PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal
tersebutdipengaruhiolehtigafaktoryaitukerentananfisikindividusendiri, keadaan
lingkungan dan adanya bibitpenyakit.Apabila ketiga faktor tersebut terjadi
ketidakseimbangan maka individu berada dalam keadaan yang disebut sakit.
Colic Abdomen merupakan gangguan pada aliran normal usus sepanjang
traktus intestinal. Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal, bayak juga
ahli yang mendefinisikan kolik abdomen sebagai sebuah kondisi yang ditandai
dengan kram atau nyeri kolik hebat, yang mungkin disertai dengan mual dan
muntah. Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari
organ yang terdapat dalam abdomen (perut).
Colik abdomen sering dirasakan oleh orang yang memiliki gangguan
sistem pencernaan. Kolik ini sangat menganggu pasien, karena rasa nyaman
pasien dan ketenangan pasien, tidak jarang ini datang timbul rasanya. Tidak
jarang ini timbul saat post operasi abdomen ataupun saat menderita penyakit.
Hal yang mendasari hal ini adalah infeksi pada organ di dalam perut (mencret,
radang kandung empedu, radang kandung kemih), sumbatan dari organ perut
(batu empedu, batu ginjal). Pengobatan yang diberikan adalah penghilangan
rasa sakit dan penyebab utama dari organ yang terlibat. Bila infeksi dari
kandung kemih atau kandung empedu maka pemberian antibiotik, bila ada batu
di kandung empedu maka operasi untuk angkat kandung empedu. Pada kasus
tertentu terjadi akut abdomen.
Akut Abdomen adalah suatu kegawatan abdomen yang dapat terjadi
karena masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba tiba dan berlangsung kurang
dari 24 jam. Akut Abdomen terkait pada nyeri perut serta gejala seperti
muntah, konstipasi, diare, dan gejala gastrointestinal yang spesifik. Pada
Penyakit Kolik Abdomen nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh
pasien tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari
organ dalam abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot, lapisan dari dinding
perut (nyeri somatic). Nyeri viseral biasanya nyeri yang ditimbulkan
terlokalisasi dan berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan
berlangsung akut biasanya penyebab tekanan darah dan denyut jantung
berubah, pucat dan berkeringat dan disertai fenomena viseral yaitu muntah dan
diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa mengarah pada lokasi organ yang
menjadi penyebab nyeri tersebut. Walaupun sebagian nyeri yang dirasakan
merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh karena itu nyeri yang dirasakan
bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.
Data kasus Colic Abdomen yang kelompok dapatkan melalui rekam medik
ruang rawat inap penyakit dalam untuk tahun 2019 sebanyak 21 kasus dan
bulan Januari 2020 sebanyak 3 kasus.
Darilatarbelakangtersebutdiatas,makapenulistertarikuntuk menyusun
Laporan Kasus Seminar dengan judul “Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan diagnosa medik Colic Abdomen di ruang Flamboyan RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah.”
B. Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Nyeri Akut akibat agen injuri sumbatan parsial ataupun total dari organ
tubuh berongga
2. Defisit Volume Cairan akibat dari kehilangan volume cairan secara
aktifataupun kegagalan mekanisme pengaturan
3. Risiko Infeksi akibat dari beberapa faktor seperti prosedur invasif,
kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan ataupun penyakit
kronis
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan seminar kasus:
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien colic abdomen
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang utuh dan
komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukanpengkajianselamamemberikanAsuhanKeperawatan
pada pasien dengan Colic abdomen di ruang Flamboyan RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah.
b. Mampumerumuskandiagnosakeperawatanselamamemberikan Asuhan
Keperawatan padapasiendenganColic abdomendiruang Flamboyan
RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
c. MampumerumuskanrencanatindakanselamamemberikanAsuhan
Keperawatan pada pasien denganColic abdomendiruang Flamboyan
RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
d. Mampumenyelesaikanmasalahkeperawatanyangdialamipada
pasiendenganColic abdomendiruang Flamboyan RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah.
e. Mampumelakukanperencanaantindaklanjutpadapasien denganColic
abdomendiruang Flamboyan RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya dan dapat mendukung pada konsep pembelajaran pasien
Colic Abdomen.
2. Bagi RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Rumah Sakit untuk
peningkatan dukungan dalam perawatan pasien colic abdomen dalam
proses asuhan keperawatan.
