Disusun Oleh:
Fiadwita Nia Ifriana 03014070
Nur Anniesa I. Imran 03014147
Vonny Indah Pratiwi 03014197
Pembimbing:
dr. Novia Indriani S, M.Epid
dr. Rachma Dewi Astari
dr. Kartika Putri Pertiwi
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 10 JUNI 2019 – 16 AGUSTUS 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan
rahmat yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal ini.
Proposal yang berjudul “Upaya Peningkatan Kedatangan Balita Dalam Pelayanan
Kesehatan di Posyandu Sebagai Indikator Kesehatan Anak di Kelurahan
Manggarai” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Kelurahan Manggarai periode 10 Juni – 16 Agustus 2019.
Dalam pembuatan proposal evaluasi program ini, penulis memperoleh
bimbingan dan dukungan dari banyak pihak, maka penyusun ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. dr. Novia Indriani, S, M.Epid selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberi bimbingan, masukan dan motivasi kepada
penulis.
2. Drg. Liliana selaku kepala puskesmas, dr. Rachma dan dr. Rio selaku
pembimbing penulis di Puskesmas Kelurahan Manggarai yang telah
membimbing penulis selama berproses di puskesmas.
3. Semua pihak di Puskesmas Kelurahan Manggarai yang telah mendukung
penulis secara moral maupun material dalam penyelesaian proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal evaluasi program ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis menerima saran dan kritikan yang membangun
dari pembaca. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Tim Penulis
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Fiadwita Nia Ifriana 03014070
Nur Anniesa I. Imran 03014147
Vonny Indah Pratiwi 03014197
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kelurahan Manggarai
drg. Liliana
iii
DAFTAR ISI
v
BAB VII REKAPITULASI HASIL ...............................................................83
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................86
8.1 Kesimpulan ..............................................................................................86
8.2 Saran .........................................................................................................87
LAMPIRAN ....................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................70
vi
DAFTAR TABEL
vii
Tabel 27. Penilaian Masalah berdasarkan kegawatan ....................................... 58
Tabel 28. Penilaian Masalah Berdasarkan kemudahan Dalam
Penanggulangan ................................................................................................ 59
Tabel 29. Kriteria D (PEARL FAKTOR) ........................................................ 59
Tabel 30. Penentuan Prioritas Masalah ............................................................ 61
Tabel 31. Kemungkinan Penyebab Masalah Manajemen Puskesmas Dengan
Pendekatan Sistem ............................................................................................ 62
Tabel 32. Penentuan alternatif pemecahan masalah ......................................... 66
Tabel 33. Alternatif Masalah ............................................................................ 68
Tabel 34. Plan of Action.................................................................................... 74
Tabel 35. Daftar Kegiatan ................................................................................. 77
Tabel 36. Distribusi Frekuensi Responden ....................................................... 78
Tabel 37. Rekapitulasi Hasil ............................................................................. 83
Tabel 38. Lanjutan Rekapitulasi Hasil .............................................................. 84
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
9
penimbangan serta pemberian imunisasi dan vitamin secara rutin, juga pelayanan
Keluarga Berencana (KB) bagi pasangan usia subur dan pelayanan bagi ibu hamil.
Seluruh kegiatan Posyandu diselenggarakan dan dikelola secara mandiri oleh
masyarakat. Satu posyandu sebaiknya melayani 100 balita atau disesuaikan dengan
kemampuan petugas dan keadaan setempat. Para petugas di posyandu merupakan
kader yang dengan sukarela mengabdikan diri meluangkan waktu untuk mengelola
posyandu. Selain harus memberikan pelayanan berupa penimbangan dan pemberian
makanan penunjang bagi pengunjung posyandu, para kader juga harus memberikan
laporan rutin mengenai pelaksanaan kegiatan yang sudah dilakukan. Kader harus
mengisi buku register setiap selesai memberikan pelayanan kemudian merekapnya
untuk dijadikan laporan. 2
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan dalam Pelayanan Kesehatan
bagi Balita di Posyandu Kelurahan Manggarai Kecamatan Tebet diperoleh beberapa
permasalahan yaitu; masih kurangnya kedatangan balita di posyandu, sehingga target
capaian puskesmas manggarai dalam program kesehatan bagi balita tidak maksimal.
Oleh karena itu penulis bermaksud melakukan upaya untuk meningkatkan
kedatangan balita di posyandu.
10
Kelurahan Manggarai, melalui pendekatan sistem, berupa input, proses dan
output.
3. Membuat rencana kegiatan untuk meningkatkan cakupan masyarakat yang
hadir di Posyandu di wilayah cakupan Puskesmas kelurahan Manggarai.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
12
2. Pemberian MP-ASI anak umur 6- 24 bulan adalah pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90
hari.
3. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pemberian tablet besi (90
tablet) selama masa kehamilan.
4. Pemberian PMT pemulihan pada Keluarga Miskin adalah balita keluarga miskin
yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi di wilayah
puskesmas
5. Kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setai saat jika ditemukan
masalah gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.
b. Kegiatan Program Gizi Bulanan
Kegiatan Progrogram Giai Bulanan yang dilakukan bulanan adalah:
1. Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita (Penimbangan Balita)
adalah pengukuran berat badan balita untuk mengetahui pola pertumbuhan dan
perkembangan berat badan balita.
2. Kegiatan konseling gizi dalam rangka peningkatan pendidikan gizi dan
Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
3. Kegiatan yang dilakukan setiap smester ( 6 bulan sekali) adalah Pemberian
Kapsul Vitamin A (Dosis 200.000 SI) pada balita adalah pemberian kaspusl
vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan anak balita secara periodik yaitu untuk
bayi diberikan setahun sekali pada bulan Februari dan Agustus dan untuk anak
balita enam bulan sekali dan secara serentak dalam bulan Februari dan Agustus.
c. Kegiatan Program Gizi Tahunan
Kegiatan yang dilakukan setiap tahun adalah:
1. Pemantauan Status Gizi balita
2. Pemantaun konsumsi gizi
3. Pemantauan penggunaan garam beryodium
4. Pelaksana program Gizi di Puskesmas dilakukan oleh tenaga gizi
berpendidikan D1 (Asisten Ahli Gizi) dan DIII (Ahli Madya Gizi) serta S1/D4
Gizi (Sarjana Gizi) yang khusus dipersiapkan atau mahir dalam Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat atau sebagai tenaga profesinal di bidang
13
gizi. Pelaksana Program Gizi dapat juga dilakukan oleh tenaga kesehatan lain
yang telah dilatih dalam pelaksanaan program gizi puskesmas.
