SKRIPSI
Oleh:
Rido Mulawarman
04011281320010
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
Rido Mulawarman
04011281320010
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Pembimbing I
dr. Ziske Maritska, M. Si.Med .............................................
NIP. 198403262010122004
Pembimbing II
drs. Djoko Marwoto, MS .............................................
NIP. 195703241984031001
Penguji I
Dr. dr. Didit Pramudhito, Sp.U .............................................
NIP. 196706161996071001
Penguji II
dr. Indri Seta Septadina, M.Kes .............................................
NIP. 198109162006042002
Mengetahui,
Koordinator Blok Skripsi
PERNYATAAN
Rido Mulawarman
NIM. 04011281320010
iv
Rido Mulawarman
NIM 04111001041
v
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya penelitian yang berjudul “Faktor Risiko pada Pasien
Hipospadia Anterior, Middle, dan Posterior di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Umum Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya, dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat, dan
pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
dukungan, bimbingan, doa, semangat, serta saran dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dosen pembimbing, dr. Ziske Maritska, M.Si.Med dan drs. Djoko
Marwoto,MS atas bimbingan, kritik dan saran dalam penyelesaian skripsi.
2. Dosen penguji, Dr. dr. Didit Pramudhito, Sp.U dan dr. Indri Seta
Septadina, M.Kes, atas bimbingan kritik dan saran dalam penyelesaian
skripsi.
3. Kedua orang tua, Dr. Ir. H. Mulawarman, M.Sc dan dra. Hj. Nurul
Aryanti, M.Pd yang setiap hari memberika semangat dan doa sehingga
skripsi ini bisa selesai dengan baik serta tepat waktu.
4. Seluruh teman-teman PSPD B angkatan 2013 yang selalu memberikan
dukungan dan bantuan dalam penyelesaian skripsi.
Penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, diharapkan kritik dan saran
demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..........................iv
ABSTRAK ..........................................................................................................v
ABSTRACT ..........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 2
1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................... 2
1.4.2. Tujuan Khusus ........................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
1.4.1. Manfaat Teoritis ....................................................................... 3
1.5.2. Manfaat Praktis .......................................................................... 3
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penyebab yang diketahui menyebabkan Syndromic Hypospadias...............14
2. Ringkasan mutasi genetik yang terlibat dalam etiologi hipospadia..............20
3. Distribusi pasien hipospadia berdasarkan jenis hipospadia..........................49
4. Distribusi pasien hipospadia berdasarkan letak MUE..................................49
5. Faktor risiko pada pasien hipospadia anterior .............................................50
6. Faktor risiko pada pasien hipospadia middle ...............................................50
7. Faktor risiko pada pasien hipospadia posterior..........................................51
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Pengaruh sel germinativum primordial pada gonad indiferen ..................... 4
2. Pengaruh kelenjar seks pada differensiasi jenis kelamin lebih lanjut.......... 5
3. Stadium indiferen genitalia eksterna ........................................................... 6
4. Perkembangan genitalia eksterna laki-laki pada minggu ke-10. ................. 7
5. Skema sederhana dari embriologi normal dari genitalia eksterna laki-laki. 8
6. Penyatuan lipatan uretra .............................................................................. 9
7. Klasifikasi hipospadia berdasarkan beberapa pembagian subtipe ............... 12
8. Klasifikasi hipospadia menurut Duckett ...................................................... 12
9. Jalur sintesis androgen ................................................................................. 19
10. Teori perkembangan uretra manusia ........................................................... 33
xiii
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pertanyaan-pertanyaan wawancara via telepon ........................................... 60
2. Rekap data rekam medis sampel.................................................................. 61
3. Foto saat melakukan penelitian di bagian rekam medik .............................. 63
4. Artikel ...........................................................................................................64
5. Sertifikat Etik ................................................................................................71
6. Surat Izin Penelitian ......................................................................................72
7. Surat Selesai Penelitian.................................................................................73
8. Lembar Konsultasi I .....................................................................................73
9. Lembar Konsultasi II ....................................................................................75
10. Surat Revisi Skripsi ......................................................................................76
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
Pada akhir bulan ketiga, kedua lipatan uretra menutup diatas lempeng
uretra, sehingga terbentuk uretra penis pars kavernosa. Saluran ini tidak
memanjang hingga ke ujung phallus. Bagian uretra yang paling distal ini
dibentuk pada bulan keempat disaat sel-sel ektoderm dari ujung glans menembus
masuk ke dalam dan membentuk sebuah korda epitel yang pendek. Korda ini
kemudian membentuk lumen, yang disebut orifisium uretra eksternum. Penebalan
genital yang terjadi pada laki-laki dikenal sebagai penebalan skrotum yang timbul
di regio inguinal. Pada perkembangan selanjutnya, kedua penebalan ini bergerak
ke arah kaudal, dan masing-masing penebalan membentuk separuh dari skrotum.
