Anda di halaman 1dari 25

GASTROENTEROHEPATOLOGI

GASTER

DISPEPSIA

 Kumpulan gejala yang berasal dari abdomen bagian atas, berupa :

 Rasa penuh setelah makan


 Cepat kenyang
 Rasa kembung
 Mual, muntah dan sendawa

Dispepsia  Pemeriksaan penunjang

 Endoskopi ( untuk melihat perdarahan)


 Lab darah ( Hb,leukosit,trombosit untuk melihat infeksi
atau perdarahan)
 UBT ( Urea Breath Test)

Dispepsia Dispepsia Fungsional

Dispepsia Organik

@70GOUKDI
DISPEPSIA FUNGSIONAL ( Kriteria Roma III)

1. SINDROM DISTRESS POST PRANDIAL / DISMOTILITY

Gejala klinis : Mual, Rasa begah, dan rasa penuh

Patofisiologi : - Gangguan motilitas lambung

- Gangguan pengosongan lambung ( Gastric Empty Time)

Therapy : Prokinetik ( Domperidon)

Cara pemberian : (sebelum makan, kosongkan dulu lambung selama 20


menit)

2. LIKE ULCER ( NYERI ULU HATI)

Gejala klinis : Nyeri ulu hati

Patofisiologi : Peningkatan sekresi Hcl

Therapy : - PPI (Pump Proton Inhibitor)

- Antasida

- AH2( Anti Histamin II)

3. MIXED (CAMPURAN)

Gejala klinis : campuran antara gejala 1 & 2

Therapy : Keduanya

@70GOUKDI
DISPEPSIA ORGANIK
- Hasil pemeriksaan endoskopi (+)
- Contoh : Ulkus peptikum dan gastritis

Etiologi : Infeksi  Helicobater Pilory

Penggunaan obat-obatan jangka panjang cth : Nsaid, Steroid

Zollinger Elison Syndrome : Sekresi HCL

ULKUS PEPTIKUM DIBAGI DUA :

ULKUS GASTER ULKUS DUODENUM


- Nyeri muncul sebelum atau sesudah -Nyeri menghilang sesudah makan
makan
- Pasien tampak kurus -Pasien tampak gemuk

Therapy : PPI ( Pump Proton Inhibitor)

- Omeprazole 20 mg
- Lansoprazole 30 mg
- Pantoprazole 40 mg
- Esomeprazole 20 mg

Direkomendasikan pengobatan selama 4-8 minggu

Gastritis erosifa  Akibat penggunaan NSAID berkepanjangan

Therapy : OAINS  - GANTI DENGAN COX-2 (CELOCOXIB)

- PPI (Pump Proton Inhibitor)

Infeksi Helicobacter Pylori ( H. Pylori)

- Bakteri gram negatif


- Berbentuk basil
- Terkena dibagian antrum & corpus
- Pemeriksaan non-invasive UBT (Urea Breath Test)  Gold standard
- Serologi IgG, Elisa
- Therapy : PPI + 2 ANTIBIOTIK

@70GOUKDI
KATEGORI OBAT-OBATAN
PPI (Pump Proton Inhibitor) dosis 2 x1
LINI I +
7-14 HARI Antibiotik
Amoksisilin 2 x 1000 mg
Klaritromisin 2 x 500 mg
PPI (Pump Proton Inhibitor) dosis 2 x1
+
LINI II Antibiotik
7-14 HARI Metronidazole 3 x 500 mg
+
Tetrasiklin 4 x 250 mg
+
Bismuth subsalisilat 4 x 250 mg
PPI (Pump Proton Inhibitor) dosis 2 x1
+
LINI III
Antibiotik
7-14 HARI
Amoksisilin 2 x 1000 mg
+
Levofloxacin 2 x 500 mg
Keterangan : 30 hari setelah pengobatan periksa ulang UBT

GERD ( GASTROESOFAGEAL REFLUX DISEASE)

 Transient Relaxation Of LES (TRLES)

 Suatu gangguan dimana isi lambung mengalami reflux secara berulang

Faktor risiko : sering berbaring setelah makan, konsumsi alkohol, konsumsi


kafein

Etiologi : - Disfungsi Sfingter esofagus

- Tekanan intra abdominal

- Pengosongan esofagus terganggu

Gejala klinis : - Gejala Heart Burn

- Rasa asam pahit di lidah  Regurgitasi

- Nyeri Epigastrium

@70GOUKDI
Klasifikasi GERD ada 2 :

1. ERD (Esofagus erosif)

Adanya erosif atau kerusakan

2. NERD (Non erosif)  tidak adanya erosif atau kerusakan

Therapy : PPI TEST  Berikan PPI dosis ganda (1-2 minggu)

Jika membaik

Diagnosa : GERD (+)

Terapi inisial dengan PPI dosis tunggal 1 x sehari


pada pagi hari selama 2-4 minggu

Keterangan : apabila masih gagal diberikan dosis ganda dilanjutkan 4-8 minggu

Therapy non farmakologi :

- Modifikasi berat badan


- Elevasi kepala saat tidur
- Menghentikan rokok & alkohol
- Makan jangan terlalu kenyang

Komplikasi : Striktur Esofagus

Barret Esofagus

Ca Esofagus

- Mallory weiss syndrome : robekan pada esofagus


Gejala klinis : nyeri perut, muntah darah, melena.

@70GOUKDI
Jika alarm symptom (+)  endoskopi

- BB menurun
- Anoreksia
- Mual muntah berat
- Anemia
- Hematemesis,melena
- Umur > 45 tahun

PSMBA ( perdarahan saluran makan bagian atas )

Therapy : - ABC ( Airway, Breathing, Circulation)

- PPI ( Pump Proton Inhibitor)

- Vitamin K

- Asam traneksamat

OBAT OBATAN :

1. Antasida

Cara pemberian :

- Sebelum makan
- 2 jam sebelum pemberian obat lain
- Tidak boleh diminum dengan teh, susu, kopi
- Menetralkan asam lambung

2. Anti Histamin 2

- Ranitidin  Rekomendasi
- Cimetidin Bisa menyebabkan impoten, menganggu interaksi obat lain,
ginekomastia ( Laki-laki berpayudara akibat gangguan hormon)

3.PPI (Pump Proton Inhibitor)

- Menghambat enzim H+, K+, ATPase di sel parietal lambung


- Jika penggunaan OAINS jangka panjang direkomendasikan
menggunakan PPI dan OAINS diganti dengan COX -2 (CELECOXIB)

@70GOUKDI
4. Sucralfat

- Aluminium sukrosa  melapisi lambung (melindungi lambung)


- Memberikan pada saat suasana asam yang meningkat
- 1 jam sebelum makan
- Efek samping : Konstipasi  Pemberian obat pencahar
Obstipasi  Klisma  > 7 hari

5. Prokinetik

Cara kerja : merangsang motalitas usus

Contoh obat :

- Domperidon 3 x 10 mg/ hari minum obat sebelum makan ( kosongkan


perut selama 30 menit)
- Ondansetron  mempercepat pengosongan lambung dan menekan pusat
muntah CTZ (Chemoreseptor Trigger Zone)
- Golongan kolinergik :
- Metoclopramide 3 x 10 mg
- Efek samping : Extrapiramidal syndrome  therapy : trihexyphenidil,
dipenhidramin

Keterangan :

- Untuk ibu hamil yang kerja di sentral  ondansetron & metoclopramide

TAMBAHAN :

EDUKASI PASIEN DISPEPSIA :

- Makan teratur
- Banyak makan serat
- Makan mengunyah minimal 30 kali

OAINS  Menghambat COX  Menurunkan prostaglandin & tromboxan

- COX 1  Mukosa sel (ibuprofen, asam mefenamat )


- COX 2  Mediator inflamasi ( Diklofenac, meloxicam, coxib  es :
cardiovaskular  iskemik
- COX 3  Varian dari COX 1

@70GOUKDI
INTESTINAL TRACK

ENTERITIS

Diare  BAB encer/lunak dengan frekuensi ≥ 3x/hari dapat disertai lendir atau
darah.

Klasifikasi : - Diare akut < 14 hari

- Diare kronis > 14 hari

Etiologi : - Non Infeksi

- Malabsorbsi

- Irritable bowel syndrome

- Diare Persisten > 14 hari

Etiologi : Infeksi

ETIOLOGI : TOXIN

- Clostridium Botulinum ( makanan kaleng)


Diagnosa : botulisme
- Staphylococcus Aureus ( makan daging atau susu basi)
- Bacillus Cereus ( nasi basi)
Therapy : attapulgite

@70GOUKDI
E. Coli ( Enteric Strain)

ETEC ( Entero Toxigenic) : Traveller, BAB(+), LENDIR (-)

EPEC ( Entero Patogenic) : Childhood diare, Lendir (+)

EHEC (Entero Hemoragik) : Darah (+)

EIEC (Entero Invasif) : Darah (+) gejala mirip shigella

Therapy : antibiotik

- Cotrimoxazole 2 x 960 mg selama 3-5 hari


- Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 3-5 hari

BAKTERI

A. Shigella  Disentri Basiller

Gejala klinis : - BAB > 10 kali/hari disertai darah (+) lendir (+)

- Keadaan umum jelek (+)

- Demam tinggi

- Dehidrasi (+)

- PH BASA (+)

Pemeriksaan : awal  Feses Rutin : leukosit (+) Eritrosit (+)

Kultur ( gold Standart) : Shigella (+)

Therapy : Antibiotik

Golongan quinolon contoh : ciprofloxacin 2 x 500 mg 5-7 hari

Alternatif Azitromisin 500 mg selama 3-5 hari

@70GOUKDI
B. Disentri Amoeba

Etiologi : Entamoeba Hystolitica

Gejala klinis :

- BAB lendir (+) darah (+)


- BAB < 10 kali/hari
- Keadaan umum baik
- Dehidrasi (-)
- PH : ASAM

Therapy : Antibiotik

Metronidazole 2 x 500 mg selama 7 hari

Pemeriksaan : awal : Feses Rutin

Tepat : Kultur Feses didapatkan :

- Kristal Charcot Leyden (+)

- Kista berinti 4 (2 pasang) (+)

- Tropozoit (+) yang memakan eritrosit ( berinti 1)

Komplikasi : Abses Hepar

C. CHOLERA

Etiologi : Vibro cholera

Gejala klinis :

- BAB seperti air cucian beras


- BAB cair dan banyak (profus)  dehidrasi berat  syok
- Demam

@70GOUKDI
Pemeriksaan fisik :

- Turgor kulit jelek


- Washer woman hand

Pemeriksaan : awal  feses rutin : leukosit (+)

Tepat  kultur feses “ bentuk Koma “

Therapy  doxycycline 300 mg SD atau tetrasiklin 4 x 500 mg selama 3 hari

- Anak < 8 tahun : eritromisin 4 x 250 mg  3-5 hari

D. GIARDIASIS

Etiologi : Giardia lamblia

Gejala klinis : BAB berlemak  “ steatorrhea”

Demam

Pemeriksaan feses : Trofozoid berinti 2 dengan 8 flagel  seperti


jambu/layang-layang

Therapy : antibiotik Metronidazole 3 x 500 mg

E. BALANTIDIASIS

Etiologi : Balantidium Coli

Gejala Klinis : BAB darah (+)

Pemeriksaan feses : Tropozoit ( kista dengan makro & mikro nukleus)

Therapy : antibiotik  Metronidazole 3x 500 mg

Tetraskilin 4 x 500 mg

@70GOUKDI
Gambar :

F. PSEUDOMEMBRAN COLITIS

Etiologi : clostridium dificile

Faktor risiko : riwayat konsumsi antibiotik jangka panjang dan dosis tinggi

Gejala klinis : diare, demam, kram perut

Therapy :

- Stop semua antibiotik


- Metronidazole 3 x 500 mg selama 10 hari

IRITABLE BOWEL SYNDROME (IBS)

kelainan fungsional usus kronis ditandai dengan rasa tidak nyaman di


abdomen dengan defekasi atau perubahan kebiasaan defekasi setidaknya 3
bulan.

Karakteristik :

- IBS Laki-laki : Diare


- IBS Perempuan : Konstipasi

Gejala Klinis :KRITERIA ROMA II

- Nyeri perut berkurang dengan BAB

- Perubahan frekuensi

- Perubahan konsistensi

Therapy : - Atasi stressor & Simtomatik

@70GOUKDI
IRITABLE BOWEL DISEASE (IBD)

CHORN DISEASE KOLITIS ULSERATIVA


- Dapat dijumpai hampir semua - Hanya di kolon
segmen GI - Hematokezia >> Nyeri perut
- Nyeri perut >> Hematokezia - Pemeriksaan :
- Pemeriksaan : - Continious lession
- Skip lession - Pesudo polyp
- Cobble stone appereance - Lead pipe colon
- String sign

Therapy : 5 Amino salisilat Acid ( 5-ASA)

- Sulfasalazine 3 x 1 g

- Mesalazin ( Mesalamin tab / salofok)

KANKER COLORECTAL

Gejala :

- Perubahan BAB  Diare, konstipasi, BAB berdarah


- Lemah
- BB menurun
- Nyeri abdomen menetap
- Anemia

Klasifikasi :

- Ca colon ascenden  anemia, ocult blood pada feses


- Ca colon desenden  gejala obstruktif (konstipasi)
- Ca rectosigmoid  perdarahan biasanya banyak, seperti taik kambing

Pemeriksaan penunjang :

- Darah rutin
- Feses rutin
- Biomarker  CEA

Diagnosa  barium enema  APPLE CORE, FIILING DEFECT

@70GOUKDI
OBAT-OBAT ANTI DIARE

1. Loperamid  sediaan 2 mg

Cara pemberian :

- 2 tablet diawal
- Selanjutnya 1 tablet setiap kali mencret
- Maksimal 6 tablet atau 12 mg

Cara kerja :

- Menghambat profusi
- Meningkatkan absorbsi
- Memperbaiki resistensi feses
- Mengurangi frekuensi diare
- Tidak dianjurkan pada diare akut dengan demam dan disentri

Kontra indikasi : Anak-anak

2. Kelompok absorbent

Contoh : attapulgitte, pektin,koalin

Cara kerja : dapat menyerap bahan infeksius/toksin sehingga sel mukosa usus
terhindar dari kontak langsung dengan zat yang merangsang sekresi elekrolit.

3. Prebiotik

Contoh : L-BIO

Cara kerja :

- Terdiri dari bakteri baik yang akan berkompetensi untuk nutrisi dan
reseptor saluran cerna

4. Anti sekresi selektif

Cara kerja :

- Sebagai penghambat enzim enkephalinase


- Akan menormalkan sekresi elektrolit dan keseimbangan cairan

CATATAN : Rata-rata 40 % kasus diare sembuh sendiri tanpa pemberian


antibiotik

@70GOUKDI
HEPAR

LIVER ABSES

Abses pada hepar

Etiologi : Amoeboid

Riwayat : Disentri amoeba ( Entamoeba Histolitica)

Soliter/single

Kriteria Ramachandra ditegakkan abses hati bila didapatkan tiga atau lebih dari:

- Hepatomegali yang nyeri tekan


- Riwayat disentri
- Leukositosis
- Kelainan radiologis
- Respons terhadap terapi amoebisi

Pyogenik ( E.coli, Klebsiella)  Multiple

Gejala klinis :

- Nyeri perut kanan atas


- Demam
- Mual muntah
- Ikterik

@70GOUKDI
Fisik Diagnostik : Ludwig Sign (+)

Penekanan pada sela iga IV-V linea mid axilaris pada saat pasien
menarik napas napas pasien akan tersentak karena nyeri(+)

Pemeriksaan penunjang

- Lab darah
- Foto abdomen : Air fluid level (+), Dome Shape Diaphragma
- USG : Hipo/anechoic  Kantong berisi nanah  Tepi irreguler

Therapy : Pyogenic Liver Abses (PLA)

Antibotik : - Ceftriaxone 2 gr iv / 8 jam atau ceftriaxone 2 gr iv / 24 jam

Metronidazole 500 mg iv / 8 jam

Ameboid Liver Abses (ALA)

Antibiotik :

- Dewasa  Metronidazole 3 x 750 mg selama 5-10 hari


- Anak  Metronidazole 30-50 mg/kgBB/hari selama 5-10 hari (3 x 1)

Indikasi precutaneus aspirasi

- Usia > 55 tahun


- Abses > 5 cm
- Gagal terapi selama 7 hari

SIROSIS HEPATIK

 Penyakit hati yang menahun Kronis

Terbentuknya jaringan ikat dan nodul yang difus

Etiologi :

- Hepatitis B (virus) (dapat juga disebabkan hepatitis C dan D)


- Alkoholic  Hepatitis Laenec

@70GOUKDI
Pemeriksaan fisik :

- Splenomegali
- Eritema palmar  Hormon estrogen terganggu
- Kolateral vein  Vena porta hepatika
- Asites  Pemeriksaan : Undulasi (+) shifting dullness (+)
- Spider nevi
- Invers albumin  albumin  tekanan onkotik  oedem & acites
- Hematemesis/hematokezia
- Hepar tidak mengalami pembesaraan (atrofi)

Pemeriksaan Lab :

- Albumin , globin
- ALP
- Anemia, trombositopenia, leukopenia
- SGOT & SGPT

Terdiri dari 2 :

- Dekompensata : Sudah muncul gejala


- Kompensata : Gejala (-) masih bisa dikompensasi tubuh

Therapy : sesak  oedem  diuretik

FUROSEMID SPIRONOLAKTON
- Kerja cepat - Kerja lama
- Boros kalium - Hemat kalium
- Golongan diuretik - Golongan loop diuretik
Syarat : CEK ELEKTROLIT PASIEN

Komplikasi :

- Asites berkepanjangan  SBP ( Spontaneus Bactery Peritonitis)


- Otak Ensefalopati Hepatikum  karna amoniak
- HCC ( HepatoCelulerCarsinoma)
Hepar teraba keras
Konsistensi (berdungkul-dungkul)
Pemeriksaan : tumor marker  AFP (Alpha Feto Protein) > 100 mg/dl
Therapy : Kemotherapy
Radiotherapy

@70GOUKDI
ENSEFALOPATI HEPATIKUM

Etiologi :

- Amoniak
- Hiponatremia

Gejala :

- Flapping tremor
- Tendon refleks
- Refleks plantar ektensor

Therapy :

- Diet rendah protein 0,8-1 gr / hari


- Laktulosa  melancarkan BAB  pasien harus BAB
- Antibiotik
- Asam amino
- Hepatoprotektor

ASITES

Pemeriksaan :

- Undulasi (+)
- Shifting dullness (+)
- Double sound (+)

Therapy :

- Atasi penyebab dasar


- Batasi konsumsi garam
- Terapi furosemid 40 mg
- Spironolakton 100 mg
- Parasintesis

@70GOUKDI
PANKREATITIS AKUT

 Akut abdomen

Etiologi

- Obstruksi duktus pancreatikus


- Trigliserida
- Alkoholic

Gejala klinis :

- nyeri akut epigastrium  menjalar kepunggung


- dehidrasi  syok hipovolemik

Pemeriksaan fisik :

- Cullen sign (+) pada bagian pre lumbal


- Turner sign (+) pada bagian flank

Pemeriksaan lab :

- Amilase ( ) paling sensitif & lipase ( )

Therapy :

- Puasakan pasien  nutrisi parenteral


- Rehidrasi pasien

@70GOUKDI
HEPATTIS

 Peradangan pada hepar

Gejala klinis :

- Demam
- Mual muntah
- Ikterik
- Nyeri tekan pada hepar
- Hepatomegali

Etiologi : Hepatitis virus A,B,C,D,E,G

Klasifikasi :

- A,C,D,E,G RNA Virus


- B DNA Virus

Transmisi/penularan :

- A,E penularan Fecal-oral ( tidak pernah menjadi kronis)


- B,C,D,G melalui darah

Keterangan :

A,C,E,D,G  dideteksi dengan melihat antibodi yang terbentuk

B  dideteksi dengan melihat virus

Hepatitis B :

- Anak  susah sembuh ( karena imunitas masih berkembang)


- Dewasa  mudah sembuh

HEPATITIS A

 Tidak pernah kronis selalu akut

 Transmisi melalui fekal-oral  makanan yang terkontaminasi

 fase :

- inkubasi : fase perkembangan virus  gejala (-)


- paroksismal  fase awal muncul gejala (+)
- ikterik  muncul 5-10 hari

@70GOUKDI
- konvalens  penyembuhan

gejala klinis :

- Demam
- Nyeri perut kanan atas
- Hepatomegali
- Mual muntah

Laboratorium :

- IgM Anti HAV (+)  akut


- IgG anti HAV (+)  Riwayat Hepatitis A (+)

HEPATITIS B

Etiologi : virus DNA

Transmisi :

- Jarum suntik
- Keringat
- Hubungan seksual

Pemerisaan serologi :

- HbsAg : Hepatitis B ada/tidak


- HbeAg : Replikasi virus/aktivasi/infeksi
- Anti HbeAg : Replikasi virus , Penularan
- IgM anti HBC : Akut/window period
- IgG anti HBC : Kronis/Riwayat hep.B
- Anti Hbs : Kekebalan/imunitas

IgG anti HBC (+) IgG anti HBC (-)

Kekebalan yang didapat Imunitas (Vaksin)  yang terbentuk

@70GOUKDI
MEKANISME IKTERIK

PRE-HEPATIK  Masalah di aliran darah

Sel darah merah  lisis  hem & globin  fe + biliverdin  BILIRUBIN


INDIRECT (tidak larut dalam air/tidak terkonjugasi)

Feses : normal/banyak sterkobilin

HEPATIK  Masalah di hepar

Lisis  mengakibatkan perubahan warna feses  bilirubin indirect = direct

Feses : pucat ( lebih sedikit sterkobilin)

Contoh :

- Liver abses
- Hepatitis
- Sirosis hepatic
- Hepatocelulercarsinoma (HCC)

@70GOUKDI
POST-HEPATIK  masalah di empedu

Obstruksi  mengakibatkan aliran ducktus biliaris terganggu  bilirubin direct


(larut dalam air/terkonjugasi)

Etiologi :

- Batu empedu
- Tumor  ca caput pankreas
- Saluran  atresia billier

Feses : seperti dempul (tidak ada sterkobilin)

@70GOUKDI
DUCTUS BILIARIS

BATU DAN PERADANGAN PADA EMPEDU

Terdiri dari :

- Kolelithiasis
- Koledokolithiasis
- Peradangan empedu dibagi dua :
o Kolesistitis
o Kolangitis

- Reynold pentad : kolangitis yang mengalami penurunan kesadaran

Gejala klinis :

- Demam
- Jaundice
- Murphy sign (+) peradangan pada empedu
- Couvisier sign (+)  teraba kantung empedu

@70GOUKDI
KOLANGITIS KOLESISTITIS KOLELITHIASIS KOLEDOKOLITHIASIS
Trias charcot - Demam (+) - Demam (-) - Demam (-)
- Demam (+) - Jaundice (-) - Jaundice (-) - Jaundice (+)
- Jaundice (+) - Murphy - Murphy (-) - Murphy sign (-)
- Murphy sign (+) sign (+)

Therapy : infeksi  antibiotik

- Cefotaxime 1 gr / 8 jam
- Cefriaxone 1 gr/24 jam

Therapy : batu hilangkan nyeri  evakuasi batu dengan operasi

Gejala klinis : terapi sesuai gejala

Pemeriksaan : USG  Accoustic shadow (+)

Keterangan :

- Kolesistitis akut < 2 minggu


- Kolesistitis kronik > 2 bulan

@70GOUKDI

Anda mungkin juga menyukai