tidak diberikannya susu formula mungkin juga berhubungan dengan status
pekerjaan orang tua dan keadaan ekonomi keluarga dimana susu
formula memang terbilang cukup mahal. Sehingga pada kasus ini anak yang hanya
diberikan ASI selama 6 bulan, seharusnya sebagai pengganti ASI, susu formula perlu
diberikan. Dan juga mengingat BB lahir An. F yang rendah, maka sebaiknya dari lahir
disamping pemberian ASI yang utama, berikan juga susu formula khusus untuk bayi
berat badan lahir rendah, untuk memenuhi kekurangan nutrisi dan mengejar
pertumbuhan agar sesuai dengan pertumbuhan anak lain yang seusianya.3
Sehingga hubungannya dengan keluhan yang dialami An. F adalah An. F telah
mengalami kekurangan gizi sejak lahir dengan pemberian nutrisi yang tidak mencukupi,
dimana setelah 6 bulan kebutuhan nutrisi bayi akan meningkat. Kebutuhan nutrisi nya
tidak tercukupi hanya dari ASI saja. Sekitar 70% tercukupi dari ASI dan 30% nya dari
makanan pendamping.
Sumber:
2. Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
3. Suraatmaja S. 1997. Aspek Gizi Air Susu Ibu. Jakarta: EGC.
17.Apa MPASI yang tepat diberikan pada anak sesuai usianya ?
Jawab :

UMUR ASI MAKANAN MAKANAN MAKANAN


(BULAN) LUNAK LEMBIK KELUARGA

0-6
6-9
9-12
12-24

Frekuensi dan jumlah MPASI yang diberikan

Umur Frekuensi Jumlah setiap kali makan


6-9 bulan 2-3x makanan lumat + 1-2x 2-3 sendok makan penuh setiap kali makan
makanan selingan + ASI dan tingkatkan secara perlahan sampai

1
/2 dari mangkuk ukuran 250 ml tiap

kali makan.
9-12 bulan 3-4x makanan lembik + 1- 1
/2 mangkuk ukuran 250 ml
2x makanan selingan + ASI

3
12-24 bulan 3-4x makanan keluarga + 1-2x /4 mangkuk ukuran 250 ml
makanan selingan
+ ASI
Bentuk MP-ASI :

1. Makanan lumat yaitu sayuran, daging/ikan/telur, tahu/tempe dan buah yang


dilumatkan/disaring, seperti tomat saring, pisang lumat halus, pepaya lumat, air jeruk
manis, bubur susu dan bubur ASI.
2. Makanan lembik atau dicincang yang mudah ditelan anak, seperti bubur
nasi campur, nasi tim halus, bubur kacang hijau.
3. Makanan keluarga seperti nasi dengan lauk pauk, sayur dan buah . Berdasarkan
table diatas, MPASI yang tepat diberikan pada An.F adalah makanan keluarga.

Sumber :
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang hal 76 diakses
tanggal 28 November 2016 pukul 20.30 WIB melalui
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/PGS
%20Ok.pdf

18. Bagaimana cara mengukur status gizi An.F sesuai standar WHO, NHCS dan CDC ?
Jawab :
1) Antropometri WHO
Cara menggunakan kurva pertumbuhan WHO :
1. Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun)/tinggi badan
(anak di atas 2 tahun), berat badan.
2. Tentukan angka yang berada pada garis horisontal / mendatar pada kurva. Garis
horisontal pada beberapa kurva pertumbuhan WHO
menggambarkan umur dan panjang / tinggi badan.
3. Tentukan angka yang berada pada garis vertikal/lurus pada kurva. Garis vertikal pada
kurva pertumbuhan WHO menggambarkan panjang/berat
badan, umur, dan IMT.
4. Hubungkan angka pada garis horisontal dengan angka pada garis vertikal hingga
mendapat titik temu (plotted point). Titik temu ini merupakan gambaran
perkembangan anak berdasarkan kurva pertumbuhan WHO.

 Panjang badan menurut usia

Laki-laki :

a. Usia 6 bulan-2 tahun


b. Usia 0-2 tahun
c. Usia 0-5 tahun

 Berat badan menurut usia


Laki-laki
a. 6 bulan-2 tahun
b. Tahun tahun

c. 0-5

 Berat badan menurut panjang


Laki-laki : 0-2 tahun

 Indeks Massa Tubuh

Laki-laki : 0-2 tahun


 Lingkar kepala Laki-

laki 0-2 tahun

Cara interpretasi kurva pertumbuhan WHO :

1. Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau rata-rata

2. Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO garis ini
diberi angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu yang berada jauh dari
garis median menggambarkan masalah pertumbuhan.

3. Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan di bawah
-2.

4. Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2.

5. Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan WHO dapat
menggunakan tabel berikut ini.

Tabel 1. Tabel Pertumbuhan WHO


Tabeldikutipdari http://www.idai.or.id/wp-content/uploads/2013/05/Tabel-Growth- Chart-
WHO.jpg

Catatan :

1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih normal.
Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan tinggi.

