Abstrak
Kesehatan merupakan kebutuhan pokok hidup manusia dan pemerintah bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata. Salah satu upaya pemerintah
adalah program CERDIK. Program CERDIK terdiri dari Cek Kesehatan secara berkala,
Enyahkan asap rokok, Rajin Olahraga, Diet, Istirahat yang cukup dan Kelola stress Program ini
dilaksanakan untuk mencegah kematian akibat penyakit tidak menular dengan cara
menekankan pada aspek promotif dan preventif. Selain itu pelayanan informasi obat juga
merupakan upaya meningkatkan pelayan kesehatan masyarakat. Penyakit Hipertensi
merupakan salah satu penyakit tidak menular yang masuk dalam 10 penyakit terbesar di Kota
Surakarta. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi
pada Program CERDIK dan Informasi Obat di Puskesmas Purwosari dan Puskesmas
Purwodiningratan Surakarta.
Penelitian merupakan penelitian deskriptif observasional menggunakan kuisoner pada pasien
hipertensi di Puskesmas Purwosari dan Puskesmas Purwodiningratan Surakarta selama
periode Mei-Agustus 2019. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam
bentuk diagram dan tabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien hipertensi di Puskesmas Purwosari dan
Puskesmas Purwodiningratan Surakarta terdiri dari perempuan 63,73% dan laki-laki 36,27%
dengan pendidikan terakhir tertinggi adalah sarjana (S1) sebesar 34,31%. Responden memiliki
tingkat pengetahuan baik (58,82%), cukup baik (37,25%) dan buruk (3,92%).
Abstract
Health is a basic necessity of human life and the government is responsible for administering
equitable health efforts. One of the government's efforts is CERDIK program. The CERDIK
Program consists of a complete Health Check, Get rid of cigarettes, Exercise Diligently, Balanced
dietary, Get enough rest and stress management.This program was implemented to prevent
deaths from non contagious diseases by discussing about promotive and preventive programs. In
addition, drug information services are also an effort to improve public health services.
Hypertension is one of the non contagious diseases that is one of the 10 biggest diseases in the
city of Surakarta. Therefore, the authors wants to observe patient knowledge of CERDIK program
and Drug Information on hypertenstion Patients in Puskesmas Puskesmas Purwosari and
Puskesmas Purwodiningratan Surakarta.
The study was an observational descriptive study with questionnaire methods given to
hypertenstion patients at Puskesmas Purwosari and Puskesmas Purwodiningratan Surakarta
during May-August 2019. The data obtained were analyzed descriptively and presented in the
form of diagrams and tables. The results showed that respondent consisted of 63.73% women
Received August 23, 2019; Revised August 28, 2019; Accepted August 31, 2019
68 ◼ ISSN: 2614-4840
and 36.27% men with the highest completed education being bachelor (S1) of 34.31%.
Respondent have a good level of knowledge (58.82%), average (37.25%) and bad (3.92%).
Pendahuluan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang
bersifat mutlak dan pemerintah bertanggung jawab merencanakan,
menyelenggarakan, membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya
kesehatan yang merata. Salah satu upaya pemerintah adalah program
CERDIK untuk mengendalikan Penyakit Tidak Menular (PTM). Program ini
dilaksanakan untuk mencegah kematian akibat penyakit tidak menular
dengan cara menekankan pada aspek promotif dan preventif. Selain itu
pelayanan informasi obat juga merupakan upaya meningkatkan pelayanan
kesehatan masyarakat. Dalam menggunakan obat, masyarakat perlu
menerapkan gerakan masyarakat hidup sehat mengingat adanya
peningkatan penyakit tidak menular (PTM) tiap tahunnya.
