Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian in, penulis menggunakan metode

kualitatif dalam menyelesaikan permasalahan.

Menurut Lexy J. Moeleong, hal 6, [14], “penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.”

Pengertian lain disebutkan oleh Basrowi dan Suwandi, hal 20, [15], “penelitian ini

merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi, dan implementasi

model secara kualitatif.”

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan kata-kata dalam

meneliti sebuah persoalan atau masalah yang terjadi di dalam kehidupan ini. Untuk

membahas hasil penelitian, digunakan pendekatan penelitian komparatif. Menurut

Sugiyono, “penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat

membandingkan.” Dalam penelitian komparatif, variabel yang digunakan masih sama

dengan penelitian menggunakan variabel pribadi tetapi untuk sampel yang lebih dari

satu, atau dalam waktu yang berbeda.

33
Metode penelitian kualitatif ini mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,

peristiwa, aktivitas sosial, sikap, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.

Hasil penelitian berupa komparasi interpretasi, dimana peneliti membandingkan setiap

obyek yang diteliti dan menjelaskan perbedaan dan juga persamaan dari obyek-obyek

tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan komparatif. Metode ini dipilih untuk

menjabarkan perbedaan gaya moderator debat kedua putaran pertama yang dipandu oleh

Tina Talisa pada tanggal 27 Januari 2017, dan debat ketiga putaran kedua yang dipandu

oleh Ira Koesno pada tanggal 12 April 2017. Dalam melihat perbedaan tersebut,

digunakan studi komparasi sebagai dasar untuk mencari letak perbedaan antara dua

objek penelitian tersebut. Dengan begitu, nantinya akan terlihat bagaimana perbandingan

gaya kedua moderator dalam mengatur jalannya debat pada Pilgub DKI Jakarta 1

tersebut.

3.2 Metode Pengumpulan Data

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data kualitatif, peneliti membutuhkan alat untuk

mendapatkan data penelitian. Menurut Lexy J Moleong, hal 9, [14] mengatakan, “dalam

penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat

pengumpulan data utama.” Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

pengumpulan data menggunakan dokumentasi, observasi, dan studi pustaka.

34
Dokumentasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan gambaran dari sudut

pandang subjek melalui suatu media tertulis atau dokumen lainnya yang ditulis.

“Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat

atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang

lain tentang subjek.”. Haris Herdiansyah, hal 143, [17].

Penulis juga melakukan observasi didalam penelitian ini untuk mengamati dan

memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan dan informasi yang dapat

dipercaya. Definisi Cartwtright & Cartwright dalam buku Haris Herdiansyah, hal 131,

[17] menyatakan bahwa, “observasi merupakan proses melihat, mengamati, dan

mencermati serta mencengkam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.”

Pada dasarnya, tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan lingkungan (site)

yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu-individu yang terlibat dalam

lingkungan tersebut beserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta makna

kejadian berdasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut. Dikutip secara tidak

langsung dari buku Burhan Bungin, hal 118-120, [18], metode observasi dalam

penelitian kualitatif dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Observasi Partisipasi

Observasi ini bermula dari penelitian antropologi sosial. Metode ini merupakan

pengumpulan data melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung

hidup bersama, merasakan serta berada dalam aktifitas kehidupan objek

pengamatan. Dengan kata lain, pengamat benar-benar mendalami kehidupan objek

pengamat juga mengambil bagian didalamnya.

35
2. Observasi Tidak Berstruktur

Observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi atau petunjuk

observasi. Pengamatan harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam

mengamati suatu objek. Pada metode ini, pengamat harus menguasai ilmu objek

secara umum dari apa yang hendak diamati. Berbeda dengan observasi partisipasi,

dimana pengamat tidak perlu memahami secara teoritis objek penelitian.

3. Observasi Kelompok

Observasi ini dilakukan secara berkelompok terdapat satu atau berbagai objek

sekaligus.

Berdasarkan jenis observasi diatas maka penulis akan menggunakan observasi

“Tidak Berstruktur” dengan alasan penulis dapat langsung memperoleh data dan

melakukan pengamatan langsung dengan cara menonton sebuah tayangan program yang

akan diteliti. Observasi dilakukan dengan cara melihat dan mengamati bagaimana

perbandingan gaya moderator Tina Talisa dan Ira Koesno dalam mengatur jalannya

debat Pilgub DKI Jakarta 1. Observasi diharapkan dapat membantu penulis dalam

memperoleh data-data yang sesuai dengan harapan penulis.

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh data dari

karya ilmiah, media massa, teks book, dan lainnya. Penulis mencari data dari buku-buku

atau jurnal yang membahas mengenai teori yang berhubungan dengan penelitian dari

kepustakaan.