Keduanya dipisahkan satu sama lain oleh sekat skrotum. Pada kejadian
hipospadia, penyatuan lipatan uretra tidak sempurna dan terdapat muara uretra
yang tidak normal di sepanjang permukaan bawah dari penis (Sadler T.W., 2013).
Perkembangan genitalia eksterna laki-laki minggu ke 10 dijelaskan pada gambar
4.
2.2 Hipospadia
2.2.1 Definisi hipospadia
Hipospadia merupakan salah satu kelainan kongenital pada sistem
urogenital pria yang berupa gangguan pada perkembangan uretra anterior.
Pada penderita hipospadia, posisi muara uretra tidak pada tempat
normalnya (Baskin, Laurence dan Ebbers 2006). Muara uretra penderita
hipospadia dapat ditemukan mulai dari ventral penis proksimal hingga
glans penis, skrotum, ataupun perineum (Baskin, Laurence dan Ebbers
2006). Hipospadia adalah penyatuan lipatan uretra yang tidak sempurna
dan terdapat mulut uretra yang abnormal di sepanjang permukaan inferior
penis (Sadler T.W., 2013).
2007). Studi yang dilakukan Iris A.L.M. van Rooij di Belanda tahun 2013
melaporkan hipospadia terbanyak adalah jenis anterior, antara lain dengan
rincian hipospadia anterior (glandular and coronal) sebanyak 225 (59%)
kejadian, middle (penile) 111 (29%) kejadian, dan posterior (penoscrotal,
scrotal and perineal) 45 (12%) kejadian.
Untuk angka kejadian hipospadia di Indonesia ditemukan dan
dilakukan operasi di di RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
periode waktu antara Juli 2009 hingga Juni 2011 sebanyak 24 pasien
hipospadia pada rentang umur 2-38 tahun dengan rata-rata 10,7+8,3 tahun,
dengan rentang umur 6-10 tahun sebanyak 9 pasien (37.5%) dan paling
sedikit pada rentang umur 16-20 tahun, yaitu hanya ada 1 orang (4.2%).
Sebagian besar pasien hipospadia di RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan adalah tipe penile yaitu sebesar 10 pasien (41.7%), sisanya
adalah 6 jenis subcoronal (25,0%), 5 jenis penoscrotal (20,8%), dan 3 jenis
scrotal (12,5%) dengan hanya satu kasus tanpa chordee (4,2%) (Mahadi,,
2011).
Data yang didapatkan di Rumah Sakit Umum Sanglah Bali periode
waktu antara Januari 2009 hingga April 2012 terdapat 42 angka kejadian
dengan kejadian masing-masing tipe hipospadia penoscrotal berjumlah 14
pasien, scrotal 9 pasien, coronal 6 pasien, penile 11 pasien, subcoronal 1
pasien, dan perineal 1 pasien dengan total 42 pasien (Gede Wirya Kusuma
Duarsa, 2016). Selain itu dari hasil penelitian yang dilakukan di RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado selama periode waktu antara Januari 2009
hingga Oktober 2012 diketahui jumlah kasus hipospadia yang ditemukan
sebanyak 17 kasus (Limatahu dkk, 2013).
2.2.3 Klasifikasi Hipospadia
Hipospadia dapat diklasifikasikan berdasarkan fenotipe maupun
gejala klinis.
2.2.3.1 Klasifikasi Berdasarkan Fenotipe
Hipospadia dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa
klasifikasi berdasarkan subtipe yang berbeda. Namun klasifikasi yang
12
2.2.4 Etiologi
Meskipun kasus hipospadia umum ditemui, etiologi pasti
hipospadia belum diketahui. Hipospadia diyakini sebagai salah satu
kondisi yang bersifat multifaktorial, dengan beragam faktor risiko
yang terkait. Selain faktor genetik, faktor lingkungan memiliki
peranan yang besar dalam pengaruhnya terhadap kejadian
hipospadia, terutama yang terkait dengan faktor risiko Ibu.
2.2.4.1 Faktor Genetik Terhadap Hipospadia
Dalam sebuah studi diketahui bahwa riwayat keluarga yang
mengalami hipospadia, dan kerabat laki-laki pada anak yang
mengalami hipospadia kemungkinan memiliki peluang untuk
kejadian hipospadia. Dari studi terhadap kerabat laki-laki pada 103
kasus isolated hypospadias, ditemukan 28% setidaknya satu
anggota keluarga dengan hipospadia. Semakin berat keparahan
kejadian hipospadia, ditemukan insiden yang lebih tinggi di
keluarga pada derajat pertama; dengan bentuk yang paling ringan
dari hipospadia, didapatkan 3,5% yang terkena dampak; dengan
derajat kedua yaitu 9,1%, dan dengan derajat ketiga yaitu 16,7%.
Risiko secara keseluruhan untuk saudara bayi yang terkena dampak
akan mengalami hipospadia adalah 9,6% (Sorenson dalam
Michalakis, 2011).
Ditemukan juga hubungan yang mendalam pada sebuah
studi bahwa terjadi peningkatan risiko hipospadia dari anak laki-
laki yang ayahnya menderita hipospadia. Di antara ayah yang
16
3) Endocrine Disrupters
Meningkatnya insiden hipospadia di daerah tertentu
memberikan kecurigaan bahwa bahan kimia lingkungan dapat
memberikan dampak yang merugikan pada perkembangan alat
kelamin laki-laki selama kehidupan janin, meskipun temuan tidak
digeneralisasikan. Menurut teori sindrom disgenesis testis, janin,
paparan xenoestrogens menekan produksi testosteron dan tindakan
dan / atau ekspresi androgen receptor (AR), dengan menyebabkan
34
Penggunaan obat-
Mutasi dan polimorfisme gen yang
obatan selama
dirwariskan pada keluarga. Riwayat dari Paparan asap rokok Paparan bahan kimia kehamilan : preparat
keluarga derajat 1 (keluarga inti) atau : organofosfat, pestisida, hormonal, dietilstilbestrol
derajat 2 (sepupu, paman) cat
Terganggunya ekspresi
gen : gen shh, HOX,
HOXA 13, Hoxa, FGF,
Fgf-10, Igfr, dll Gangguan hormon-
hormon androgen
Hipospadia
37
Lingkungan
Hipospadia
Genetik
BAB III
METODE PENELITIAN
38
39
3.3.2 Sampel
Rekam medik pasien isolated hypospadias di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang selama periode Januari 2014 sampai Juni 2016 yang
memenuhi kriteria inklusi.
Dari hasil survei pendahuluan di bagian rekam medis RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2014 sampai Juni 2016
diketahui berjumlah 76 kasus hipospadia. Dikarenakan kejadian
hipospadia di setiap daerah berbeda dan sering tidak menentu, maka
metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling.
Dimana semua anggota populasi target diambil menjadi sampel penelitian.
