Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan

(SIKONTAN)
https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIKONTAN

TEKNIK DISTRAKSI MENGHARDIK UNTUK MENGONTROL


HALUSINASI PENDENGARAN
DRAWING DISTRACTION TECHNIQUES TO CONTROL HEARING HALLUCINATIONS

Fenni Octa Labina1, Ira Kusumawaty2, Yunike3, Sri Endriyani4


Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Email: yunike@poltekkespalembang.ac.id

ABSTRAK
Halusinasi pendengaran jika tidak diatasi dengan cepat maka dapat mengakibatkan dampak yang sangat
buruk pada pasien yaitu memunculkan perilaku kekerasan sehingga membahayakan orang-orang
disekitarnya. Tehnik distraksi menghardik merupakan terapi modalitas yang dapat digunakan untuk
mengontrol halusinasi pendengaran. Tujuan penelitian ini menilai kemampuan mengontrol halusinasi
pendengaran pada pasien skizoprenia yang dirawat dirumah sakit dengan terapi distraksi menghardik.
Penelitian dilakukan di klinik rawat inap bagi ODGJ dengan pendekatan studi kasus asuhan
keperawatan jiwa. Sample berjumlah tiga orang diambil menggunakan teknik purposive sampling yang
memenuhi kriteria inklusi mengalami halusinasi pendengaran tahap I (Comforting) dan tidak menderita
sakit fisik. Data hasil wawancara dan observsi di analisis menggunakan narrative inquiry. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ketiga pasien yang terlibat studi kasus mampu menerapkan teknik
menghardik dalam mengontrol suara bisikan yang dialami pasien. Faktor penghambat adalah tidak
dapat mengevaluasi ketika pasien sedang menerapkan teknik menghardik saat halusinasinya muncul.
Menghardik halusinasi sambil menutup telinga dapat mengalihkan konsentrasi dari sumber halusinasi ke
fakta yang sebenarnya.
Kata kunci: Menghardik, Halusinasi Pendengaran, Skizofrenia.

ABSTRACT
Hearing hallucinations, if not treated quickly, can have a very bad impact on the patient, namely causing
violent behavior that endangers the people around him. Rebuke distraction technique is a therapeutic
modality that can be used to control auditory hallucinations. The purpose of this study was to assess the
ability to control auditory hallucinations in schizophrenic patients who were hospitalized with rebuke
distraction therapy. The research was conducted in an inpatient clinic for ODGJ with a case study
approach to mental nursing care. Three samples were taken using a purposive sampling technique that
met the inclusion criteria, experiencing stage I auditory hallucinations (Comforting) and not suffering
from physical pain. Data from interviews and observations were analyzed using narrative inquiry. The
results showed that the three patients involved in the case study were able to apply the rebuke technique
in controlling the whispering sounds experienced by the patient. The inhibiting factor is not being able to
evaluate when the patient is applying the rebuke technique when the hallucinations appear. Rebuking
hallucinations while covering your ears can divert concentration from the source of the hallucination to
the real facts.
Keywords: Rebuke, Auditory Hallucinations, Schizophrenia

PENDAHULUAN mengalami halusinasi. Berdasarkan hasil


Menurut World Health Organization Riset Kesehatan dasar (2018) menunjukkan
(2018) masalah gangguan kesehatan jiwa di prevalensi skizofrenia di Indonesia sebanyak
seluruh dunia sudah menjadi masalah yang 6,7 per 1000 rumah tangga. Penyebaran
serius. WHO memperkirakan sekitar 450 juta prevalensi tertinggi di Indonesia terdapat di
orang di dunia yang mengalami gangguan Bali dan Yogyakarta dengan masing-masing
kesehatan jiwa, 135 juta orang diantaranya 11,1 dan 10,4 per 1000 rumah tangga yang