36
3.2.2 Sumber Data

Data merupakan bahan yang masih mentah dan belum memberikan informasi yang

bisa membantu atau masih berupa kumpulan fakta. Sumber data dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan itu peneliti mengambil dua jenis sumber data

yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Berdasarkan dengan itu, peneliti

menggunakan dua jenis sumber data, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab

masalah risetnya secara khusus. Data primer dalam penelitian ini adalah cuplikan

gambar tayangan program talkshow debat pilgub DKI Jakarta 1 yang diliput oleh

beberapa stasiun televisi yaitu Metro TV, iNews TV, dan TVRI Jakarta dan

Banten. dalam penelitian ini penulis akan melihat tiap scene yang terkait dengan

gaya moderator pada Tina Talisa dan Ira Koesno.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung untuk menjelaskan lebih dalam

mengenai penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini penulis memperoleh

data sekunder dari buku-buku yang mendukung dalam kerangka teoritis untuk

penelitian dan dari sumber-sumber lainnya yang diperoleh penulis dari internet.

37
3.2.3 Triangulasi Data

Pemeriksaan keabsahan data ada berbagai teknik salah satunya triangulasi.

Menurut Sugiyono, hal 24, [16] mengatakan, “dalam teknik pengumpulan data,

triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan

dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Dikutip secara

tidak langsung dalam buku Haris Herdiansyah, hal 201, [17], menurut Denzim

triangulasi dibagi menjadi empat macam, yaitu:

1. Theory triangulation (triangulasi dalam teori)


Yaitu penggunaan multiple teori (lebih dari satu teori utama) atau beberapa
perspektif untuk menginterpretasi sejumlah data. Pada beberapa penelitian
kualitatif mungkin cukup hanya dengan menggunakan satu teori atau satu
perspektif ketika melakukan interpretasi data, tetapi terkadang kita
memerlukan beberapa grand theory atau lebih dari satu perspektif dalam hal
menginterpretasi banyak data dengan pertimbangan jika hanya satu teori atau
satu perspektif, analisis, dan interpretasi tidak akan mendapatkan hasil yang
optimal. Dalam hal ini kita dapat menggunakan teori triangulasi.
2. Methodological triangulation (triangulasi dalam hal metodologi)
Yaitu penggunaan multimetode untuk mempelajari topik tunggal atau kasus
tunggal. Multimetode yang dimaksudkan misalnya menggabungkan antara
metode kualitatif dengan metode kuantitatif dalam kasus tunggal.
3. Data triangulation (triangulasi dalam hal metode pengumpulan data)
Penggunaan lebih dari satu metode pengumpulan data dalam kasus tunggal.
Metode pengumpulan data yang pada umumnya dilakukan dalam penelitian
kualitatif yaitu wawancara, observasi, FGD, dokumentasi, dan lain sebagainya.
4. Observer triangulation (triangulasi dalam hal observer)
Penggunaan lebih dari satu orang observer dalam satu kasus tunggal dalam
rangka untuk mendapatkan kesepakatan intersubjektif antar-observer. Dalam
melakukan observasi terkadang diperlukan banyak observer karena beberapa
hal seperti situasi terpisah, subjek yang berbeda, tetapi harus dilakukan pada
saat yang bersamaan dalam kaitannya dengan kasus tunggal.

38
Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah triangulasi pengumpulan

data. Karena, penelitian ini menggunakan metode triangulasi pendukung berupa

dokumentasi, observasi, dan studi pustaka.

3.3 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa semiotika

Charles Sanders Peirce. Metode ini dianggap penulis tepat digunakan sebagai alat untuk

menganalisa gaya moderator Tina Talisa dan Ira Koesno.

Patton mendefinisikan analisa data ‘adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian besar’. Basrowi

dan Suwandi, hal 91, [15].

Analisa semiotika yang digunakan pada penelitian ini adalah model semiotika

Charles Sanders Peirce, hal tersebut dilakukan karena berhubungan dengan ikon serta

ingin mengetahui gaya komunikasi melalui toko Tina Talisa dan Ira Koesno berdasarkan

tanda, objek dan interpretant. Penelitian ini berdasarkan tahapan yang dikemukakan

oleh Charles Sanders Peirce, yaitu: Ikon, indeks, simbol.

3.3.1 Teknik Analisa Data

Metode analisis data ini merupakan tahap selanjutnya yang dilakukan dalam

penelitian. Analisa dalam penelitian ini menggunakan metode semiotik. Untuk

memudahkan peneliti menganalisis studi semiotika Charles Sanders Peirce pada gaya

moderator tokoh Tina Talisa dan Ira Koesno dalam mengatur jalannya debat pilgub DKI

39
Jakarta 1. Pengambilan data hanya berdasarkan scene yang berkaitan dengan tanda-tanda

yang muncul pada tokoh Tina Talisa dan Ira Koesno.

