Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal
tersebutdipengaruhiolehtigafaktoryaitukerentananfisikindividusendiri, keadaan
lingkungan dan adanya bibitpenyakit.Apabila ketiga faktor tersebut terjadi
ketidakseimbangan maka individu berada dalam keadaan yang disebut sakit.
Colic Abdomen merupakan gangguan pada aliran normal usus sepanjang
traktus intestinal. Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal, bayak juga
ahli yang mendefinisikan kolik abdomen sebagai sebuah kondisi yang ditandai
dengan kram atau nyeri kolik hebat, yang mungkin disertai dengan mual dan
muntah. Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari
organ yang terdapat dalam abdomen (perut).
Colik abdomen sering dirasakan oleh orang yang memiliki gangguan
sistem pencernaan. Kolik ini sangat menganggu pasien, karena rasa nyaman
pasien dan ketenangan pasien, tidak jarang ini datang timbul rasanya. Tidak
jarang ini timbul saat post operasi abdomen ataupun saat menderita penyakit.
Hal yang mendasari hal ini adalah infeksi pada organ di dalam perut (mencret,
radang kandung empedu, radang kandung kemih), sumbatan dari organ perut
(batu empedu, batu ginjal). Pengobatan yang diberikan adalah penghilangan
rasa sakit dan penyebab utama dari organ yang terlibat. Bila infeksi dari
kandung kemih atau kandung empedu maka pemberian antibiotik, bila ada batu
di kandung empedu maka operasi untuk angkat kandung empedu. Pada kasus
tertentu terjadi akut abdomen.
Akut Abdomen adalah suatu kegawatan abdomen yang dapat terjadi
karena masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba tiba dan berlangsung kurang
dari 24 jam. Akut Abdomen terkait pada nyeri perut serta gejala seperti
muntah, konstipasi, diare, dan gejala gastrointestinal yang spesifik. Pada
Penyakit Kolik Abdomen nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh
pasien tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari
organ dalam abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot, lapisan dari dinding
perut (nyeri somatic). Nyeri viseral biasanya nyeri yang ditimbulkan
terlokalisasi dan berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan
berlangsung akut biasanya penyebab tekanan darah dan denyut jantung
berubah, pucat dan berkeringat dan disertai fenomena viseral yaitu muntah dan
diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa mengarah pada lokasi organ yang
menjadi penyebab nyeri tersebut. Walaupun sebagian nyeri yang dirasakan
merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh karena itu nyeri yang dirasakan
bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.
Data kasus Colic Abdomen yang kelompok dapatkan melalui rekam medik
ruang rawat inap penyakit dalam untuk tahun 2019 sebanyak 21 kasus dan
bulan Januari 2020 sebanyak 3 kasus.
Darilatarbelakangtersebutdiatas,makapenulistertarikuntuk menyusun
Laporan Kasus Seminar dengan judul “Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan diagnosa medik Colic Abdomen di ruang Flamboyan RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah.”

B. Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Nyeri Akut akibat agen injuri sumbatan parsial ataupun total dari organ
tubuh berongga
2. Defisit Volume Cairan akibat dari kehilangan volume cairan secara
aktifataupun kegagalan mekanisme pengaturan
3. Risiko Infeksi akibat dari beberapa faktor seperti prosedur invasif,
kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan ataupun penyakit
kronis

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan seminar kasus:
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien colic abdomen
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang utuh dan
komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukanpengkajianselamamemberikanAsuhanKeperawatan
pada pasien dengan Colic abdomen di ruang Flamboyan RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah.
b. Mampumerumuskandiagnosakeperawatanselamamemberikan Asuhan
Keperawatan padapasiendenganColic abdomendiruang Flamboyan
RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
c. MampumerumuskanrencanatindakanselamamemberikanAsuhan
Keperawatan pada pasien denganColic abdomendiruang Flamboyan
RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
d. Mampumenyelesaikanmasalahkeperawatanyangdialamipada
pasiendenganColic abdomendiruang Flamboyan RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah.
e. Mampumelakukanperencanaantindaklanjutpadapasien denganColic
abdomendiruang Flamboyan RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.

D. Manfaat penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya dan dapat mendukung pada konsep pembelajaran pasien
Colic Abdomen.
2. Bagi RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Rumah Sakit untuk
peningkatan dukungan dalam perawatan pasien colic abdomen dalam
proses asuhan keperawatan.
E. Metode Penulisan
Laporan kasusinidisusundenganmenggunakanmetodepenulisandeskriptif
yaitumenggambarkansuatukeadaanyangsedangterjadi.
PenulismenggambarkansuatuproseskeperawatanpadapasiendenganColic
abdomen di ruang Flamboyan RSUD Undata Provinsi Sulawesi
Tengahmulaidaripengkajiansampaievaluasi.
Teknikpengumpulandata yang penulis gunakan adalah sebagi berikut:
1. Observasi Partisipatif
Observasipartisipatifadalahsuatuteknikpengumpulandatayang
dilakukandenganmengadakanpengamatandanmelaksanakanasuhan
keperawatan pada Pasien selama dirawat di rumah sakit dan lebih bersifat
obyektif,yaitudenganmelihatresponPasiensetelahdilakukantindakan.
Penulismelakukanobservasipartisipatifdengancaramelihat respon Pasien
setelah penulis melakukan tindakan kepada Pasien.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengadakan tanya jawab dengan Pasien, keluarga dan tenaga
jesehatan lain untuk mendapatkan keterangan.
PenulismelakukanwawancarapadaPasienkeluarga,perawat ruangan dan
tenaga kesehatan lain mengenai tentang teori keadaan Pasien
denganpenyakitcolic abdomen.Penulismelakukan perawatansecara
langsungpadaPasiendenganpenyakitcolic abdomen di ruang Flamboyan
RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalahteknikpengumpulandatadengan
melakukanpemeriksaanmulaidariinspeksi,palpasi,perkusidan
auskultasiuntukmendapatkandatafisikPasiensecarakeseluruhan.Penulismela
kukanpemeriksaanfisiksecaralangsungpadaPasien denganpenyakitcolic
abdomen di ruang Flamboyan RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
4. Studi Dokumen
Studidokumentaradalahsuatuteknikyangdiperolehdengan
mempelajaribukulaporan,catatanmedissertahasil pemeriksaanyang ada.
Penulis mempelajari buku laporan,catatan yang mengenai data-
datapasiendenganpenyakitcolic abdomen di ruang Flamboyan RSUD
Undata Provinsi Sulawesi Tengah
LAPORAN PENDAHULUAN
COLIK ABDOMEN

A. Konsep Teoritik
1. Definisi
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus
sepanjang traktus intestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltik
normal.
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan
dirasakanseperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah
karena sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga atau
organ yang terlibattersebut dipengaruhi peristaltik. Beberapa yang menjadi
penyebab kolik abdomen adalah kolik bilier, kolik renal dan kolik karena
sumbatan usus halus
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus
sepanjang traktus intestinal. Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya
normal.
2. Anatomi Fisiologi

Gaster terletak melintang dari kiri ke kanan melintasi abdomen bagian


atas antara hati dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster berbentuk
huruf J, gaster akan berakhir pada pylorus yang mempunyai sebuah otot
sphincter yang berfungsi menutup dan membuka saat pengisian dan
pengosongan lambung. Gaster berlanjut kedalam duodenum yang berjalan
secara anatomis dan visual sulit dibedakan dan jejunum dan ileum, hanya
saja panjang duodenum kira-kira 25cm dan berakhir pada ligament-ligamen
treltz berupa sebuah ligament yang berjalan dari sisi kanan diafragma dekat
dengan hiafus esophagus dan melekat pada perbatasan duodenum dan
jejunum sisa dari usus halus adalah jejunum ¾ bagian akhir disebut ileum.
Secara anatomis letak jejenum adalah diperut bagian kiri, sedangkan ileum
dibagian kanan. Makanan masuk melalui sphincter pylorium keduodenum,
maka sisa makanan akan melalui katub ileoccal valve, yang mencegah
berbaliknya makanan dari usus besar kedalam usus halus. Pada ujung
caecum terdapat appendix vermicularis. Colon (usus besar) lebih besar dari
usus halus yang terdiri dari ceacum, colon pars desendens, colon pars
aseenden, colon transversum dan rectum, lapisan usus besar terdiri dari
tunika serosa tunika submukosa, tunika muskularis, tunika mukosa.
3. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu:
a. Secara mekanis :
1) Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang
berdekatan karena radang)
2) Karsinoma
3) Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian
usus di dalam usus)
4) Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
5) Polip (perubahan pada mukosa hidung)
6) Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)
b. Fungsional (non mekanik)
1) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi
usus tidak dapat bergerak)
2) Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas)
3) Enteritis regional
4) Ketidak seimbangan elektrolit
5) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam
darah karena ginjal tidak bekerja secara efektif)
4. Patofisiologi
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba – tiba
atau sudah berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau
tidak oleh pasien tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat
berasal dari organ dalam abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot, lapisan
dari dinding perut (nyeri somatic). Nyeri viseral biasanya nyeri yang
ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal
dari viseral dan berlangsung akut biasanya menyebabkan tekanan darah dan
denyut jantung berubah, pucat dan berkeringat dan disertai fenomena
viseral yaitu muntah dan diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa mengarah
pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Walaupun
sebagian nyeri yang dirasakan merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh
karena itu nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut
atau sekunder dari tempat lain.
5. Pathway Keperawatan

Idiopatik Makan tak teratur Kerja fisik yang keras

Massa keras faces

Obstruksi lumen

Suplay aliran darah menurun, mukosa terkikis

Perforasi Peradangan pada Distensi abdomen


Abses appendiks
Peradangan

Nyeri Menekan gaster

Appendiktomi Peningkatan prod HCL


Pembatasan intake
cairan
Insisi bedah Mual, muntah

Risiko
Nyeri Risiko kurang vol Ketidakseimbangan
terjadi
cairan nutrisi kurang dari
infeksi
kebutuhan tubuh
6. Manifestasi Klinis
a. Mekanika sederhana-usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi,
muntah empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing
bernada tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus
minimal.
b. Mekanika sederhana-usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah sedikit
atau tidak ada-kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi
“hush” meningkat, nyeri tekan difus minimal.
c. Mekanika sederhana-kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul
terakhir, kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising
usus, nyeri tekan difus minimal.
d. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn.
Gejalanya kram, nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
e. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan
terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus
menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus
menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah
samar
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik :Tanda - tanda vital
b. Pemeriksaan rectal
c. Laboratorium : leokosit, HB
d. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
e. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara
atau lipatan sigmoid yang tertutup.
f. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah,
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau
peritonitis dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi
pannkreas oleh lipatan khusus.
g. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis
metabolik
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :
1) Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
2) implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis
3) Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena
obstruksi kronik, ileus paralitik atau infeksi
4) Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung
5) Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung
terlalu beresiko
6) Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan
mendekompresi usus yang di lakukan sebagai prosedur kedua.
b. Sedangkan penatalaksanaan secara farmakologi yaitu:
1) Terapi Na + K + komponen darah
2) Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan
3) Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan
intraseluler
4) Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal
usus ke area penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan
lenih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan
5) Antasid ( obat yang melawan keasaman).

B. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala:kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur
semalaman karena diare, merasa gelisah dan ansietas,pembatasan
aktivitas/kerja sehubungan dengan efek proses penyakit.
Tanda:Diam, malas, mudah capek.
b. Sirkulasi
Gejala:Tachikardi ( respons terhadp demam, dehidrasi, proses
inflamasi, dan nyeri )
Tanda:TD : hipotermi, termasuk postural.
c. Kulit/membran mukosa: Turgor buruk, kering, lidahpecah-pecah
(dehidrasi /maal nutrisi)
d. Integritas ego
Gejala: Ansietas, ketakutan, emosi,kesal, misal : merasa tidak
berdaya/tak ada harapan.
Faktor stress akut/kronik, misal : hubungan dengan keluarga/pekerjaan,
pengobatan yang mahal.
Faktor budaya meningkatkan prevalensi pada populasi yahudi.
Tanda: Menolak, perhatian menyempit, depresi
e. Eliminasi
Gejala: Tekstur feses bervariasi dari bentuk sampai bau dan berair.
Episode diare berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak
dapat dikontrol ( sebanyak 20-30 kali defekasi/hari ); perasaan
dorong/kram ( tenesmus ); defekasi berperdarahan per rektal.
Tanda :Menurunnya bising usus, tidak adanya peristaltik ataw adanya
peristaltuk yang dapat dilihat.
Hemoroid, fisura anal (25%); fistula ferienal
f. Makanan/cairan
Gejala: Anoreksia, mual/muntah.
Penurunan berat badan.Tidak toleran terhadap diet/sensitif misalnya
buah/sayut, prroduk susu, makanan berlemak.
Tanda: Penurunan lemak subkutan/massa otot
Kelemahan tonus otot dan turgor kulit buruk.
Membran mukosa; luka, inflamasi rongga mulut
g. Higien
Gejala: Ketidak mampuan mempertahankan keperawatan diri.
Stomatitis menunjukkan kurangnya vitamin
Tanda: Bau badan.
h. Nyeri/kenyamanan
Gejala: Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan
defekasi).
Titik nyeri berpindah, nyeri tekan (atritis).
Nyeri mata, fotofobia (iritis).
i. Keamanan
Gejala: Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskulitis.
Artritis (memperburuk gejala dengan eksarbasi penyakt usus).
Tanda: Lesi kulit mungkin ada misalnya: eritema nudusum (meningkat,
nyeri tekan, kemerahan dan membengkak

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut
b. Risiko Infeksi
c. Defisit Volume Cairan
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Intervensi

Diagnosa Keperawatan/ Rencana Keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Nyeri akut NOC : NIC :
berhubungan dengan: ❖ Pain Level, 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Dapat mengidentifikasi terjadinya
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, ❖ pain control, komprehensif termasuk lokasi, komplikasi dan untuk intervensi
selanjutnya.
psikologis), kerusakan jaringan ❖ comfort level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
Setelah dilakukan tinfakan dan faktor presipitasi
DS: keperawatan selama …. Pasien tidak 2. Kontrol lingkungan yang dapat 2. Untuk mengurangi nyeri
- Laporan secara verbal mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: mempengaruhi nyeri seperti suhu
DO: 1. Mampu mengontrol nyeri (tahu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Posisi untuk menahan nyeri penyebab nyeri, mampu 3. Kurangi faktor presipitasi nyeri dan Kaji 3. Memberi info untuk mengkaji respon
- Tingkah laku berhati-hati menggunakan tehnik tipe dan sumber nyeri untuk menentukan terhadap intervensi
- Gangguan tidur (mata sayu, nonfarmakologi untuk mengurangi intervensi
4. Nafas dalam merupakan tindakan
tampak capek, sulit atau nyeri, mencari bantuan) 4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: kenyamanan yang membuat otot relaksasi
gerakan kacau, menyeringai) 2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang napas dala, relaksasi, distraksi, kompres
- Terfokus pada diri sendiri dengan menggunakan manajemen hangat/ dingin
5. Progam terapi sebagai system kolaboratif
- Fokus menyempit (penurunan nyeri 5. Berikan analgetik untuk mengurangi
dalammenyelesaikan masalah nyeri.
persepsi waktu, kerusakan 3. Mampu mengenali nyeri (skala, nyeri: ……...
proses berpikir, penurunan intensitas, frekuensi dan tanda 6. Berikan informasi tentang nyeri seperti 6. Pola hidup yang buruk dapat
interaksi dengan orang dan nyeri) penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan menyebabkan berbagai macam penyakit
lingkungan) 4. Menyatakan rasa nyaman setelah berkurang dan antisipasi
- Tingkah laku distraksi, nyeri berkurang ketidaknyamanan dari prosedur
7. Tanda – tanda vital merupakan pedoman
contoh : jalan-jalan, menemui 5. Tanda vital dalam rentang normal 7. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
terhadapperubahan pada kondisi pasien
orang lain dan/atau aktivitas, 6. Tidak mengalami gangguan tidur pemberian analgesik pertama kali dan abnormalitas pada kondisipasien
aktivitas berulang-ulang)
- Respon autonom (seperti
diaphoresis, perubahan
tekanan darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic dalam
tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif (contoh
: gelisah, merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu makan
dan minum
Diagnosa Keperawatan/ Rencana Keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Risiko infeksi NOC : NIC :
Faktor-faktor risiko : ❖ Immune Status 1. Pertahankan teknik aseptif
- Prosedur Infasif ❖ Knowledge : Infection control 2. Batasi pengunjung bila perlu
- Kerusakan jaringan dan ❖ Risk control 3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
peningkatan paparan Setelah dilakukan tindakan tindakan keperawatan
lingkungan keperawatan selama…… pasien tidak 4. Gunakan baju, sarung tangan sebagai
- Malnutrisi mengalami infeksi dengan kriteria alat pelindung
- Peningkatan paparan hasil: 5. Ganti letak IV perifer dan dressing
lingkungan patogen 1. Pasien bebas dari tanda dan gejala sesuai dengan petunjuk umum
- Imonusupresi infeksi 6. Gunakan kateter intermiten untuk
- Tidak adekuat pertahanan 2. Menunjukkan kemampuan untuk menurunkan infeksi kandung kencing
sekunder (penurunan Hb, mencegah timbulnya infeksi 7. Tingkatkan intake nutrisi
Leukopenia, penekanan respon 3. Jumlah leukosit dalam batas 8. Berikan terapi
inflamasi) normal antibiotik:.................................
- Penyakit kronik 4. Menunjukkan perilaku hidup sehat 9. Monitor tanda dan gejala infeksi
- Imunosupresi 5. Status imun, gastrointestinal, sistemik dan lokal
- Malnutrisi genitourinaria dalam batas normal 10. Pertahankan teknik isolasi k/p
- Pertahan primer tidak adekuat 11. Inspeksi kulit dan membran mukosa
(kerusakan kulit, trauma terhadap kemerahan, panas, drainase
jaringan, gangguan peristaltik) 12. Monitor adanya luka
13. Dorong masukan cairan
14. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala
15. Kaji suhu badan pada pasien neutropenia
setiap 4 jam
Diagnosa Keperawatan/ Rencana Keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Defisit Volume Cairan NOC: NIC :
Berhubungan dengan: ❖ Fluid balance 1. Pertahankan catatan intake dan output 1. Dehidrasi bisa terjadi akibat pergeseran
- Kehilangan volume cairan ❖ Hydration yang akurat cairan meski asupan cairan secara
secara aktif ❖ Nutritional Status : Food and Fluid keseluruhan cukup memadai.
- Kegagalan mekanisme Intake
pengaturan Setelah dilakukan tindakan 2. Monitor status hidrasi(kelembaban 2. Mengetahui perubahan status hidrasi
keperawatan selama….. defisit volume membran mukosa, nadi adekuat,
DS : cairan teratasi dengan kriteria hasil: tekanan darah ortostatik), jika
- Haus 1. Mempertahankan urine output diperlukan
DO: sesuai dengan usia dan BB, BJ 3. Monitor hasil lab yang sesuai dengan 3. pengawasan terhadap fungsi ginjal
- Penurunan turgor kulit/lidah urine normal, retensi cairan (BUN , Hmt ,
- Membran mukosa/kulit kering 2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh osmolalitas urin, albumin, total
- Peningkatan denyut nadi, dalam batas normal protein)
penurunan tekanan darah, 3. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, 4. Monitor vital sign setiap 15menit – 1 4. Perubahan tanda vital dapat
penurunan volume/tekanan Elastisitas turgor kulit baik, jam menggambarkan keadaan umum Pasien
nadi membran mukosa lembab, tidak 5. Mempertahankan keseimbangan cairan,
5. Kolaborasi pemberian cairan IV
- Pengisian vena menurun ada rasa haus yang berlebihan melembabkan membran mukosa,
- Perubahan status mental 4. Orientasi terhadap waktu dan mengurangi rasa haus
- Konsentrasi urine meningkat tempat baik 6. Membantu mengarahkan manajemen
6. Monitor status nutrisi
- Temperatur tubuh meningkat 5. Jumlah dan irama pernapasan nutris. Riwayat mungkin termasuk
- Kehilangan berat badan dalam batas normal peningkatan cairan atau asupan sodium
secara tiba-tiba 6. Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas 7. Peningkatan berat jenis urine/penurunan
7. Berikan penggantian nasogatrik sesuai haluaran urine menunjukkan perubahan
- Penurunan urine output normal
output (50 – 100cc/jam)
- HMT meningkat 7. pH urin dalam batas normal volume sirkulasi
- Kelemahan 8. Intake oral dan intravena adekuat
Diagnosa Keperawatan/ Rencana Keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Ketidakseimbangan nutrisi NOC: NIC:
kurang dari kebutuhan tubuh a. Nutritional status: Adequacy of 1. Kaji adanya alergi makanan 1. Mengetahui adanya alergi makanan atau
Berhubungan dengan : nutrient tidak untuk menentukan kebutuhan diet
Ketidakmampuan untuk b. Nutritional Status : food and Fluid
yang tepat bagi pasien
memasukkan atau mencerna Intake
nutrisi oleh karena faktor biologis, c. Weight Control 2. Ajarkan pasien bagaimana membuat 2. Pasien dapat membuat catatan makanan
psikologis atau ekonomi. Setelah dilakukan tindakan catatan makanan harian. sendiri dan agar tahu kapan saja jadwal
DS: keperawatan selama….nutrisi kurang makan pasien.
- Nyeri abdomen teratasi dengan indikator: 3. Monitor adanya penurunan BB dan gula 3. Kebutuhan nutrisi dapat diketahui
- Muntah ❖ Albumin serum darah melalui peningkatan/penurunan berat
- Kejang perut ❖ Pre albumin serum badan
- Rasa penuh tiba-tiba setelah ❖ Hematokrit
4. Monitor turgor kulit 4. Turgor kulit jelek dapat menggambarkan
makan ❖ Hemoglobin
DO: ❖ Total iron binding capacity keadaan klien.
- Diare ❖ Jumlah limfosit 5. Monitor mual dan muntah 5. Mual dan muntah mempengaruhi
- Rontok rambut yang berlebih pemenuhan nutrisi
- Kurang nafsu makan 6. Monitor intake nuntrisi 6. supaya pola diet pasien akan
- Bising usus berlebih mengidentifikasi
- Konjungtiva pucat kekuatan/kebutuhan/defisiensi nutrisi
- Denyut nadi lemah
7. Kolaborasi dengan dokter tentang 7. untuk menentukan jumlah kalori dan
kebutuhan suplemen makanan seperti nutrisi yang dibutuhkan pasien
NGT/ TPN sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
8. Pertahankan terapi IV line 8. untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh
9. Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas oval
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tangal pengkajian : 20-01-2020


Jam. Pengkajian : 20.00
Ruang/kelas :Flamboyan/III
No. Rigester :35-07-69
Tgl MRS : 18-01-2020

A. Pengkajian

1. Data Demografi
A. Biodata
Nama : Ny. D
Usia : 58 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Bugis
Status pernikahan : Menikah
Agama/keyakinan : Islam
Pekerjaan/sumber penghasilan : IRT
Diagnose medik : Kolik Abdomen
No. Medicald record : 01.00.28.30
B. Penanggung jawab
Nama : Tn. I
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan Pasien : Suami Pasien
Usia : 64 Tahun
II. Keluhan utama
Nyeri perut kanan tembus belakang
III. Riwayat kesehatan
A. Riwayat kesehatan sekarang
Ny.D masuk di RS UNDATA tanggal 18 januari 2020 dengan keluhan
nyeri perut kanan tembus blakang. Nyeri perutnya sudah dialami sejak 3
hari yang lalu terutama saat beraktivitas. Nyerinya tidak tertahankan
sehingga suami ny.D memutuskan untuk membawa ny.D ke RS. Ny.D
juga mengatakan bahwa dia sering merasa mual dan muntah jika makan.
Pasien mengatakan biasa sakit kepala.
B. Riwayat kesehatan lalu
Suami ny.D mengatakan ny.D sebelumnya pernah dirawat di RS selama 5
hari dengan diagnosa hipertensi yaitu diruangan mawar RS UNDATA.
C. Riwayat kesehatan keluarga
D. Suami ny.D mengatakan diantara keluarganya yang lain tidak ada yang
pernah mengalami penyakit seperti ini.
Genogram
A B

C D

58
E

Keterangan gambar : Keterangan genogram :

X : Meninggal A : Orangtua ayah Pasien

: Laki-laki B : Orangtua ibu Pasien

: Perempuan C : Saudara ayah Pasien

58 : Pasien D : Saudara ibu Pasien

: Tinggal bersama E : Anak Pasien


IV. Riwayat Psikososial
Ny.D merespon siapa saja, Pasien aktif dalam berinteraksi, Pasien mengikuti
kegiatan sosial selama ny.D masih sehat. Suami Pasien mengatakan selama
dirawat ny.D susah berinteraksi selama sakit.
V. Riwayat Spiritual
Kebutuhan beribadah ny.D tidak terpenuhi karena ada masalah atau sakit.
VI. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum
Keadaan umum lemah, ekspresi wajah klien meringis, klien mampu
kooperatif akan tetapi agak pelan dalam mengatakan penyakit yang di
deritanya. Kebersihan diri klien cukup bersih.
B. Tanda-tanda vital
Tekanan darah :160/90mmHg
Nadi : 77x/m
Suhu : 36,2°c
Pernafasan : 22x/m
Skala nyeri : 1 2 3 (4) 5 6 7 8 9 10 : sedang
Pengkajian nyeri berdasarkan P Q R S T
P : nyeri perut saat beraktivitas
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : perut sebelah kanan
S : skala sedang yaitu 4
T : 5-10 menit, hilang timbul dan semakin nyeri jika Pasien melakukan
aktivitas yang berat.
C. Sistem pernapasan
1. Hidung
Inspeksi : tidak ada masalah pada hidung, nampak simetris
kiri/kanan, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada polip,
keadaan hidung cukup bersih, dan tidak ada sekret.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada hidung.
2. Dada
Inspeksi : bentuk dada normal, ekspansi dada simetris, tidak terdapat
retraksi dinding dada.
Perkusi :
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan.
Auskultasi :
3. Leher
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada benjolan, pergerakan bebas
kesemua arah
Palpasi : tidak ada pembesaran kilenjar tiroid.
D. Sistem Kardiovaskuler
1. Konjungtiva tidak anemis
2. Arteri carotis teraba
3. Ictus cordis teraba
4. Suara jantung normal (s1 s2 reguler)
5. Capilary refill time < 2 menit.

E. Sistem Pencernaan
1. Mukosa bibir kering
2. Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen datar, tidak ada benjolan
Auskultasi : bising usus 12/menit
Perkusi : bunyi timpani
Palpasi : ada nyeri tekan sebelah kanan
F. Sistem Indra
1. Mata
Isnpeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterus
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, palpebra
2. Hidung
Penciuman normal, Pasien dapat membedakan bau-bauan, tidak terdapat
epitaksis.
3. Telinga
Daun telinga simetris kiri kanan, tidak ada lesi, tidak terdapat nyeri
tekan, pendengaran baik.
G. Sistem Saraf
1. Fungsi serebral : GCS : E:4 V:5 M:6
2. Fungsi Kranial
 Nervus I (Olfaktorius)
Pasien dapat membedakan bau (bau teh/kopi) (Normosmi)
 Nervus II (Optikus)
Visus 6/60, lapang pandang baik tidak ada plerigium pada mata kiri
dan kanan
 Nervus III (Okulomotorik)
Pasien dapat menggerakan bola mata kesegala arah pupil mengecil
saat terkena cahaya
 Nervus IV (Trokhlearis)
Pasien dapat melihat ke arah hidung
 Nervus V (Trigrminal)
Reflek kornea baik ketika terkena rangsangam nyeri
 Nervus VI (Abdusen)
Pasien dapat menggerakan bola mata kearah lateral/samping
 Nervus VII (Facialis)
Pasien tidak dapat tersenyum dengan baik,namun dapat menutup mata
dengan baik
 Nervus VIII (Auditorius)
Pasien dapat mendengar baik
 Nervus IX (Glosofaringeal)
Pasien dapat menelan makanan dan minuman dengan baik,
Pasiendapat membedakan manis asam dan pahit.
 Nervus X (Vagus)
Pasien dapat menelan makanan/minuman dengan baik.
 Nervus XI (Aksesorius)
Pasien dapat menoleh kiri dan kanan.
 Nervus XII (Hipoglosus)
Pasien dapat menjulurkan lidah
3. Fungsi motorik : Massa dan tonus otot lemah
4. Fungsi sensorik : Pasien dapat merasakan nyeri, panas dan dingin
H. Sistem Muskuloskeletal
1. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala normal, rambut hitam pendek, pertumbuhan
rambut merata, kulit kepala bersih.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan massa
2. Vetebrae : bentuk normal
3. Kaki : bentuk normal
4. Tangan : bentuk normal

I. Sistem Integumen
1. Rambut
Inspeksi : tampak bersih
2. Kulit
Inspeksi : kulit berwarna sawo matang
3. Kuku
Inspeksi : normal, kuku tampak bersih. CRT : < 2 detik
J. Sisterm Endokrin
1. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
2. Percepatan pertumbuhan sesuai dengan usia
3. Tidak ada gejala kreatinisme & gigantisma
4. Tidak ada peningkatan kadar gula darah

K. Sistem perkemihan
Tidak terdapat edema palpebra, dan tidak terdapat moon face pada wajah.
L. Sistem reproduksi
Tidak dilakukan pengkajian
M. Sistem imun
1. Pasien tidak ada alergi cuaca dan debu
2. Imunisasi (tidak dapat diingat)
3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan cuaca
4. Tidak ada riwayat tranfusi darah.
VII. Aktivitas Sehari-Hari Sebelum Dan Saat DI RS
NO ADL SEBELUM DI RS SAAT DI RS
1. Nutrisi :
Selera makan Baik Sedikit menurun
Menu makanan Nasi, ikan, sayur Nasi, ikan, sayur
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Makan kesukaan Tidak ada Tidak ada
Makanan Tidak ada Tidak ada
pantangan
Pola makan Teratur Tidak teratur, porsi
makan
Cara makan Sendiri Sendiri
Porsi makan Dihabiskan 1 porsi Porsi makan 1/3
2. dihabiskan
Cairan
Jenis minuman Air putih Air putih
Frekunsi minum 8 gelas/hari Pasien minum sedikit-
sedikit
Kebutuhan cairan 2500cc/hari
3.
Eliminasi
BAB :
Tempat Kamar mandi Kamar mandi
pembuangan
1x sehari 1x sehari
Frekunsi
Lunak Lunak
Konsistensi
Tidak ada Tidak ada
Konstipasi
Kuning Kuning
Warna
Khas Khas
Bau
BAK : Kamar mandi
Tempat Kamar mandi
pembuangan 4x sehari 4x sehari
Frekuensi Tidak ada Tidak ada
Kesulitan BAK Kuning
4. Kuning
Warna

Istirahat tidur 4-5 jam Tidak menentu


Jam tidur malam 2-3 jam Tidak menentu
Jam tidur siang Teratur Tidak menentu
5. Pola tidur

Personal hygine 2x/hari 1x/hari dibantu


Mandi 1x dalam 2 hari Tidak pernah
Cuci rambut 2x/hari 2x/hari
Gosok gigi Bersih Bersih
6. Keadaan kuku 2x/hari 1x/hari
Ganti baju
7. Tidak ada Tidak ada
Olahraga
Mandiri ADL’s dibantu oleh
Aktivitas keluarga sebagian

VII. Test Diagnostik


Laboratorium (Tanggal 18 Januari 2020)
NO. JENIS HASIL NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN
1. WBC 9,47 10ˆ3/μL L (3,8-10,6) P (3,6-11,0)
2. RBC 4,63 10ˆ6/ μL L (4,4-5,9) P (3,8-5,2)
3. HGB 13,8 g/dL L (13,2-17,3) P (11,7-
4. HCT 38,4 % 15,5)
5. MCV 82,9 FL L (40-52) P (35-47)
6. MCH 35,9 pg (80.0 : 100,0)
7. MCHC 35,9 g/dL (26,0 : 36,0)
8. PLT 294 10ˆ3/μL (32,0 : 36,0)
9. RDW-SD 37,2 FL (150-440)
10. RDW-CV 12,2 % (37,0-54,0)
11. PDW 10,5 FL (11,5-14,5)
12. MPV 9,8 FL (9,0-17,0)
13. P-LCR 23,0% (6,8-10,0)
14. PCT 0,29% (13,0-43,0)
(0,100-0,500)

Radiologi (Tanggal 23 januari 2020) = USG dengan hasil bacaan Nipro


Nefritis, kista ovarium dengan ukuran dimeter 4cm

VIII. Therapy Saat Ini


No. NAMA OBAT DOSIS RVTE FUNGSI
1. CA RL 20 TPM IV Pemenuhan cairan
2. OMEPRAZOLE 3x4mg IV Gangguan lambung
3. KETOROLAC 3x30mg IV Nyeri
4. ASAM 2x1 Oral Nyeri
MEFENAMAT
5. CAPTOPRIL 1x1 Oral Mengatasi hipertensi
KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif Data Objektif
1. Pasien mengatakan nyeri - Keadaan umum lemah
perut kanan tembus belakang - Ekspresi wajah meringis
2. Pasien mengatakan mual dan - Pengkajian nyeri PQRST
muntah P : nyeri perut saat
3. Pasien mengatakan sering beraktivitas
sakit kepala Q : seperti tertusuk-tusuk
R : perut sebelah kanan
S : skala 4 sedang
T : 5-10 menit dan hilang
timbul
- TTV
TD : 160/90mmHg
N : 77x/i
SB : 36,2°c
RR : 22x/i
- Mukosa bibir kering
- Porsi makan hanya
dihabiskan 1/3 porsi
- Pasien minum sedikit-sedikit
- ADL’s dibantu oleh
keluarganya sebagian.

ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Nyeri Akut
 Pasien mengatakan Infeksi ginjal
nyeri perut kanan
tembus belakang Proses inflamasi
DO :
 Ekspresi wajah Kerusakan membran
meringis kapiler
 Pengkajian PQRST
Vasospasme pembuluh
P : nyeri perut saat
darah
beraktifitas
Q : seperti tertusuk- Nyeri akut
tusuk
R :perut sebelah
kanan
S : 4 sedang
T : 5 – 10 menit
hilang timbul
 TTV
TD : 160/90 mmHg
SB : 320C
N : 77x /mnt
P : 22x /mnt
 Nyeri tekan pada
perut sebelah kanan
2. DS : Peradangan pada ginjal Ketidakseimban
 Pasien mengatakan gan nutrisi
mual dan muntah Vasospasme pembuluh kurang dari
 Pasien minum sedikit- darah kebutuhan
sedikit tubuh
DO :
Distensi abdomen
 Keadaan umum lemah
 Mukosa bibir kering Menekan gaster
 Porsi makan hanya
dihabiskan 1/3 porsi Peningkatan produksi
 TTV HCL
TD : 160/90 mmHg
SB : 320C Mual, muntah
N : 77x/mnt
P : 22x/mnt Ketidakseimbangan nutrisi
 kurang dari kebutuhan
tubuh

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan distensi atau kekakuan pada abdomen
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Ketidakmampuan untuk memasukkan nutrisi oleh karenafaktor
biologis
INTERVENSI
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Sebagai data dasar untuk
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam di dengan PQRST menentukan dan
distensi atau kekakuan harapkan masalah Nyeri akut mengevaluasi intervensi
pada abdomen teratasi dengan kriteri hasil : yang diberikan
 Skala nyeri 1 – 2 2. Untuk mengetahui tingkat
 TTV dalam batas normal 2. Observasi reaksi nonverbal dari nyeri dari ekspresi wajah
ketidak nyamanan Pasien
 Melaporkan nyeri berkurang
3. Ajarkan teknik non farmakologi 3. Memberikan pengetahuan
yaitu teknik relaksasi nafas agar Pasien dapat
dalam untuk mengontrol nyeri melakukan tekhnik ini
secara mandiri
4. Kaji tanda-tanda vital

5. Kolaborasi pemberian anagetik 4. Mengetahui keadaan umum


Pasien

5. Untuk mengurangi nyeri


secara farmakologi
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan intake output yang 1. Sebagai catatan awal untuk
nutrisi kurang dari keperawatan 3x24 jam di harapkan adekuat melakukan intervensi
kebutuhan tubuh masalah Resiko kekurangan 2. Mukosa bibir adalah salah
berhubungan dengan volume cairan dengan kriteri hasil : 2. Monitor status dihidrasi satu tanda yang nampak
ketidakmampuan  TTV dalam batas normal (kelembaban mukosa) pada orang dehidrasi ringan
untuk memasukkan  Tidak ada tanda dehidrasi 3. Mengatahui keadaan umum
atau mencerna nutrisi  Mukosa bibir lembab Pasien
oleh karena faktor 3. Monitor TTV 4. Diharapkan dapat mencegah
biologis dehidrasi berkelanjutan

4. Anjurkan Pasien untuk


menambah intake secara oaral
5. Kolaborasi dalam pemberian anti
mual dan kembung
No Waktu Tindakan Keperawatan
ImplementasiHasil/respon
Keperawatan Pasien Catatan Perkembangan
Dx (Tgl/Jam) (Implementasi) (Evaluasi)
1 20-01-2020 1. Melakukan pengkajian 1. P : nyeri perut saat S: Pasien mengatakan nyeri
20.30 nyeri dengan PQRST beraktivitas berkurang skala
Q : seperti tertusuk- O:
tusuk P : nyeri perut
R : perut sebelah Q : seperti tertusuk-tusuk
kanan R : perut sebelah kanan
S : 4 (sedang) S : 3 ringan (NRS)
T : 5-10 menit T : 5-7 menit hilang
hilang timbul timbul
20.35 2. Mengobservasi reaksi non
2. Pasien tampak A: masalah nyeri belum
verbal
meringis teratasi
20.40 3. Mengajarkan tehnik
3. Pasien mampu P: lanjutkan intervensi :
relaksasi nafas dalam
melakukan napas 1. Melakukan
untuk mengontrol nyeri
dalam Pasien pengkajian nyeri
mengatakan nyeri dengan PQRST
sedikit berkurang 2. Observasi relaksasi
20.45 4. Mengkaji vital sign non verbal
4. TTV : 3. Mengkaji TTV
TD : 140/80mmHg 4. Kolaborasi
SB: 37oc pemberian analgetik
N : 78x/i
23.50 5. Pemberian analgetik
RR : 22x/i
sesuai instruksi dokter :
5. Tidak ada reaksi
Ketorolac 1 amp
alergi ketorolac 1
07.00 6. Pemberian analgetik
amp
sesuai dengan intruksi
6. Tidak ada reaksi
dokter :
alergi dalam
Asam mafenamat
pemberian analgetik

2 20-01-2020 1. Mempertahankan intake 1. Pasien mengatakan S: Pasien mengatakan masih


21.00 dan output hanya makan 1/3 dari mual dan muntah 2x
porsi dan minum dalam sehari
kurang lebih 600ml O: mukosa bibir kering
Pasien masih mual dan A: masalah
muntah 2x Ketidakseimbangan
21.05 2. Memonitor status
2. Mukosa bibir kering nutrisi kurang dari
dehidrasi yaitu
kelembaban mukosa bibir kebutuhan tubuh
3. Menganjurkan Pasien P: Lanjutkan intevensi :
21.10 untuk menambah intake 3. Memberikan minum 1. Pertahankan intake
secara orang lebih banyak dari dan output yang
sebelumnya . Pasien adekuat
nampak minum lebih 2. Monitor status
4. Memberikan anti mual dan banyak dehidrasi
23.55
kembung 4. Tidak ada reaksi alergi (kelembaban
Omeprazole sesuai Pasien tampak lebih mukosa bibir)
instruksi dokter nyaman 3. Monitor TTV
4. Kolaborasi dalam
pemberian anti mual
dan kembung.
emoprazole

No Waktu Tindakan Keperawatan Hasil/respon Pasien Catatan Perkembangan


Dx (Tgl/Jam) (Implementasi) (Evaluasi)
1 21-01-2020 1. Melakukan pengkajian 1. P : nyeri perut S: Pasien mengatakan nyeri
nyeri dengan PQRST Q : seperti tertusuk- berkurang skala
20.40 tusuk O:
R : perut sebelah kanan P : nyeri perut
S : 2 (ringan) NRS Q : seperti tertusuk-tusuk
T : 3-5 menit R : perut sebelah kanan
20.50 2. Mengobservasi reaksi
2. Pasien tampak lebih S : 3 ringan (NRS)
non verbal
nyaman T : 4-5 menit
A: masalah
21.00 3. Mengkaji TTV
3. TD:140/80 mmHg nyeribelumteratasi
N:78x/i P: lanjutkan intervensi
SB : 36,5 C o

4. Pemberian analgetik RR: 22x/i


07.10
sesuai instruksi dokter 4. Tidak ada reaksi alergi
Asam mafenamat per 8 nyeri berkurang setelah
jam 4 jam.
2 21-01-2020 1. Mempertahankan intake 1. Pasien mengatakan S: Pasien mengatakan masih
20.45 output hanya makan ½ mual dan muntah
porsi dan minum O: mukosa bibir kering
kurang lebih A: Masalah
100ml Ketidakseimbangan
Pasien mengatakan nutrisi kurang dari
mual muntah kebutuhan tubuh
berkurang P: Lanjutkan intervensi :
1. Pertahankan intake
dan output yang
2. Memonitor status
2. Mukosa bibir adekuat
duhidrasi yaitu
kering 2. Monitor status
kelembaban mukosa bibir
dehidrasi
3. Memberikan anti mual
3. Pasien tampak (kelembaban
Omeprazole per 12 jam
lebih nyaman mukosa bibir)
Mual munta (-) 3. Kolaborasi dalam
pemberian anti mual
dan kembung.
Emoprazole
No Waktu Tindakan Keperawatan Hasil/respon Pasien Catatan Perkembangan
Dx (Tgl/Jam) (Implementasi) (Evaluasi)
1 22.01.2020 1. Melakukan 1. P : nyeri perut S: Pasien mengatakan nyeri
20.40 pengkajian nyeri Q : seperti tertusuk- berkurang
dengan PQRST tusuk O:
Pasien mengatakan R : perut sebelah kanan P : nyeri perut
nyeri sudah S : 2 (ringan) NRS Q : seperti tertusuk-tusuk
berkurang T : 3-5 menit R : perut sebelah kanan
20.50
2. Mengobservasi reaksi 2. Pasien tampak lebih S : 2 ringan (NRS)
non verbal nyaman T : 3-5 menit
21.00
3. Mengkaji TTV 3. TD:140/80 mmHg A: masalah nyeri
N:78x/i Teratasi
07.17
4. Pemberian analgetik 4. Nyeri berkurang setelah P: Pertahankan intervensi
sesuai instruksi 4 jam
dokter
Asam mafenamat

2 22.01.2020 1. Mempertahankan intake 1. Pasien mengatakan hanya S : Pasien mengatakan mual


07.00 aoutput makan ½ porsi dan muntahnya berkurang
07.30 2. Monitor status dehidrasi minum kurang lebih O: mukosa bibir lembab
yaitu kelembaban 700ml kulit
mukosa bibi Pasien mengatakan mual A: Masalah
08.00 3. Memberikan anti mual muntah berkurang Ketidakseimbangan
Omeprazole sesuai 2. Mukosa bibir lembab nutrisi kurang dari
intsruksi dokter. 3. Pasien tampak lebih kebutuhan tubuh
nyaman P: pertahankan intervensi
Mual muntah (-)
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
...Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 20 januari 2020 dan
merupakan hari ke tigaPasienNy. D dirawat dengan diagnosa kolik abdomen.
Ny. D masuk di RS UNDATA tanggal 18 januari 2020 dengan keluhan nyeri
perut kanan tembus blakang. Nyeri perutnya sudah dialami sejak 3 hari yang
lalu terutama saat beraktivitas. Nyerinya tidak tertahankan sehingga suami ny.
D memutuskan untuk membawa ny. D ke RS. Ny. D juga mengatakan bahwa
dia sering merasa mual dan muntah jika makan. Pasien mengatakan biasa sakit
kepala. Dan Pasien pernah di rawat 5 hari lalu dengan hipertensi.
Dan gejala manifestasi klinis ini menunjukan bahwa pasien mengalami
nyeri distensi abdomen dan penekanan di peristaltik usus, penyebabnya
menurut kesenjangan teori disebabkan oleh faktor mekanis setelah melakukan
pemeriksaan penunjang hasil radiologi (USG) mengambarkan bahwa ada kista
ovarium dengan ukuran dimeter 4cm dan Nipronefresis.
Pada tahap pengkajian menurut teori pada beberapa metode yang
digunakan dalam beberapa metode observasi langsung dengan Pasien,
pemeriksaan fisik head to toe, hasil pemeriksaan penunjang, catatan medis,
catatan keperawatan dan informasi dari perawat ruangan.

B. Pathway Berdasarkan Masalah Keperawatan Yang Muncul Pada Pasien


Ditinjau berdasarkan pathway secara teoritis, diagnosa yang muncul
seperti Nyeri akut disebabkan oleh injuri dan distensi abdomen, sedangkan
pathway dari Nyeri akut pada kasus yang penulis sama dengan pathway secara
teoritis.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan
dengan ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena
faktor biologis. Pada pathway teoritis disebabkan karena penyimpangan yang
mempengaruhi asupan cairan, mual, muntah, sedangkan pada kasus asuhan
keperawatan yang penuli lakukan sama dengan pathway secara teoritis.
C. Diagnosa Keperawatan
Dalam tinjauan teori ada 4 diagnosa keperawatan yang muncul, tetapi ada
2 diagnosa yang tidak muncul, karena penulis tidak menemukan data-data yang
menunjang ke diagnosa tersebut yaitu risiko terjadi infeksi yang berhubungan
dengan prosedur Invasif, kerusakan jaringan dan peningkatan paparan
lingkungan.
Diagnosa Keperawatan berdasarkan data pengkajian, ada beberapa
diagnosa muncul pada PasienNy. D dengan kolik abdomen meliputi:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan distensi atau kekakuan pada
abdomen.
a. Masalah keperawatan ini muncul karena adanya kerusakan
pada bagian glomerulus ginjal akibat infeksi dan adanya kista
ovarium yang menekan dinding perut bagian dalam.
b. Diagnosa tersebut dirumuskan karena didukung dengan adanya
data-data yang subyektif yaitu pasien mengatakan nyeri
dibagian abdomen kanan bawah (inguinal regional). Data
obyek pasien tampak menahan sakit dengan wajah terlihat
meringis, skala nyeri 4. TD = 160/90 mmhg, Nadi =
77x/menit, Suhu = 36,2oC, RR = 22 x/ menit.
c. Diagnosa ini penulis prioritaskan pada nomor pertama karena
berdasarkan pada kebutuhan menurut Maslow. Pada gangguan
nyeri bila tidak segera diatasi akan menganggu aktivitas dan
rasa nyaman pasien.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk memasukkan atau
mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis.
a. Ketidakseimbangan nutrisi adalah suatu keadaan dimana
individu mengalami mual muntah setiap melakukan asupan
oral sehingga terjadi kehilangan cairan dari tubuh.
b. Diagnosa ini dirumuskan karena ada data-data yang
mendukung yaitu data subyektif pasien mengatakan bahwa,
merasa pusing, mual muntah. Data obyek yaitu kelihatan
pasien sangat lemah, membran mukosa kering, porsi makan
sedikit. TD=160/90/MmHg, N=77x/m, R=22x/m, S=36,20C.
c. Masalah keperawatan ini muncul karena mual munta setiap
kali makan minum dan akan mempengaruhi efek cairan
elektrolit dalam tubuh sehingga mengakibatkan peristaltik usus
tidak aktif dan terjadi pembatasan cairan dalam Diagnosa ini
diangkat karena gangguan cairan kurang dari kebutuhan tubuh
bila tidak segera ditangani akan terjadi penurunan daya tahan
tubuh dan proses penyembuhan akan terhambat.

D. Intervensi
Dari intervensi keperawatan ini penulis mengambil sebagian dari rencana
asuhan keperewatan teoritis yang telah di uraikan dan disusun secara akurat
sesuai dengan konsep penyakit ilmu teori kolik abdomen, maka penulis akan
menguraikan sesuai dengn masalah-masalah yang perlu diperhatikan dalam
melakukan tindakan asuhan keperawatan secara bertahap.

E. Implementasi
Penulis melakukan tindakan keperawatan pada PasienNy. D pada tanggal
20-01-2020 mulai dari pukul 20:00. Tindakan keperawatan yang dilakukan
penulis antara lain:
1. Melakukan pengkajian nyeri dengan PQRST
2. Mengobservasi reaksi non verbal
3. Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam untuk mengontrol nyeri
4. Mengkaji vital sign
5. Pemberian analgetik sesuai instruksi dokter :
6. Ketorolac 1 amp
7. Pemberian analgetik sesuai dengan intruksi dokter : Asam mafenamat
8. Mempertahankan intake dan output
9. Memonitor status dehidrasi yaitu kelembaban mukosa bibir
10. Menganjurkan Pasien untuk menambah intake secara orang
11. Memberikan anti mual dan kembung
12. Omeprazole sesuai instruksi dokter
13. Mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan secara mandiri
14. Memonitor respon fisik dan vital sign dalam aktifitas
15. Membantu Pasien mendapatkan alat bantu kursi
16. Memberikan obat anti hipertensi captopril 50mg 1x24 jam
17. Mekaji TTV

F. Evaluasi
Penulis melakukan evaluasi pada PasienNy. D selama 3 hari yaitu: dengan
pendekatan evaluasi formatif yang secara bertahap.
1. Pasien mengatakan nyeri dibagian perut kanan bawah berkurang dan
bisa istirihat dengan tenang. Masalah nyeri teratasi sebagian program
terapi untuk nyeri tetap dilanjutkan
2. Pasien mengatakan masih mual dan muntah 2x dalam sehari
3. Pasien mengatakan masih pusing tapi sudah berkurang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil karya tulis ilmiah tentang asuhan keperawatan pada PasienNy.
D dengan kolik abdomen yang dilaksanakan di ruang Flamboyan RSUD
Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan
dirasakan seperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah
karena sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga atau
organ yang terlibattersebut dipengaruhi peristaltik. Beberapa yang menjadi
penyebab kolik abdomenadalah kolik bilier, kolik renal dan kolik karena
sumbatan usus halus.
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang
traktus intestinal. Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal..
Diagnosis kolik abdomen yang sering terjadi pada pasien dengan hasil
USG Nipronefresis merupakan masalah keperawatan yang sering terjadi
tergantung pada keluhan yang dirasakan atau disampaikan oleh pasien.
Masalah keperawatan yang dialami pada Pasien Ny. D yaitu: Nyeri Akut
berhubungan dengan distensi atau kekakuan pada abdomen,
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena
faktor biologis.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, dari hasil karya tulis ilmiah ini maka
adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya dan dapat mendukung pada konsep pembelajaran pasien
Colic Abdomen.
2. Bagi RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Rumah Sakit untuk
peningkatan dukungan dalam perawatan pasien colic abdomen dalam
proses asuhan keperawatan.

G.
DAFTAR PUSTAKA

Diyono, Mulyanti. 2016. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan, Ed. 1.


Jakarta (ID). Salemba Medika

Makmurianan. 2019. Asuhan Keperawatan SISTEM PENCERNAAN. Jakarta


(ID). Deepublish

Mutaqin, Sari. 2017. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan Keperawatan


Medikal Bedah. Jakarta (ID). Salemba Medika

Nuari. 2015. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem


Gastrointestinal. Jakarta (ID).Trans Info Media

Padila. 2016. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Jakarta (ID). Nuha

Anda mungkin juga menyukai