2.2 Posyandu
2.2.1 Definisi Posyandu
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan
bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat guna memperoleh memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan
anak balita.5
14
serta masyarakat, maka program ini didorong ke tingkat desa dengan mengadakan pos
penimbangan dan pemberian makanan tambahan. Keberhasilan pos penimbangan ini
mendorong pemerintah menambah program lain sehingga pos penimbangan berubah
nama menjadi Posyandu (pos pelayanan terpadu). Pos pelayanan terpadu semakin
tahun semakin bertambah jumlahnya sehingga hampir setiap banjar memiliki
Posyandu. 6
15
2.2.4 Penyelenggaraan Posyandu
Dalam penyelenggaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh
masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu
sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Penyelenggaraan
posyandu sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam sebulan. Hari dan waktunya sesuai
dengan hasil kesepakatan masyarakat.5
Posyandu berlokasi disetiap desa/kelurahan/RT/RW atau dusun, salah satu kios
dipasar, salah satu ruangan perkantoran atau tempat khusus yang dibangun oleh
swadaya masyarakat. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada
dilokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat.5
16
Rumus :
Tingkat Kelangsungan Penimbangan = D/K X 100%
3. Kinerja Petugas
Petugas posyandu (kader maupun tenaga kesehatan) yang bertugas di posyandu
akan menentukan angka kunjungan posyandu, dalam hal ini keaktifan, hubungan
dengan peserta dan kompetensi petugas menentukan indikator tersebut.
4. Bentuk Program Kegiatan, seperti kompleksitas program dan bentuk keterpaduan
program posyandu yang kurang baik akan menentukan tingkat kunjungan
posyandu.
5. Psikososial, seperti intelegensia, pengetahuan, sikap, dukungan lingkungan
terhadap pelayanan tenaga kesehatan, penerimaan atau penyangkalan terhadap
penyakit, keyakinan agama atau budaya dan biaya finansial dan lainnya akan
turut mewarnai kepatuhan dalam program kesehatan.
6. Dukungan Posyandu
Dukungan dalam kegiatan Posyandu menurut Depkes RI 2010 meliputi:
Dukungan Dari Puskesmas atau Petugas Kesehatan Memberikan
pelatihan kepada kader yang terdiri dari:
a. Aspek komunikasi.
b. Teknik berpidato.
c. Kepemimpinan yang mendukung Posyandu.
d. Proses pengembangan.
e. Teknik pergerakan peran serta masyarakat.
f. Memberikan pembinaan kepada kader setelah kegiatan Posyandu.
- Cara melakukan pendataan atau pencatatan.
- Cara meningkatkan kemampuan kader dalam menyampaikan pesan
kesehatan pada masyarakat.
g. Memotivasi untuk meningkatkan keaktifan kader dalam Posyandu.
7. Dukungan dari Masyarakat
Masyarakat mempunyai peranan besar dalam upaya peningkatan tarap kesehatan
masyarakat di desa, termasuk upaya penurunan masalah yang diupayakan
melalui posyandu. Dukungan tersebut meliputi pembentukan, pelaksanaan dan
pembinaan. 7
18
a. Peranan LKMD dalam pelaksanaan Posyandu meliputi:
Mengingatkan mendorong dan memberi semangat agar kader selalu
melaksanakan tugasnya di Posyandu dengan baik.
Mengingatkan ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta
ibu usia subur agar datang ke Posyandu sesuai jadwal.
b. Peranan LKMD dalam pembinaan Posyandu antara lain:
c. Mengamati apakah penyelenggaraan Posyandu telah dilakukan secara teratur
setiap bulan, sesuai jadwal yang telah disepakati.
d. Mengamati apakah Posyandu telah melaksanakan pelayanan secara lengkap
(KIA, KB, Gizi, Immunisasi dan penanggulangan diare).
e. Memberikan saran kepada kepala desa dan kader agar Posyandu dapat
berfungsi secara optimal (agar buka teratur sesuai jadwal, melakukan
pelayanan lengkap). Saran ini dapat diberikan tentang `iuran untuk PMT.
f. Mengingatkan kader untuk melakukan penyuluhan di rumah-rumah ibu
(kunjungan rumah) dengan bahan penyuluhan yang tersedia.
g. Bila dipandang perlu, membantu mencarikan jalan agar Posyandu dapat
melakukan pemberian makanan tambahan kepada bayi dan anak balita secara
swadaya.
19
b. Pola Makan Anak
Tabel 1. Pola Makan Anak
Usia Pola makan
0-6 bulan ASI saja
6-9 bulan ASI + Makanan pendamping ASI (MP-
ASI)
9-11 bulan ASI + MP-ASI yang lebih padat
Contohnya, bubur nasi, nasi tim dan nasi
lembek
1-2 tahun Makanan keluarga/makanan yang
dicincang atau dihaluskan 3-4 kali sehari
2-3 tahun Makanan keluarga + makanan selingan 2
kali sehari
20
- Vitamin A bersumber dari sayur-sayuran berwarna hijau (bayam, daun katuk,
serta buah-buahan segar berwarna cerah seperti pepaya, tomat, wortel,
mangga dan dari sumber hewani seperti telur, hati, ikan).
- Vitamin A membuat mata sehat, tubuh kuat dan mencegah kebutaan.
- Beri kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita, kapsul biru dengan dosis
100.000 SI untuk bayi dan kapsul merah dengan dosis 200.000 SI untuk
Tabel Imunisasi Lengkap untuk Bayi
Umur Jenis Imunisasi Dasar
0-7 hari HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak
2.3 Balita
2.3.1 Definisi Balita
Anak Bawah Lima Tahun atau sering disingkat Anak Balita adalah anak yang
telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak
di bawah lima tahun atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-59 bulan.
Para ahli menggolongkan usia balita sebagai tahapan perkembangan anak yang cukup
rentan terhadap berbagai serangan penyakit, termasuk penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan atau kelebihan asupan nutrisi jenis tertentu.8
2.3.2 Karakteristik Balita
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak usia 1-3 tahun
(balita) dan anak usia prasekolah. Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif
artinya anak menerima makanan yang disediakan orang tuanya. Laju pertumbuhan usia
balita lebih besar dari usia prasekolah, sehingga diperlukan jumlah makanan yang
relatif besar. Perut yang lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu
diterimanya dalam sekali makan lebih kecil bila dibandingkan dengan anak yang
usianya lebih besar oleh sebab itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil
dengan frekuensi sering. Anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjadi konsumen aktif.
21
Anak sudah mulai memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini berat badan anak
cenderung mengalami penurunan, disebabkan karena anak beraktivitas lebih banyak
dan mulai memilih maupun menolak makanan yang disediakan orang tuanya.9
2.3.3 Tumbuh Kembang
Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, namun prosesnya
senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni:10
1. Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah
(sefalokaudal). Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ke ujung kaki, anak
akan berusaha menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar menggunakan
kakinya.
2. Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar. Contohnya adalah
anak
akan lebih dulu menguasai penggunaan telapak tangan untuk
menggenggam,
sebelum ia mampu meraih benda dengan jemarinya.
3. Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi
keterampilan-keterampilan lain, seperti melempar, menendang, berlari dan
lain-lain.
Pertumbuhan pada bayi dan balita merupakan gejala kuantitatif. Pada
konteks
ini, berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan intraseluler pada
tubuh anak. Dengan kata lain, berlangsung proses multiplikasi organ tubuh anak,
disertai penambahan ukuran-ukuran tubuhnya. Hal ini ditandai oleh: 11
1. Meningkatnya berat badan dan tinggi badan.
2. Bertambahnya ukuran lingkar kepala.
3. Muncul dan bertambahnya gigi dan geraham.
4. Menguatnya tulang dan membesarnya otot-otot.
5. Bertambahnya organ-organ tubuh lainnya, seperti rambut, kuku, dan
sebagainya
Penambahan ukuran-ukuran tubuh ini tentu tidak harus drastis. Sebaliknya,
berlangsung perlahan, bertahap, dan terpola secara proporsional pada tiap bulannya.
Ketika didapati penambahan ukuran tubuhnya, artinya proses pertumbuhannya
berlangsung baik. Sebaliknya jika yang terlihat gejala penurunan ukuran, itu sinyal
terjadinya gangguan atau hambatan proses pertumbuhan. Cara mudah mengetahui baik
tidaknya pertumbuhan bayi dan balita adalah dengan mengamati grafik pertambahan
22
berat dan tinggi badan yang terdapat pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Dengan
bertambahnya usia anak, harusnya bertambah pula berat dan tinggi badannya.10
23
mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-
kembang, mencegah penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.12
2. Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang (asih).
Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), anak
mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya
untuk menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak. Kebutuhan ini
meliputi upaya orang tua mengekspresikan perhatian dan kasih sayang, serta
perlindungan yang aman dan nyaman kepada si anak. Orang tua perlu menghargai
segala keunikan dan potensi yang ada pada anak. Pemenuhan yang tepat atas
kebutuhan emosi atau kasih sayang akan menjadikan anak tumbuh cerdas secara emosi,
terutama dalam kemampuannya membina hubungan yang hangat dengan orang lain.
Orang tua harus menempatkan diri sebagai teladan yang baik bagi anak- anaknya.13
3. Pemenuhan kebutuhan stimulasi dini (asah)
Stimulasi dini merupakan kegiatan orangtua memberikan rangsangan tertentu
pada anak sedini mungkin. Bahkan hal ini dianjurkan ketika anak masih dalam
kandungan dengan tujuan agar tumbuh kembang anak dapat berjalan dengan optimal.
Stimulasi dini meliputi kegiatan merangsang melalui sentuhan- sentuhan lembut secara
bervariasi dan berkelanjutan, kegiatan mengajari anak berkomunikasi, mengenal objek
warna, mengenal huruf dan angka. Selain itu, stimulasi dini dapat mendorong
munculnya pikiran dan emosi positif, kemandirian, kreativitas dan lain-lain.
Pemenuhan kebutuhan stimulasi dini secara baik dan benar dapat merangsang
kecerdasan majemuk (multiple intelligences) anak. Kecerdasan majemuk ini meliputi,
kecerdasan linguistic, kecerdasan logis- matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan
kinestetik, kecerdasan musical, kecerdasan intrapribadi (intrapersonal), kecerdasan
interpersonal, dan kecerdasan naturalis.12
24
waktu tertentu yang dibandingkan dengan jumlah anak balita yang berada di wilayah
posyandu pada periode waktu yang sama. Hasil cakupan penimbangan merupakan
salah satu alat untuk memantau gizi balita yang dapat dimonitor dari berat badan hasil
penimbangan yang tercatat di dalam KMS. 12
2.4 KMS
2.4.1 Definisi KMS
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan
normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. KMS dapat
bermanfaat dalam mengetahui lebih dini gangguan pertumbuhan atau resiko kelebihan
gizi, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat
sebelum masalahnya lebih berat. KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah dan
harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk bidan atau dokter. 13
Catatan pada KMS dapat menunjukkan status gizi balita. Balita dengan
pemenuhan gizi yang cukup memiliki berat badan yang berada pada daerah berwarna
hijau, sedangkan warna kuning menujukkan status gizi kurang, dan jika berada di
bawah garis merah menunjukkan status gizi buruk.11
25
1. Bagi Orang Tua Balita
Orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya. Dianjurkan agar setiap
bulan membawa balita ke Posyandu untuk ditimbang. Apabila ada indikasi
gangguan pertumbuan (berat badan tidak naik) atau kelebihan gizi, orang tua balita
dapat melakukan tindakan perbaikan, seperti memberikan makan lebih banyak atau
membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk berobat. Orang tua balita juga dapat
mengetahui apakah anaknya telah mendapat imunisasi tepat waktu dan lengkap dan
mendapatkan kapsul vitamin A secara rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
2. Bagi Kader
Sebagai KMS digunakan untuk mencatat berat badan anak dan pemberian kapsul
vitamin A serta menilai hasil penimbangan. Bila berat badan tidak naik 1 kali kader
dapat memberikan penyuluhan tentang asuhan dan pemberian makanan anak. Bila
tidak naik 2 kali atau berat badan berada di bawah garis merah kader perlu merujuk
ke petugas kesehatan terdekat, agar anak mendapatkan pemerikasaan lebih lanjut.
KMS juga digunakan kader untuk memberikan pujian kepada ibu bila berat badan
anaknya naik serta mengingatkan ibu untuk menimbangkan anaknya di posyandu
pada bulan berikutnya. media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak.
3. Petugas Kesehatan
Petugas dapat menggunakan KMS untuk mengetahui jenis pelayanan kesehatan
yang telah diterima anak, seperti imunisasi dan kapsul vitamin A. Bila anak belum
menerima pelayanan maka petugas harus memberikan imunisasi dan kapsul vitamin
A sesuai dengan jadwalnya. Petugas kesehatan juga dapat menggerakkan tokoh
masyarakat dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan. KMS juga dapat digunakan
sebagai alat edukasi kepada para orang tua balita tentang pertumbuhan anak,
manfaat imunisasi dan pemberian kapsul vitamin A, cara pemberian makan,
pentingnya ASI eksklusif dan pengasuhan anak. Petugas dapat menekankan
perlunya anak balita ditimbang setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya.
26
dan perkembangan balita diposyandu dengan menggunakan KMS, akan berguna
apabila dilakukan setiap bulan.13
Cara membaca pertumbuhan balita pada KMS yaitu:
a. Balita naik berat badannya apabila:
- Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna atau
- Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya
b. Balita tidak naik berat badannya apabila:
- Garis pertumbuhannya turun atau
- Garis pertumbuhannya mendatar atau
- Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna di bawahnya.
c. Berat badan balita di bawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami
gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung
dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
d. Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita
mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke
Puskesmas atau Rumah Sakit, balita tumbuh baik apabila garis berat badan naik
setiap bulannya
e. Balita sehat, jika berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau
pindah ke pita warna di atasnya
Adapun tindak lanjut penimbangan berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan
balita yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 155/Menkes/Per/I/2010 Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS)
Bagi Balita adalah sebagai berikut:
a. Berat badan naik (N)
Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas,
Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai
golongan umurnya
c. Berat badan tidak naik 2 kali atau berada di Bawah Garis Merah (BGM)
Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu dan
anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya.
Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas,
Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai
golongan umurnya
28
BAB III
DATA UMUM DAN DATA KHUSUS PUSKESMAS
KELURAHAN MANGGARAI
29
Puskesmas Kelurahan Manggarai Sejak Agustus 2016 dipimpin oleh drg
Liliana sebagai Kepala Puskesmas Kelurahan Manggara hingga saat ini.
30
Gambar 1. Peta Wilayah Kelurahan Manggarai
31
3 3 10 352 930 1136 2066 3 689
4 4 16 1745 1646 2011 3657 6 610
5 5 12 385 1333 1629 2962 4 741
6 6 15 864 1301 1590 2890 6 482
7 7 13 576 1073 1312 2385 6 398
8 8 16 522 1133 1385 2518 8 315
9 9 14 657 1194 1460 2654 8 332
10 10 13 3500 956 1169 2125 10 213
11 11 8 434 1690 2065 3755 24 156
12 12 10 466 1172 1432 2604 4 651
Jumlah 154 10944 15350 18761 34111 2 95.3 358
Data dari Kantor Kel. Manggarai 2018
32
55 -59 328 754 1082
> 75 11 12 23
Jumlah
No Agama
Jiwa %
1 Islam 30268 88.73
2 Kristen Protestan 1763 5.17
33
3 Kristen Katolik 1321 3.87
Jumlah
No Agama
Jiwa %
4 Hindu 400 1.17
5 Budha 361 1.06
JUMLAH
NO TINGKAT
SEKOLAH
1 TK 7
2 SD 4
3 MADRASAH 1
4 SMP 3
5 SLTA 3
JUMLAH 18
Data dari Kantor Kel. Manggarai Tahun 2018
34
6 J00 Nasofaringitis Akut 136
7 M79 Rheumatism 136
8 E11.6 Non insulin Dependent Diabetes Mellitus 115
9 M79.1 Myalgia 114
10 Z34.8 Supervisi Kehamilan Normal 113
Dari data di atas penyakit yang terbanyak ada pada penyakit Hipertensi
Primer. Didapatkan 751 pasien menderita hipertensi primer. ISPA dan
dyspepsia merupakan penyakit terbanyak kedua dan ketiga di kelurahan
Manggarai
2. Deskripsi Kerja
a. Dokter/ Kepala Puskesmas
Tugas pokok :
Mengusahakan agar fungsi puskesmas terselenggara dengan baik.
Fungsi :
i. Sebagai seorang manager :
1) Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di Puskesmas.
2) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara
vertikal dan horizontal.
3) Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas.
ii. Sebagai seorang dokter :
1) Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita
2) Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi
3) Melakukan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan
masyarakat
36
b. Dokter Umum
Tugas pokok:
Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas
dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
i. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas.
ii. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas baik
di Puskesmas, Pustu atau Pusling.
iii. Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada penderita dan
masyarakat.
iv. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan
peran masyarakat.
v. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
c. Dokter Gigi
Tugas Pokok:
Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja
Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
i. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas.
ii. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah
kerja Puskesmas secara teratur.
iii. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di Puskesmas.
iv. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
v. Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan peran serta masyarakat.
vi. Memberikan penyuluhan kesehatan.
vii. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
37
d. Tata Usaha
Tugas pokok:
i. Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas.
ii. Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk.
Fungsi :
i. Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang didisposisi.
ii. Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas.
iii. Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas.
iv. Melakukan laporan berkala ketatausahaan.
e. Petugas Perkesmas
Tugas Pokok :
Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Perkesmas di
wilayah kerja Puskesmas agar berjalan dengan baik.
Fungsi :
i. Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar
gedung.
ii. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan
Perkesmas.
iii. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
iv. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas.
v. Melakukan pendataan sasaran secara periodik.
f. Petugas Pengobatan
Tugas pokok :
i. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas.
ii. Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas
delegasi dari dokter.
iii. Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
iv. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
38
v. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
vi. Melakukan kegiatan Puskesmas.
vii. Ikut dalam kegiatan Puskesling.
g. Petugas P2M
Tugas pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
i. Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas.
ii. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular.
iii. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular.
iv. Melakukanpenyuluhan, pencatatan dan pelaporan.
v. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas
delegasi dari dokter.
vi. Melakukan kunjungan rumah.
vii. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang
terkait P2P.
viii. Memberikan penyuluhan kesehatan.
ix. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
h. Petugas KIA
Tugas Pokok:
Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas agar
dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
i. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui,
bayi, dan anak.
ii. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi.
iii. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil.
iv. Melakukan pembinaan dukun bayi.
v. Melakukan pembinaan kepada bidan desa.
39
vi. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang
terkait dengan KIA.
vii. Melakukan penyuluhan kesehatan.
viii. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
ix. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
i. Petugas Gizi
Tugas pokok:
Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di wilayah
kerja Puskesmas.
Fungsi :
i. Melaksanakan pemberian makanan tambahan.
ii. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus
kurang gizi.
iii. Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan
gizi.
iv. Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi.
v. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
vi. Melakukan pembagian vitamin A secara periodik.
vii. Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik.
viii. Melakukan pembinaan Posyandu.
ix. Melakukan rujukan kasus gizi.
j. Petugas Sanitarian
Tugas pokok:
Merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua unsur fisik dan
lingkungan yang memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan
masyarakat.
Fungsi :
i. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih,
jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan
pekarangan.
40
ii. Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata
air, penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya.
Pengawasan higiene, perusahaan dan tempat – tempat umum.
Melakukan pencatatan dan pelaporan. Aktif memperkuat kerjasama
lintas sektoral.
iii. Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait
dengan H.S.
iv. Memberikan penyuluhan kesehatan.
v. Pengawasan, penyehatan perumahan.
vi. Pengawasan pembuangan sampah.
vii. Pengawasan makanan dan minuman.
viii. Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)
k. Pelayanan Imunisasi
Tugas pokok:
Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah kerja
Puskesmas.
Fungsi :
i. Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas.
ii. Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi.
iii. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
iv. Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi.
v. Menyediakan persediaan vaksin secara teratur.
vi. Melakukan sweeping untuk daerah-daerah yang cakupannya kurang.
vii. Memberikan penyuluhan kesehatan.
l. Petugas Apotek
Tugas pokok:
Menerima resep, memeriksa, meracik dan membungkus dan memberikan
obat.
