META-ANALISIS
Abstrak
Faktor risiko yang terkait dengan otitis media kronis (OMK) dan otitis media berulang
(OMB) telah diselidiki dalam studi sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengintegrasikan temuan dan menentukan faktor risiko yang mungkin untuk OMK / OMB
berdasarkan meta-analisis kami. Sebuah pencarian komprehensif dari database elektronik
bibliografi (PubMed, Embase, CNKI dan basis data Wanfang) dari tahun 1964 hingga
Desember 2012, serta pencarian manual referensi dari artikel, telah dilakukan. Sebanyak
2.971 artikel dicari, dan 198 artikel teks lengkap dinilai untuk kelayakan; 24 studi yang
memenuhi syarat untuk meta-analisis ini. Mengenai faktor risiko OMK / OMB, ada dua
sampai sembilan studi yang berbeda dari odds ratio (OR) yang dapat dikumpulkan.
Kehadiran alergi atau atopi meningkatkan risiko OMK / OMB (OR, 1,36; 95% CI, 1,13-1,64;
P = 0,001). Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) secara signifikan meningkatkan risiko
OMK / OMB (OR, 6.59; 95% CI, 3,13-13,89; P, 0,00001). Mendengkur menjadi faktor risiko
signifikan OMK / OMB (OR, 1,96; 95% CI, 1,78-2,16; P, 0,00001). Sebuah riwayat pasien
dari otitis media akut (OMA) / OMB meningkatkan risiko OMK / OMB (OR, 11.13; 95% CI,
1,06-116,44; P = 0,04). Perokok pasif secara signifikan meningkatkan risiko OMK / OMB
(OR, 1,39; 95% CI, 1,02-1,89 P = 0,04). status sosial yang rendah tampaknya menjadi faktor
risiko untuk OMK / OMB (OR, 3.82; 95% CI, 1,11-13,15; P = 0,03). Pada Meta-analisis ini
diidentifikasi kesimpulan bahwa alergi / atopi, ISPA, mendengkur, riwayat AOM / ROM,
perokok pasif dan status sosial yang rendah merupakan faktor risiko penting untuk OMK /
OMB. Faktor risiko lainnya perlu diidentifikasi dalam studi lebih lanjut dengan kriteria
penting.
Pengantar
Otitis media kronis (OMK) dan otitis media berulang (OMB) adalah dua penyakit menular
yang paling umum di seluruh dunia. OMK dan OMB mempengaruhi berbagai kelompok
budaya dan ras yang didistribusikan di kedua negara berkembang dan industri. Sebuah studi
cross-sectional yang dilakukan di sembilan negara di tiga benua mengungkapkan bahwa
prevalensi penyakit yang cukup signifikan untuk dipertimbangkan untuk praktek klinis [1].
OMK / OMB dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan keterlambatan bicara. OMK
dapat menyebabkan komplikasi baik intrakranial dan ekstrakranial [2]. Pengobatan efektif
dari suatu penyakit tergantung pada pemahaman yang menyeluruh tentang faktor risiko.
Faktor risiko yang terkait secara signifikan dengan OMK / OMB termasuk etnis [3-5], faktor
genetik [6], jenis kelamin [7], kunjungan pusat pelayanan kesehatan [8], menyusui [9], dan
alergi / atopi [10] dll seperti yang dilaporkan dalam penelitian sebelumnya. Namun, banyak
studi yang dilaporkan sulit untuk membandingkan karena mereka tidak memiliki definisi
kasus yang jelas, standar kriteria diagnostik atau kelompok kontrol untuk mengevaluasi
potensi bias studi. Kami melakukan meta-analisis dari semua data yang telah diterbitkan dan
studi yang memenuhi syarat dalam menyelidiki faktor risiko potensial untuk OMK / OMB
untuk memperjelas dan mengusulkan kemungkinan cara pengobatan penyakit.
Gambar 1
Kriteria diagnosis OMK / OMB digambarkan dalam studi individu, yang termasuk riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya seperti timpanogram, otoskopi
mikroskopis atau insersi timpanostomi tube (Tabel 1). Singkatan OMK termasuk jenis media
kronis supuratif otitis (OMSK) dan otitis media kronis dengan efusi (OMKE). Otitis media
kronis dengan cholesteatoma tidak dikecualikan dari definisi OMK, meskipun tidak ada
penelitian yang melibatkan jenis tersebut yang memenuhi syarat untuk meta-analisis kami.
Seleksi dan Kualitas studi
Ini termasuk studi tentang kohort prospektif, kasus-kohort dan sekumpulan desain case-
control, case-control atau sekumpulan case-control, retrospektif case-control, dan studi cross-
sectional. Publikasi termasuk yang diperlukan untuk memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Inklusi subyek manusia
2. Definisi yang jelas dari OMK / OMB dan estimasi hubungan risiko relatif (rasio
hazard, faktor risiko) dari OMK / OMB
3. Angka-angka untuk kedua kontrol dan kasus OMK / OMB
4. Data yang memadai adalah untuk menentukan odds rasio (OR) dengan interval
kepercayaan 95 % (CI).
Tabel 2. Analisis Faktor Resiko
No. of
2
Faktor Resiko studies[references] No. of subjects OR 95% CI P value I (%)
7 [8,15,21,22,26,31,35] 1.36 0.001 26
Alergi / atopi 18263 [1.13, 1.64]
Infeksi Saluran Pernafasan Atas 4 [20,21,31,38] 865 6.59 [3.13, 13.89] ,0.00001 65
Obstruksi Nasal Kronis 2 [22,31] 16610 1.19 [0.84, 1.69] 0.34 54
Ngorok 2 [20,22] 16411 1.96 [1.78, 2.16] ,0.00001 0
6 [8,19,21,24,25,38] 1.24 0.06 0
Jenis Kelamin (laki-laki) 1435 [0.99, 1.54]
Kunjungan Pusat Pelayanan
Kesehatan 7 [8,17,20,21,31,35,37] 2454 1.70 [0.95, 3.05] 0.07 89
Riwayat Keluarga Otitis Media 4 [8,19,25,38] 1166 1.40 [0.86, 2.28] 0.18 52
Kami mengekslusi penelitian deskriptif, case reports, case series, reviews, surat, komentar,
dan studi tentang patogenesis dan pengobatan OMK / OMB. Kami mengekslusi laporan yang
diulang dengan sejumlah kecil peserta dan data ini termasuk dalam penelitian besar yang
disebutkan di atas. Kami mengekslusi studi berulang otitis media akut, kolesteatoma
kongenital dan OM unclassified. Inklusi perbedaan itu diselesaikan dalam diskusi bersama
oleh para peneliti. Kami menilai kualitas penelitian, fokus pada pemilihan kohort dan
penilaian hasil.
Data Ekstraksi
Dua peneliti, (Yan Zhang dan Jin Zhang) secara independen diseleksi dan data terdaftar dari
publikasi yang memenuhi syarat. Dari data berikut setiap artikel diambil: penulis, tahun
publikasi, faktor risiko, jenis otitis media, jenis studi, umur / tahun dari peserta, lama studi,
jumlah kasus, jumlah kontrol, total sampel, lokasi penelitian, kelompok etnis dan kriteria
diagnostik untuk OMK / OMB. Semua perbedaan pendapat diselesaikan melalui diskusi
kelompok.
Analisis statistik
Meta-analisis diolah menggunakan Review Manager 5.1, versi: 5.1.6. Kami memperkirakan
odds rasio (OR) dan interval kepercayaan 95% (CI), dan heterogenitas statistik dari studi ini
dinilai sebelum menggabungkan hasil. Perkiraan faktor risiko dikumpulkan menggunakan
efek model random [12]. Inkonsistensi dari studi dihitung dengan menggunakan statistik I 2,
yang menggambarkan heterogenitas di studi. Nilai dari I2, 25% dan 0,50% mencerminkan
rendah dan tinggi masing-masing heterogenitas [13]. Analisis sensitivitas dilakukan dengan
menghitung hasil setelah studi tunggal dihilangkan di setiap gilirannya. Akhirnya, bias
publikasi dinilai dengan melakukan plot corong [14] (lihat Gambar S1).
Hasil
Data dari 7 studi mengindikasikan adanya alergi atau atopi dan peningkatan resiko
OMK/OMB (OR,1.36;95% CI,1.13-1.64; p=0.001). Sebanyak 4 studi meneliti hubungan
antara infeksi saluran pernafasan atas deangan OMK/OMB termasuk adanya batuk atau
rinore atau hidung tersumbat atau nyeri tenggorokan dan adenoiditis/ hipertrofi adenoid.
Kelompok data ini menunjukkan bahwa infeksi saluran pernafasan atas meningkatkan resiko
OMK/OMB secara signifikan (OR, 6.59; 95% CI, 3.13-13.89; P=0.00001). Dua studi
menunjukkan bahwa mengorok timbul sebagai faktor resiko signifikan untuk OMK/OMB
( OR, 1.96; 95% CI, 1.78-2.16; p= 0.00001 ). Kelompok data dari 2 studi menyatakan bahwa
pasien dengan riwayat OMA/OMB meningkatkan resiko OMK/OMB ( OR, 11.3; 95% CI;
1.06 – 116.44; P=0.04); 9 studi meneliti pengaruh orangtua perokok, paparan asap rokok di
rumah dan ternyata meningkatkan faktor resiko terjadinya OMK/OMB (OR, 1.39; 95%CI,
1.02-1.89 p=0.04). Dua kelompok data menunjukkan bahwa status sosial rendah juga
meningkatakan resiko terjadinya OMK/OMB (OR, 3.82; 95% CI, 1.11-13.15; p=0.03).
Faktor-faktor yang tidak beruhubungan dengan peningkatan resiko secara signifikan
adalah obstruksi nasal kronis ( OR, 1.19; 95% CI, 0.84-1.69; p=0.34) , jenis kelamin laki-laki
( OR, 1.24; 95% CI, 0.99-1.54; p=0.06), hadir pada pusat pelayanan satu hari ( OR, 1.70;
95% CI, 0.95-3.05, P=0.07), riwayat keluarga dengan otitis media ( OR, 1.40; 95% CI, 0.86-
2.28, p=0.18), tingkat pendidikan ibu yang rendah ( OR, 1.68; 95% CI, 0.32-8.68, p=0.54),
ibu merokok selama kehamilan (OR, 2.34; 95% CI, 0.64–8.54;P = 0.20), keluarga besar dan
banyak bersaudara (OR, 1.57; 95% CI,0.93–2.63; P = 0.09). Kelompok data ini menunjukkan
bahwa tidak adanya hubungan signifikan antara pemberian ASI selama 6 bulan dengan
OMK/OMB (OR, 0.57; 95% CI, 0.17–1.93; P = 0.36),Begitu juga hubungan antara
diberikannya ASI atau tidak dengan OMK/OMB (OR, 0.91; 95% CI, 0.47–1.79; P = 0.79).
Kelompok data faktor resiko untuk OMK/OMB dirangkum dalam Tabel 2 dan Gambar S2.
Faktor resiko lainnya yang juga diteliti termasuk frekuensi HLA [27], faktor nutrisi
[18], obat-obatan yang digunakan selama kehamilan[20], etnik Greenland[25], berkulit putih
[8], orang Afrika Amerika [22] , defisiensi properdin[36], masakan rumah [31] , refluk
faring [28], kelebihan berat badan [32], saudara yang lebih tua [38], riwayat diet [18] , serum
retina [30], gen lokus 10q and 19q [17], dan lokus gen protein A surfaktan [33] . Sayangnya,
hanya satu kelompok penelitian yang melaporkan setiap faktor resiko tersebut sehingga data
tidak tersedia. Terdapat hubungan antara usia gestasi dengan OMK/OMB dari 2 kelompok
penelitian [19,29], namun berat lahir dengan OMK/OMB dari penelitian ini menggunakan
kriteria yang berbeda sehingga data tidak mungkin dikombinasikan.
PEMBAHASAN
Alergi atau atopi merupakan faktor resiko yang signifikan terhadap OMK/OMB.
Alergen ruangan dan respiratorik seperti rinitis alergi, menambah resiko onset kejadian
OMK/OMB. Prevalensi dari atopi, termasuk rinitis alergi pada pasien OMK/OMB antara
24%-89% [41]. Bukti baru dari biologi seluler dan imunologi menjelaskan bahwa alergi
sebagai penyebab dari obstruksi tuba Eustachius[42]. Orang dengan alergi atau kondisi atopik
lebih sulit untuk terhindar dari OMK/OMB.
Mengorok, minimal 3 kali dalam seminggu, adalah gejala umum pada anak-anak [45].
Penelitian yang memenuhi syarat, menyatakan bahwa mengorok merupakan faktor terjadinya
OMK/OMB . Mengorok, secara patologis ditentukan dengan besarnya ukuran jaringan
limfadenoid dari saluran nafas [46]. Mekanisme terjadinya mengorok dan OMK/OMB
meningkat seiring dengan adanya hambatan aliran udara dan disfungsi tuba Eustachius [22].
