Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik.Proposal
TAK yang berjudul ”Stimulasi Sensori ( Halusinasi )” disusun untuk memenuhi
tugas mahasiswa mata kuliah keperawatan jiwa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
kritik dan Saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan proposal TAK ini Kedepan.
Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para
mahasiswa, dan pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
Gangguan jiwa dibagi menjadi dua yaitu gangguan jiwa berat dan
gangguan mental emosional. Salah satu gangguan jiwa berat yaitu skizofrenia.
Skizofrenia adalah suatu penyakit yang memengaruhi otak dan menyebabkan
timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan
terganggu. Skizofrenia tidak dapat didefinisikan sebagai penyakit tersendiri,
melainkan diduga sebagai suatu sindrom atau proses penyakit yang mencakup
banyak jenis dengan berbagai gejala seperti jenis kanker. Selama puluhan
tahun, skizofrenia sering disalahartikan oleh masyarakat. Penyakit ini ditakuti
sebagai gangguan jiwa yang berbahaya dan tidak dapat terkontrol.Mereka yang
terdiagnosis penyakit ini digambarkan sebagai individu yang mengalami
masalah emosional atau psikologis tidak terkendali dan memperlihatkan
perilaku aneh dan amarah (Videbeck, 2009).
Menurut World Health Organization (2017), penderita gangguan jiwa di
dunia terdapat sekitar 21 juta terkena skizofrenia. Menurut laporan nasional
hasil Riset Kesehatan Dasar (2017), prevalensi gangguan jiwa berat, seperti
skizofrenia adalah 0,17% atau sekitar 400.000 jiwa lebih penduduk Indonesia.
Prevalensi psikosis di DI Yogyakarta mencapai 0,27% yakni sekitar 10.800
jiwa dan merupakan daerah kontributor tertinggi kasus gangguan jiwa berat di
Indonesia, termasuk DI Aceh. Pada tahun 2015 telah menunjukkan angka
sebesar 10.993 kasus gangguan jiwa.Di tahun 2016, jumlah itu menjadi 10.554
orang, belum termasuk Kabupaten Sleman (Dinas Kesehatan DIY, 2016).
3
aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang merupakan upaya
untuk memfasilitasi perawat atau psikoterapis terhadap sejumlah pasien pada
waktu yang sama. Tujuan dari terapi aktivitas adalah untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota (Purwanto, 2015).
Kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi bisa kendalikan dengan
terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi. Terapi aktivitas
kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah pasien dilatih mempersepsikan
stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan
persepsi pasien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini
diharapkan respons pasien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan
menjadi adaptif (Sustrami& Sundari, 2014).
Hasil penelitian Purba, Nauli, Utami (2014) tentang “Pengaruh Terapi
Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi terhadap Kemampuan Pasien
Mengontrol Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau”
menyimpulkan bahwa dengan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
dapat menurunkan tingkat halusinasi pasien dan meningkatkan kemampuan
pasien mengontrol halusinasi. Hal ini juga didukung dengan penelitian dari
Hidayah (2015) dengan judul “Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Sensori-Persepsi terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi pada Pasien
Halusinasi di RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang” yaitu terdapat
pengaruh yang signifikan pada pengaruh TAK stimulasi persepsi-sensori
terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien halusinasi.
6
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DESKRIPSI
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi Sensori Sesi II :
Menghardik Untuk Mengontrol Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi) Pada
Pasien Skizofrenia
2.3 Tujuan
2.3.1 Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi
dalam kelompok secara bertahap
1.6 PERSIAPAN
1. Waktu
c. Acara : 35 Menit
Perkenalan dan pengarahan (3 menit)
Permainan dan diskusi (20 menit)
Evaluasi (5 menit)
Penutup (2 menit)
d. Tempat : Di kelas
e. Jumlah pasien : 4 orang
jumlah mahasiswa : 3 orang
alat bantu yang dipakai dan persiapan ruangan:
1) Spidol
2) Papan tulis/whiteboard
2. pembagian tugas mahasiswa :
1) Uraian tugas perawat (therapist)
a. Leader : Saut Horas H.N
b. Fasilitator : Tabah Bea Leze
c. Observer : Vemy Lia Sai
2. Kegiatan
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-
suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi
terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
2) Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya,
situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi.
Mulai dari klien dari sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien
mendapat klien. Hasilnya tulis di whiteboard.
3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara
yang biasa didengar.
3. Tahap terminasi
1) Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaannya jika terjadi halusinasi.
3) Kontrak yang akan datang
1
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu 2
cara
mengontrolhalusinasi
Menyepakati waktu dan tempat
4) Format evaluasi
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu
situasi, dan perasaan. Beri tanda jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak
mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi
Klien mampu menyebutkan isi halusinasi (menyuruh memukul), waktu (pukul 9 malam),
situasi (jika sedang sendiri), perasaan (kesal dan geram) anjurkan klien mengidentifikasi
halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
1
5) 2.7.1 SESI 1 TAKS 3
TUJUAN :
Sesi 1 : Mengenal halusinasi dan menghardik
SETTING
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
ALAT
1. Spidol
2. Papan tulis
METODE
1. diskusi dan tanya jawab
2. bermain peran
LANGKAH KEGIATAN
A. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan sensori
persepsi : halusinasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
B. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
c) Menanyuakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
2) Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak
c) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
mengenal suara-suara yang didengar.
d) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin pada terapis
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
C. Tahap kerja
6) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-
suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi
terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
1
4
7) Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya,
situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi.
Mulai dari klien dari sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien
mendapat klien. Hasilnya tulis di whiteboard.
8) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
9) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara
yang biasa didengar
D. TAHAP TERMINASI
5) Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
6) Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaannya jika terjadi halusinasi.
7) Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara
mengontrolhalusinasi
Menyepakati waktu dan tempat
8) Format evaluasi
Petunjuk :
3. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
4. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu
situasi, dan perasaan. Beri tanda jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak
mampu
1
Dokumentasi 5
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi 1.
Klien mampu menyebutkan isi halusinasi (menyuruh memukul), waktu (pukul 9 malam),
situasi (jika sedang sendiri), perasaan (kesal dan geram) anjurkan klien mengidentifikasi
halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
SETTING
3. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran
4. Ruangan nyaman dan tenang
ALAT
3. Spidol dan papan tulis
4. Jadwal kegiatan harian
5. Beberapa contoh obat
METODE
3. diskusi dan tanya jawab
4. melengkapi jadwal harian
LANGKAH KEGIATAN
a. persiapan
- mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 4
- mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. orientasi
- salam teraupetik
salam dari terapis kepada klien
terapis dan klien memakai papan nama
- evaluasi/validasi
menanyakan perasaan klien saat ini
terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi
setelah menggunakan tiga cara yang telah di pelajari
1
6
(menghardik,menyibukkan diri dengan kegiatan,dan bercakap
cakap)
- kontrak
terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
patuh minum obat
menjelaskan aturan main tersebut
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada petugas
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
- tahap kerja
a) Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat,yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi perasaan tenang,dan memperlambat
kambuh.
b) Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat,yaitu penyebab
kambuh
c) Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang di makan dan
waktu memakanya. Buat daftar di whiteboard
d) Menjelaskan lima benar minum obat,yaitu benar obat, benar waktu
minum obat,benar orang yang minum obat,benar cara minum
obat,benar dosis obat
e) Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara bergiliran
f) Berikan pujian pada klien yang benar
g) Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat d
whiteboard)
h) Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat d
whiteboard)
i) Menjelaskan keuntungan patuh minum obat,yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi/kambuh
j) Menjelaskan akibat/kerugian tidak patuh minum obat,yaitu kejadian
halusinasi/kambuh
k) Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat
l) Memberi pujian tiap kali klien benar
- tahap terminasi
1
a) evaluasi 7
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang
sudah d pelajari
3. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) tindak lanjut
mengajurkan klien menggunakan empat cara mengontrol
halusinasi,yaitu menghardik,melakukan kegiatan harian,bercakap
cakap dan patuh minum obat
c) kontrak yang akan datang
1. Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi pesepsi untuk mengontrol
halusinasi
2. Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan
indikasi klien
1. Evaluasi input
Tim berjumlah oang yang terdiri atas 1 leader, 1 fasilitator dan 1
obsever
Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik.
Peralatan spidol dan papan tulis
Tersedia papan
Tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan
karakteristik klien untuk melakukan TAK-SP-Persepsi sensori
(Halusinasi)
2. Evaluasi proses
1
Leader menjelaskan aturan main dengan jelas. 8
A. Kesimpulan
Karya tulis ilmiah ini dijadikan sebagai sumber informasi maupun acuan
bagi penulis mengenai penerapan terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi.
2. Bagi Pasien Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi
Pasien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok sebagai terapi untuk
mengontrol halusinasi pendengaran.
2
0