41
Fungsi :
i. Melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan obat yang meliputi
peresepan, pembungkusan dan pemberian obat pada pasien.
ii. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat.
iii. Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di
apotek.
iv. Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD.
v. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat.
vi. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat.
m. Petugas Pendaftaran
Tugas Pokok:
Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada semua
pengunjung Puskesmas.
Fungsi :
i. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan.
ii. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran.
iii. Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien.
iv. Mencatat semua kunjungan pasien pada buku.
v. Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari
tersebut.
vi. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
42
v. Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik
Kesehatan Desa (PKD).
vi. Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan pencahayaan.
44
Indikator Pencapaian Pencapaian (%)
c. Imunisasi
Kementerian Kesehatan menetapkan imunisasi sebagai upaya nyata
pemerintah untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGS), khususnya
untuk menurunkan angka PD3I. Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi
diukur dengan pencapaian cakupan desa/ kelurahan.
Tabel 13. Jumlah Cakupan Imunisasi Menurut Pencapaian Target tahun 2018
Tabel 14. Jumlah Cakupan Imunisasi Menurut Pencapaian Target tahun 2019
45
DPT booster 690 95 317 45.9
Sumber: Data puskesmas 2019
2. Gizi
Kualitas kesehatan seseorang, tidak akan terlepas dari kadar asupan gizi yang
diterima oleh tubuhnya. Kadar asupan gizi inilah yang kemudian membentuk
energi, kecerdasan, struktur fisik dan daya tahan tubuh. Pada usia balita (anak-
anak) asupan gizi sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak.
Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator Persen
(%) 1 tahun Kegiatan (%)
(%)
Penimbangan
100 1918 1243 64.8 64.8
Balita
Bayi 0-6 bulan
yang mendapatkan 100 177 68 38.4 38.4
ASI esklusif
Balita mendapat
100 1753 1675 95.5 95.5
kapsul vitamin A
Ibu nifas mendapat
100 478 454 95 95
kapsul vitamin A
Pemberian Fe pada
100 478 454 95 95
Nifas
Ibu hamil yang
mendapatkan 90 100 498 485 97 97
tablet FE
46
Tabel 16. Indikator Gizi selama tahun 2019
Cakupan
Target Pencapaian
Indikator Sasaran Persen
(%) Kegiatan (%)
(%)
Penimbangan 80 1918 1029 63 78,7
Balita
Vitamin A Biru 90 222 205 92,3 102
3. Kesehatan Lingkungan
47
Program Kesehatan Lingkungan yang dilaksanakan oleh Puskesmas
Kelurahan Manggarai masih sebatas monitoring belum menjangkau intervensi
seperti :
1. Monitoring TTU
2. Monitoring TP2M
3. Monitoring Populasi Aedest Aegyfti.
4. Promosi Kesehatan
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat dilakukan oleh Puskesmas Kelurahan
Manggarai dalam kegiatan sehari-hari baik dalam gedung maupun luar gedung.
49
6. Perkesmas keluarga rawan
Tabel 21. Perkesmas keluarga rawan
NO Keterangan Sasaran Target 80% Pencapaian Persen
1. Maternal 163 130 102 78
2. Bayi 108 86 14 16
3. Balita 378 302 17 0.5
4. Usila 117 94 75 79
5. Kronis 15 12 13 108
7. TIP=DO 58 46 13 28
Sumber : Data Puskesmas 2018
50
3.2.3.1 Upaya Kesehatan Jiwa / NAPZA
No Variabel Jumlah
3 1 Jumlah Balita 1918
.
2
.
4
D
a
t
a Khusus Program Posyandu Balita
Data Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu) Tahun 2018
51
2 Jumlah Kader 127
3 Jumlah Kader Aktif 113
Dat
4 Jumlah Kader belum ditatar -
a
5 Jumlah Posyandu 24
6 Jumlah Posyandu aktif 24
7 Ratio kader Posyandu 6/posyandu
8 Ratio Posyandu Balita 100/posyandu
9 Posyandu Madya -
10 Posyandu Purnama -
11 Posyandu Mandiri 24
12 Posyandu mandiri plus -
Jumlah Balita Menurut Rukun Warga dan Golongan Umur Tahun 2018
Kondisi Gizi Balita Menurut Status Gizi Balita Yang Di Timbang Di Posyand Tahun
2018
52
∑ Balita Status Gizi
Bulan
Ditimbang Normal % Kurang % Buruk % Gemuk %
Rata-
1220 1200 98.3 10 0.8 2 0.2 6 0.5
rata
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, balita dengan gizi kurang : 10 rata-rata orang atau
0,8% dan balita gizi buruk rata-rata 2 orang atau 0.2 %
53
BAB IV
ANALISIS MASALAH, PEMECAHAN MASALAH, DAN METODE DIAGNOSIS
KOMUNITAS
Studi ini dilakukan dengan panduan alur pemecahan masalah yang dimulai dari
identifikasi masalah. Dari masalah-masalah yang ditemukan dipilih salah satu yang
menjadi prioritas utama melalu teknik Hanlon Kuantitatif. Kemudian penyebab masalah
diidentifikasi melalui metode pendekatan sistem. Konfirmasi penyebab masalah yang
paling mungkin dilakukan dengan wawancara dan observasi. Setelah itu setiap masalah
dikaji untuk dicari alternatif pemecahannya yang kemudian diurutkan sesuai prioritas
menggunakan kriteria Matrix. Rencana penerapan pemecahan masalah dituangkan dalam
tabel plan of action. Setelah itu dilakukan intervensi terhadap masalah tersebut dan hasil
kegiatan, monitoring dan evaluasi diserahkan kepada pihak puskesmas.
54
4.2 Identifikasi Cakupan Program
Masalah merupakan kesenjangan antara apa yang diharapkan sesuai target dengan
keadaan pada program Puskesmas Kelurahan Manggarai tercantum dalam Tabel di
bawah ini, yakni dilihat dari cakupan indikator program yang belum mencapai target.