Evaluasi dan intervensi dini pada anak dapat mencegah terjadinya pemkembangan penyakit
di telinga tengah.
Perokok pasif juga dilaporkan menjadi faktor resiko penyakit telinga tengah [47].
Pada penelitian meta analisis, faktor resiko otitis media akut (OMA), disimpulkan bahwa
orangtua yang perokok meningkatkan onset penyakit pada anak [39]. Penelitian kami juga
menunjukkan hal yang sama . Beberapa penelitian menyatakan bahwa nikotin dan kandungan
rokok lainnya dapat menyebabkan subjek lebih mudah terkena infeksi telinga dan
meningkatkan kemungkinan invasi mikroorganisme ke telinga tengah. Merokok itu sendiri,
dapat menyebabkan gangguan pada fungsi mukosilia di endotrakeal sehingga menyebabkan
blokade aliran udara nasofaring [48]. Perlekatan mikroorganisme pada permukaan sel epitel
dan penurunan fungsi imun lokal diteliti sebagai mekanisme patogenik dari onset OM yang
disebabkan oleh kondisi perokok pasif [49]. Metode efektik sebaiknya segera digunakan
untuk menurunkan prevalensi paparan rokok.
Kehadiran pada pelayanan satu hari dapat meningkatkan resiko anak terpapar patogen
respiratorik. Hal ini telah dilaporkan menjadi faktor resiko yang signifikan terhadap infeksi
pernapasan akut pada anak [39,52,57]. Namun, hal ini tidak sesuai dengan beberapa
penelitian [58]. Pada meta analisis ini, ditemukan tidak ada hubungan antara keduanya.
Hubungan sebab akibat antara berbagai faktor resiko, termasuk obstruksi kronis
hidung, riwayat keluarga OM, dan ibu yang merokok selama kehamilan, belum ditetapkan.
Hubungan antara besarnya keluarga dan saudara kandung tidak signifikan secara statistik.
Hubungan antara usia kehamilan dengan OMK/OMB dari kedua kelompok [19,29],
berat badan lahir dengan OMK/OMB dari kelompok yang sama, menggunakan kriteria yang
berbeda sehingga tidak mungkin untuk menggabungkan data. Kami menyadari bahwa faktor
resiko jenis kelamin, mengikuti pelayanan 1 hari, dan factor keluarga besar, memiliki nilai p
0.06, 0.07 dan 0.09. Dengan nilai p 0.05 , penggunaan kriteria konvensional, tidak ada
signifikansi yang ditemukan. Dengan menggunakan cut-off 10% signifikansi dapat
memperbaiki masalah ini namun dapat meningkatkan resiko kesimpulan positif palsu (type I
error) [13,60] . Namun, 3 faktor resiko ini sebaiknya dipertimbangkan sebagai faktor resiko
untuk OMK/OMB.
Pemahaman yang penuh terhadap etiologi OMK/OMB dapat bermanfaat untuk terapi
dan pencegahan penyakit. Penelitian kami mengevaluasi faktor resiko dengan prosedur
ilmiah objektif, meta analisis, untuk menampilkan bukti penyebab profilaksis. Meta analisis
digunakan pada penelitian kedokteran dengan randomized clinical trials, sebagaimana
etiologi penyakit. Kontroversi dari meta analisis terdapat pada homogenitas penelitian.
Dickersin menyatakan bahwa heterogenitas tidak buruk [62,63]. Hal ini meningkatkan hasil
meta analisis. Nilai rasio odd yang diperkirakan bernilai dan menjadi indikator penting untuk
memeriksa faktor resiko penyakit. Heterogenitas faktor resiko diperkirakan, dan hasilnnya
berupa interpretasi penelitian.
KESIMPULAN
Faktor resiko untuk OMK/OMB hampir saling berhubungan. Meta analisis kami
mengidentifikasi kesimpulan terpercaya bahwa alergi/atopi, ISPA, mengorok, dan riwayat
OMA/OMB, perokok pasif, dan rendahnya status sosial, merupakan faktor resiko penting.
Faktor lainnya yang belum teridentifikasi perlu diulang/ diteliti kembali dengan kriteria kritis
agar dapar diperkirakan dengan benar. Kami menyarankan bahwa faktor resiko OMK/OMB
tersebut diteliti kembali untuk mencegah dan menurunkan onset penyakit.