2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih baik jika
diukur menggunakan perbandingan beratbadan terhadap panjang / tinggi atau IMT
terhadap umur.

3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih. Jika makin
mengarah ke garis Z-skor 2 resiko gizi lebih makin meningkat.

4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki gizi
lebih.

5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI (Integrated
Management of Childhood Illness in-service training. WHO, Geneva, 1997).

SUMBER :
Kurva Pertumbuhan WHO [internet]. 2013 May 13 [cited 2016 Nov 25]. Available from
http://www.idai.or.id/professional-resources/growth- chart/kurva-pertumbuhan-who

2) Antropometri CDC 2000

Langkah-langkah menggunakan kurva pertumbuhan CDC :

1. Pilih kurva pertumbuhan yang cocok berdasarkan usia dan jenis kelamin
anak. Gunakan kurva dibawah ini bagi bayi dan anak yang berusia 0-2 tahun :
WHO Weight-for-age
WHO Length-for-age
WHO Weight-for-length

Gunakan kurva dibawah ini bagian anak dan remaja berusia 2-19 tahun:

CDC Weight-for-age

CDC Stature-for-age

CDC BMI-for-age
2. Setelah memilih kurva dan menulis identitas dan nomor rekam pasien, jika perlu
lengkapi tabel data.
Pertama, rekam informasi mengenai faktor-faktor yang didapat saat kunjungan
awal yang mempengaruhi pertumbuhan.
a. Tuliskan perawakan ibu dan ayah.
b. Tuliskan usia gestasi dalam minggu (abaikan langkah ini jika
menggunakan kurva CDC usia 2-20 tahun).
Selanjutnya, rekam data kelahiran anak (lewati langkah in ijika
menggunakan kurva CDC usia 2-20 tahun).
c. Tuliskan tanggal kelahiran.
d. Tuliskan BB dan PB saat lahir.
e. Tambahkan catatan tambahan (cont. : menyusui)
Rekam informasi yang didapat sewaktu kunjungan
f. Tuliskan tanggal sewaktu kunjungan tsb.
tentukan usia untuk bulan terdekat bagi bayi dan anak-anak yang berusia 2 tahun
hingga ¼ tahun terdekat bagi anak yang berusia 2-20 tahun.
g. Tuliskan usia anak.
h. Tuliskan BB dan PB, setelah diukur.
i. Tambahkan catatan tambahan.

3. Kalkulasi IMT ketika anak berusia 2-20 tahun.


4. Mengukur plot. Dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Tentukan usia anak pada aksis horizontal. Saat melakukan plotting
berat badan-panjang badan, temukan panjang badan pada aksis horizontal. Tarik
garis membentuk garis vertikal lurus dari titik tersebut.
b. Gunakan tabel yang sesuai dengan parameter yang sedang diukur (berat badan,
panjang/tinggi badan, IMT) dan temukan ukuran yang sesuai yang didapatkan
dari pengukuran anak pada garis vertikal. Tarik garis horizontal lurus hingga
berpotongan dengan garis vertikal yang
sebelumnya telah dibuat.
c. Tandai titik dimana dua garis berpotongan
5. Interpretasi pengukuran plot. Garis bergelombang pada kurva menunjukkan persentil
yang mengindikasikan ranking pengukuran anak. Contoh, ketika titik berada di plot
garis persentil 95 pada kurva pertumbuhan IMT menurut usia CDC, artinya 5 dari
100 anak (5%) dengan jenis kelamin dan usia yang sama pada populasi referensi
memiliki IMT menurut usia yang lebih tinggi.

Interpretasi pengukuran plot berdasarkan ranking persentil pada kurva pertumbuhan


WHO atau CDC dan nilai batas ambang presentil menunjukkan indikasi nutrisi.
 Tentukan ranking persentil
 Tentukan apakah ranking persentil menunjukkan indeks antropometrik
berindikasi risiko nutrisional berdasarkan nilai batas ambang persentil
 Bandingkan ranking persentil sekarang dengan ranking dari kunjungan
sebelumnya untuk mengidentifikasi setiap pergeseran pada pola pertumbuhan
anak dan diperlukannya assesmen lanjutan.

Standar kurva pertumbuhan WHO dan CDC:

Tabel dikutip
dari

http://www.cdc.gov/NCCdphp/dnpa/growthcharts/resources/growthchart.pdf

Kurva Pertumbuhan CDC :


a. Persentil panjang badan dan berat badan menurut usia
Laki-laki usia 0-36 bulan
b. Persentil lingkar kepala menurut usia dan berat badan menurut panjang badan

Laki-laki usia 0-36 bulan

SUMBER :