Tabel 23. Daftar Pencapaian Program Puskesmas Kelurahan Manggarai Tahun 2018
Indikator Targe Sasara Sasaran Cakupan Pencapaian
t n bulan (%)
(%) tahun berjalan
an Kegiatan (%)
Kedatangan balita ke 80 1918 1918 1029 63 78,7
Posyandu
Imunisasi
HB0 95 680 283 181 63,9 67,2
Kesehatan Ibu
Kunjungan pertama 273
100 656 233 85,3 85,3
ibu hamil (K1)
Kunjungan keempat 273
100 656 211 77,3 77,3
ibu hamil (K4)
Persalinan oleh 257
100 618 180 70 70
tenaga kesehatan
PTM
Posbindu 50 19976 8323 199 2,4 4,8
IVA Test 50 5993 2497 33 1,3 2,6
55
Tabel 24. Penentuan Prioritas Masalah Kriteria A
Kedatangan balita ke 80 63 17
Posyandu
Imunisasi
HB0 95 63,9 31,1
BCG 95 93,3 1,7
DPT2 95 91,8 3,2
Kesehatan Ibu
Kunjungan pertama ibu 14,7
100 85,3
hamil (K1)
Kunjungan keempat ibu 22,7
100 77,3
hamil (K4)
Persalinan oleh tenaga 30
100 70
kesehatan
PTM
Posbindu 50 2,4 47,6
IVA Test 50 1,3 48,7
56
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar dengan
terkecil kemudian di bagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah: terbesar 62%
terkecil 1%
Interval : Nilai terbesar – Nilai terkecil = 11,2 ~ 11
K
Langkah 4. Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom/kelas:
Tabel 25. Pembagian Interval Kelas
Kolom/Kelas Skala Interval Nilai
Skala 1 1 – 11 1
Skala 2 11,1 – 22,1 2
Skala 3 22,2 – 33,2 3
Skala 4 33,3 – 44,3 4
Skala 5 44,4 – 55,4 5
9 IVA Test X 5
57
Kriteria B: Kegawatan Masalah
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi (U), besarnya masalah (S),
tingkat penyebaran/meluasnya (G), dan sumber daya (P) yang dimiliki untuk mengatasi tiap
masalah dengan sistem scoring dengan skor 1-5.
58
Tabel 27. Penilaian Masalah berdasarkan kegawatan
59
Tabel 28. Penilaian Masalah Berdasarkan kemudahan Dalam Penanggulangan
60
4.4 Kerangka Pikir Masalah
Pada penelitian ini ditemukan adanya masalah yang terjadi pada program-program
Puskesmas Kelurahan Manggarai. Dasar untuk memutuskan adanya masalah, yaitu:
1. Adanya kesenjangan antara target dan pencapaian dari program.
2. Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut, dikarenakan
kurangnya pemahaman kader dan masyarakat tentang pentingnya kedatangan balita ke
Posyandu.
Untuk memecahkan masalah tersebut digunakan kerangka pendekatan sistem yang
terdiri dari input, proses, output, dan lingkungan yang mempengaruhi input dan proses.
Input terdiri dari Man (Tenaga Kerja), Money (Pembiayaan), Material (Perlengkapan),
Method (Metode), Market (Masyarakat). Sedangkan dari proses terdiri dari P1
(Perencanaan), P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan), P3 (Penilaian, Pengawasan, dan
Pengendalian).
Setelah ditentukan penyebab masalah, selanjutnya menentukan alternatif pemecahan
masalah dan menentukan prioritas pemecahan masalah yang terbaik dengan kriteria
matrix menggunakan rumus M x I x V/C. Kemudian membuat rencana penerapan
pemecahan masalah yang dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action). Kegiatan tersebut
dipantau apakah penerapannya sudah baik dan apakah masalah tersebut sudah dapat
dipecahkan.
61
Tabel 30. Penentuan Prioritas Masalah
No Masalah A B C D NPD NPT Urutan
. Prioritas
1. Kedatangan balita ke 2 9 4 1 44 44 I
Posyandu
2. HB0 3 8 2 1 22 22 V
3. BCG 1 8 2 1 18 18 VII
4. DPT2 1 8 4 1 32 32 III
5. Kunjungan pertama ibu 2 8 3 1 30 30 IV
hamil (K1)
6. Kunjungan keempat ibu 3 8 3 1 33 33 II
hamil (K4)
7. Persalinan oleh tenaga 3 8 2 1 22 22 VI
kesehatan
8. Posbindu 5 6 1 1 11 11 VIII
9. IVA Test 5 6 1 1 11 11 IX
62
Tabel 31. Kemungkinan Penyebab Masalah Manajemen Puskesmas Dengan
Pendekatan Sistem
63
PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN
64
65
INPUT
FISH BONE Tidak ada masalah.
MONEY
Belum tercapainya
D/S Posyandu Balita
di Kelurahan
Manggarai
PROSES
66
4.8 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah diperoleh daftar masalah, maka dibuat alternatif pemecahan penyebab
masalah. Berikut ini adalah alternatif pemecahan penyebab masalah.
8 Belum ada tindak lanjut Mendatangi rumah ibu balita yang sebelumnya jarang
bagi balita yang tidak membawa anaknya ke Posyandu dan mengajak untuk
datang hadir di Posyandu berikutnya
67
4.9 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matriks
Setelah menentukan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Dalam menentukan prioritas
alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria
matriks dengan rumus M x I x V/ C.
Masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai berdasar kriteria:
a. Magnitude: Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan
Dengan nilai 1-5 dimana semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan
maka nilainya mendekati angka 5
b. Importancy: Pentingnya cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan
maka nilainya mendekati angka 5.
c. Vulnerability: Sensitifitas cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin sensitifnya cara penyelesaian masalah
maka nilainya mendekati angka 5.
d. Cost: Biaya (sumber daya) yang digunakan
Dengan nilai 1-5, dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan nilainya
mendekati angka 1.
68
Daftar Alternatif Pemecah Masalah
Dari hasil analisis pemecah masalah didapatkan alternatif pemecah masalah sebagai
berikut :
69
BAB V
METODE DIAGNOSTIK
70
ii. Semua ibu yang mempunyai balita di RW 02 di wilayah Kelurahan
Manggarai
b. Kriteria eksklusi
i. Ibu yang tinggal di RW 02 namun alamat KTP berada di luar wilayah
Kelurahan Manggarai
Keterangan :
n0 = Jumlah sampel infinit
Z = Tingkat kemaknaan dikehendaki adalah 95% maka 1,96
P = Persentase balita yang datang ke Posyandu Balita Kelurahan
Manggarai sebesar 63%
q = Presentase balita yang tidak datang ke Posyandu Balita Kelurahan
Manggarai sebesar 37%
d = Kesalahan absolut yang dapat diterima, berdasarkan pustaka yang
ada pada studi ini digunakan 5% atau 0,05
= 363,6 = 364
n = 364
1+/364/240
n = 146
20% x n = 29
Keterangan :
n = jumlah sample
n0= populasi infinit
N= Jumlah balita di RW 02 wilayah Kelurahan Manggarai
71
Rumus Stratified
RT 01 : 29/240 X 14 = 2 balita
RT 02 : 29/240 X 17 = 2 balita
RT 03 : 29/240 X 13 = 2 balita
RT 04 : 29/240 X 12 = 1 balita
RT 05 : 29/240 X 13 = 2 balita
RT 06 : 29/240 X 11 = 1 balita
RT 07 : 29/240 X 16 = 2 balita
RT 08 : 29/240 X 12 = 1 balita
RT 09 : 29/240 X 10 = 1 balita
RT 10 : 29/240 X 14 = 2 balita
RT 11 : 29/240 X 16 = 2 balita
RT 12 : 29/240 X 13 = 2 balita
RT 13 : 29/240 X 15 = 2 balita
RT 14 : 29/240 X 10 = 1 balita
RT 15 : 29/240 X 16 = 2 balita
RT 16 : 29/240 x 13 = 2 balita
RT 17 : 29/240 x 15 = 2 balita
72
RW 02
RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 5 RT 6 RT 7 RT 8 RT 9 RT 10 RT 11 RT 12 RT 13 RT 14 RT 15 RT 16 RT 17
14 17 13 12 13 11 16 12 10 14 16 13 15 10 16 13 15
2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2
Sampel
73
5.6 Analisis Komunitas dan Table Plan of Action
Data hasil kegiatan yang diperoleh dari Puskesmas Kelurahan Manggarai
kemudian dianalisis berdasarkan Standar Pelanan Minimal (SPM). Masalah pada
evaluasi program ini merupakan hasil kegiatan dengan pencapaian yang kurang dari
target yang sudah ditentukan berdasarkan SPM. Dari beberapa masalah tersebut
dilakukan upaya pemecahan dengan menerapkan metode algoritma problem solving
cycle, yaitu setelah dilakukan identifikasi masalah maka selanjutnya ditentukan
prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.