Menurut Lexy J. Moleong, “sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati. Lexy J. Moleong, hal 4, [14]. Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan data

lewat pengamatan sebuah tayangan video pada tanggal 27 Januari 2017 dan 12 April

2017 debat pilgub DKI Jakarta 1 yang di download dari youtube.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika

Charles Sanders Peirce. Peneliti menggunakan analisis semiotik Charles Sanders Peirce

dengan menganalisis penelitian berdasarkan tahapan yang dikemukakan oleh Charles

Sanders Peirce, yaitu: ikon, indeks, simbol. Dalam hal ini data penelitian pada dasarnya

dikelompokkan menjadi tiga jenis, berikut merupakan jenis-jenis data menurut Etta

Mamang Sangadji, yaitu;

1. Data Subyek

Data subyek adalah jenis data yang berupa opini, sikap, pengalaman, atau karakter

seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden).

Dengan demikian data subyek merupakan data penelitian yang dilaporkan sendiri

oleh responden secara individu atau kelompok.

2. Data Fisik

Data fisik merupakan jenis data peneltian yang beruapa obyek atau benda-benda

fisik, misalnya bangunan atau bagian bangunan, pakaian, buku, dan senjata. Data

40
fisik merupakan benda berwujud bukti keberadaan atau kejadian pada masa lalu.

Data fisik dalam penelitian bisnis dikumpulkan melalui metode observasi.

3. Data Dokumenter

Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa faktur, jurnal,

surat-surat, notulen hasil rapat, memo atau dalam bentuk laporan program. Etta

Mamang Sangadji, hal 175, [20]

Tipologi tanda versi Charles Sanders Peirce dibedakan menjadi: ikon (icon),

indeks (index), dan simbol (symbol) yang didasarkan atas representamen dan objeknya.

Menurut Indiawan Seto Wibowo, hal 19, [8], Charles Sanders Peirce membagi

tanda dan cara kerjanya ke dalam tiga kategori di bawah ini :

TABEL 3.1

JENIS TANDA DAN CARA KERJANYA MENURUT CHARLES SANDERS PEIRCE

Jenis Tanda Ditandai dengan Contoh Proses Kerja


Ikon - Persamaan (kesamaan) Gambar, foto, dan - Dilihat
patung
- Kemiripan
Indeks - Hubungan sebab - Asap – api - Diperkirakan
akibat
- Gejala – penyakit
- Keterkaitan
Simbol - Konvensi atau - Kata-kata - Dipelajari
- Kesepakatan sosial - Isyarat
Sumber: Indiawan Seto Wibowo, hal 19, [8]

3.3.2 Tahap Analisis Data (Charles Sanders Peirce)

41
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan teknik analisis data model analisis Charles Sanders Peirce.

Menurut Nawiroh Vera, hal 243, [12], “terdapat tiga tahapan trikotomi dalam semiotik

Charles Sanders Peirce, sebagai berikut:

1. Trikotomi Pertama

Sign (representamen) merupakan bentuk fisik atau segala sesuatu yang dapat

diserap panca indra dan mengacu pada sesuatu. Representamen didasarkan pada

ground-nya (trikotomi pertama) dibagi menjadi qualisign, sinsign, dan legisign.

a. Qualisign adalah tanda yang menjadi tanda berdasarkan sifatnya.

Misalnya warna merah adalah qualisign, karena dapat dipakai tanda untuk

menunjukkan cinta, bahaya, atau larangan

b. Sinsign (singular sign) adalah tanda yang menjadi tanda berdasarkan bentuk

atau rupanya di dalam kenyataan. Misalnya suara jeritan dapat berarti heran,

senang atau kesakitan.

c. Legisign adalah tanda yang menjadi tanda berdasarkan suatu peraturan

yang berlaku umum, suatu kode. Misalnya rambu lalu lintas yang menandakan

hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.

2. Trikotomi kedua

Pada trikotomi kedua berdasarkan objeknya tanda diklasifikasikan menjadi icon

(ikon), index (indeks) dan symbol (simbol)

42
a. Ikon adalah tanda yang menyerupai benda yang diwakilinya atau suatu

tanda yang menggunakan kesamaan atau ciri-ciri yang sama dengan apa yang

dimaksudkannya. Ikon terdiri atas kata onomatope, gambar (diagram, bagan,

dan lain-lain)

b. Indeks adalah suatu tanda yang mempunyai kaitan atau kedekatan dengan apa

yang diwakilinya. Misalnya tanda asap dengan api, tiang penunjuk jalan, tanda

penunjuk angin dan sebagainya.

c. Simbol adalah suatu tanda dimana hubungan tanda dan denotasinya

ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum atau ditentukan oleh suatu

kesepakatan bersama (konvensi).

3. Trikotomi ketiga

Berdasarkan interpretannya, tanda dibagi menjadi menjadi rhema, dicisign, dan

argument, sebagai berikut:

a. Rhema, bilamana lambang tersebut interpretannya sebuah first dan makna

tanda tersebut masih dapat dikembangkan

b. Decisign (dicentsign), bilamana lambang dan interpretannya terdapat hubungan

yang benar ada (merupakan secondness)

c. Argument, bilamana suatu tanda dan interpretannya mempunyai sifat yang

berlaku umum (merupakan thirdness). Nawiroh Vera, hal 23-26, [12]

43
44

Anda mungkin juga menyukai