Use and Interpretation of the WHO and CDC Growth Charts for Children from Birth to 20
Years in the United States [internet]. National Center for Chronic Disease Prevention and
Health Promotion Division of Nutrition, Physical Activity, & Obesity. May 2013 [cited 2016
Nov 25]. Available from :

http://www.cdc.gov/NCCdphp/dnpa/growthcharts/resources/growthchart.pdf

19. Bagaimana kebutuhan gizi anak sesuai usia ?


Jawab :
a. angka kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat dan air yang
dianjurkan perhari

b. angka kecukupan vitamin yang dianjurkan perhari

c. angka kecukupan mineral yang dianjurkan perhari

Sumber :
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG
DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA (online) diakses dari
http://gizi.depkes.go.id/download/Kebijakan%20Gizi/Tabel%20AKG.pdf pada 29
November 2016 pukul 14.03

20. Apa modalitas untuk pengukuran perkembangan sesuai intrumen KPSP dan DDS ?
Jawab :

KPSP

Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui


perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

Cara menggunakan KPSP :

Link KPSP usia :

3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan

Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil dari
usia anak. Contoh : bayi umur umur 7
bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9
bulan yang diberikan adalah KPSP 9 bulan.

 Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan.

Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.

Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15
hari dibulatkan menjadi 3 bulan.

 Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.

 KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :


o Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : “dapatkah bayi
makan kue sendiri?”

o Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas


yang tertulis pada KPSP. Contoh : “pada posisi bayi anda terlentang, tariklah
bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”

 Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas atau ragu-
ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan.

 Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.

 Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK.

 Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.

Interpretasi Hasil KPSP

 Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang)

 Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah)

 Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan


perkembangan (S)

 Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)

 Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).

 Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.

Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)

 Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.

 Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi sesuaikan
dengan umur dan kesiapan anak.
 Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak usah
mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang
terarah.

 Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.

Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)

 Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang diberikan lebih
sering .

 Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan anak.

 Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak. Tanyakan
adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat perkembangannya.

 Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada
saat anak pertama dinilai.

 Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bisa
semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.

Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia hanya bisa 7-8 YA.
Lakukan stimulasi selama 2 minggu. Pada saat menilai KPSP kembali gunakan dulu
KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah berusia 9 bulan, bisa
dilaksanakan KPSP 9 bulan.

 Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan lagi.

 Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8 jawaban YA.
Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah sakit dengan fasilitas
klinik tumbuh kembang.

DDST

Fungsi DDST
DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan
motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.

Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai

Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas perkembangan
itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang
disebut sektor perkembangan, yang meliputi :

a. Personal Social (Perilaku Sosial)


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya, seperti:
1. Menatap muka
2. Membalas senyum pemeriksa
3. Tersenyum spontan
4. Mengamati tangannya
5. Berusaha menggapai mainan
6. Makan sendiri
7. Tepuk tangan
8. Menyatakan keinginan
9. Daag-daag dengan tangan
10.Main bola dengan pemeriksa
11.Menirukan kegiatan 12.Minum
dengan cangkir 13.Membantu di
rumah
14.Menggunakan sendok dan garpu
15.Membuka pakaian
16.Menyuapi boneka
17.Memakai baju
18.Gosok gigi dengan bantuan 19.Cuci
dan mengeringkan tangan
20.Menyebut nama teman 21.Memakai
T-shirt
22.Berpakaian tanpa bantuan
23.Bermain ular tangga / kartu
24.Gosok gigi tanpa bantuan
25.Mengambil makan

b. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakukan dalam:
1. Mengikuti ke garis tengah
2. Mengikuti lewat garis tengah
3. Memegang icik-icik
4. Mengikuti 1800
5. Mengamati manik-manik
6. Tangan bersentuhan
7. Meraih
8. Mencari benang
9. Menggaruk manik-manik
10.Memindahkan kubus 11.Mengambil dua
buah kubus 12.Memegang dengan ibu jari
dan jari 13.Membenturkan 2 kubus
14.Menaruh kubus di cangkir 15.Mencoret-
coret
16.Ambil manik-manik ditunjukkan
17.Menara dari 2 kubus 18.Menara
dari 4 kubus 19.Menara dari 6 kubus
20.Meniru garis vertical 21.Menara
dari kubus 22.Menggoyangkan dari
ibu jari 23.Mencontoh O
24.Menggambar dengan 3 bagian
25.Mencontoh (titik)
26.Memilih garis yang lebih panjang
27.Mencontoh ð yang ditunjukkan
28.Menggambar orang 6 bagian
29.Mencontoh ð

c. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan yang meliputi :
1. Bereaksi
2. Bersuara
3. Oooo ? Aaaah
4. Tertawa
5. Berteriak
6. Menoleh ke bunyi icik-icik
7. Menoleh ke arah suara
8. Satu silabel
9. Meniru bunyi kata-kata
10.Papa/mama tidak spesifik
11.Kombinasi silabel
12.Mengoceh 13.Papa/mama
spesifik
14.1 kata
15.2 kata
16.3 kata
17.6 kata
18.Menunjuk 2 gambar
19.Kombinasi kata 20.Menyebut
1 gambar 21.Menyebut bagian
badan 22.Menunjuk 4 gambar
23.Bicara dengan dimengerti
24.Menyebut 4 gambar
25.Mengetahui 2 kegiatan
26.Mengerti 2 kata sifat
27.Menyebut satu warna
28.Kegunaan 2 benda
29.Mengetahui
30.Bicara semua dimengerti
31.Mengerti 4 kata depan
32.Menyebut 4 warna
33.Mengartikan 6 kata
34.Mengetahui 3 kata sifat
35.Menghitung 6 kubus
36. Berlawanan 2
37. Mengartikan 7 kata

d. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)


Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi
kemampuan dalam:
1. Gerakan seimbang
2. Mengangkat kepala
3. Kepala terangkat ke atas
4. Duduk kepala tegak
5. Menumpu badan pada kaki
6. Dada terangkat menumpu satu lengan
7. Membalik
8. Bangkit kepala tegak
9. Duduk tanpa pegangan
10.Berdiri tanpa pegangan
11.Bangkit waktu berdiri
12.Bangkit terus duduk
13.Berdiri 2 detik 14.Berdiri
sendiri
15.Membungkuk kemudian berdiri
16.Berjalan dengan baik 17.Berjalan
dengan mundur 18.Lari
19.Berjalan naik tangga
20.Menendang bola ke depan
21.Melompat
22.Melempar bola, lengan ke atas
23.Loncat
24.Berdiri satu kaki 1 detik
25.Berdiri satu kaki 2 detik
26.Melompat dengan satu kaki
27.Berdiri satu kaki 3 detik
28.Berdiri satu kaki 4 detik
29.Berjalan tumit ke jari kaki
30.Berdiri satu kaki 6 detik

Cara penilaian
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan
umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.
Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F,
selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal,
meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable).

a. Abnormal
o Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
o Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor
atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia.
b. Meragukan
o Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
o Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada
sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan
garis vertikal usia.
c. Tidak dapat dites
o Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.

d. Normal
o Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.

Interpretasi Hasil

a. Penilaian per item


o Penilaian item lebih (advance). Nilai di berika apabila anak lulus dari item
sebelah kanan garis usia.
o Penilaian Ok atau normal : nilai ini di berikan pada anak dengan kondisi
- Anak gagal atau menolak melakukan tugas pada item di sebelah
kanan garis usia.
- Anak lulus,gagal atau menolak melakukan tugas pada item di derah
putih kotak ( 25%-75%)
o Penilaian item P “peringatan” (C=caution). Nilai ini diberikan jika anak gagal atau
menolak melakukan tugas padaitem yang di lalui garis usia di daerah gelap kotak
(75%-90%)
o Penilaian item T “ terlambat” ( D= delayed). Nilai ini diberikan jika anak
gagal atau meolak melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab
tugas tersebut di tunjukan untuk anak yang lebih muda
o Penilaian item tak “ tak ada kesempatan “ (No Opurtunity). Niali ini di
berikan jika anak mendapat skor “ tak” atau tidak ada kesempatan untuk mencoba
b. Penialaian keseluruhan test
o Normal : intepretasi ini di berikan jiak ada skor terlambat dan maksimal
satu peringatan. Lakukan uji ulang pada pertemuan berikutnya
o Suspek : interpretasi ini di berikan jika ada terdapat satu atau lebih skor “terlambat”
dan dua atau lebih “ peringatan”di sebab kan oleh kegagalan bukan penolakan.
Lakukan uji ulang 1-2 minggu berikutnya . jika test hasil berulang kali suspek dan
tidak dapat di uji , lakukan konsultasi
dengan seorang ahli
o Tidak dapat di uji : interpretsai ini diberikan jika terdapat satu atau lebih skor “
terlambat” dan dua atau lebih “ peringtan “ di sebabkan oleh penolakan bukan
kegagalan. Lakukan uji ulang 1-2 minggu kemudian.

Sumber : Gutama. 2004. Aspek Gizi dan Stimulasi Pendidikan Anak Dini Usia.
Dalam Prosiding Inovasi Pangan dan Gizi untuk Optimalisasi Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta, IDAI
21. Jelaskan kurva antropometri berdasarkan ketentuan WHO, NHCS dan
CDC !
Jawab :
a KRITERIA MEMENTUKAN STATUS GIZI
Langsung : Tak langsung :
1 Antropometri 1. Survey konsumsi
2 Biokimia 2. Statistic vital
3 Klinis 3. Factor ekologi
4 biofisik
b Penggolongan keadaan gizi menurut indeks Antropometri.