Setelah didapatkan prioritas masalah maka langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis hal-hal apa saja yang menjadi penyebab terjadinya masalah
tersebut dengan menggunakan diagram fishbone berdasarkan pendekatan sistem dan
ditentukan alternatif pemecahan masalahnya. Setelah didapatkan alternatif pemecahan
masalah maka ditentukan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan metode
kriteria matriks. Berdasarkan hasil perhitungan kriteria matriks maka didapatkan
prioritas pemecahan masalah dan akan melakukan diagnostik komunitas.
74
Tabel 34 . Plan of Action
Penanggung Kriteria
No Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Jawab Pelaksana Waktu Dana Metode Keberhasilan
2. Melakukan Meningkatkan Kader RW Balai PJ program Dokter Agustus Dana Media Peningkatan
pelatihan kader pengetahuan dan 02 RW02 Posyandu Muda, PJ 2019 swadaya berupa pengetahuan dan
mengenai stunting kinerja kader Program lembar balik kinerja kader
dan gizi anak Posyandu
3 Mendatangi dan Menilai Ibu yang RW 02 PJ program Dokter muda Juli 2019 Dana Kuesioner Terkumpul data
melakukan survey pengetahuan dan memiliki Posyandu swadaya kualitatif mengenai
pengetahuan dan sikap ibu balita balita di pengetahuan dan
sikap ibu balita tentang Posyandu RW02 sikap ibu balita
mengenai tentang Posyandu
Posyandu
4 Kerjasama dengan Membagikan Jumantik, RW 02 PJ program Dokter Juli 2019 Dana Diskusi Jumantik, PKK,
JUMANTIK, informasi jadwal PKK, Posyandu muda, PJ swadaya PAUD membantu
PKK, PAUD Posyandu PAUD Program menyebarkan
Posyandu informasi jadwal
Posyandu
75
Penanggung Kriteria
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Jawab Pelaksana Waktu Dana Metode Keberhasilan
6. Membuat tema Meningkatkan Ibu balita Balai PJ program Dokter Muda, Agustus Dana Diskusi dan Meningkatnya
penyuluhan atau minat ibu untuk di RW02 warga Posyandu Bidan 2019 swadaya realisasi kedatangan
workshop yang datang tema balita (D/S)
menarik
7. Membuat jadwal Mengoptimalkan Petugas RW 02 PJ program Dokter muda Agustus - Diskusi Terbentuk
petugas dan kerja petugas monitoring Posyandu 2019 jadwal dan
kriteria posyandu Posyandu Posyandu daftar kriteria
yang Posyandu yang
membutuhkan membutuhkan
monitoring lebih monitoring lebih
76
BAB VI
HASIL DIAGNOSTIK KOMUNITAS
77
6.2 Evaluasi Intervensi Kegiatan
Intervensi kegiatan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Manggarai adalah sebagai berikut:
No Tanggal Kegiatan
78
Intervensi 1 : Survey Pengetahuan Ibu tentang Posyandu
Tabel 36. Distribusi Frekuensi Responden
Frekuensi Persentase
Variabel Keterangan
(N=28) (%)
<20 tahun 0 0
Usia Ibu 20-35 tahun 23 82
>35 tahun 5 12
Tidak sekolah 2 7
SD 1 3,5
Tingkat
SMP 4 14
Pendidikan Ibu
SMA/SMK 16 57
Perguruan Tinggi 4 14
Bekerja 10 35,7
Pekerjaan Ibu
Tidak bekerja 18 64,3
1- <3 tahun 18 64,3
Usia Anak
3-5 tahun 10 35,7
Jenis kelamin Laki-laki 13 46,4
Anak Perempuan 15 53,6
Pelaksanaan dari plan of action survey pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki
balita di RW 02 dilakukan pada tanggal 1 - 2 Agustus 2019 adapun tahap pelaksanaan
sebagai berikut.
1. Mendatangi rumah ibu yang memiliki balita di RW 02
2. Melakukan wawancara untuk mendapat data secara kualitatif mengenai
pengetahuan tentang Posyandu, manfaatnya, alasan ibu datang atau tidak
datang ke Posyandu, serta harapan untuk Posyandu.
80
Hasil Wawancara Harapan dan Saran untuk Posyandu
Saat ditanya harapan atau saran untuk Posyandu RW 02, ibu balita banyak yang
memberikan saran untuk meningkatkan penyebaran informasi jadwal Posyandu karena
sering tidak dengar atau tidak tahu jika ada Posyandu. Selain itu saran untuk
memberikan penyuluhan atau tindak lanjut bagi balita yang kurus juga kami dapat dari
Ibu Lestari, "Kadang saya ingin konsultasi dengan dokter atau suster puskesmas setelah
anak saya ditimbang, tapi karena banyak pasiennya jadi saya seringnya langsung disuruh
pulang”. Lain halnya dengan harapan dan saran dari Ibu Indrawati, “Lebih baik ada
petugas yang menegur langsung tetangga yang malas datang padahal anaknya sepertinya
kurus, supaya tahu gizi anaknya. Kalau dari pelaksanaannya sudah baik.”
81
Intervensi 4 : Melakukan pelatihan kader mengenai stunting dan gizi anak
Pelaksanaan dari plan of action yaitu pelatihan kader diadakan pada tanggal 29 Juli
2019, adapun tahap pelaksanaan sebagai berikut :
1. Menghubungi dan mengadakan pertemuan dengan ketua kader dari
Posyandu Anggrek Merah dan Anggrek Putih di RW 02 yaitu Ibu Ketua kader
Posyandu RW 02, pada tanggal 26 Juli 2019 kemudian membahas tentang
tujuan dan mekanisme pelaksanaan pelatihan yang akan diadakan pada hari
Senin, tanggal 29 Juli 2019 bertempat di Balai RW 02.