Perkiraan sampel dengan design potong lintang dapat digunakan
rumus sebagai berikut:
= 12
berupa gangguan pada perkembangan uretra medik di RSUP Dr. (2) Hipospadia middle
(3) Hipospadia
anterior. Pada penderita hipospadia, posisi Mohammad Hoesin
posterior
muara uretra tidak pada tempat normal. Palembang
(4) Isolated
Berdasarkan letak masing-masing jenis
hypospadias
hipospadia:
3.5.1 Hipospadia anterior terletak antara
glanular dan subkoronal
3.5.2 Hipospadia middle terletak antara
midshaft, penis proksimal penis distal
3.5.3 Hipospadia posterior terletak antara
penoskrotal, skrotal, dan perineal
3.5.4 Isolated hypospadias adalah hipospadia
yang ditemukan secara tunggal, tidak
ditemukan gejala-gejala tambahan lain
43
2 Faktor Genetik Berhubungan dengan unsur pembawa Rekam Medik Nominal (1) Memiliki riwayat
keturunan yaitu gen, dalam hal ini: keluarga inti derajat
Riwayat Keluarga, yaitu apabila terdapat 1 mengalami
anggota keluarga yang mengalami hipospadia. hipospadia
Dalam penelitian ini, anggota keluarga yang (2) Memiliki riwayat
dilihat adalah anggota keluarga derajat 1 keluarga derajat 2
(keluarga inti) dan derajat 2 (sepupu, paman) mengalami
hipospadia
(3)Tidak memiliki
riwayat keluarga
mengalami
hipospadia
3 Faktor Berhubungan dengan paparan agen-agen Rekam Medik Nominal (1) Ayah merokok
Lingkungan teratogen selama kehamilan ibu penderita, aktif
dalam hal ini: (2) Ibu Merokok
Riwayat orang tua merokok aktif atau pasif, Pasif
yaitu apabila ayah atau ibu merokok aktif (3) Orangtua tidak
ataupun terpapar rokok secara pasif, sebelum merokok baik aktif
atau selama masa kehamilan ataupun pasif
44
4 Multifaktorial Apabila terdapat faktor risiko selain faktor Rekam Medik Nominal (1) Memiliki faktor
genetik dan faktor lingkungan. risiko selain faktor
genetik dan faktor
lingkungan
45
Perencanaan Penelitian
Hasil penelitian
Publikasi artikel
47
3.10 Anggaran
Tabel Rincian Anggaran
Kebutuhan Anggaran
Kertas HVS A4 70 gram 1 rim Rp. 35.000
Kertas HVS A4 80 gram 2 rim Rp. 70.000
Biaya internet untuk mencari literatur Rp. 50.000
Alat tulis dan map Rp. 25.000
Tinta Printer Rp. 200.000
Penggandaan dan penjilidan laporan Rp. 150.000
Total Rp. 530.000
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
48
49
Tabel 5. Faktor risiko pada pasien hipospadia anterior di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang
Faktor Resiko n %
Iya Tidak Iya Tidak
Genetik
Riwayat keluarga 0 4 0 100
Lingkungan
Merokok 3 1 75 25
Riwayat konsumsi obat-obatan 0 4 0 100
Riwayat paparan bahan kimia 2 1 50 50
Tabel 6. Faktor risiko pada pasien hipospadia middle di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang
Faktor Resiko n %
Iya Tidak Iya Tidak
Genetik
Riwayat keluarga 0 4 0 100
Lingkungan
Merokok 8 4 66,7 33,3
Riwayat konsumsi obat-obatan 1 11 8,3 91,7
Riwayat paparan bahan kimia 7 5 58,3 41,7
51
4.2 Pembahasan
4.2.1 Distribusi Pasien Hipospadia Berdasarkan Jenis Hipospadia
Dalam penelitian ini ditemukan 21 (56,8%) pasien hipospadia posterior
dengan letak MUE (Muara Uretra Eksterna) masing-masing 19 (51,4%)
penoscrotal dan 2 (5,4%) scrotal. Hipospadia jenis middle ditemukan pada 12
(32,4%) pasien dengan semua letak MUE di midshaft (32,4%). Hipospadia jenis
anterior ditemukan pada 4 (10,8%) pasien dengan letak MUE masing-masing 3
(8,1%) coronal dan 1 (2,7%) subcoronal.