INTEPRETASI KASUS PADA SKENARIO Cara

WHO-CDC-NCHS

Nilaisekarang /Nilai ideal menurutumurpadakurva CDC- NCHS x 100%


=……….%

4,8 : 12,5 x 100% = 38,4% ( An.F mengalami gizi buruk karena kurang dari 60%)

Tabel 2.Untuknilai ideal menurutumurdapat di lihatpadaKurva CDC- NCHS WHO


Status gizi Indeks

BB/U TB/U BB/TB


Gizi baik >80% >90% >90%
Gizi sedang 71% - 80% 81% - 90% 81% - 90%
Gizi kurang 61% - 70% 71% - 80% 71% - 80%
Gizi buruk ≤60% ≤70% ≤70%
Catatan :persen dinyatakan terhadap median baku NCHS

Tabel 3.Penilaianmenurutcara WHO

BB/TB BB/U TB/U Status Gizi


Normal Rendah Rendah Baik, pernah kurang
Normal Normal Normal Baik
Normal Tinggi Tinggi Jangkung, masih
baik
Rendah Rendah Tinggi Buruk
Rendah Rendah Normal Buruk, kurang
Rendah Normal Tinggi Kurang
Tinggi Tinggi Rendah Lebih, obesitas
Tinggi Tinggi Normal Lebih, tidak
obesitas
Tinggi Tinggi Rendah Lebih, pernah
kurang

MenurutRumus Z-score

 Nilai individu subjek > nilai median


Z-score = (nilai individual subjek) – (nilai median baku rujukan)
(nilai +1 SD) - (Nilai median baku rujukan)
 Nilai individu subjek < nilai median

Z-score = (nilai individual subjek) – (nilai median bakurujukan)


Nilai median bakurujukan – (nilai -1 SD)

 Nila individu subjek = nilai median


Z-score = (nilai individual subjek) – (nilai median baku rujukan)
Nilai median baku rujukan
AnakF :

- Usia : 22 bulan
- Berat badan : 4,8 kg
- Panjang badan : 60 cm
Indeks BB/U
 Z-score = (4,8 – 11,8)/11,8-10,5)
= -7/1,3
= -5,38
Interpretasi : Nilai z-score -5,38 menunjukkan bahwa berat badan
An.F sangat
rendah (severe underweight).

Indeks PB/U

 Z-score = (60-86,0)/(86-83,1)
= -26/2,9
= -8,9

Interpretasi :Nilai z-score -8,9


menunjukkanbahwaAn.FpanjangbadanAn.Fsangatpendek ( severe stunted ).

Indeks BB/PB

 Z-score = (4,8-5,9)/(5,9-5,5)
= -1,1/0,4
= -2,75

Intepretasi : Nilai z-score -2,75 menunjukkan keadaan An.F sangat kurus.

Tabel 4.Klasifikasi Status Gizi Sesuai Z-score


INDEKS STATUS GIZI Z-SKOR

BB/U • BB LEBIH (OVER WEIGHT) >+ 2 SD

• BB NORMAL (NORMAL WEIGHT) -2 SD S/D +2 SD

• BB RENDAH (UNDER WEIGHT) -3 SD S/D <-2


SD
• BB SANGAT RENDAH (SEVERE
<-3 SD
UNDER WEIGHT)

TB/U • TB JANGKUNG (TALL) >+ 2 SD

PB/U • TB NORMAL (NORMAL HEIGHT) -2 SD S/D +2 SD

• TB PENDEK (STUNTED) -3 SD S/D <-2


SD
• TB SANGAT PENDEK (SEVERE
STUNTED) <-3 SD

BB/TB • GEMUK (FATTY) >+ 2 SD

BB/PB • NORMAL -2 SD S/D +2 SD

• KURUS (WASTED) -3 SD S/D <-2


SD
• SANGAT KURUS (SEVERE
WASTED) <-3 SD

4. Department of Child and Adolescent Health and Development (CAH). Buku


Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. World Health Organization.
5. Price, Sylvia A. And Lorraine M.Wilson. 2012. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC

22. Bagaimana alur penegakan diagnosis dari An.F ?


Jawab :
1 Anamnesis dan Manifestasi Klinis
Berkenaan dengan keluhan-keluhan yang dialami an. F
2 Pemeriksaan Fisik
a Tanda vital
b Mengukur TB dan BB
c Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram)
dibagi dengan TB (dalam meter) dikuadratkan
d Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan
trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya
dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper).
Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan
lemak normal sekitar 1,25
cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
e Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body
massa, massa tubuh yang tidak berlemak).
3 Tes Laboratorium
a. Glukosa darah: Hipoglikemia jika < 3 mmol / L.
b. Pemeriksaan smear darah dengan mikroskop atau langsung tes deteksi:
Kehadiran parasit adalah indikasi infeksi. Tes langsung
cocok tapi mahal.
c. Hemoglobin: Level lebih rendah dari 40 g/L adalah menunjukkan
anemia parah.
d. Pemeriksaan urin dan kultur: Bila lebih dari 10 leukosit per
bidang daya tinggi adalah indikasi infeksi. Nitrit dan leukosit diuji pada
Multistix juga.
e. Pemeriksaan mikroskop: Parasit dan darah adalah indikasi dari
disentri.
f. Albumin: Meskipun tidak berguna untuk diagnosis, itu adalah panduan
untuk prognosis; jika albumin yang lebih rendah dari 35
g / L, sintesis protein secara massal terganggu.
g. Elektrolit: Mengukur elektrolit jarang membantu dan mungkin
menyebabkan terapi tidak tepat. Hiponatremia adalah temuan yang
signifikan.
Sumber :Marcdante, K.J. Robert, M. K. Hal B. J. Richard, E. B. 2011.
NelsonIlmu Kesehatan Anak Esensial. Singapura: Elsevier.

23. Apa saja diagnosis banding dari keluhan dan symptom An.F ?
Jawab :
1.Marasmus

2. Kwashiorkor
3. Marasmik-Kwashiorkor

4. Hipertiroidisme

5. Diare karena infeksi

Maramus

1. Tampak sangat kurus

2. wajah keliatan tua 3.anaknya

rewel, cengeng 4.kulit keriput dan

baggy pant

5. perut cekung

6. iga gambang

7. diare akut

8. atrofi otot

Kwashiorkor

1.edema

2. wajah membulat dan sembab

3. pandangan mata sayu

4. rambut tipis dan merah

5. apatis

6. hepatomegali

7. crazy pavement

8. diare kronik

Marasmik-kwashiorkor

Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan
Marasmus, dengan BB/U <60% baku median WHO-NCHS disertai edema yang tidak
mencolok.

SUMBER : Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas Depkes. Pedoman


Penanggulangan Kekurangan Energi Protein (KEP) dan Petunjuk Pelaksanaan
PMT pada Balita, Jakarta 1997.

Hipertiroidisme
Penurunan berat badan mendadak, bahkan ketika nafsu makan dan jumlah dan jenis
makanan yang Anda makan tetap sama atau bahkan meningkat. Detak jantung cepat atau
takikardia, pada umumnya lebih dari 100 kali per menit dan denyut jantung tidak teratur atau
aritmia dengan perasaan berdebar atau palpitasi. Nafsu makan yang meningkat karena
metabolisme yang meningkat menuntut asupan energi yang lebih banyak. Berkeringat
berlebihan dapat terjadi karena tubuh meghasilkan panas yang berlebihan pada saat
mengalami peningkatan metabolisme. Gugup, gelisah dan mudah tersinggung. Tremor
biasanya gemetar baik di tangan dan jari. Perubahan pola haid. Peningkatan sensitivitas
terhadap panas. Perubahan pola buang air besar, seringkali buang air besar lebih sering.
Kelenjar tiroid membesar (gondok), yang mungkin tampak sebagai bengkak di pangkal
leher. Kelelahan, kelemahan otot. Kesulitan tidur. Penipisan kulit. Rambut rapuh.

Diare karena infeksi

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah dan/atau demam,
tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau kejang perut. Diare yang berlangsung beberapa
waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena
kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik atau karena
gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut. Karena kehilangan cairan
seseorang merasa haus, berat badan berkurang, mata menjadi cekung, lidah kering, tulang
pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini
disebabkan deplesi air yang isotonik.

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan


dengan tanda-tanda denyut nadi yang cepat, tekanan darah menurun sampai tidak terukur.
Pasien mulai gelisah, muka pucat, ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis.
Karena kehilangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung. Penurunan
tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria. Bila
keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut,
yang berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut. Bila keadaan asidosis
metabolik menjadi lebih berat, akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan
pemusatan yang lebih banyak dalam sirkulasi paru-paru. Observasi ini penting karena dapat
menyebabkan edema paru pada pasien yang menerima rehidrasi cairan intravena tanpa
alkali
Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.

Maramus Kwashiorkor Hipertiroidisme Diare karena


infeksi
- Tampak - edema - Penurunan - muntah-muntah
sangat - wajah berat badan - dan/atau demam,
membulat - tenesmus,
kurus mendadak - hematochezia,
- wajah dan sembab - takikardia - nyeri perut atau
keliatan - pandangan - Nafsu makan
kejang perut.
tua mata sayu yang - kehilangan cairan
- anaknya - rambut tipis meningkat. seseorang merasa
rewel, dan merah - Berkeringat
- apatis haus, berat badan
cengeng berlebihan
- hepatomegali - Gugup, gelisah berkurang, mata
- .kulit - crazy
dan menjadi cekung,
keriput pavement
mudah lidah kering, tulang
dan - diare kronik
tersinggung. pipi menonjol, turgor
baggy
- Peningkatan kulit menurun serta
pant
- perut sensitivitas suara menjadi

cekung terhadap serak.


- iga panas.
gambang - Frek BAB >>
- diare akut - Kelenjar
- atrofi otot tiroid
membesar
- Kelelahan,
kelemahan
otot.
- Kesulitan
tidur.
- Penipisan
kulit.
- Rambut
rapuh.