2. Pada hari pelaksanaan dilakukan pelatihan pada pukul 09.00 WIB sampai
dengan pukul 10.00 WIB, dengan isi pelatihan adalah mengenai stunting dan
gizi seimbang bagi balita.
82
Intervensi 7 : Membuat tema penyuluhan atau workshop yang menarik
Pelaksanaan dari plan of action pembuatan tema penyuluhan atau workshop
yang menarik dimulai dari diskusi dengan bagian gizi Puskesmas Kelurahan Manggarai.
Stunting dan gizi seimbang balita menjadi tema yang diangkat karena penyuluhan
mengenai Stunting belum pernah dilakukan di Posyandu Kelurahan Manggarai, dari
bagian Gizi juga menyarankan untuk membahas tentang stunting sekaligus gizi
seimbang untuk balita.
83
BAB VII
REKAPITULASI HASIL
Tabel 37. Rekapitulasi Hasil
84
Tabel 38. Lanjutan Rekapitulasi Hasil
5.. LINGKUNGAN
Melakukan pelatihan kader mengenai Kader menjadi tahu tentang Diskusi, Balai Mengadakan pertemuan dengan ketua
stunting dan gizi anak stunting dan gizi seimbang pelatihan 29 Juli 2019 RW02 kader dari Posyandu Anggrek Merah
balita dan Anggrek Putih RW 02. Kemudian
melakukan pelatihan kader dengan
menggunakan media lembar balik.
Mendatangi dan melakukan survey Terkumpulnya data Wawancara 1-2 Agustus RW 02 Ibu balita lebih banyak yang tidak tahu
pengetahuan dan sikap ibu balita mengenai pengetahuan 2019 kepanjangan dari Posyandu namun tahu
mengenai Posyandu masyarakat kegiatan di Posyandu.
6. P1
(-) (-) (-) (-) (-) (-)
7. P2
Kerjasama dengan JUMANTIK, PKK, Jumantik, PKK, PAUD Diskusi, 30 Juli 2019 Balai RW Menghubungi dan mengadakan pertemuan
PAUD membantu menyebarkan media berupa 02 dengan Jumantik, PKK dan PAUD serta
informasi jadwal Posyandu brosur memberikan brosur Posyandu
8. P3
Mendatangi dan melakukan survey Terkumpulnya data Wawancara 1-2 Agustus RW02 Ibu balita lebih banyak yang tidak tahu
pengetahuan dan sikap ibu balita mengenai pengetahuan 2019 kepanjangan dari Posyandu namun tahu
mengenai Posyandu masyarakat kegiatan di Posyandu.
85
INPUT
Tidak ada masalah.
MONEY
Peningkatan D/S
Posyandu Balita
RW02 Kelurahan
Manggarai
PROSES
86
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 KESIMPULAN
Analisis permasalahan pada upaya peningkatan pelayanan kesehatan anak
balita di Puskesmas Kelurahan Manggarai terdiri dari 9 butir masalah, yaitu
kurangnya jumlah petugas yang memonitoring, kurangnya kader yang terlatih,
kurangnya keterlibatan lintas program dan lintas sektoral, belum optimalnya sarana
untuk media promosi dalam penyuluhan, kurangnya kesadaran masyarakat
mengenai pentingnya kunjungan anak balita baik anak dalam keadaan sehat
maupun sakit, kegiatan penimbangan dianggap tidak penting dan monoton sehingga
malas untuk datang, ketidaktahuan masyarakat akan jadwal posyandu, kader yang
sering mengubah jadwal posyandu, dan belum ada tindak lanjut bagi balita yang
tidak datang.
Menurut masalah yang telah dipaparkan diatas, maka dilakukan diskusi dan
dihasilkan suatu alternatif pemecahan masalah, diantaranya adalah membuat
media promosi yang menarik seperti brosur mengenai jadwal dan pentingnya
Posyandu, Posyandu memfasilitasi diri dengan alat peraga edukasi (APE) untuk
balita agar senang jika waktunya datang ke posyandu, membuat tema penyuluhan
atau workshop yang menarik di tiap posyandu, melakukan survey mengenai
pengetahuan masyarakat mengenai Posyandu, membuat jadwal petugas dan kriteria
posyandu yang membutuhkan monitoring lebih, kerjasama dengan JUMANTIK,
PKK, PAUD, meningkatkan peranan dan kinerja kader posyandu yaitu dengan
pelatihan kader.
Dengan intervensi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat ini,
diharapkan masyarakat sadar dan dapat menerapkan serta patuh dalam memenuhi
dan menunjang kesehatan anak balita sehingga dapat meningkatkan cakupan
pelayanan anak balita di kelurahan Manggarai. Dari hasil intervensi yang telah
dilakukan, didapatkan peningkatan kedatangan balita (D/S) Posyandu Balita RW
02 menjadi 58,3% dari bulan sebelumnya 43,7%.
87
Selain itu, untuk menunjang kemudahan dan pemantauan tenaga kesehatan
beserta kader-kadernya, pendataan mengenai status kesehatan anak balita perlu
ditingkatkan. Penelitian ini menunjukan bahwa kurangnya pendataan dapat
menyebabkan sulitnya tenaga kesehatan dalam mengumpulkan status kesehatan
anak balita sehingga bisa saja terjadi bias dalam evaluasi program kesehatan anak
balita di Kelurahan Manggarai.
8.2 SARAN
8.2.1 Bagi Penelitian
1. Kelengkapan data penelitian harus ditingkatkan dan lebih akurat untuk
menghindari bias dalam penelitian.
2. Sampel penelitian harus ditingkatkan yaitu mencakup seluruh
posyandu dalam satu kelurahan untuk mendapatkan data yang lebih akurat.
3. Sebaiknya media promosi tidak hanya menggunakan leaflet, tetapi
juga menggunakan poster, banner, atau media promosi lain yang mudah
dilihat dan diingat oleh masyarakat sekitar puskesmas.
88
3. Diharapkan para kader tetap secara aktif memberitahukan jadwal
Posyandu kepada ibu-ibu yang memiliki balita
89
LAMPIRAN
Gambar 5. Kuesioner survey pengetahuan dan sikap ibu balita terhadap Posyandu
90
AYO DAT ANG
P OSY A N D U R W 0 2
MANFAAT
J ADWAL POSYANDU
91
Gambar 7. Jadwal petugas dan kriteria Posyandu yang perlu monitoring lebih
92
Gambar 8. APE berupa lembar balik mengenai Stunting dan Gizi Seimbang Balita
93
Membagikan brosur yang berisi jadwal Posyandu RW 02
94
Wawancara ibu balita mengenai pengetahuan dan sikap terhadap Posyandu
95
Pemberian APE pada kader Posyandu RW 02
96
DAFTAR PUSTAKA
68