Anda di halaman 1dari 11

Name : Mohammad Khaerumayansyah

Contact Person : 0812 4502 1804


Title : Faktor Determinan Psikososial Dan Mediko Obstetrik Pada Pasien Rujukan Dengan
Komplikasi Di Rumah Sakit Jejaring Pendidikan Di Kota Makassar
Email : mkhaerumayansyah@yahoo.com

FAKTOR DETERMINAN PSIKOSOSIAL DAN MEDIKO OBSTETRIK PADA PASIEN RUJUKAN


DENGAN KOMPLIKASI DI RUMAH SAKIT JEJARING PENDIDIKAN DI KOTA MAKASSAR
Mohammad Khaerumayansyah2), Retno Farid 1)
The Division of the Maternal Fetal Division Obstetric and Gynecologic Department of Hasanuddin
University
Abstrak
Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan
perempuan- AKI juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam Millennium
Development Goals (MDGs), yaitu meningkatkan kesehatan ibu di mana target yang akan dicapai
sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu.
Tujuan
Mengetahui apakah faktor-faktor determinan psikososial dan mediko obstetrik berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan merujuk dengan komplikasi dalam bidang obstetrik.
Metode
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan rancangan cross
sectional study, Populasi penelitian adalah semua pasien bersalin dan dirujuk ke Rumah Sakit
Jejaring pendidikan yang berjumlah 430 orang dengan sampel penelitian sebanyak 70 responden.
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor Paritas (p=0,013), jarak Kehamilan (p=0,000),
Riwayat Obstetrik buruk (p=0,013 berpengaruh terhadap pemilihan rujukan persalinan dengan
komplikasi di RS Jejaring di Kota Makassar.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor determinan Mediko obstetrik lebih dominan
berpengaruh terhadap rujukan pasien bersalin dengan komplikasi dibandingkan dengan faktor
psikososial
Kata Kunci : faktor psikososial, medico obstetric, rujukan

PENDAHULUAN

0
Latar Belakang
Faktor Determinan Psikososial dan Mediko obstetrik pada pasien rujukan dengan komplikasi
di Rumah Sakit di Kota Makassar periode Januari-Maret 2018 ini disusun dalam rangka Penelitian
Makalah Internasional dengan mengacu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan
implementasi dari UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) di
bidang kesehatan dengan konsep Universal Health Coverage (UHC) yang memaksa pesertanya
mengikuti sistem rujukan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan komprehensif, murah,
terjangkau, namun berkualitas(1). Diberlakukannya SJSN ini jelas menuntut dilakukannya
peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, baik pada fasilitas kesehatan tingkat pertama
maupun fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, serta perbaikan sistem rujukan pelayanan
kesehatan.Pelayanan yang proaktif itu adalah “Sistem Rujukan Nasional“.
Pada Pasal 5 PMK No. 001 Tahun 2012, dinyatakan bahwa sistem rujukan diwajibkan bagi
peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial dan juga pemberi pelayanan kesehatan.
Dengan Sistim Rujukan Nasional ini dapat mengenal kelompok Golongan Risiko Tinggi yang
memerlukan penanganan khusus yang tidak terdapat di layanan kesehatan primer seperti
Puskesmas.(2) Rujukan pelayanan kesehatan dimulai dari pelayanan kesehatan primer dan
diteruskan ke jenjang pelayanan sekunder dan tersier yang hanya dapat diberikan jika ada rujukan
dari pelayanan primer atau sekunder, minimal di Rumah Sakit Kota.(2)
Diketahui bahwa dari 86% sistim rujukan bermasalah dalam mencapai akses pelayanan
kesehatan 40,5% yang bermasalah dengan jarak yang berdampak pada komplikasi obstetrik.
Kendala dalam pelaksanaan rujukan mempengaruhi kematian maternal dan perinatal. Ada tiga
“terlambat” yang mempengaruhi kematian maternal/perinatal adalah terlambat mengenali bahaya
dan mengambil keputusan merujuk, terlambat mencapai fasilitas kesehatan rujukan dan terlambat
memperoleh pelayanan adekuat di fasilitas rujukan (1.2).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan
perempuan- AKI juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam Millennium
Development Goals (MDGs), yaitu meningkatkan kesehatan ibu di mana target yang akan dicapai
sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu.
Angka kematian ibu di Kota Makassar menunjukkan penurunan dari 20,33/100.000 KH di
Tahun 2014 menjadi 19,85/100.000 KH di tahun 2015, dimana terjadi 5 kematian ibu dari
sejumlah 25.181 kelahiran hidup di Kota Makassar. Terdapat 3 penyebab kematian ibu di Kota
Makassar diantaranya 2 kasus disebabkan perdarahan, preeklampsi dan preeklampsi berat dan edema.
Ada perbedaan yang cukup nyata antara angka kematian maternal di kawasan Timur Indonesia
(KTI) yaitu 2 % sedangkan di Jawa- Bali hanya 0,7 %. Hal ini mencerminkan adanya perbedaan pola
kematian dalam segi geografis, akses, dan kualitas pelayanan kesehatan serta sumber daya manusia.

1
Komplikasi obstetrik sangat berpengaruh terhadap sistem rujukan dan beberapa faktor determinan
psikososial dan mediko obstetrik. Ini merupakan masalah kompleks karena menyangkut banyak hal,
yakni derajat kesehatan termasuk status kesehatan reproduksi dan status gizi ibu sebelum dan selama
kehamilan. Kejadian komplikasi obstetrik terdapat pada sekitar 20 % dari seluruh ibu hamil, namun
kasus komplikasi obstetrik yang ditetapkan untuk awal tahun 2012 sampai akhir tahun 2016 adalah
minimal 12 % dari semua ibu hamil (atau 60 % dari kasus komplikasi obstetrik). Peningkatan kasus
komplikasi diatas ini disebabkan oleh faktor determinan psikososial dan medikoobstetrik. Faktor
determinan psikososial seperti umur, pendapatan, motivasi, pendidikan, pekerjaan dan kepercayaan.
Faktor determinan Mediko-obstetrik seperti Paritas, usia kehamilan, Riwayat ANC, Riwayat persalinan
buruk, komplikasi obstetrik dan Tipe rujukan fasilitas.
Di Kota Makassar terdapat satu rumah sakit umum pusat yaitu RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
(RSWS) dengan status tipe rumah sakit paling tinggi (tipe A), sementara strata dibawahnya yaitu dengan
jejaring RSUD lain dan RS bersalin khusus ibu dan anak (seperti RSKDIA Pertiwi, RSKDIA St.
Fatimah dan RSIA St. Khadijah 1) yang dikelola pemerintah provinsi, pemerintah daerah dan swasta,
khususnya dalam hal ini menyangkut pada kasus rujukan dengan faktor determinan psikososisal dan
mediko obstetrik.
Sistem rujukan dalam bidang obstetrik pada dasarnya mempunyai maksud dan tujuan untuk
memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang diperlukan ibu hamil khususnya yang perlu dirujuk
untuk mendapatkan perawatan spesialistik ditambah fasilitas yang baik, teknik operasi yang baik
berlangsung lebih asepsis, teknik anestesi bertambah baik, kenyamanan pasca operasi dan lama
perawatan yang menjadi lebih singkat sehingga dapat dicapai tingkat kesehatan ibu hamil, bersalin, dan
nifas yang optimal. Dengan adanya sistem rujukan yang baik diharapkan kasus kasus dengan resiko
tinggi dapat ditangani dengan lebih cepat, tepat, dan berkesinambungan, yang pada akhirnya kematian
ibu dan anak sebagai tolak ukur pelayanan kesehatan reproduksi dapat diturunkan disamping itu
morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal dapat diturunkan secara bermakna(3).

Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi faktor determinan psikososial pada pasien rujukan RS Jejaring.
2. Menidentifikasi faktor determinan mediko obstertik pada pasien rujukan di RS Jejaring.
3. Membandingkan sistem rujukan terhadap faktor determinan psikososial dan faktor mediko
obstetrik dengan jumlah kasus rujukan beserta komplikasi di RS Jejaring.

BAHAN DAN METODE


Lokasi penelitian adalah Rumah Sakit Jejaring di Kota Makassar. Adapun alasan peneliti
memilih lokasi ini karena RS Jejaring merupakan salah satu RS Pendidikan di Kota Makassar. Kota
Makassar memiliki jumlah penduduk yang banyak, ini terbukti dengan jumlah penduduknya
melebihi jumlah penduduk kabupaten yang lain, sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan
penelitian dengan metode cross sectional study.

2
Jenis Penelitian, Populasi, dan Sampel Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah
observational dengan rancangan cross sectional study. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
Wanita Hamil yang telah menikah di RS Pendidikan Makassar yang berjumlah 430 orang. 5
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara proporsional stratified random sampling. 6
Teknik pengambilan sampel ini dianggap cocok karena populasi dalam penelitian ini bersifat
heterogen, dimana terdapat perbedaan tingkat pendidikan serta adanya perbedaan karakteristik
responden seperti Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, Paritas, Jarak Kehamilan, Riwayat Obstetirik buruk
dengan Rujukan RS Jejaring .
1
Sampel penelitian dihitung proporsi subjek yang diperkirakan = x 2 ¿ ¿ dengan Jumlah
1−f
sampel dalam penelitian sebanyak 70 responden.

Pengumpulan Data dan Analisis Data


Data primer diperoleh peneliti dari data Jumlah wanita hamil yang dirujuk di Kota
Makassar. Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan grafik untuk
menggambarkan faktor-faktor determinan psikososial dan Mediko Obstetrik pada pasien rujukan
dengan komplikasi di Rumah sakit ibu dan anak di kota makassar periode Januari-Maret 2018.

HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Jejaring di Kota Makassar. Pengumpulan data berlangsung
selama 90 hari terhitung mulai tanggal 01 Januari 2018 hingga 31 Maret 2018. Jumlah sampel pada
penelitian ini sebanyak 70 responden.
Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
sesuai dengan tujuan penelitian sebagai penjelasan tabel .
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan kemudian disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Karakteristik Responden penelitian berdasarkan karakteristik Psikososial


(pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan).

Karakteristik N=70 Persentase (%)


Pendidikan
Cukup 32 45.7
Kurang 38 54.3
Pekerjaan
IRT 1 1.4
Wiraswata 46 65.7
Petani 10 14.3
PNS 13 18.6
Pendapatan
> 2,5 Juta 44 62.9
< 2,5 Juta 26 37.1

3
Grafik 1 Karakteristik Responden penelitian berdasarkan karakteristik Psikososial
(pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan).

46
50 44
45 38
40 32
35
26
30
25
20 13
15 10
10
1
5
0

Petani
Wiraswata

< 2,5 Juta


IRT
Kurang

> 2,5 Juta


PNS
Cukup

Tingkat Pekerjaan Pendapatan


Pendidikan

Tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi sampel 70 responden dengan Tingkat


Pendidikan terbanyak adalah Baik sebanyak 32 (45,7%), Kurang sebanyak 38 (54,3%).
Pekerjaan terbanyak adalah Wiraswasta 46 (65,7%), PNS sebanyak 13 (18,6%), Petani
sebanyak 10 (14,3%). IRT sebanyak 1 (1,4%).
Sumber biaya terbanyak adalah > 2,5 Juta sebanyak 44 (762,9%), < 2,5 Juta sebanyak
26 (37,1).

Tabel 2. Karakteristik Responden penelitian berdasarkan karakteristik Mediko


Obstetrik (Paritas, Jarak Persalinan, Riwayat Obsestri Buruk) terhadap
Rujukan RS Jejaring.
Karakteristik N=70 Persentase (%)
Paritas
Resiko Tinggi 9 12.9
Resiko Rendah 61 87.1
Jarak Persalinan
0 tahun 1 1.4
1 tahun 27 38.6
2-3 tahun 42 60.0
Riwayat Obstetrik Buruk
Resiko Tinggi 59 84,3
Resiko Rendah 11 15,7

4
Grafik 2. Karakteristik Responden penelitian berdasarkan karakteristik Mediko
Obstetrik (Paritas, Jarak Persalinan, Riwayat Obsestri Buruk).

61 59
70
60
42
50
40 28
30
20 9 11
10
0
Resiko Tinggi

Resiko Tinggi
Resiko Rendah

2-3 tahun

Resiko Rendah
1 tahun

Paritas Jarak Persalinan Riwayat Obsestri Buruk

Tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi sampel 70 responden dengan Paritas terbanyak


adalah Resiko rendah sebanyak 61 (87,1%), resiko tinggi sebanyak 9 (12,9%).
Jarak Persalinan terbanyak adalah jarak 2-3 tahun sebanyak 42 (60%), jarak 1 tahun
sebanyak 28 (40%).
Riwayat Obstetrik Buruk terbanyak adalah Resiko tinggi 59 (84,3%), resiko rendah
sebanyak 11 (15,7%).
Analisis Hubungan Antar Variabel
Untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
digunakan tabulasi silang dilanjutkan dengan analisis Chi Square.
Tabel 3 Hubungan tingkat pendidikan, Pekerjaan, Sumber Biaya, Paritas, Jarak
Persalinan, Riwayat Obsestri Buruk dengan Rujukan RS Jejaring
Rujukan RS Jejaring
n= 70 Total P
Ya Tidak
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Tingkat
Pendidikan 11 15,7 21 30 32 45,7 X2=0,777
Baik 17 24,3 21 30 38 54,3 P=0,378
Kurang
Pekerjaan
IRT 1 1,4 0 0 1 1,4
Wiraswata 18 25,7 28 40 46 65,7 X2=4,220
Petani 2 2,9 8 11,4 10 14,3 P=0,239
PNS 13 18,6
7 10 6 8,6
Pendapatan
> 2,5 Juta 23 32,9 3 4,3 26 37,1 X2=40,476
< 2,5 Juta 5 7,1 39 55,7 44 62,9 P=0,000

5
Paritas
Resiko Tinggi 7 10 2 2,9 9 12,9 X2=6,141
Resiko Rendah 21 30 40 57,1 61 87,1 P=0,013
Jarak Persalinan
Resiko Tinggi 28 40 0 0 28 40 X2=70,00
Resiko Rendah 0 0 42 60 42 60 P=0,000
Rwt. Obs. Buruk
Resiko Tinggi 7 10 2 2,9 9 12,9 X2=6,141
Resiko Rendah 21 30 40 57,1 61 87,1 P=0,013

Dari tabel 2, menunjukkan bahwa Tingkat Pendidikan pasien berhubungan dengan


Rujukan RS Jejaring, dari 70 responden, Tingkat pendidikan baik sebanyak 11 (15,7%) yang
merujukan RS jejaring, sebanyak 21 (30%) yang tidak merujuk RS jejaring. Tingkat
Pendidikan kurang sebanyak 17 (24,3%) yang merujukan RS jejaring, sebanyak 21 (30%)
yang tidak merujuk RS jejaring. Hasil uji stastistik menunjukan tidak ada hubungan yang
signifikan antara tingkat pendidikan dengan Rujukan RS Jejaring , dimana nilai P = 0,378 < 
0,05.
Pekerjaan pasien berhubungan dengan Rujukan RS Jejaring, dari 70 responden, IRT
sebanyak 1 (1,4%) yang merujukan RS jejaring, sebanyak 0 (0%) yang tidak merujuk RS
jejaring. Wiraswasta sebanyak 18 (25,7%) yang merujukan RS jejaring, sebanyak 28 (40%)
yang tidak merujuk RS jejaring, Petani sebanyak 2 (2,9%) yang merujukan RS jejaring,
sebanyak 8 (11,4%) yang tidak merujuk RS jejaring, PNS sebanyak 7 (10%) yang merujukan
RS jejaring, sebanyak 6 (8,6%) yang tidak merujuk RS jejaring. Hasil uji stastistik menunjukan
tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan Rujukan RS Jejaring , dimana nilai
P = 0,239 <  0,05.
Paritas pasien berhubungan dengan Rujukan RS Jejaring, dari 70 responden, resiko
tinggi sebanyak 7 (10%) yang merujukan RS jejaring, sebanyak 2 (2,9%) yang tidak merujuk
RS jejaring. Paritas resiko rendah sebanyak 21 (30%) yang merujukan RS jejaring, sebanyak
40(57,1) yang tidak merujuk RS jejaring. Hasil uji stastistik menunjukan ada hubungan yang
signifikan antara Paritas dengan Rujukan RS Jejaring , dimana nilai P = 0,013 <  0,005.
Jarak Persalinan pasien berhubungan dengan Rujukan RS Jejaring, resiko tinggi
sebanyak28 (40%) yang merujukan RS jejaring, sebanyak 0 (0%) yang tidak merujuk RS
jejaring. Paritas resiko rendah sebanyak 0 (0%) yang merujukan RS jejaring, sebanyak
42(60%) yang tidak merujuk RS jejaring. Hasil uji stastistik menunjukan ada hubungan yang
signifikan antara Paritas dengan Rujukan RS Jejaring , dimana nilai P = 0,000 <  0,00.
Riwayat Obstetrik Buruk pasien berhubungan dengan Rujukan RS Jejaring, resiko
tinggi sebanyak 7 (10%) yang merujukan RS jejaring, sebanyak 2 (2,9 %) yang tidak merujuk

6
RS jejaring. Paritas resiko rendah sebanyak 21 (30%) yang merujukan RS jejaring, sebanyak
40 (57,1) yang tidak merujuk RS jejaring. Hasil uji stastistik menunjukan ada hubungan yang
signifikan antara Riwayat Obstetrik Buruk dengan Rujukan RS Jejaring , dimana nilai P = 0,013
<  0,00.

PEMBAHASAN
Hubungan tingkat pendidikan dengan Rujukan RS Jejaring
Tidak ada hubungan tingkat pendidikan dengan Rujukan RS Jejaring secara signifikan.
dimana p=0,0378 <  0,05. Tingkat pendidikan dengan rujukan RS Jejaring menunjukkan
bahwa ibu dengan tingkat pendidikan yang baik akan melakukan rujukan ke RS jejaring.
Tingkat pendidikan ibu dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara tingkat pendidikan ibu dengan Rujukan RS Jejaring. Penelitian ini berbeda dengan
penelitian Margretha I. (2013) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
Tingkat pendidikan Ibu dengan Rujukan RS Jejaring.10

Hubungan Pekerjaan dengan Rujukan RS Jejaring


Tidak ada hubungan Pekerjaan dengan Rujukan RS Jejaring secara signifikan. dimana
p=0,239 <  0,05. Berbeda dengan penelitian Hutabalian (2011)11 di Medan yang
menunjukkan bahwa ada hubungan antara Pekerjaan Ibu dengan Rujukan RS Jejaring.
Semakin baik pekerjaan seorang, maka semakin mampu mandiri dalam mengambil keputusan
menyangkut diri mereka sendiri, khususnya keputusan rujukan RS jejaring. Pekerjaan ibu dari
hasil penelitian lain menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pekerjaan ibu
dengan rujukan RS Jejaring.

Hubungan Pendapatan dengan Rujukan RS Jejaring


Tidak ada hubungan Pendapatan dengan Rujukan RS Jejaring secara signifikan. dimana
p=0,000 <  0,05. Berbeda dengan penelitian Hutabalian (2011)11 di Medan yang
menunjukkan bahwa ada hubungan antara Pendapatan keluarga dengan Rujukan RS Jejaring.
Semakin baik pendapatan seorang, maka semakin mampu mandiri dalam mengambil
keputusan menyangkut diri mereka sendiri, khususnya keputusan rujukan RS jejaring.
Pendapatan keluarga dari hasil penelitian lain menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
tingkat pendapatan keluarga dengan rujukan RS Jejaring.

Hubungan Paritas dengan Rujukan RS Jejaring


Ada hubungan Paritas Ibu dengan Rujukan RS Jejaring secara signifikan. dimana
p=0,013 <  0,05. Sejalan dengan penemuan Djamhoer (2011) yang menunjukkan bahwa ada

7
hubungan antara paritas Ibu dengan Rujukan RS Jejaring. 1 Semakin tinggi paritas wanita,
maka semakin akan semakin beresiko tinggi sehingga dalam mengambil keputusan
menyangkut diri mereka sendiri akan merujuk ke RS jejaring.

Hubungan Jarak Persalinan dengan Rujukan RS Jejaring


Ada hubungan jarak persalinan dengan rujukan RS Jejaring secara signifikan. dimana
p=0,00 <  0,05. Penelitian ini sesuai dengan Gabriellyn Sura Pongsibidang (2013) menunjukkan
bahwa ada hubungan antara jarak kehamilan denganRujukan RS Jejaring. 25 dan didukung oleh
Djumhoer (2011).1

Hubungan Riwayat Obstetrik Buruk dengan Rujukan RS Jejaring


Ada hubungan Riwayat obstetrik buruk Ibu dengan Rujukan RS Jejering secara signifikan.
dimana p=0,013 <  0,05. Sejalan dengan penelitian Mulyati I. (2011) yang menunjukkan bahwa
ada hubungan antara Riwayat obstetrik buruk dengan rujukan RS Jejaring.21

Kesimpulan
Faktor determinan Psikososial dan Mediko obsetetrik pada pasien rujukan di RS jejaring
berdasarkan hasil penelitian sepanjang bulan Januari 2018-Maret 2018 pada rumah sakit jejaring
dalam wilayah Kota Makassar. Dengan angka kejadian komplikasi yang tidak sejalan psikososial
dan mediko obstetrik. Oleh karena data dan informasi merupakan sumber yang penting dalam
pelaksanaan penelitian ini, sebagai bahan masukan dalam proses pengambilan keputusan dan
dalam hal perencanaan rujuk RS Jejaring.
Dari uraian hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan antara Paritas, jarak persalinan, dan riwayat obstetrik buruk dengan
Rujukan RS Jejaring .
2. Tidak terdapat hubungan antara tingkat Pendidikan, pekerjaan tidak berhubungan
dengan Rujukan RS Jejaring.

SARAN
1. Kepada wanita usia subur remaja untuk menambah pengetahuannya mengenai Kehamilan,
karena hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan mengenai
Kehamilan maka akan semakin baik pula penanganannya.
2. Kepada instansi kesehatan, hendaknya sering melakukan upaya promosi mengenai
Kehamilan, seperti penyuluhan tentang bahaya komplikasi kehamilan dan sumber
informasi mengenai sistem rujukan.

8
3. Diupayakan memantapkan pelayanan program keluarga berencana yang bertujuan
untuk menunda kehamilan, mengatur jarak kehamilan atau mencegah kehamilan jika
jumlah anak yang diinginkan sudah tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djamhoer dkk. 2011. Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial, PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
2. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Sekretariat Jenderal. Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan tahun 2015-2019. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
3. Dewi, Y dan H. Fauzi. 2007. Operasi Caesar pengantar Dari A sampai Z. Jakarata Edsa
Mahkota.
4. Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta.
5. Evans, D. B., Hsu, J., & Boerma, T. 2013. (UHC) Universal Health Coverage & Universal
Access, Vol. 91: 8 (2013). Pro Quest, 546. 546A.
6. Notoadmojo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta Rineka Cipta.
7. Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Jakarta.
8. Salfariani, Intan 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memilih persalinan Sectio
Caesarea tanpa indikasi Medis di Rumah sakit Umum Bunda Tamrin Medan. [Skripsi]
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Vol 1 No 1 2012.
9. Sumarwan, Ujang. 2014. Perilaku Konsumen: Teori dan penerapannya dalam pemasaran.
Bogor, Gjalia Indonesia.
10. Margaretha, I, G. 2003. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan Dalam
memilih layanan ruang rawat inap kelas 1, VIP dan VVIP di Rumah sakit Bhakti Yudha:
Depok. FKM UI.
11. Hutabalian, Dintar. 2011. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Ibu bersalin terhadap
indikasi tindakan Sectio Caesarea Dalam Persalinan Di Rumah Sakit Umum Daerah
Swadana Taratung. Program S2 Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Medan
12. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2008
13. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Pedoman Sistem Rujukan Nasional.
Jakarta: Direktorat Jenderal BUK (Bina Upaya Kesehatan) Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
14. Kasdu, Dini. 2003. Operasi Caesarea Masalah dan Solusinya. Jakarta: Puspa Swara.
15. Wiknjosastro S., 2005. Ilmu kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
16. Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Keperawatan Maternal. Jakarta: EGC
17. Budianti, Windi. 2011. Faktor faktor yang berhubungan dengan persalinan Sectio
Caesarea di Wilayah Puskesmas WIRE kecamatan Semanding Kabupaten Tuban,
[Skripsi] Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesian Rekam Medik Rumah Sakit Ibu dan
Anak Sitti Khadijah I, Makassar.
18. Cunningham B, Hauth, Spong. 2010. Fisiologi ibu hamil. Obstetri Williams. 1: EGC
Medical; p. 118-9
19. Silvia, Aulia. 2011. Faktor-faktor risiko persalinan Sectio Caesarea di RSUD Dr.
Adijidarmo Lebak. Fakultas kedokteran ilmu kesehatan universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Setiadi. Konsep dan Keperawatan keluarga, Surabaya: Graha Ilmu
20. Anderson, L. W, Krathwolh. D. R. 2011. A Taxonomy For Learning, Teaching and
Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Education. New York; Edition Wesley

9
Lonman inc.
21. Mulyawati, Isti, dkk. 2011. Faktor tindakan persalinan Operasi Sectio Caesarea. Jurnal
kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang Vol.7 No.1
22. Nurak, Maria Trivonia. 2011. Indikasi Persalinan Sectio Caesarea Berdasarkan Ummur
dan Paritas Di Rumah Sakit SKT Gubeng Pojok Surabaya, Karya Tulis Ilmiah USU
23. Suryani. 2008. Hubungan karakteristik ibu bersalin dan Antenatal Care dengan perdarahan
pasca persalinan di rumah sakit umum dr. Pringadi Medan. Jurnal ilmiah Pannmed, Vol.3
24. Setiadi. 2008. Konsep dan Keperawatan keluarga, Surabaya: Graha Ilmu
25. Pongsibidang, Gabriellyn, S. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan Kunjungan
Antenatal Di Wilayah Kerja Puskesmas Kapala Pitu Kabupaten Toraja Utara. Jurnal Penelitian
Epidemiologi Kesehatan. Unhas. 2013

10

Anda mungkin juga menyukai