24. Apa yang terjadi pada An.F ?


Jawab :
Malnutrisi tipe Malnutrisi Energi Protein(MEP) derajat berat dengan bentuk
klinis Marashmus dan Kwarshiorkor dengan gangguan perkembangan 25.Apa
defenisi pada penyakit An.F ?
Jawab :
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang
cukup, malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidak
seimbangan di antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk
mempertahankan kesehatan. Ini bias terjadi karena asupan makan terlalu sedikit
ataupun pengambilan makanan yang tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi
dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi makanan atau kegagalan
metabolik (Oxford
medical dictionary 2007: 524).4
Marasmus : gangguan gizi berupa kekurangan karbohidrat, MOP berat,
BB/tb rendah.
Kwashiorkor : gangguan gizi berupa kekurangan protein yang biasa
disebut busung lapar. Disertai edema dan hipoalbuminea.5
Sumber:
4. Universitas Lampung. https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&sqi=2&ve
d=0ahUKEwij3efSkdDQAhWKrI8KHdIQCA4QFgg8MAY&url=http%3A%2F
%2Fdigilib.unila.ac.id%2F288%2F8%2FBAB
%2520II.pdf&usg=AFQjCNFut1wEBG7YJMdtC5fOOJGi2TDzQA&bvm=bv.139 782543,d.c2I.
Diakses pada 29 November 2016.
5. Marcdante, K.J. Robert, M. K. Hal B. J. Richard, E. B. 2011. Nelson Ilmu Kesehatan
Anak Esensial. Singapura: Elsevier.

26.Apa etiologi pada penyakit An.F?


Jawab :
MARASMUS
Marasmus dapat terjadi pada semua umur, akan tetapi sering dijumpai
pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan pengganti
nya atau sering diserang diare.
Marasmus dapat terjadi akibat berbagai penyakit seperti infeksi, kelainan bawaan
saluran pencernaan, kelainan jantung bawaan, malabsorpsi, gangguan metabolik,
penyakit ginjal menahun dengan gangguan saraf
pusat.1,2
Dapat juga disebabkan oleh karena pemasukan kalori atau protein atau keduanya
yang tidak mencukupi akibat kekurangan dalam susunan
makanan, dan kebiasaan makan makanan yang tidak layak. 2
Sumber :
1. Pudjiadi S. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi ke-14. FKUI. Jakarta. 2001; 104-
36.
2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I.
FKUI. Jakarta. 1985; 360-66.
KWASHIORKOR
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah in adekuatnya intake protein
yang berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut diatas
antara lain5:
1 Pola makan
Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuh kan anak untuk
tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang
cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang
memadai. Bayi yang masih menyusui umum nya mendapatkan protein dari ASI
yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein dari
sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah
dibutuhkan.6 Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak
berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa
peralihan ASI kemakanan pengganti ASI.2
2 Faktor sosial
Hidup di Negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan
social dan politik tidak stabil, atau pun adanya pantangan untuk menggunakan
makanan tertentu dan sudah berlansung turun- temurun dapat menjadi hal
yang menyebabkan terjadinya
kwashiorkor.5
3 Faktor ekonomi
Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat
dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi
kebutuhan proteinnya.2
4 Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi.
Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP,
walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap
infeksi.

Sumber :

2. Kumar SP. WHO Global Database on Child Growth and Malnutrition – World
Health Organization. Avaliable
from : http://www.Who.int//nutgrowthdb&gt;. Last update January 2007 [diakses pada
tanggal 29 November 2016].

3. Tropical Medicine Central Resource. Kwashiorkor (Protein-Calorie Malnutrition).


Avaliable
from : http://tmcr.Usuhs.mil/tmcr/chapter16/Kwashiorkor.htm. Last update July 2007
[diakses pada tanggal 29 November 2016].

4. Van Voorhees BW. Kwashiorkor. Avaliable from :


http://Pennhealth.com/ency/article/001604.htm. Last update June 13rd 2007 [diakses
pada tanggal 29 November 2016].

5. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Malnutrisi energi protein. Dalam


: Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 217- 222.

6. Health-cares Foundation. Kwashiorkor (kwash&180;eor’kor). Avaliable from :


http://health.allrefer.com/health/kwashiorkor-info.htlm. Last update January 2006
[diakses pada tanggal 29 November 2016].

27. Apa epidemiologi pada penyakit An.F?


Jawab :

28. Bagaimana patogenesis dan patofisiologi pada penyakit An.F?


Jawab :
a. Patofisiologi
Kekurangan kalori protein akan terjadi pada saat kebutuhan tubuh akan
kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan
kekurangan makanan, tubuh akan memkompensasi untuk mempertahankan
hidup dengan memenuhi kebutuhan energi. Kemampuan tubuh untuk
mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat
penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai
oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, namun kemampuan tubuh
untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah
dapat terjadi kekurangan.
Untuk itu katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan
ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan
badan keton. Otot dapat mempergunakan
asam lemak dan badan keton sebagai sumber energi jika kekurangan
makanan ini terjadi berkepanjangan.
Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai
asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan
metabolisme. Bila diet cukup mengandung karbohidrat,
maAksaupp
arnod
Muaksaina
i nsu
(-l)i n akan meningkat dan sebagian asam amino sudah
dal am serum yang ju mlahnya kurang tersebut akan disalurkan ngnya asam
kej aringan o tot. Makin berkura amino dalam serum ini akan
Dyaaraphro↓duksK
me nyebabk anGlkukroasnagn i oam
lbp
ue
mnisnao
sileTh
ubhuehpar, yang kemudian mbulnya edema.
Glaukaon ehoagte
ber akibat ti Perlem i ntersjiasdi karena gangguan
pembentukan beta- lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati
terganggu, dengan akibat ada nya penimbu nan lemak dal am hati.
b. Patogenesis
Lipolisis dan Protelisis

Cadangan lemak dan protein habis

Kekurangan Kalori Protein (KKP)


Marasmus dan kwasiorkor

Dwyer, Johanna. 2007. Nutrition. In : Harison’s Principles of Internal Medicine vol II


ed 14th. Editors : Braunwald Issebacher Fauci.

29. Apa manifestasi klinisnya dari penyakit An.F ?


Jawab :
a. Marasmus :
 Anak tampak sangat kurus akibat kehilangan berat badan
 Kulit keriput dan longgar karena hilangnya turgor kulit dan lemak
subkutan (wajah seperti orang tua)
 Cengeng, rewel
 Perut cekung/datar sehingga iga terlihat
 Dapat disertai diare/konstipasi
b. Kwashiorkor
 Edema awalnya di seluruh tubuh kemudian lebih terlihat pada muka
dan kaki
 Rambut tampak kemerahan/keabu-abuan, tipis dan mudah dicabut
 Anak tampak apatis, respon sosial menurun
 Anak tidak nafsu makan (anoreksia)
 Kulit tampak kemerahan lalu berubah jadi gelap dan terkelupas (Crazy
pavement dermatosis)
 Dapat dijumpai hepatomegali dan cardiomegali
c. Tanda-tanda Marasmus-Kwashiorkor :
Tanda-tanda marasmus – kwashiorkor merupakan gabungan tanda-
tanda dari marasmus dan kwashiorkor.

Sumber :

- nelson ilmu kesehatan anak halaman 212-213 (tengok sumber mutek yg

nelson terus ganti halamannyo


- Noah S Scheinfeld, JD, MD, FAAD
- Scheinfeld, Noah S, JD, MD, FAAD. 2016. Protei-energy Malnutririon diakses

tanggal 28 November 2016 pukul 21.25 WIB melalui

http://emedicine.medscape.com/article/1104623-clinical#showall

30. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit An.F?


Jawab :

31. Bagaimana komplikasi dari penyakit An.F?


Jawab :
a. Komplikasi utama yang terjadi ketika malnutrisi (kekurangan zat makanan) adalah
mental,terganggu nya otak.Infeksi yaitu, diare,
pneumonia, sepsis gram negatif, malaria, infeksi saluran kencing.
b. Gagal jantung yang berhubungan dengan anemia
c. Hipotermia
d. Hipoglikemia
e. Hipokalemia
f. Diare akut
g. Dehidrasi
h. Anemia
i. Kekurangan vitamin A
j. Intoleransi Laktosa

Sumber :Nelson. 2000.IlmuKesehatanAnak. Jakarta: EGC.

32. Bagaimana prognosis dari penyakit An.F?


Jawab :
Prognosis pada penyakit ini buruk karena banyak menyebabkan kematian
dari penderitanya akibat infeksi yang menyertai penyakit tersebut, tetapi prognosis
nya dapat dikatakan baik apabila malnutrisi ditangani secara tepat dan cepat.
Kematian dapat dihindarkan apabila dehidrasi berat dan penyakit infeksi kronis lain
seperti tuberculosis atau hepatitis yang menyebabkan terjadinya sirosis hepatis
dapat dihindari. Pada anak yang mendapatkan malnutrisi pada usia yang lebih
dewasa. Hal ini berbanding terbalik dengan psikomotor anak yang mendapat
penanganan malnutrisi lebih cepat menurut umurnya, anak yang lebih muda saat
mendapat perbaikan keadaan gizinya akan cenderung mendapatkan kesembuhan
psikomotornya lebih sempurna dibandingkan dengan anak yang lebih tua, sekali pun
telah mendapatkan penanganan yang sama. Hanya saja pertumbuhan dan
perkembangan anak yang pernah mengalami kondisi marasmus ini cenderung lebih
lambat, terutama terlihat jelas dalam hal pertumbuhan tinggi badan anak dan
pertambahanan berat anak, walaupun jika dilihat secara ratio berat dan tinggi anak
berada dalam batas yang normal. Pudjiadi Solihin. Penyakit KEP (kurang Energi dan
Protein) dari Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi keempat. Fakultas Kedokteran Univesitas
Indonesia. Jakarta. 2005 : 95-137.

33. Bagaimana edukasi dan pencegahan dari penyakit An.F?


Jawab :
EDUKASI
 Beri ASI sampai 2 tahun
 Umur >6 bulan – MPASI bergizi
 Jaga kebersihan lingkungan
 Imunisasi
 Pantau gizi

Sumber. Markum. 1996. Ilmu Kesehatan Anak, jilid I. Jakarta Balai Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai