Terhadap Halusinasi Pendengaran Pada Skizofrenia Feasible : Jumlah responden sebnyak 36 orang, terapi dilakukan selama 6 hari dengan durasi 15 menit dengan terapi qur”anic healing kemudian dilakukan posttest instrument penelitian menggunakan Auditory halusination rating scale (AHRS) dianalisis menggunakan SPSS peneliti mampu menganalisis data dan menyajikan data menggunakan alat penelitian Interesting : Terapi quranic healing ini menarik untuk halusinasi mengingat masalah yang sering terjadi yaitu pasien sering mendengar atau melihat hal hal yang berbau gaib sehingga pendekatan spiritual akan lebih efektif pada kklien dengan masalah halusinasi Novelty : Pasien dengan masalah halusinasi diberikan terapi non farmakologis yaitu terapi mordalitas salah satunya adalah terapi psikoreligius, Terapi spiritual yaitu dengan Terapi Qur’anic Healing, yaitu terapi yang diberikan dengan mendengarkan lantunan ayat suci Al Qur,an dan memiliki niat serta keyakinan (Sumarni 2020). Terapi keagamaan (psikoreligius) terhadap penderita skizofrenia ternyata mempunyai manfaat (Rahmalia 2020). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang diberikan terapi psikoreligius dapat mengurangi gejala klinis pada skizofrenia sehingga gejala positif lebih cepat terkontrol, lama perawatan (long stay hospitalization) lebih pendek, hendaya (impairment) lebih cepat tertatasi dan kemampuan beradaptasi lebih cepat
Ethical : Penelitian ini tidak bertentangan dengan
etika karena sudah sesuai dengan aturan sudah sesuai dengan kaidah penelitian Relevant : terapi ini bisa menjadi salah satu acuan dalam dunia keperawatan untuk menangani pasien dengan masalah halusinasi khusunya pendengaran mengingat terapi yang bersifat psikoreligius sangat bermanfaat dan dan sangat efektif, peneliti mengharapkan adanya pengamatan jangka panjang tentang terapi qur’anic healing dan diharapkan bagi rumah sakit bisa menjadikan terapi ini sebagai salah satu acuan salah satu intervensi keperawatan pada pasien halusinasi pendengaran ANALISIS JURNAL
Judul Penelitian PENGGUNAAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK OLEH PERAWAT TERHADAPPASIEN DENGAN MASALAH WAHAMDI PSBL PHALAMARTA KABUPATEN SUKABUMI Feasible : Penelitian ini dilaksanakankepada seluruh perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan denganmasalah waham. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil rekaman percakapanantara Perawat dan Pasien. Dalam melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien, paraperawat di PSBL Phalamarta masih belum bisa menjadi pendengar yang baik, dan berusahamengetahui kondisi pasien melalui komunikasi dengan memberi kesempatan kepada pasienuntuk menjelaskan kondisinya dan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan. Interesting : Komunikasi terapeutik diperlukan untuk menjalin komunikasi yang baik antara pasien dan perawat komunikasi juga diperlukan pada pasien jiwa khususnya ddengan masalah waham agar menjaga klien pada konsep realitas yang dimiliki klien Novelty : penderita skizofrenia dapat melakukan proses produksi bahasa dan pemahaman bahasa dengan baik. Oleh karena itu, perawat harus tetap mematuhi prinsip- prinsip kerjasama agar ujarannya dapat dipahami oleh pasien.penelitian lebih memfokuskan pada pasienyang mengalami masalah waham. Wahamitusendiri merupakan keyakinan salah yangdidasarkan oleh kesimpulan yang salahtentang realita eksternal dan dipertahankandengan kuat (Kelliat, 2019). Hingga saat ini, penelitian terhadap komunikasi antaraperawat dan pasien memang sudah banyakdilakukan seperti yang dilakukan oleh Yanto(2014) dengan judul “Kesantunan BerbahasaDalam Komunikasi Terapeutik Perawat di RSUD Dr. Wahidin Sudiro HusodoMojokerto: Kajian Pragmatik”. Tapi, penelitian terutama terhadap pasien yangmengalami gangguang kejiawaan belumbanyak dilakukan. Ethical : Penelitian dilakukan sudah sesuai dengan etika penelitian Relevant : Menurut peneliti perawat belum mampu menjalani terapi terapeutik yang optimal dengan klien di PSBL Phalamata, diharapkan dapat dilakukan Hal ini dilakukan agar tujuan dari komunikasi terapeutik dapat tercapai secara maksimal. evaluasi dari kepala perawat untuk mengevaluasi hasil tindakankomunikasi terapeutik, sehinggamengetahui apakah teknik yangdigunakan dan tahapan-tahapan yangdilakukan oleh perawat sudah tepat danmembantu dalam proses kesembuhanpasien.