Di Indonesia, hasil ini hampir sama dengan studi yang dilakukan oleh
Gede Wirya Kusuma Duarsa pada tahun 2016 di Rumah Sakit Umum Sanglah
52
Bali periode waktu antara Januari 2009 hingga April 2012 yang menemukan 42
kejadian hipospadia. Kejadian hipospadia posterior ditemukan dengan letak MUE
antara lain 14 (33,3%) penoscrotal, 9 (21,43%) scrotal, dan 1 (2,38%) perineal.
Pada hipospadia anterior ditemukan dengan letak MUE antara lain 6 (14,29%)
coronal, 11 (26,19%) penile, dan 1 (2,38%) subcoronal.
Namun, hasil studi tersebut berbeda dengan yang dilakukan Mahadi di
RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan pada tahun 2011 yang mendapatkan
jenis hipospadia middle adalah yang terbanyak (41.7%) dengan semua letak MUE
di penile. Sisanya adalah jenis hipospadia anterior dengan semua letak MUE 6
(25,0%) subcoronal dan hipospadia posterior dengan letak masing-masing MUE 5
(20,8%) penoscrotal dan 3 (12,5%) scrotal. Selain itu, studi yang dilakukan Iris
A.L.M. van Rooij di Belanda tahun 2013 melaporkan hipospadia anterior adalah
kasus terbanyak (59%) dengan letak MUE ditemukan di glandular dan coronal.
Pada hipospadia middle (29%) ditemukan dengan letak MUE di penile.
Hipospadia posterior (12%) ditemukan dengan letak MUE antara lain di
penoscrotal, scrotal dan perineal.
Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh bedanya paparan faktor risiko di
lingkungan setempat seperti riwayat lingkungan yang selalu terpapar asap rokok,
kebiasaan setempat dalam penggunaan obat-obatan selama kehamilan, pestisida
ataupun bahan kimia lain dari suatu area dekat tempat industri tertentu. Selain itu
juga kemungkinan perbedaan cara pengumpulan data, dan perbedaan kriteria
inklusi dan eksklusi dalam penelitian.
4.2.3 Faktor Risiko pada Pasien Hipospadia Middle di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang
Dari 12 pasien hipospadia middle didapatkan 8 pasien dengan riwayat
orang tua yang merokok. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
menunjukan hubungan antara hipospadia dan paparan terhadap perokok pasif dari
ayah. Salah satu mekanisme paparan rokok yang dapat menginduksi hipospadia
adalah bahwasanya rokok dapat menyebabkan germ mutation yang dapat
diturunkan (Maritska, 2015). Riwayat ibu yang mengonsumsi obat-obatan selama
kehamilan ditemukan pada 1 pasien yang mengalami hipospadia middle. Terdapat
7 pasien hipospadia middle yang memiliki riwayat ibu yang mengalami paparan
bahan kimia saat kehamilan. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian bahwa
terdapat 8% dari semua aktivitas yang menimbulkan kecurigaan bahwa bahan
kimia yang menggangu hormon atau endocrin-drisrupting (EDC) adalah
penyebab potensial dari hipospadia (Kalfa dkk, 2015). Selain itu juga gangguan
endokrin melalui penggunaan repellant, kontak dengan pestisida, dan asap rokok
dipercaya merupakan salah satu dasar dari penyebab dari hipospadia (Maritska,
2015).
sesuai dengan teori mengenai pengaruh genetik bahwa semua gen yang terlibat
dalam perkembangan sistem urogenital laki-laki akan mempengaruhi kejadian
hipospadia (Baskin, Laurence S., Himes, dan Colborn, 2006).
Hasil ini juga sesuai dengan teori ditemukan insiden yang lebih tinggi di
keluarga pada derajat pertama; dengan bentuk yang paling ringan dari hipospadia,
didapatkan 3,5% yang terkena dampak; dengan derajat kedua yaitu 9,1%, dan
dengan derajat ketiga yaitu 16,7%. Risiko secara keseluruhan untuk saudara bayi
yang terkena dampak akan mengalami hipospadia adalah 9,6% (Sorenson dalam
Michalakis, 2011). Selain itu sebagian besar mutasi tersebut diidentifikasi dari
pasien yang menderita hipospadia posterior atau proksimal hipospadia. Hal ini
memberikan gambaran bahwa hipospadia posterior kemungkinan disebabkan oleh
etiologi monogenik apabila dibandingkan dengan hipospadia anterior atau distal
hipospadia yang poligenik atau multifaktorial (Mathew George dkk, 2015).
Pada penelitian ini, dari 21 pasien hipospadia posterior terdapat 18 pasien dengan
riwayat orang tua yang merokok saat kehamilan. Dengan demikian hasil
penelitian sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa merokok memiliki efek
antiestrogenic serta memiliki bukti menyebabkan gangguan keseimbangan
hormonal. Rokok terdapat banyak kandungan racun, antara lain logam, nikotin,
karbon monoksida, dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs). Kandungan
tersebut memiliki kemampuan melewati placental barrier serta cairan amnion dan
serum fetal. Konsentrasi nicotin dan cotinine atau yang merupakan metabolit
aktif nikotin, di dalam darah janin ditemukan tinggi dengan korelasi dari ibu yang
merokok dibanding yang tidak merokok. Dengan demikian, asap rokok dapat
menggangu janin dalam kehidupan intrauterin terutama pada sistem endokrin,
yang berakibat pada terganggunya tumbuh dan kembang janin (Hakonsen, Linn
B., Ernst, dan Ramlau-Hansen, 2014). Selain itu ditemukan hubungan antara
hipospadia dan paparan terhadap perokok pasif dari ayah. Salah satu mekanisme
paparan rokok yang dapat menginduksi hipospadia adalah bahwasanya rokok
dapat menyebabkan germ mutation yang dapat diturunkan (Maritska, 2015).
55
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor risiko pada pasien
hipospadia anterior, middle, dan posterior di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang, didapatkan simpulan antara lain:
1. Terdapat 37 pasien tercatat mengalami hipospadia periode Januari
2014-Juni 2016 yang terdiri atas 4 (10,8%) pasien dengan hipospadia
anterior, 12 (32,4%) pasien dengan hipospadia middle, dan 21(56,8%)
pasien dengan hipospadia posterior.
2. Faktor risiko yang paling banyak (75%) ditemukan pada hipospadia
anterior adalah riwayat orang tua yang merokok pada saat kehamilan.
Pada hipospadia middle faktor terbanyak (66,7%) adalah riwayat orang
tua yang merokok dan paparan bahan kimia pada saat kehamilan
(58,3%). Hipospadia posterior faktor terbanyak adalah riwayat orang
tua yang merokok 85,7%.
5.2 Saran
1. Dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai analisis faktor risiko
hipospadia.
2. Penanggung jawab bagian rekam medik dapat memperhatikan dan
memenuhi kelengkapan pencatatan rekam medik pasien oleh dokter
sehingga informasi dapat diketahui lebih jelas dan lengkap serta dapat
digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
3. Dinas kesehatan melalui bidang promosi kesehatan dapat memberikan
penyuluhan antenatal care secara teratur pada ibu hamil dan dapat
menghindari rokok, konsumsi obat-obatan, dan paparan polutan
lingkungan selama kehamilan yang berisiko menyebabkan hipospadia.
56
DAFTAR PUSTAKA
Akre, O., Boyd Heather A., Ahlgren Martin, Wilbrand Kerstin., dkk. 2008.
Maternal and Gestational Risk Factors for Hypospadias Environmental
Health Perspectives.2008:116-8
Baskin, L.S. dan Ebbers M.B. 2006. Hypospadias: anatomy, etiology, and
technique. Journal of Pediatric Surgery. 2006: 41, 463–472
Baskin, LS., Himes K., dam Colborn Theo. 2001. Hypospadias and Endocrin
Disruption : Is there a Connection?. Enviromental health
perspectives.2001: 109:1175-1183.
Brouwers, M.M., Feitz W. F. J., Roelofs Luc A. J., dkk. 2007. Risk factors for
hypospadias. Eur J Pediatr (2007) 166:671–678
George, Mathew ., Francisco J., Schneuer J., Sarra E., dan Holland A. J. A.
2015. Genetic and environmental factors in the aetiology of hypospadias.
Pediatr Surg International. 2015: DOI 10.1007/s00383-015-3686-z
Håkonsen, Linn B., Ernst dan Ramlau-Hansen. 2014. Maternal cigarette smoking
during pregnancy and reproductive health in children: a review of
epidemiological studies. Asian Journal of Andrology (2014) 16, (39–49);
57
58
Kraft, KH., Shukla AR dan Canning DA. Proximal hypospadias. The Scientiffic
World Journal. 2011. 894-906
Limatahu, N., dkk. 2013. Angka Kejadian Hipospadia Di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado Periode Januari 2009-2012. Jurnal e-CliniC. 2013:. Vol
1, No 2 Bagian Bedah Universitas Sam Ratulangi Manado
Van der Zanden LFM, Van Rooij IALM, Feitz WFJ, Franke B, Knoers NVAM
dan Roeleveld N. 2012. Aetiology of hypospadias: a systematic review of
genes and environment. Human Reproduction Update. 2012;18(3):260-
283
Van Rooij, Iris A.L.M., Van der Zanden Loes F.M., Brouwers M.M., dkk. 2013.
Risk factors for different phenotypes of hypospadias: results from a
Dutch case–control study. BJU International. 2013: 112, 121–128
Xu Ling-Fan dkk. 2014. Risk factors for hypospadias in China. Asian J Androl.
2014 Sep-Oct; 16(5): 778–781.
Lampiran 1. Pertanyaan-pertanyaan Wawancara via telepon
2. Lingkungan
- Apakah selama dalam kandungan bapak/Ibu sedang merokok aktif?
- Apakah selama kehamilan Bapak/suami Ibu sering merokok di depan
Ibu? Atau ibu sering terpapar dengan asap rokok?
- Apakah selama kehamilan ibu konsumsi obat-obatan tertentu seperti
hormon, pil KB dan lain-lain.
- Apakah selama kehamilan di rumah ibu menggunakan obat nyamuk
bakar, elektrik dan semprot?
- Apakah disekitar tempat tinggal ibu banyak yang bekerja sebagai
petani/kebun? Menggunakan pestisida?
- Apakah selama kehamilan di sekitar tempat ibu sedang dilakukan
pengecetan rumah
60
61
23 H23 penoscrotal posterior tidak ada ada tidak ada ada tidak ada
24 H24 scrotal posterior tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada
H25
25 coronal anterior tidak ada ada tidak ada ada tidak ada
26 H26 penoscrotal posterior tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada
27 H27 midshaft middle tidak ada tidak ada tidak ada ada tidak ada
28 H28 coronal anterior tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada
29 H29 midshaft middle tidak ada tidak ada tidak ada ada tidak ada
30 H30 midshaft middle tidak ada tidak ada tidak ada ada tidak ada
31 H31 penoscrotal posterior tidak ada ada tidak ada ada tidak ada
32 H32 penoscrotal posterior tidak ada ada tidak ada ada tidak ada
33 H33 penoscrotal posterior tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada
34 H34 midshaft middle tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada
35 H35 midshaft middle tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada
36 H36 midshaft middle tidak ada ada tidak ada ada tidak ada
37 H37 penoscrotal posterior tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada
Lampiran 3. Foto saat melakukan penelitian di bagian rekam medik
63
BIODATA
Rido Mulawarman
77