DOI: https://doi.org/10.54443/sikontan.v1i1.356 49
Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan
Volume 1 Nomor 1 (2022)

mempunyai anggota rumah tangga mengidap masa lalu terkait dengan halusinasi yang
skizofrenia. Sedangkan Provinsi Sumatera dialami. Dukung pasien untuk
Selatan prevalensi skizofrenia sebanyak 8,05 mengidentifikasi hubungan antara halusinasi,
per 1000 rumah tangga (Riskesdas, 2018) . kebutuhan mereka dan gejala psikologis
Orang Dengan Gangguan Jiwa lainnya yang mempengaruhi kemampuan
(ODGJ) yang adalah orang yang mengalami individu untuk melakukan aktivitas hidup
gangguan dalam pikiran, perilaku, dan sehari-hari (Kusumawaty et al., 2022).
perasaan dalam bentuk sekumpulan gejala Terapi farmakologi yang diberikan pada
atau perubahan perilaku, yang bisa pasien halusinasi berupa obat yaitu haloperidol,
mengakibatkan penderitaan dan hambatan clozapine dan trihexyphenidyl. Haloperidol
dalam menjalankan fungsi orang sebagai berfungsi untuk menenangkan keadaan mania
pada pasien psikosis, sehingga sangat efektif
manusia, dan berhak mendapatkan perawatan
diberikan pada pasien dengan gejala dominan
kesehatan (Wicaksono & Susilowati, 2019).
gaduh, gelisah, hiperaktif dan sulit tidur
Halusinasi Pendengaran terjadi ketika pasien dikarenakan halusinasi. Clozapin dapat mengatasi
mendengar suara atau bisikan yang kurang halusinasi tanpa menyebabkan gejala
jelas ataupun yang jelas, yang terkadang ekstrapiramidal, disamping itu obat ini dapat
suara-suara tersebut seperti mengajak mengurangi depresi dan keinginan untuk bunuh
berbicara pasien dan juga perintah untuk diri. Trihexyphenidyl untuk profilaksis mengatasi
melakukan sesuatu (Wijayati et al., 2019). gejala ekstrapiramidal dan sindrom
Halusinasi harus segera ditangani, parkinsonisme seperti gemetar, badan kaku
halusinasi yang tidak segera ditangani seperti robot dan hipersalivasi yang dapat
dengan baik dapat menimbulkan resiko ditimbulkan sebagai efek sekunder oleh obat-
obat haloperidol yang diberikan untuk terapi
terhadap keamanan diri pasien, orang lain
anti psikosis (Yulianty et al., 2017). Penelitian
dan juga lingkungan sekitar (Fekaristi et al.,
studi kasus tentang kemampuan pasien dalam
2021). Saat halusinasi mulai mucul, tindakan mengontrol halusinasi pendengaran masih sangat
yang dapat dilakukan untuk terbatas, padahal sangat penting untuk segera
mengendalikannya adalah menghardik diatasi supaya keadaan pasien tidak semakin
halusinasi, memotivasi pasien untuk memburuk.
berkomunikasi dan berbincang dengan teman
sekamarnya, melakukan aktivitas yang METODE
bermanfaat dan minum obat dengan teratur Penelitian ini bertujuan untuk
(Kusumawaty, 2019). memberikan gambaran tentang teknik
Tindakan perawat dalam membantu menghardik dalam upaya memutus halusinasi
pasien untuk mengontrol halusinasinya pada pasien skizofrenia. Data diperoleh dari
adalah menumbuhkan rasa saling percaya, hasil observasi dan wawancara. Observasi
mengkaji gejala halusinasi dan respon pasien dilakukan langsung dengan mengamati
saat halusinasi mulai muncul, kondisi fisik, ekspresi wajah dan penampilan
mengidentifikasi pengalaman mengkonsumsi pasien. Wawancara dilaksanakan bersama
obat-obatan atau alkohol. Membantu pasien pasien di halaman klinik, pukul 09.00 WIB
membandingkan halusinasi saat ini dengan selama 60 menit, kemudian dikonfimasi
yang terakhir kali dialaminya. Memotivasi dengan menanyakan kepada perawat di
pasien untuk mengamati dan menguraikan klinik.
pikiran, perasaan, dan tindakan saat ini atau

Fenni Octa Labina1, Ira Kusumawaty2, Yunike3, Sri Endriyani4 50


Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan
(SIKONTAN)
https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIKONTAN

Partisipan penelitian ini adalah pasien Pasien mengatakan beribadah dengan berdoa
skizofrenia yang memenuhi kriteria inklusi dan menyanyikan lagu pujian.
yaitu mengalami halusinasi pendengaran, Kegiatan sehari-hari pasien mengikuti
kooperatif, tidak menderita sakit secara fisik jadwal kegiatan yang ditetapkan klinik
dan bersedia menjadi subyek studi kasus perawatan jiwa, antara lain minum obat
sesuai arahan pihak manajemen. Komite etik sesuai jadwal, makan, minum, dan menjaga
Politeknik Kesehatan Palembang telah kebersihan tubuh. Tidak ada kegiatan
menyetujui protokol penelitian dengan tambahan lain yang ia lakukan, sehingga
No.0290/ KEPK/ Adm2/ III /2022. banyak waktu luang dihabiskan untuk
berdiam diri. Berdasarkan hasil pengumpulan
HASIL DAN PEMBAHASAN dan analisis data Februari 2022, masalah
Pasien I keperawatan yang dialami pasien adalah
Pasien H, berusia 50 tahun, laki-laki halusinasi pendengaran, risiko perilaku
belum berkeluarga, pendidikan terakhir kekerasan dan harga diri rendah. Terapi
SMA, beragama Kristen, bekerja sebagai farmakologi pasien adalah Clozapine,
wiraswasta. Tidak ada riwayat anggota Haloperidol, Trihexyphenidil.
keluarga lain yang mengalami skizofrenia.
Pasien diantarkan oleh adiknya ke klinik Pasien II
perawatan jiwa karena suka berbicara sendiri Pasien B, berusia 40 tahun, laki-laki,
dan mengejar orang-orang yang belum berkeluarga, tidak berkerja, beragama
mengejeknya gila, pernah mengalami Islam. Pasien adalah anak bungsu dari dua
gangguan jiwa sebelumnya dan dirawat bersaudara, ibunya telah meninggal dan saat
sebanyak dua kali di Rumah Sakit Jiwa tahun ini tinggal bersama ayahnya yang berjualan
2008. Pasien mengalami putus obat. sayur. Berdasarkan keterangan yang
Diagnosis medis pasien adalah diperoleh dari petugas di klinik, pasien
skizofrenia, pasien suka mendengar bisikan pernah masuk rumah sakit jiwa sebanyak
yang mengatakan ia tak berguna, suara satu kali tahun 2013 dan mengalami putus
tersebut muncul saat malam hari dan pasien obat. Ayahnya membawa pasien ke klinik
hanya diam saja saat mendengar suara perawatan jiwa karena sering tertawa dan
tersebut. Saat berkomunikasi kontak mata berbicara sendiri seperti sedang mengobrol
pasien tajam ,gelisah dan tampak tidak dengan seseorang, membanting pintu dan
bersemangat dan ingin cepat menyudahi kadang-kadang mengamuk.
obrolan. Tampilan pasien bersih dan rapi. Penampilan tampak rapi, gigi bersih,
Pembicaraan pasien tidak berbelit-belit, tidak kulit coklat, cara berpakaian sudah benar,
meloncat-loncat dan sampai tujuan karena saat berkomunikasi kooperatif dan menjawab
klien kooperatif. Pasien tidak mengalami pertanyaan sesuai apa yang ditanyakan,
gangguan daya ingat, baik itu daya ingat terkadang ia merasa malu dengan
jangka panjang atau jangka pendek, keadaannya sekarang. Pasien sering
dikarenakan ia masih mengingat di tahun mendengar suara berbisik agar jangan
2008 pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa mendekat di malam hari, terjadi ketika ingin
dan mampu mengingat nama peneliti dan tidur, saat mendengar suara itu ia tidak
juga cara menghardik yang telah diajarkan. menghiraukannya. Pasien mengikuti terapi

DOI: https://doi.org/10.54443/sikontan.v1i1.356 51
Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan
Volume 1 Nomor 1 (2022)

aktivitas kelompok seminggu sekali agar Trihexypnenidyl 2x2mg, Haloperidol 1x5mg,


terbiasa bersosialisasi dan berada dalam Clozapine 1x25gram.
kelompok. Implementasi menghardik yang diajarkan
Diagnosis medis pasien adalah kepada ketiga pasien selaras dengan penelitian
skizofrenia, dengan masalah keperawatan Tololiu (2017) mengatakan pergi, pergi, saya
utama halusinasi pendengaran, risiko tidak mau dengar, kamu tidak nyata, kamu
perilaku kekerasan dan harga diri rendah. suara palsu” sambil menutup telinga dengan
Terapi farmakologi yang diberikan kedua tangan. Dilakukan sebanyak lima kali
Trihexyphenidyl 2x2mg, Haloperidol 1x5mg, pertemuan, hasil yang didapatkan pasien
Clozapine 1x25gram. mampu menerapkan teknik menghardik saat
suara atau bisikan yang tidak nyata muncul.
Pasien III
Pasien S, berusia 49 tahun, laki-laki PEMBAHASAN
belum menikah, pendidikan terakhir SMA, Bina hubungan saling percaya
beragama Islam, bekerja sebagai wiraswasta. (BHSP) diperlukan dengan menggunakan
Pasien dibawa oleh ibunya ke klinik komunikasi terapeutik untuk mendapat
perawatan jiwa akibat suka mengamuk, tiba- kepercayaan dari ketiga pasien. Membina
tiba memukul orang, dan juga berteriak hubungan saling percaya sangat diperlukan,
karena mendengar bisikan seperti kegaduhan, sesuai dengan penelitian Syagitta (2017)
pernah mengalami gangguan jiwa BHSP dapat menumbuhkan kepercayaan
sebelumnya dan dua kali dirawat di rumah pasien, sehingga pasien bisa lebih terbuka
sakit jiwa tahun 2010, pasien sempat putus untuk berbicara mengenai masalah yang
obat, anggota keluarga tidak ada yang berhubungan dengan penyakitnya. Pada
mengalami gangguan jiwa. ketiga pasien, halusinasi sering terjadi
Saat malam hari pasien suka mendengar ketika malam hari, hal ini sesuai dengan
bisikan kegaduhan dan perintah yang teori Wijayati (2019) menyatakan penyebab
menyuruhnya melakukan sesuatu seperti terjadinya halusinasi di malam hari
menyapu, muncul di malam hari ketika akan dikarenakan pasien mengalami insomnia
tidur, saat suara-suara mulai datang yang bisa dipengaruhi beberapa faktor
terkadang pasien menuruti perintah dari meliputi faktor presipitasi dari kebutuhan
bisikan tersebut. Pembicaraan pasien jelas, tidur, faktor presipitasi dari kecemasan, dan
merespon dengan baik, tetapi pasien tidak faktor presipitasi dari lingkungan. Untuk
percaya diri dengan keadaannya sekarang, mengatasi masalah halusinasi tersebut maka
penampilan tampak rapi, shalat tetapi tidak tindakan yang dilakukan dengan cara
lima waktu. Dalam kesehariannya, kegiatan menghardik.
yang dilakukan pasien sesuai jadwal yang Menghardik merupakan salah satu
telah diterapkan di klinik perawatan jiwa strategi pelaksanaan dalam upaya memutus
minum obat teratur, makan, minum dan juga halusinasi pasien. pada penelitian ini ketiga
senam. pasien diajarkan cara menghardik. Selaras
Diagnosis pasien adalah skizofrenia, masalah dengan penelitian Tololiu (2017)
keperawatan utama yang dialami pasien mencontohkan kalimat yang digunakan saat
meliputi halusinasi pendengaran, risiko mengusir halusinasi yaitu: “pergi, pergi,
perilaku kekerasan dan harga diri rendah. saya tidak mau dengar, kamu tidak nyata,
Terapi yang harus dikonsumsi adalah

Fenni Octa Labina1, Ira Kusumawaty2, Yunike3, Sri Endriyani4 52


Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan
(SIKONTAN)
https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIKONTAN

kamu suara palsu” sambil menutup telinga kegagalan pengobatan dan perawatan
dengan kedua tangan. Didapatkan hasil gangguan jiwa disebabkan oleh rendahnya
bahwa menghardik dapat mengontrol dukungan dan kepedulian keluarganya.
halusinasi dari ketiga pasien. Berdasarkan Keluarga merupakan faktor pendukung
pengakuan yang diberikan ketiga pasien yang penting bagi kesembuhan pasien
suara itu hilang saat pasien mulai dengan gangguan persepsi sensori
menghardik. Hasil penelitian dapat halusinasi pendengaran, keluarga dapat
dibuktikan Susilaningsih (2019) yang mendukung pasien dalam menghadapi dan
menunjukkan bahwa menggunakan teknik mengendalikan halusinasi, sehingga
pengendalian halusinasi dengan pemberian asuhan keperawatan tidak
menghardik dapat digunakan untuk terlepas dari peran keluarga. Peran serta
mengontrol halusinasi pendengaran. Selain keluarga sejak awal perawatan di rumah
itu Novitasari (2019) juga melakukan sakit akan meningkatkan kemampuan
penelitian yang sama dan mengungkapkan keluarga merawat penderita di rumah
bahwa terapi menghardik perlu diberikan sehingga kemungkinan kambuh dapat
karena dapat merubah dan mengontrol dicegah, selaras dengan penelitian
penurunan pada pasien yang mengalami Kusumawaty et al., (2021) dukungan
halusinasi. keluarga merupakan salah satu penentu
Ketiga pasien terlihat tenang serta keberhasilan pemulihan kondisi pasien
kooperatif, teknik farmakologi yang karena mencerminkan upaya keluarga
diberikan pada ketiga pasien adalah dalam mendampingi pasien menjalani
haloperidol, clozapine, dan trihexyphenidyl. kehidupan sehari-hari. Keluarga merupakan
Haloperidol berfungsi untuk menenangkan sumber sistem pendukung utama bagi
keadaan mania pada pasien psikosis, penderita gangguan jiwa di rumah, bentuk
sehingga sangat efektif diberikan pada dukungan keluarga keluarga sangat
pasien dengan gejala dominan gaduh, mempengaruhi program penyembuhan
gelisah, hiperaktif dan sulit tidur penderita gangguan jiwa (Ira Kusumawaty,
dikarenakan halusinasi. Clozapin dapat 2020).
mengatasi halusinasi tanpa menyebabkan Dukungan keluarga dapat diberikan
gejala ekstrapiramidal, disamping itu obat kepada penderita dalam empat dimensi
ini dapat mengurangi depresi dan keinginan yaitu dukungan emosional, dukungan
untuk bunuh diri. Trihexyphenidyl untuk informasi, dukungan instrumental, dan
profilaksis mengatasi gejala ekstrapiramidal dukungan penghargaan. Keempat dimensi
dan sindrom parkinsonisme seperti gemetar, tersebut dibutuhkan oleh pasien dan dapat
badan kaku seperti robot dan hipersalivasi diberikan dengan berbagai cara, sehingga
yang dapat ditimbulkan sebagai efek dapat mempengaruhi perbaikan kondisi
sekunder oleh obat-obat haloperidol yang biologis, psikologis, sosial dan spiritual
diberikan untuk terapi anti psikosis pasien. Kurangnya dukungan dalam satu
(Yulianty et al., 2017). dimensi dapat berdampak pada optimalisasi
Kepedulian keluarga terhadap pencapaian perbaikan kondisi pasien (Ira
pasien minim dan tidak ada kunjungan. Kusumawaty et al., 2021). Keputusan yang
Padahal menurut Gani (2019) besar diambil oleh keluarga sangat menentukan

DOI: https://doi.org/10.54443/sikontan.v1i1.356 53
Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan
Volume 1 Nomor 1 (2022)

faktor perbaikan kondisi pasien, mengingat penderita yang patuh dalam meminum
waktu pemulihan kondisi psikologis pasien obatnya (Ira Kusumawaty et al., 2020).
membutuhkan rentang waktu yang cukup Putus obat dapat mengakibatkan
lama, bahkan prosesnya memakan waktu kekambuhan seperti gaduh, gelisah,
seumur hidup kualitas merawat keluarga pikirannya penuh kecurigaan dan
yang sakit (Martini et al., 2021). menyimpan rasa permusuhan (Faturrahman
Berdasarkan data dari medical et al., 2021).
record ketiga pasien mengalami putus obat Berikut adalah tabel observasi
yang menyebabkan halusinasinya kambuh, harian pada pasien H, B dan S setelah
sebelumnya ketiga pasien pernah dirawat di diajarkan mengenai halusinasi dan
rumah sakit jiwa. Kepatuhan penderita mengontrol halusinasi dengan menghardik.
dalam meminum obat, masih menjadi
masalah besar, bahwa tidak sampai 50%

Tabel 1
No. Kemampuan Hari Pengamatan
Pasien
Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3 Hari Ke-4 Hari Ke-5 Hari Ke-6 Hari Ke-7
H B S H B S H B S H B S H B S H B S H B S
1. Mengetahui jenis    ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
halusinasi
2. Mengetahui isi    ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
halusinasi
3. Mengetahui    ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
waktu halusinasi
4. Mengetahui    ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
situasi yang
memicu
terjadinya
halusinasi
5. Mengetahui    ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
respon ketika
halusinasi muncul
6. Mengetahui       ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
manfaat teknik
menghardik
7. Melakukan       ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
teknik
menghardik
8. Mengontrol          ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
halusinasi
menghardik

Keterangan : KESIMPULAN
√ : Mampu
Peneliti mampu menerapkan
× : Tidak mampu
H, B, dan S : Nama Pasien implementasi pada ketiga pasien. Pasien
sudah mengetahui dan dapat
mendemonstrasikan implementasi yang

Fenni Octa Labina1, Ira Kusumawaty2, Yunike3, Sri Endriyani4 54


Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan
(SIKONTAN)
https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIKONTAN

sudah diajarkan yaitu memutus halusinasi Halusinasi Pada Pasien Skizofrenia Art
dengan cara menghardik. Menghardik Painting Therapy of Hallucination
halusinasi sambil menutup telinga dapat Changes in Skizofrenia Patients. 1, 262–
menurunkan tingkat halusinasi dan 269.
mengalihkan konsentrasi dari sumber Gani, A. (2019). DUKUNGAN
halusinasi ke fakta yang sebenarnya. KELUARGA TERHADAP
Sehingga diharapkan Tn. H, Tn.B dan Tn.S KEKAMBUHAN PASIEN
terus menerapkan strategi pelaksanaan I GANGGUAN JIWA DI RUMAH
menghardik bila bisikan-bisikan tersebut SAKIT JIWA PROF. Dr.SOEROYO DI
datang. Diharapkan keluarga dapat memberi MAGELANG. JPP (Jurnal Kesehatan
dukungan dan memperhatikan pasien dalam Poltekkes Palembang), 14(1), 59–64.
pengobatan yang pasien lakukan, serta https://doi.org/10.36086/jpp.v14i1.399
petugas medis lainnya dapat Kusumawaty, I. (2019). Panduan Praktik
mempertahankan kualitas implementasi Klinik Keperawatan Jiwa.
keperawatan pada pasien gangguan persepsi CV.PutraFaturrahman, W., Putri, T. H.,
sensori halusinasi pendengaran yang sudah & Fradianto, I. (2021). HUBUNGAN
sesuai dengan standar operasional prosedur DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
yang ada dan hasil penelitian ini dapat TINGKAT KEPATUHAN MINUM
menjadi referensi di bidang keperawatan jiwa OBAT PADA PASIEN GANGGUAN
terutama pada penerapan implementasi JIWA SKIZOFRENIA : LITERATURE
keperawatan dengan masalah gangguan REVIEW. 3(1), 1–9.
persepsi sensori pendengaran yaitu Fekaristi, A. A., Hasanah, U., Inayati, A., &
menghardik untuk mengontrol halusinasi. Melukis, A. T. (2021). Art Therapy
Melukis Bebas Terhadap Perubahan
UCAPAN TERIMA KASIH Halusinasi Pada Pasien Skizofrenia Art
Penelitian ini dapat dilaksanakan Painting Therapy of Hallucination
dengan baik berkat bantuan dari berbagai Changes in Skizofrenia Patients. 1, 262–
pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan 269.
terima kasih kepada semua pihak yang Gani, A. (2019). DUKUNGAN
berkontribusi dalam penelitian ini. KELUARGA TERHADAP
KEKAMBUHAN PASIEN
DAFTAR PUSTAKA GANGGUAN JIWA DI RUMAH
Faturrahman, W., Putri, T. H., & Fradianto, I. SAKIT JIWA PROF. Dr.SOEROYO DI
(2021). HUBUNGAN DUKUNGAN MAGELANG. JPP (Jurnal Kesehatan
KELUARGA DENGAN TINGKAT Poltekkes Palembang), 14(1), 59–64.
KEPATUHAN MINUM OBAT PADA https://doi.org/10.36086/jpp.v14i1.399
PASIEN GANGGUAN JIWA Kusumawaty, I. (2019). Panduan Praktik
SKIZOFRENIA : LITERATURE Klinik Keperawatan Jiwa. CV.Putra
REVIEW. 3(1), 1–9. Penuntun.
Fekaristi, A. A., Hasanah, U., Inayati, A., & Kusumawaty, I. (2020). Pendampingan
Melukis, A. T. (2021). Art Therapy Psikoedukasi: Penguatan Caring Oleh
Melukis Bebas Terhadap Perubahan Caregiver Keluarga Terhadap Orang

DOI: https://doi.org/10.54443/sikontan.v1i1.356 55
Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan
Volume 1 Nomor 1 (2022)

Dengan Gangguan Jiwa. Jurnal Medikes (2019). PADA NY . T DENGAN


(Media Informasi Kesehatan), 7(1), 83– MASALAH HALUSINASI
90. PENDENGARAN. 5, 1–6.
https://doi.org/10.36743/medikes.v7i1.2 Syagitta, M., Sriati, A., & Fitria, N. (2017).
06 Persepsi Perawat Terhadap Pelaksanaan
Kusumawaty, I., Surahmat, R., Martini, S., & Komunikasi Efektif di IRJ Al – Islam
Muliyadi. (2021). Family Support For Bandung. Jurnal Keperawatan, V(2),
Members in Taking Care of Mental 140–147.
Disordered Patients. 521(ICoHSST Tololiu, T. A., Runtu, L. G., & Woley, F.
2020), 115–120. (2017). Technique to Control Hearing
Kusumawaty, I., Yunike, & Gani, A. (2022). of Hallucinations in Intermediate Room.
Keunikan Perawatan Pasien Halusinasi 1(1), 299–303.
Auditori Pada Psikiatri. 1–5. Wicaksono, M. A. S., & Susilowati, I.
Kusumawaty, I., Yunike, Y., & Pastari, M. (2019). Perlindungan Hukum Hak
(2020). Penyegaran Kader Kesehatan Penyandang Gangguan Jiwa yang
Jiwa Mengenai Deteksi Dini Gangguan Menggelandang di Kabupaten Jombang.
Jiwa dan Cara Merawat Penderita Digilib.unesa, 53(9), 1689–1699.
Gangguan Jiwa. Journal of Community Wijayati, F., Nurfantri, N., & Chanitya devi,
Engagement in Health, 3(1), 25–28. G. putu. (2019). Penerapan Intervensi
https://doi.org/10.30994/jceh.v3i1.27 Manajemen Halusinasi terhadap Tingkat
Martini, S., Kusumawaty, I., Yunike, & Agitasi pada Pasien Skizofrenia. Health
Detiana. (2021). The Burden of a Information : Jurnal Penelitian, 11(1),
Family in Caring For Members Who 13–19.
Suffer From Mental Disorders. https://doi.org/10.36990/hijp.v11i1.86
Proceedings of the First International World Health Organization (WHO). (2018).
Conference on Health, Social Sciences Framework Convention on Tobacco.
and Technology (ICoHSST 2020), http://www.searo.who.int/nts (Accessed:
521(ICoHSST 2020), 150–154. 10 January 2019).
https://doi.org/10.2991/assehr.k.210415. Yulianty, M. D., Cahaya, N., & Srikartika, V.
033 M. (2017). Studi Penggunaan
Novitasari. (2019). Pengaruh Menghardik Antipsikotik dan Efek Samping pada
Terhadap Kemampuan Mengontrol Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Sambang Lihum Kalimantan Selatan.
Gangguan Jiwa Di RSJ Dr.Radjiman Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 3(2),
Wediodiningrat Lawang Malang. 153.
Riskesdas. (2018). Laporan Provinsi https://doi.org/10.29208/jsfk.2017.3.2.1
Sumatera Selatan Riskesdas 2018. 08
Badan Litbangkes, 532.
Susilaningsih, I., Nisa, A. A., & Astia, N. K.

Fenni Octa Labina1, Ira Kusumawaty2, Yunike3, Sri Endriyani4 56

Anda mungkin juga menyukai