E. Metode Penulisan
Laporan kasusinidisusundenganmenggunakanmetodepenulisandeskriptif
yaitumenggambarkansuatukeadaanyangsedangterjadi.
PenulismenggambarkansuatuproseskeperawatanpadapasiendenganColic
abdomen di ruang Flamboyan RSUD Undata Provinsi Sulawesi
Tengahmulaidaripengkajiansampaievaluasi.
Teknikpengumpulandata yang penulis gunakan adalah sebagi berikut:
1. Observasi Partisipatif
Observasipartisipatifadalahsuatuteknikpengumpulandatayang
dilakukandenganmengadakanpengamatandanmelaksanakanasuhan
keperawatan pada Pasien selama dirawat di rumah sakit dan lebih bersifat
obyektif,yaitudenganmelihatresponPasiensetelahdilakukantindakan.
Penulismelakukanobservasipartisipatifdengancaramelihat respon Pasien
setelah penulis melakukan tindakan kepada Pasien.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengadakan tanya jawab dengan Pasien, keluarga dan tenaga
jesehatan lain untuk mendapatkan keterangan.
PenulismelakukanwawancarapadaPasienkeluarga,perawat ruangan dan
tenaga kesehatan lain mengenai tentang teori keadaan Pasien
denganpenyakitcolic abdomen.Penulismelakukan perawatansecara
langsungpadaPasiendenganpenyakitcolic abdomen di ruang Flamboyan
RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalahteknikpengumpulandatadengan
melakukanpemeriksaanmulaidariinspeksi,palpasi,perkusidan
auskultasiuntukmendapatkandatafisikPasiensecarakeseluruhan.Penulismela
kukanpemeriksaanfisiksecaralangsungpadaPasien denganpenyakitcolic
abdomen di ruang Flamboyan RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
4. Studi Dokumen
Studidokumentaradalahsuatuteknikyangdiperolehdengan
mempelajaribukulaporan,catatanmedissertahasil pemeriksaanyang ada.
Penulis mempelajari buku laporan,catatan yang mengenai data-
datapasiendenganpenyakitcolic abdomen di ruang Flamboyan RSUD
Undata Provinsi Sulawesi Tengah
LAPORAN PENDAHULUAN
COLIK ABDOMEN
A. Konsep Teoritik
1. Definisi
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus
sepanjang traktus intestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltik
normal.
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan
dirasakanseperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah
karena sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga atau
organ yang terlibattersebut dipengaruhi peristaltik. Beberapa yang menjadi
penyebab kolik abdomen adalah kolik bilier, kolik renal dan kolik karena
sumbatan usus halus
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus
sepanjang traktus intestinal. Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya
normal.
2. Anatomi Fisiologi
Obstruksi lumen
Risiko
Nyeri Risiko kurang vol Ketidakseimbangan
terjadi
cairan nutrisi kurang dari
infeksi
kebutuhan tubuh
6. Manifestasi Klinis
a. Mekanika sederhana-usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi,
muntah empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing
bernada tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus
minimal.
b. Mekanika sederhana-usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah sedikit
atau tidak ada-kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi
“hush” meningkat, nyeri tekan difus minimal.
c. Mekanika sederhana-kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul
terakhir, kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising
usus, nyeri tekan difus minimal.
d. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn.
Gejalanya kram, nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
e. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan
terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus
menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus
menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah
samar
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik :Tanda - tanda vital
b. Pemeriksaan rectal
c. Laboratorium : leokosit, HB
d. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
e. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara
atau lipatan sigmoid yang tertutup.
f. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah,
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau
peritonitis dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi
pannkreas oleh lipatan khusus.
g. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis
metabolik
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :
1) Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
2) implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis
3) Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena
obstruksi kronik, ileus paralitik atau infeksi
4) Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung
5) Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung
terlalu beresiko
6) Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan
mendekompresi usus yang di lakukan sebagai prosedur kedua.
b. Sedangkan penatalaksanaan secara farmakologi yaitu:
1) Terapi Na + K + komponen darah
2) Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan
3) Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan
intraseluler
4) Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal
usus ke area penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan
lenih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan
5) Antasid ( obat yang melawan keasaman).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut
b. Risiko Infeksi
c. Defisit Volume Cairan
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Intervensi
A. Pengkajian
1. Data Demografi
A. Biodata
Nama : Ny. D
Usia : 58 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Bugis
Status pernikahan : Menikah
Agama/keyakinan : Islam
Pekerjaan/sumber penghasilan : IRT
Diagnose medik : Kolik Abdomen
No. Medicald record : 01.00.28.30
B. Penanggung jawab
Nama : Tn. I
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan Pasien : Suami Pasien
Usia : 64 Tahun
II. Keluhan utama
Nyeri perut kanan tembus belakang
III. Riwayat kesehatan
A. Riwayat kesehatan sekarang
Ny.D masuk di RS UNDATA tanggal 18 januari 2020 dengan keluhan
nyeri perut kanan tembus blakang. Nyeri perutnya sudah dialami sejak 3
hari yang lalu terutama saat beraktivitas. Nyerinya tidak tertahankan
sehingga suami ny.D memutuskan untuk membawa ny.D ke RS. Ny.D
juga mengatakan bahwa dia sering merasa mual dan muntah jika makan.
Pasien mengatakan biasa sakit kepala.
B. Riwayat kesehatan lalu
Suami ny.D mengatakan ny.D sebelumnya pernah dirawat di RS selama 5
hari dengan diagnosa hipertensi yaitu diruangan mawar RS UNDATA.
C. Riwayat kesehatan keluarga
D. Suami ny.D mengatakan diantara keluarganya yang lain tidak ada yang
pernah mengalami penyakit seperti ini.
Genogram
A B
C D
58
E
E. Sistem Pencernaan
1. Mukosa bibir kering
2. Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen datar, tidak ada benjolan
Auskultasi : bising usus 12/menit
Perkusi : bunyi timpani
Palpasi : ada nyeri tekan sebelah kanan
F. Sistem Indra
1. Mata
Isnpeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterus
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, palpebra
2. Hidung
Penciuman normal, Pasien dapat membedakan bau-bauan, tidak terdapat
epitaksis.
3. Telinga
Daun telinga simetris kiri kanan, tidak ada lesi, tidak terdapat nyeri
tekan, pendengaran baik.
G. Sistem Saraf
1. Fungsi serebral : GCS : E:4 V:5 M:6
2. Fungsi Kranial
Nervus I (Olfaktorius)
Pasien dapat membedakan bau (bau teh/kopi) (Normosmi)
Nervus II (Optikus)
Visus 6/60, lapang pandang baik tidak ada plerigium pada mata kiri
dan kanan
Nervus III (Okulomotorik)
Pasien dapat menggerakan bola mata kesegala arah pupil mengecil
saat terkena cahaya
Nervus IV (Trokhlearis)
Pasien dapat melihat ke arah hidung
Nervus V (Trigrminal)
Reflek kornea baik ketika terkena rangsangam nyeri
Nervus VI (Abdusen)
Pasien dapat menggerakan bola mata kearah lateral/samping
Nervus VII (Facialis)
Pasien tidak dapat tersenyum dengan baik,namun dapat menutup mata
dengan baik
Nervus VIII (Auditorius)
Pasien dapat mendengar baik
Nervus IX (Glosofaringeal)
Pasien dapat menelan makanan dan minuman dengan baik,
Pasiendapat membedakan manis asam dan pahit.
Nervus X (Vagus)
Pasien dapat menelan makanan/minuman dengan baik.
Nervus XI (Aksesorius)
Pasien dapat menoleh kiri dan kanan.
Nervus XII (Hipoglosus)
Pasien dapat menjulurkan lidah
3. Fungsi motorik : Massa dan tonus otot lemah
4. Fungsi sensorik : Pasien dapat merasakan nyeri, panas dan dingin
H. Sistem Muskuloskeletal
1. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala normal, rambut hitam pendek, pertumbuhan
rambut merata, kulit kepala bersih.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan massa
2. Vetebrae : bentuk normal
3. Kaki : bentuk normal
4. Tangan : bentuk normal
I. Sistem Integumen
1. Rambut
Inspeksi : tampak bersih
2. Kulit
Inspeksi : kulit berwarna sawo matang
3. Kuku
Inspeksi : normal, kuku tampak bersih. CRT : < 2 detik
J. Sisterm Endokrin
1. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
2. Percepatan pertumbuhan sesuai dengan usia
3. Tidak ada gejala kreatinisme & gigantisma
4. Tidak ada peningkatan kadar gula darah
K. Sistem perkemihan
Tidak terdapat edema palpebra, dan tidak terdapat moon face pada wajah.
L. Sistem reproduksi
Tidak dilakukan pengkajian
M. Sistem imun
1. Pasien tidak ada alergi cuaca dan debu
2. Imunisasi (tidak dapat diingat)
3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan cuaca
4. Tidak ada riwayat tranfusi darah.
VII. Aktivitas Sehari-Hari Sebelum Dan Saat DI RS
NO ADL SEBELUM DI RS SAAT DI RS
1. Nutrisi :
Selera makan Baik Sedikit menurun
Menu makanan Nasi, ikan, sayur Nasi, ikan, sayur
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Makan kesukaan Tidak ada Tidak ada
Makanan Tidak ada Tidak ada
pantangan
Pola makan Teratur Tidak teratur, porsi
makan
Cara makan Sendiri Sendiri
Porsi makan Dihabiskan 1 porsi Porsi makan 1/3
2. dihabiskan
Cairan
Jenis minuman Air putih Air putih
Frekunsi minum 8 gelas/hari Pasien minum sedikit-
sedikit
Kebutuhan cairan 2500cc/hari
3.
Eliminasi
BAB :
Tempat Kamar mandi Kamar mandi
pembuangan
1x sehari 1x sehari
Frekunsi
Lunak Lunak
Konsistensi
Tidak ada Tidak ada
Konstipasi
Kuning Kuning
Warna
Khas Khas
Bau
BAK : Kamar mandi
Tempat Kamar mandi
pembuangan 4x sehari 4x sehari
Frekuensi Tidak ada Tidak ada
Kesulitan BAK Kuning
4. Kuning
Warna
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Nyeri Akut
Pasien mengatakan Infeksi ginjal
nyeri perut kanan
tembus belakang Proses inflamasi
DO :
Ekspresi wajah Kerusakan membran
meringis kapiler
Pengkajian PQRST
Vasospasme pembuluh
P : nyeri perut saat
darah
beraktifitas
Q : seperti tertusuk- Nyeri akut
tusuk
R :perut sebelah
kanan
S : 4 sedang
T : 5 – 10 menit
hilang timbul
TTV
TD : 160/90 mmHg
SB : 320C
N : 77x /mnt
P : 22x /mnt
Nyeri tekan pada
perut sebelah kanan
2. DS : Peradangan pada ginjal Ketidakseimban
Pasien mengatakan gan nutrisi
mual dan muntah Vasospasme pembuluh kurang dari
Pasien minum sedikit- darah kebutuhan
sedikit tubuh
DO :
Distensi abdomen
Keadaan umum lemah
Mukosa bibir kering Menekan gaster
Porsi makan hanya
dihabiskan 1/3 porsi Peningkatan produksi
TTV HCL
TD : 160/90 mmHg
SB : 320C Mual, muntah
N : 77x/mnt
P : 22x/mnt Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan distensi atau kekakuan pada abdomen
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Ketidakmampuan untuk memasukkan nutrisi oleh karenafaktor
biologis
INTERVENSI
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Sebagai data dasar untuk
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam di dengan PQRST menentukan dan
distensi atau kekakuan harapkan masalah Nyeri akut mengevaluasi intervensi
pada abdomen teratasi dengan kriteri hasil : yang diberikan
Skala nyeri 1 – 2 2. Untuk mengetahui tingkat
TTV dalam batas normal 2. Observasi reaksi nonverbal dari nyeri dari ekspresi wajah
ketidak nyamanan Pasien
Melaporkan nyeri berkurang
3. Ajarkan teknik non farmakologi 3. Memberikan pengetahuan
yaitu teknik relaksasi nafas agar Pasien dapat
dalam untuk mengontrol nyeri melakukan tekhnik ini
secara mandiri
4. Kaji tanda-tanda vital
A. Pengkajian
...Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 20 januari 2020 dan
merupakan hari ke tigaPasienNy. D dirawat dengan diagnosa kolik abdomen.
Ny. D masuk di RS UNDATA tanggal 18 januari 2020 dengan keluhan nyeri
perut kanan tembus blakang. Nyeri perutnya sudah dialami sejak 3 hari yang
lalu terutama saat beraktivitas. Nyerinya tidak tertahankan sehingga suami ny.
D memutuskan untuk membawa ny. D ke RS. Ny. D juga mengatakan bahwa
dia sering merasa mual dan muntah jika makan. Pasien mengatakan biasa sakit
kepala. Dan Pasien pernah di rawat 5 hari lalu dengan hipertensi.
Dan gejala manifestasi klinis ini menunjukan bahwa pasien mengalami
nyeri distensi abdomen dan penekanan di peristaltik usus, penyebabnya
menurut kesenjangan teori disebabkan oleh faktor mekanis setelah melakukan
pemeriksaan penunjang hasil radiologi (USG) mengambarkan bahwa ada kista
ovarium dengan ukuran dimeter 4cm dan Nipronefresis.
Pada tahap pengkajian menurut teori pada beberapa metode yang
digunakan dalam beberapa metode observasi langsung dengan Pasien,
pemeriksaan fisik head to toe, hasil pemeriksaan penunjang, catatan medis,
catatan keperawatan dan informasi dari perawat ruangan.
D. Intervensi
Dari intervensi keperawatan ini penulis mengambil sebagian dari rencana
asuhan keperewatan teoritis yang telah di uraikan dan disusun secara akurat
sesuai dengan konsep penyakit ilmu teori kolik abdomen, maka penulis akan
menguraikan sesuai dengn masalah-masalah yang perlu diperhatikan dalam
melakukan tindakan asuhan keperawatan secara bertahap.
E. Implementasi
Penulis melakukan tindakan keperawatan pada PasienNy. D pada tanggal
20-01-2020 mulai dari pukul 20:00. Tindakan keperawatan yang dilakukan
penulis antara lain:
1. Melakukan pengkajian nyeri dengan PQRST
2. Mengobservasi reaksi non verbal
3. Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam untuk mengontrol nyeri
4. Mengkaji vital sign
5. Pemberian analgetik sesuai instruksi dokter :
6. Ketorolac 1 amp
7. Pemberian analgetik sesuai dengan intruksi dokter : Asam mafenamat
8. Mempertahankan intake dan output
9. Memonitor status dehidrasi yaitu kelembaban mukosa bibir
10. Menganjurkan Pasien untuk menambah intake secara orang
11. Memberikan anti mual dan kembung
12. Omeprazole sesuai instruksi dokter
13. Mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan secara mandiri
14. Memonitor respon fisik dan vital sign dalam aktifitas
15. Membantu Pasien mendapatkan alat bantu kursi
16. Memberikan obat anti hipertensi captopril 50mg 1x24 jam
17. Mekaji TTV
F. Evaluasi
Penulis melakukan evaluasi pada PasienNy. D selama 3 hari yaitu: dengan
pendekatan evaluasi formatif yang secara bertahap.
1. Pasien mengatakan nyeri dibagian perut kanan bawah berkurang dan
bisa istirihat dengan tenang. Masalah nyeri teratasi sebagian program
terapi untuk nyeri tetap dilanjutkan
2. Pasien mengatakan masih mual dan muntah 2x dalam sehari
3. Pasien mengatakan masih pusing tapi sudah berkurang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil karya tulis ilmiah tentang asuhan keperawatan pada PasienNy.
D dengan kolik abdomen yang dilaksanakan di ruang Flamboyan RSUD
Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan
dirasakan seperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah
karena sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga atau
organ yang terlibattersebut dipengaruhi peristaltik. Beberapa yang menjadi
penyebab kolik abdomenadalah kolik bilier, kolik renal dan kolik karena
sumbatan usus halus.
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang
traktus intestinal. Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal..
Diagnosis kolik abdomen yang sering terjadi pada pasien dengan hasil
USG Nipronefresis merupakan masalah keperawatan yang sering terjadi
tergantung pada keluhan yang dirasakan atau disampaikan oleh pasien.
Masalah keperawatan yang dialami pada Pasien Ny. D yaitu: Nyeri Akut
berhubungan dengan distensi atau kekakuan pada abdomen,
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena
faktor biologis.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, dari hasil karya tulis ilmiah ini maka
adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya dan dapat mendukung pada konsep pembelajaran pasien
Colic Abdomen.
2. Bagi RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Rumah Sakit untuk
peningkatan dukungan dalam perawatan pasien colic abdomen dalam
proses asuhan keperawatan.
G.
DAFTAR PUSTAKA