ABSTRAK
ABSTRACT
Background : Hallucinations are the loss of an individual’s ability to distinguish stimuli from
the mind (internal) and stimuli from the outside (external) where the client gives an opinion
or perception without any real stimulus. Based on preliminary studies on 9 january 2019 at
the regional psychiatric hospital dr. Arif Zainuddin Surakarta in january to november,
found
nursing problems in hallucinations clients 3.654 clients. Hallucinations is by means of a
trusting relationship and taking medicine regularly. Aim : compile a resume of mental
nursing care in patients with auditory hallucinations sensory impairment by taking
medication reguarly in an effort to control hallucinations in the mental hospital dr. Arif
Zainuddin surakarta and find out the benefits of implementing regular medication strategies
to control hallucinations in patients with auditory hallucinations sensory impairment
perception. Research methods : the method in this case study uses data collection methods
through observation, interviews and documentation which include primary and secondary
data and supplemented using case study instruments that apply the format of nursing care
include : assessment, diagnosis, intervention, implementation and evaluation. Conducted for
6x the meeting. Results : after nursing actions the client is able to carry out scheduled
activities taking regular medication. Conclusion : the implementation strategy by taking
medication regularly is affective in controlling hallucinations.
Gangguan jiwa adalah keadaan rawat inap salah satu masalah dari
gangguan mental yang terdiri dari halusinasi dengan data 3.654 klien.
Ada juga beberapa macam efek tanda dan gejala yang menunjukan klien
samping minum obat yang diberikan tidak mampu mengontrol halusinasi.
pada Ny. S, Ny. W dan Ny. R seperti Setelah dilakukan aktivitas terjadwal
Chlorpromazine mempunyai efek kedua klien, 3 pasien yang mampu
samping yang membuat tubuh mudah mengontrol halusinasi dengan baik.
lelah, pusing, hilang nafsu makan, Evaluasi adalah tahap akhir dari
gangguan menstruasi, sakit kepala, proses keperawatan yang merupakan
mulut kering, takikardia, hipotermia perbandingan yang sistematis dan
(Gunawan, 2007). Pada Clozapine terencana antara hasil akhir yang
membuat efek rasa mengantuk, mual, teramati dan tujuan atau kriteria hasil
pusing, gangguan buang air kecil, yang dibuat pada tahap perencanaan
konstipasi (Aroza dan Gan, 2007). (Asmadi, 2008). Evaluasi dilakukan pada
Sedangkan Trihexypenidil pada 8 mei 2019, setelah dilakukan tindakan
membuat kering pada mulut, mudah keperawatan, dari ketiga klien didapatkan
lelah, pusing, sulit buang air kecil dan hasil evaluasi yang sama
sembelit (Maslim, 2007).
Studi kasus ini sebelum dilakukan
aktivitas terjadwal dengan minum obat
secara teratur pada kedua klien muncul
yaitu klien dapat melakukan aktivitas rumah tidak mengalami putus obat
terjadwal dengan minum obat secara sehingga klien tidak mengalami
teratur, klien mampu memahami kekambuhan. Jika kekambuhan terjadi,
prinsip untuk mencapai kondisi seperti ini
6 benar obat, klien mampu paham semula akan membutuhkan waktu yang
tentang obat apa yang akan diminum cukup lama dan mengalami psikosis
seperti : hafal tentang warna obatnya, serta masuk rumah sakit dengan cukup
jumlah obat yang biasa diminumnya, sering (Keliat, 2012). Dibuktikan
kapan biasanya obat akan diminum, dan dengan tabel kemampuan minum obat
memastikan jika obat itu miliknya. Klien secara teratur untuk mencegah
mampu melakukan tindakan kegiatan halusinasinya pada hari Rabu, 8 mei
harian sesuai dengan jadwalnya secara 2019.
mandiri.
PEMBAHASAN
Dilakukannya teknik pengontrolan
Pada sub bab ini akan membahas
halusinasi dengan minum obat secara
proses keperawatan jiwa dengan
teratur pada pasien halusinasi agar klien
mengontrol halusinasi dengan minum
dengan gangguan jiwa yang dirawat di
obat teratur
Pengkajian didapatkan dari pasien sesuai
Metode yang digunakan dengan batasan karakteristik dari
dalam pengkajian adalah halusinasi antara lain mendengar
observasi dan wawancara suara/bisikan, melihat sesuatu
(Notoatmojo, 2012). yang tidak nyata, gelisah, mondar-
Pengkajian pada ketiga mandir, sering diam, pandangan
klien didapatkan data fokus tidak fokus. dapat (misalnya ;
sebagai berikut, data subjektif : cemas).
pasien mengatakan cemas, Rencana keperawatan
perasaan gelisah, dan Rencana keperawatan
aktivitasnya terganggu, sering adalah suatu proses di dalam
mendengar suara dan bisikan dan memecah-kan masalah yang
melihat sesuatu yang tidak nyata. merupakan keputusan awal
Data objektif : klien tampak tentang suatu apa yang akan
cemas, berjalan mondar mandir, dilakukan, kapan dilakukan,
sering diam, pandangan tidak
fokus
Alasan memilih diagnosa
tersebut yaitu karena data yang
siapa yang melakukan dari latihan menghardik beri pujian,
semua tindakan perawat latihan mengontrol halusinasi
(Dermawan, 2017). dengan minum obat teratur,
Intervensi klien dengan melakukan pendidikan kesehatan
halusinasi pendengaran SP 1 minum obat teratur dengan
yaitu membina hubungan saling prinsip 6 benar obat, masukkan
percaya, pasien mampu pada jadwal kegiatan untuk
mengenal halusinasi yang di latihan menghardik dan latihan
alaminya : isi, frekuensi, waktu minum obat teratur. SP 3 yaitu
terjadi, situasi pencetus, evaluasi kegiatan latihan
perasaan dan respon, latihan menghardik dan minum obat
mengontrol halusinasi teratur beri pujian, latihan
dengan mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik, bercakap-cakap, masukkan
masukkan jadwal latihan jadwal untuk latihan menghardik,
kegiatan minum obat teratur dan
latihan menghardik. bercakap-cakap. SP 4 yaitu
SP 2 yaitu evaluasi kegiatan evaluasi kegiatan latihan
menghardik, minum obat teratur,
bercakap-cakap beri pujian, (Damaiyanti, 2012). Pada tanggal 6
latihan mengontrol halusinasi mei 2019, pukul 10.00 WIB
dengan melakukan aktivitas melakukan SP 1 yaitu mengenal
terjadwal, masukkan pada jadwal halusinasi isi, frekuensi, waktu
kegiatan latihan menghardik, terjadinya, situasi pencetus, perasaan
minum obat teratur, bercakap- dan respon, serta melatih mengontrol
cakap, dan aktivitas terjadwal. halusinasi dengan menghardik,
masukkan jadwal latihan kegiatan
Implementasi Keperawatan
latihan menghardik didapatkan hasil
Implementasi
bahwa Ny. S mengatakan mengerti
merupakan
dengan yang diajarkan dan
standar asuhan yang berhubungan
mengatakan suara berkurang, Ny. W
dengan aktivitas keperawatan
mengatakan senang dan suara juga
professional yang dilakukan oleh
sudah berkurang, Ny. R mengatakan
perawat, dimana implementasi
senang sudah diajarkan dan suara
dilakukan pada pasien, keluarga,
sudah berkurang. Pada pukul 13.30
komunitas berdasarkan rencana
WIB melakukan SP 2 yaitu evaluasi
keperawatan yang dibuat
latihan menghardik dan beri pujian, obat teratur, dan bercakap-cakap,
melatih cara minum obat teratur dan didapatkan hasil bahwa klien Ny. S,
menjelaskan 6 benar obat, masukkan Ny. W dan Ny. R mengatakan suara
pada jadwal kegiatan untuk latihan sudah sedikit berkurang, pasien
menghardik dan minum obat teratur, mengatakan senang bisa bercakap-
didapatkan hasil Ny. S, Ny. W, dan cakap dengan baik. Pada pukul 11.30
Ny. R paham tentang apa yang WIB melakukan SP 2 yaitu evaluasi
diberikan dan mampu mengikuti cara kegiatan latihan menghardik, minum
mengontrol halusinasi dengan baik. obat teratur, bercakap-cakap dan beri
Pada tanggal 7 mei 2019 pukul pujian. Melatih cara minum obat
10.00 WIB melakukan SP 3 yaitu teratur, masukkan jadwal latihan
evaluasi kegiatan latihan menghardik menghardik, minum obat teratur dan
dan minum obat teratur dan beri bercakap-cakap. Hasilnya klien Ny.
pujian, latihan cara mengontrol S, Ny. W dan Ny. R mengatakan
halusinasi dengan bercakap-cakap, paham dengan yang diajarkan dan
masukkan pada jadwal kegiatan pasien mengatakan senang dengan
untuk latihan menghardik, minum yang diajarkan perawat.
health statistic2009/data/en.