A. Latar Belakang
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca
indra tanda ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu
persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren : persepsi palsu (Prabowo,
2020).
Halusinasi adaah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara
padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati & Hartono, 2021).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai
dengan perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus
yang sebenarnya tidak ada (Keliat, 2020).
Menghardik halusinasi adalah cara mengendalikan diri terhadap halusinasi
dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk mengatakan
tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak memedulikan halusinasinya, jika
ini dapat dilakukan pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti
halusinasi yang muncul. Mungkin halusinasi tetap ada, tetapi dengan kemampuan
ini pasien tidak akan larut untuk menuruti halusinasinya (Keliat, 2012).
Teknik menghardik merupakan salah satu teknik pengendalian halusinasi yaitu
menolak halusinasi yang muncul, dengan mengatakan tidak terhadap halusinasi
yang muncul bila perlu sambil menutup telinga. Menghardik merupakan cara
pertama untuk menolak halusinasi datang tetapi sebelumnya pasien harus
diajarkan terlebih dahulu mengenai halusinasinya dan menjelaskan bahwa semua
itu palsu (Nugroho arief, 2021).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk diketahuinya efektifitas teknik menghardik dalam
mengendalikan halusinasi pendengaran pada pasien gangguan jiwa.
2. Tujun Khusus
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teknik menghardik
dalam mengendalikan halusinasi pendengaran pada pasien gangguan jiwa dan
mengukur keefektifan menghardik untuk mengatasi halusinasi pendengaran pada
klien skizofrenia di rumah sakit jiwa
3. Manfaat
a) Bagi Pasien
Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan cara mengenali halusinasi dan
cara menghardik gangguan-gangguan dari tanda dan gejala halusinasi.
b) Bagi Profesi Keperawatan
Bagi Institusi sebagai sarana dan bahan acuan dalam menegakkan Asuhan
Keperawatan Jiwa dalam mengatasi gangguan halusinasi pendengaran
pada pasien dengan cara menghardik.
BAB II
SKENARIO KASUS
Klien Ny.T mengatakan 9 bulan yang lalu dirawat di Bina Laras kediri, pasien
hendak diberikan pelatihan untuk membuat kerajinan tangan seperti keset, kalung,
dan kerajinan tangan lainnya. Pasien mengatakan selama di Bina Laras Kediri
pasien mau mengkonsumsi obat secara teratur namun 1 minggu yang lalu pasien
kembali ngomel-ngomel dan marah karena keluarganya tidak ada yang berkunjung
lalu dirujuk ke RSJ. Pasien sering keluar masuk RSJ untuk perawatan yang
sekarang merupakan perawatan yang sudah dilakukan lebih dari 5 kali. Menurut
data petugas, pasien dibawa ke RSJ karena ngomel-ngomel / marah-marah dan
suka melempari barang. Pasien mengatakan mendengar suara orang yang
menyuruh pasien untuk tetap tinggal saja dirumah sakit.
Saat akan diberikan intervensi dengan strategi pelaksanaan (SP) 1 halusinasi
yaitu melatih klien untuk mengenal halusinasi, dan respon klien menunjukkan
klien dapat mengenali halusinasinya. Kriteria keberhasilan dari SP 1 klien mampu
menyelesaikannya dalam waktu 1 hari, kemudian pada pertemuan ke-2 (SP 2)
klien mulai diajarkan cara menghardik halusinasi. Pada SP 2 ini klien sudah bisa
mempraktekkannya saat didepan perawat/terapis. Strategi pelaksanaan (SP) akan
dilanjutkan sesuai tujuan yang ditetapkan perawat/terapis guna mengatasi
halusinasi pendengaran yang dialami oleh klien.
BAB III
ANALISIS JURNAL
A. Rumusan Masalah
P : Tingkat kemajuan perawatan pada pasien halusinasi pendengaran
I : Teknik menghardik pada pasien halusinasi pendengaran
C : Tidak ada
O : Adanya kemajuan perawatan pada pasien halusinasi pendengaran
Narasi : “Apakah teknik menghardik pada halusinasi pendengaran berpengaruh
pada kemajuan perawatan pasien halusinasi pendengaran”
4. Telaah Kritis
1. Latar belakang
Jurnal 1 :
Halusinasi pendengaran jika tidak diatasi dengan cepat maka dapat
mengakibatkan dampak yang sangat buruk pada pasien yaitu
memunculkan perilaku kekerasan sehingga membahayakan orang-
orang disekitarnya. Tehnik distraksi menghardik merupakan terapi
modalitas yang dapat digunakan untuk mengontrol halusinasi
pendengaran.
Jurnal 2 :
2. Tujuan
Jurnal 1 :
Tujuan penelitian ini menilai kemampuan mengontrol halusinasi
pendengaran pada pasien skizoprenia yang dirawat dirumah sakit
dengan terapi distraksi menghardik.
Jurnal 2 :
3. Desain penelitian
Jurnal 1:
Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Observasi
dilakukan langsung dengan mengamati kondisi fisik, ekspresi
wajah dan penampilan pasien.
Jurnal 2:
Penelitian ini menggunakan desain rancangan studi kasus dengan
pendekatan proses keperawatan
4. Hasil
Jurnal 1 :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga pasien yang terlibat studi
kasus mampu menerapkan teknik menghardik dalam mengontrol suara
bisikan yang dialami pasien.
Jurnal 2 :
Hasil penelitian menunjukkan implementasi standar pelaksanaan
menghardik halusinasi dilakukan dalam 3x24 jam menunjukkan pasien
dapat mengenal halusinasi dan menerapkan cara menghardik.
5. Kelebihan
Dari jurnal 1 dan jurnal 2, keduanya menggunakan teknik wawancara
secara langsung sehingga hasil sangat maksimal. Dan keduanya
mendapatkan hasil yaitu halusinasi pendengaran dapat dilakukan dengan
cara menghardik.
6. Kekurangan
Jurnal 1 tidak menyebutkan bagaimana cara menghardik seperti yang ada
dalam jurnal 2 yaitu menghardik dengan cara menolak/ mengusir bisikan.
BAB IV
KESIMPULAN
Kusumawati & Hartono. (2021). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba