Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN

MINUM OBAT PADA PASIEN HALUSINASI DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR

Indah Purnamasari S1, Sri Purnama Rauf2, Eka Hasriyanti3


1
STIKES Nani Hasanuddin
Makassar 2Poltekes Kemenkes
Makassar 3STIKES Nani
Hasanuddin Makassar

(Alamat Korespondensi: indahpurnamasarindah@rocketmail.com/081244876786)

Halusinasi adalah perubahan dalam jumlah atau pola stimulus yang datang disertai gangguan
respon yang kurang, berlebihan, atau distorsi terhadap stimulus tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat pada pasien
halusinasi di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. Desain penelitian menggunakan
rancangan Cross Sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik Sampling jenuh, jumlah
sampel dalam penelitian ini 32 responden. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Data yang
telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer microsoft excel dan
program statistik (SPSS) versi 21.0. analisis data mencakup analisis univariat dengan mencari
distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji Chi-Square (ρ<0,05) untuk mengetahui hubungan
antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pengetahuan (ρ =
0,024); dukungan keluarga yang terdiri atas dukungan informasi (ρ = 0,040); dukungan penilaian (ρ =
0,013); dukungan instrumental (ρ = 0,019); dukungan emosional (ρ = 0,040); terhadap
ketidakpatuhan minum obat pada pasien halusinasi di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota
Makassar. Disimpulkan bahwa rata-rata pasien tidak patuh minum obat di Wilayah Kerja Puskesmas
Batua Kota Makassar sangat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan dukungan keluarga yang
terdiri atas dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional
berpengaruh terhadap ketidakpatuhan minum obat pada pasien halusinasi.

Kata Kunci : Ketidakpatuhan, dan Halusinasi

PENDAHULUAN berat. Bila separuh dari mereka memerlukan


Gangguan jiwa, merupakan masalah perawatan di rumah sakit dan jika penduduk
kesehatan utama secara international Indonesia berjumlah 120 juta orang maka ini
(Michard & Chaterina, 1999 dalam Yosep & berarti bahwa 120 ribu orang dengan
Sutini, 2014). Perubahan sosial ekonomi yang gangguan jiwa berat memerlukan perawatan
amat cepat dan situasi sosial politik yang tidak di rumah sakit.
menentu menyebabkan semakin tingginya Berdasarkan data daribagian Medical
angka pengangguran, kemiskinan, dan Record RumahSakitKhusus Daerah Kota
kejahatan, situasi ini dapat meningkatkan Makassar.Bahwajumlahpenderitapenyakithalu
angka kejadian krisis dan gangguan jiwa sinasimeningkattigatahunterakhir (2011-2013),
dalam kehidupan manusia (Antai Otong, 1994 padabulanjanuari – desember 2011 terdapat
dalam Yosep &Sutini, 2014). 9245 (49%), sedangkan tahun 2012
Menurut data World Health
meningkat menjadi 10.567 angka kejadian dan
Organization
pada tahun 2013 jumlah penderita halusinasi
(WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa
bulan januari sampai maret terdapat 3.258
diseluruh dunia memang sudah menjadi
penderita.
masalah yang sangat serius. WHO (2010)
Data dari Puskesmas Batua Raya Kota
menyatakan, paling tidak, ada satu dari empat
Makassar bahwa jumlah penderita gangguan
orang di dunia mengalami masalah mental.
jiwa pada tahun 2011 sebanyak 101 orang,
WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta
tahun 2012 bertambah menjadi 149 orang,
orang di dunia yang mengalami gangguan
dan data akhir 2013-2014 akhir oktober
kesehatan jiwa. WHO juga melansir bahwa
tercatat 223 orang. Khusus yang mengalami
sekitar 25 juta penduduk di seluruh dunia
gangguan halusinasi selama awal januari
mengidap Schizofrenia dengan gejala paling
umum adalah halusinasi (Hawari, 2010). hingga akhir oktober adalah 34 orang di Tahun
2014. Data terakhir yang disampaikan
Menurut Data KementerianKesehatan
Puskesmas Batua, dari bulan Agustus-
(2010) di dalam(Yosep & Sutini, 2014)
Oktober pasien dengan gangguan halusinasi
Diperkirakan bahwa 2-3 % dari jumlah
penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
40
berjumlah 32 orang( Laporan Tahunan 2. Analisa Bivariat.
Puskesmas Batua Kota Makassar, 2014 ). Yang dilakukan terhadap variabel
Pasien dengan gangguan halusinasi independen dan dependen yang diduga
terkadang melupakan keteraturan minum obat berhubungan atau berkolerasi. Untuk
yang tidak jarang menimbulkan kekambuhan mengetahui hubungan tiap variabel
yang tentu saja dapat berimbas buruk pada independen dan dependen yang di uji
proses penyembuhan pasien dengan dengan uji statistic Chi-Square dengan
gangguan halusinasi. Faktor pengetahuan tingkat kemaknaan α≤ 0,05.
serta dukungan keluarga diduga kuat sangat
berperan penting dalam keteraturan minum HASIL PENELITIAN
obat pada pasien dengan gangguan jiwa. Dari 1. Analisis Univariat
data-data tersebut sehingga penulis tertarik Tabel 1 Distribusi Frekuensi da Pasien
untuk meneliti. ”Faktor-Faktor yang Halusinasi di Wilayah Kerja Puskesmas
MempengaruhiKetidakpatuhan minum obat Batua Kota Makkassar
pada Pasien Halusinasi Di Wilayah Kerja Karakteristik n %
Puskesmas Batua Kota Makassar”. Ketidakpatuhan Minum
Obat
BAHAN DAN METODE Patuh 10 31.2
Lokasi, populasi, dan sampel Tidak Patuh 22 68.8
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Pengetahuan
Puskesmas Batua Kota Makassar pada Baik 19 59.4
Desember 2014 –Januari 2015..Populasi yang Kurang 13 40.6
akan di teliti adalah semua klien yang Dukungan Informasi
mengalami gangguan halusinasi di Wilayah Baik 17 53.1
Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. Yaitu Kurang 15 46.9
32 orang pasien berdasarkan data dari bulan Dukungan Penilaian
Agustus-oktober 2014 di Puskesmas Batua Baik 11 34.4
Kota Makassar. Pengambilan sampel Kurang 21 65.6
menggunakan tehnik Sampling Jenuh Jumlah Dukungan Instrumental
sampel dalam penelitian ini adalah 32 orang. Baik 18 56.2
Kurang 14 43.8
Pengolahan data Dukungan Emosional
1. Editing, memeriksa daftar pertanyaan Baik 17 53.1
yang telah diserahkan oleh para Kurang 15 46.9
pengumpul data (Setiadi, 2013).
2. Coding, mengklasifikasikan jawaban- 2. Analisis Bivariat
jawaban dari para responden ke dalam Tabel 2 Hubungan Pengetahuan
bentuk angka/bilangan. Biasanya Terhadap Ketidakpatuhan Minum Obat
klasifikasi dilakukan dengan cara memberi Pada Pasien Halusinasi di Wilayah Kerja
tanda/kode berbentuk angka pada Puskesmas Batua Kota Makassar
masing-masing jawaban (Setiadi, 2013).
Ketidakpatuhan
3. Processing, dilakukan setelah semua
Minum Obat
kuesioner terisi penuh dan benar, serta Pengeta
Tidak Total %
sudah melewati pengkodean, maka huan patuh
patuh
langkah selanjutnya adalah memproses
n % n %
data agar data yang sudah di-entry dapat
Baik 9 28.1 10 31.3 19 59.4
dianalisis. Pemprosesan data dilakukan
Kurang 1 3.1 12 37.5 13 0.6
dengan cara meng-entry data dari
Total 10 31.2 22 68.8 32 100
kuesioner ke paket program komputer
p = 0.024
(Setiadi, 2013).

Analisis data Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan


1. Analisis Univariat bahwa dari 32 responden, dapat
Analisis Univariat dilakukan pada tiap diketahui terdapat 19 responden yang
variabel dari hasil penelitian dengan berpengetahuan baik. Dimana 9
mendiskripsikan setiap variabel penelitian responden (28.1%) diantaranya patuh
dengan cara membuat tabel distribusi dalam minum obat, dan sisanya
frekuensi pada tiap variabel. sebanyak 10 responden (31.3%) tidak
patuh dalam minum obat. Sedangkan
dari 13 responden yang berpengetahuan
kurang, terdapat 1 responden (3.1%)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
41
yang patuh dalam mengkonsumsi obat, Kurang 3 9.4 18 56.2 21 65.6
dan sisanya sebanyak 12 responden Total 10 31.3 22 68.7 32 100
(37.5%) tidak patuh dalam p = 0.013
mengkonsumsi obat.
Setelah dilakukan uji statistik dengan
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan
uji Chi-square diperoleh nilai p- value bahwa dari 32 responden, dapat
0,024 yang berarti kurang dari α= 0,05.
diketahui terdapat 11 responden dengan
Dengan demikian, ada hubungan antara
dukungan penilaian baik dan patuh dalam
pengetahuan dengan ketidakpatuhan
minum obat sebanyak 7 responden
minum obat pada pasien halusinasi di
(21.9%), sedangkan yang dukungan
Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota
penilaian baik tetapi tidak patuh minum
Makassar.
obat sebanyak 4 responden (12.5%),
sedangkan dari 21 responden dengan
Tabel 3 Hubungan Dukungan Informasi
dukungan penilaian kurang tetapi patuh
Terhadap Ketidakpatuhan Minum Obat
dalam minum obat sebanyak 3
pada Pasien Halusinasi di Wilayah Kerja
responden (9.4 %), sedangkan yang
Puskesmas Batua Kota Makassar
dukungan penilaian kurang dan tidak
Ketidakpatuhan patuh dalam minum obat sebanyak 18
Minum Obat % responden (56.2%).
Dukungan Patuh Tidak Setelah dilakukan uji statistic dengan
Informasi Patuh Jumlah uji Chi-square diperoleh nilai p- value
n % n % 0,013 yang berarti kurang dari α= 0,05.
Baik 8 25.0 9 28.1 17 53.1 Dengan demikian, ada hubungan antara
Kurang 2 6.2 13 40.6 15 46.9 dukungan penilaian dengan
Total 10 1.2 22 68.8 32 100 ketidakpatuhan minum obat pada pasien
𝜌= 0.040 halusinasi pada wilayah kerja Puskesmas
Batua Kota Makassar.
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan
bahwa dari 32 responden, dapat Tabel 5 Hubungan Dukungan
diketahui 17 responden dengan Instrumental Terhadap Ketidakpatuhan
dukungan informasi baik terdapat 8 Minum Obat pada Pasien Halusinasi di
responden (25%) yang patuh dalam Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota
minum obat, dan yang dukungan Makassar
informasi baik tetapi tidak patuh minum Ketidakpatuhan
obat sebanyak 9 responden (28.1%), Minum Obat
sedangkan dari 15 responden dengan Dukungan Tidak Jumlah %
dukungan informasi kurang terdapat 2 Instrumental Patuh Patuh
responden (6.2 %) yang patuh dalam f % f %
minum obat, sedangkan yang dukungan 28.
informasi kurang dan tidak patuh minum Baik 9 28.1 9 1 18 56.2
obat sebanyak 13 responden (40.6%). 40.
Setelah dilakukan uji statistic dengan Kurang 1 3.1 13 6 14 43.8
uji Chi-square diperoleh nilai p- value 68.
0,040 yang berarti kurang dari α= 0,05. Total 10 31.2 22 8 32 100
Dengan demikian, ada hubungan antara p = 0.019
dukungan informasi dengan
ketidakpatuhan minum obat pada pasien Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan
halusinasi di wilayah kerja Puskesmas bahwa dari 32 responden dapat diketahui
Batua Kota Makassar. 18 responden dengan dukungan
instrumental baik dan patuh dalam minum
Tabel 4 Hubungan Dukungan Penilaian
obat sebanyak 9 responden (28.1%), dan
Terhadap Ketidakpatuhan Minum Obat
yang dukungan instrumental baik tetapi
pada Pasien Halusinasi di Wilayah Kerja
tidak patuh minum obat 1 responden
Puskesmas Batua Kota Makassar
(3.1%), sedangkan dari 14 responden
Ketidakpatuhan yang dukungan instrumental kurang tetapi
Dukunga Minum Obat patuh dalam minum obat 1 responden
n Tidak (3.1%), sedangkan yang dukungan
Penilaian Patuh Patuh Jumlah % instrumental kurang dan tidak patuh dalam
f % f % minum obat sebanyak 13 responden
Baik 7 21.9 4 12.5 11 34.4 (40.6%).

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
42
Setelah dilakukan uji statistic dengan uji Chi-square diperoleh nilai p- value 0,019 yang
berarti kurang dari α= 0,05. Dengan Berdasarkan uraian diatas peneliti
demikian, ada hubungan antara dukungan berasumsi bahwa ada hubungan antara
instrumental dengan pengetahuan responden dengan
ketidakpatuhan minum obat pada pasien kepatuhan minum obat, Karena hasil
halusinasi pada wilayah kerja Puskesmas penelitian yang didapat mayoritas
Batua Kota Makassar. responden memiliki pengetahuan baik tapi
tidak patuh minum obat. Ini sejalan
Tabel 6 Hubungan Dukungan Emosional dengan teori menurut Festinger yang
Terhadap Ketidakpatuhan Minum Obat mengemukakan dalam teori disonansi
pada Pasien Halusinasi di Wilayah Kerja kognitif, yang dikutip oleh Azwar, bahwa
Puskesmas Batua Kota Makassar ada kecenderungan manusia untuk
Ketidakpatuhan menghindari perilaku sehingga tidak
Minum Obat Jumlah sesuai dengan sikap atau pengetahuan
Dukungan
Emosional
Patuh Tidak dan tidak sesuai dengan sikap dengan
Patuh perilaku.
f % f % f % 2. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap
Baik 8 25.0 9 28.1 17 53.1 Ketidakpatuhan Minum Obat Pasien
Kurang 2 6.2 13 40.6 15 46.9 Halusinasi
Total 10 31.2 22 68.8 32 100 Berdasarkan hasil menunjukkan
p = 0.040 bahwa dari 32 responden mengenai
dukungan keluarga dimana dukungan
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan keluarga terbagi empat dukungan
bahwa dari 32 responden dapat diketahui diataranya dukungan informasi, penilaian,
17 responden dengan dukungan instrumental dan emosional dengan
emosional baik dan patuh dalam minum ketidakpatuhan minum obat pada pasien
obat sebanyak 8 responden (25%), dan halusinasi memiliki hubungan yang
yang dukungan emosional baik tetapi tidak signifikan dimana nilai value keempat
patuh dalam minum obat sebanyak 9 dukungan tersebut didapatkan dukungan
responden (28.1%), sedangkan dari 15 informasi ρ = 0.040, dukungan penelitian
responden yang dukungan emosional ρ = 0.013, dukungan instrumental ρ =
kurang tetapi patuh dalam minum obat 0.019 dan dukungan emosional ρ = 0.040
sebanyak 2 responden (6.2 %), kurang dari nilai α = 0.05. maka dapat
sedangkan yang dukungan emosional disimpulkan bahwa ada hubungan yang
kurang dan tidak patuh dalam minum obat signifikan antara dukungan keluarga
sebanyak 13 responden (40.6%). dengan ketidak patuhan minum obat
Setelah dilakukan uji statistic dengan pada pasein halusinasi di wilayah kerja
uji Chi-square diperoleh nilai p- value Puskesmas Batua Kota Makassar.
0,040 yang berarti kurang dari α= 0,05. Hasil penelitian ini sama dengan
Dengan demikian, ada hubungan antara hasil penelitian yang dilakukan oleh Santi
dukungan informasi dengan Kusuma Vernita (2011), yang berjudul
ketidakpatuhan minum obat pada pasien hubungan antara pemberian dukungan
halusinasi pada wilayah kerja Puskesmas keluarga dengan ketidakpatuhan minum
Batua Kota Makassar. obat pada penderita skizofrenia dirumah
sakit jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat
PEMBAHASAN Lawang Malang menunjukkan bahwa
1. Hubungan pengetahuan terhadap tingkat ketidakpatuhan minum obat pada
ketidakpatuhan minum obat pada pasien penderita skizofrenia yang berada di RSJ
halusinasi dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
Berdasarkan hasil menunjukkan Malang. Terdapat hubungan antara
bahwa dari 32 responden yang keluarga terhadap skizofrenia yang
berpengetahuan kurang dengan berada di RSJ dr. Radjiman
ketidakpatuhan minum obat pada pasien Wediodiningrat Lawang Malang.
halusinasi sebanyak 12 orang (37.5%), Berdasarkan uraian diatas peneliti
dan setelah dilakukan uji statistik didapat berasumsi bahwa ada hubungan antara
bahwa nilai ῥ-value 0,024 (p<0,05) yang dukungan keluarga dengan
artinya ada hubungan antara pengetahuan ketidakpatuhan minum obat pada pasien
terhadap ketidakpatuhan minum obat halusinas
pada pasien halusinasi.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
43
KESIMPULAN Batua Kota Makassar dengan hasil p value 0.
1. Ada pengaruh pengetahuan terhadap 024.
ketidakpatuhan minum obat pada pasien 2. Ada pengaruh dukungan keluarga terhadap
halusinasi di wilayah kerja Puskesmas ketidakpatuhan minum obat pada pasein
halusinasi di wilayah kerja Puskesmas hasil uji statistic didapat niali p value
Batua Kota Makassar dengan nilai p value 0.019 lebih kecil dari nilai α = 0.05.
yang di dapat : d. Dukungan emosional terhadap
a. Dukungan informasi terhadap ketidakpatuhan minum obat pada
ketidakpatuhan minum obat pada pasien halusinasi di wilayah kerja
pasien halusinasi di wilayah kerja Puskesmas Batua Kota Makassar,
Puskesmas Batua Kota Makassar hasil uji statistic di dapat nilai p value
hasil Uji statistic didapat nilai p value 0.040 lebih kecil dari nilai α = 0.05
0.040 lebih kecil dari α = 0.05.
b. Dukungan penilaian terhadap SARAN
ketidakpatuhan minum obat pada 1. Disarankan kepada keluarga agar pasien
pasien halusinasi di wilayah kerja denga halusinasi diberikan dukungan dan
Puskesmas Batua Kota Makassar perhatian yang khusus dan juga faktor-
hasil Uji statistic didapat nilai p value faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan
0.013 lebih kecil dari nilai α = 0.05. pasien dalam mengkonsumsi obat.
c. Dukungan instrumental terhadap 2. Diharapkan dapat meningkatkan
ketidak patuhan minum obat pada kepedulian terhadap pasien gangguan
pasien halusinasi di wilayah kerja jiwa, khususnya pasien-pasien halusinasi
Puskesmas Batua Kota Makassar , agar pasien semangat dalam mengikuti
pengobatan dan tidak mengalami putus
obat. Selain itu diharapkan juga para
tenaga kesehatan dapat memberikan
informasi yang jelas dan lengkap kepada
keluarga pasien mengenai pentingnya
pasien halusinasi untuk patuh mengikuti
pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat. A.A.A. 2014. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisi Data. Salemba Medika : Jakarta.

StikesNaniHasanuddin. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi: Makassar.

Mochfoedz, 2013. Metode Penelitian. Firtamaya : Yogyakarta.

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Stuart, G. W & Sundeen, S. J. 2009. Buku Saku Keperawatan Jiwa. EGC : Jakarta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta : Bandung

Yuliantika, dkk. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia,
(online), (Repository.unri.ac.id, sitasi 17 november 2014).

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
44

Anda mungkin juga menyukai