Presentase kematian penyakit tidak menular sebesar 60% dan 43%
Kesakitan. Tahun 2014 pola kematian akibat penyakit tidak menular semakin
meningkat dari 37% menjadi 57%. Di Indonesia kematian kasus penyakit tidak
menular terus meningkat. Penyakit tidak menular merupakan salah satu
penyebab kematian terbesar pada semua kelompok umur.1 Penyakit tidak
menular (PTM) merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian dalam
dunia kesehatan karena merupakan salah satu penyebab dari kematian.2
Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang
ke orang yang memiliki durasi yang panjang dan pada umumnya berkembang
secara lambat.3 Penyakit yang tergolong ke dalam PTM antara lain adalah
Penyakit kardiovaskuler (hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke),
diabetes melitus serta kanker.4
Hipertensi merupakan jenis penyakit tidak menular yang dapat
mengakibatkan penyakit komplikasi yang mempengaruhi kesakitan dan
kematian.2 Penyakit hipertensi menyebabkan morbiditas dan mortilitas
sebesar 20-50% dari total kematian. Tahun 2025 penderita hipertensi
diprediksi akan meningkat dari 26,4% jiwa menderita menjadi 29,2%.5
Prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi dan merupakan salah satu
penyakit tidak menular yang masuk dalam 10 penyakit terbesar di Kota
Surakarta. Tahun 2016 jumlah kasus hipertensi sebesar 59.028 kasus, kasus
meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 52.637 kasus.6
Puskesmas merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang melayani
kesehatan perorangan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif
yang bersifat non spesialistik (primer) yang meliputi pelayanan rawat jalan
dan rawat inap.7 Kurangnya pemahaman masyarakat tentang obat seperti
cara penyimpanan obat, interaksi obat, efek samping dan pola perilaku
hidup sehat seringkali terjadi pada masyarakat sehingga dapat
menyebabkan kesehatan baru seperti munculnya komplikasi penyakit hipertensi.
Dari paparan di atas maka diperlukan penelitian mengenai tingkat
pengetahuan pasien hipertensi pada Program CERDIK dan informasi obat di
Puskesmas Purwosarid dan Pusekesmas Purwodiningratan Surakarta. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan
Program CERDIK dan Informasi obat sehingga bisa menjadi evaluasi program
Pharmed Vol. 2, No. 2, Agustus 2019: 67 – 74
Pharmed ISSN: 2614-6118 ◼ 69
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan
analisis deskriptif pada pasien hipertensi di Puskesmas Purwosari dan
Puskesmas Purwodiningratan Surakarta selama periode Mei-Agustus 2019.
Sampel diambil dengan teknik non random sampling yaitu secara purposive
sampling. Berdasarkan hasil purposive sampling terdapat dua puskesmas
tempat dilakukan penelitian yaitu Puskesmas Purwosari dan Puskesmas
Purwodiningratan. Besar sampel dihitung dengan rumus solvin. Berdasarkan
perhitungan maka diperoleh besar sampel minimal 96 responden.
Data dikumpulkan melalui pengisian kuisoner dari responden secara
langsung. Kuisoner yang digunakan dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih
dahulu kepada 30 responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan
responden penelitian. Uji validitas dilakukan menggunakan analisis product
moment, data yang telah dianalisis kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel.
Kuesioner dikatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel. Uji validitas juga
dilakukan menggunakan uji validitas muka, yaitu dengan mengukur item-item
dalam kuesioner dengan melihat tata bahasa. Uji validitas ini dilakukan untuk
melihat apakah pertanyaan yang diajukan mudah dipahami oleh orang secara
umum. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan analisis alpha cronbach, yaitu
kuisioner dikatakan reliabel apabila nilai α > 0,600. Data yang didapat
selanjutnya dianalisis menggunakan analisis univariate dengan memanfaatkan
aplikasi SPSS.
Pada saat memberi kuisoner Responden diberikan penjelasan untuk
kesediaan pasien dan diminta untuk mengisi informed consent. Pasien dipandu
oleh peneliti dalam mengisi kuisoner. Data yang sudah dikumpulkan kemudian
dianalisis dengan cara mengkategorikan hasil kuesioner tingkat pengetahuan
pasien menjadi kategori kurang, cukup dan baik. Tingkat pengetahuan
(presentase) dihitung dengan cara skor aktual dibagi dengan skor ideal dan dikali
100%. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atau kuesioner yang telah
diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atas seluruh responden
diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Tingkat pengetahuan
dikatakan baik apabila memiliki interval 75–100%, cukup apabila memiliki interval
55–74%, dan buruk apabila memiliki interval ≤55%. Setelah perhitungan
persentase skor aktual dari sampel, kemudian akan dihitung persentase untuk
setiap kategori tingkat pengetahuan baik, cukup dan buruk. Penyajian data
ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram batang.8
Tingkat Pengetahuan Program CERDIK dan Informasi Obat Pada Pasien Hipertensi Di
Puskesmas Purwosari dan Puskesmas Purwodiningratan Surakarta (Risma Sakti Pambudi)
70 ◼ ISSN: 2614-4840
Penelitian ini sudah melewati proses review dari Komite Etik Kesehatan RSUD
Dr. Moewardi Surakarta dan telah dinyatakan layal etik. Program CERDIK
merupakan langkah preventif yang dibuat oleh pemerintah dengan tujuan
meningkatkan masyarakat dapat terhindar dari penyakit tidak menular (PTM).
Langkah preventif ini dilakukan oleh puskesmas yang merupakan sarana
pelayanan kesehatan yang bertugas dalam memberikan upaya promotif dan
preventif dalam meningkatkan upaya tersebut maka pasien juga perlu
mengetahui informasi obat yang dikonsumsi dengan baik. Tingkat Pengetahuan
pasien diketahui melalui jawaban kuisoner responden.
Penelitian dilakukan selama Mei-Agustus 2019 dengan besar sampel 102
responden dari dua puskesmas yaitu puskesmas purwosari dan
purwodiningratan. Puskesmas tersebut dipilih berdasarkan data kunjungan
pasien hipertensi dari dinas kesehatan surakarta. Kunjungan tertinggi tahun
2017 dari dinas kesehatan sebanyak 2.623 untuk puskesmas purwodiningratan
dan 2.069 puskesmas purwosari. Responden merupakan pasien hipertensi yang
melakukan pengobatan di puskesmas tersebut baik pasien yang mengikuti
program prolanis dan tidak mengikuti program prolanis. Dari penelitian
didapatkan informasi karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin, dan
pendidikan terakhir (Tabel 1).
Tabel 1. Karakteristik Responden di Puskesmas Purwosari dan Purwodiningratan
Karakteristik Jumlah (n) Presentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-Laki 37 36,27
Perempuan 65 63,73
Usia
>40 tahun 4 3,92
41-50 tahun 8 7,84
51-60 tahun 29 28,43
61- 70 tahun 46 45,10
71-80 tahun 12 11,76
>80 tahun 3 2,94
Pendidikan Terakhir
SD 17 16,67
SMP 13 12,75
SMA 32 31,37
STM 1 0,98
D3 4 3,92
Sarjana (S1) 35 34,31
Prolanis 57 55,88
Non Prolanis 45 44,12
Gambar 1. Tingkat Pengetahuan Program CERDIK dan Informasi Obat Pasien Hipertensi di Puskesmas
Purwosari dan Purwodiningratan
Salah satu faktor penyebab terjadinya hipertensi dibagi menjadi dua bagian yaitu
yang pertama faktor yang tidak bisa dikendalikan seperti umur, jenis kelamin,
genetik dan yang kedua faktor yang bisa dikendalikan seperti obesitas, nutrisi
dan stress.20
Dalam meningkatkan langkah promotif dan preventif dibutuhkan peran
tenaga kesehatan di lingkungan sekitar khususnya apoteker untuk meningkatkan
pengetahuan terkait terapi pengobatan dan non obat yaitu pola hidup yang
sehat. Langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pasien
hipertensi tentang pengobatan dan pola hidup yang sehat. Dari penelitian
didapatkan tingkat pengetahuan yang baik, cukup dan buruk. Akan tetapi upaya
promotif dan preventif tetap diberikan secara berkala.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Tingkat
pengetahuan pasien hipertensi di Puskesmas Purwosari dan Purwodiningratan
memiliki tingkat pengetahuan baik sebesar 58,82%, cukup baik 37,25% dan
pengetahuan buruk 3,92% dengan jumlah pasien terbanyak adalah wanita
(63,73%), peserta Prolanis (55,88%) dengan Jenjang pendidikan tertinggi
adalah S1 (34,31%).
Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan RI. (2007). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
2. Jansje H, V. Ticoalu & Yoseph L Samodra. ( 2018). Prevalensi Penyakit
Tidak Menular Pada Tahun 2012-2013 di Kecamatan Airmadidi Kabupaten
Minahasa Utara Sulawesi Utara, Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas
Sam Ratulangi, 2 (1)
3. Departemen Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
4. Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka
Cipta
5. Lasianjayani T & Martini S. (2014). Hubungan Antara Obesitas dan Perilaku
Merokok Terhadap Kejadian Hipertensi, Jurnal Berkala Epidemiologi, 2(3).
6. Dinas Kesehatan Kota Surakarta. (2017). Profil Kesehatan Kota Surakarta
2017. Surakarta: Dinas Kesehatan Kota Surakarta.
7. Kementrian Kesehatan RI. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada
Jaminan Kesehatan Nasiona. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
8. Arikunto A. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek (ed revisi).
Jakarta: Rineka Cipta.
9. Pramestuti HR & Silviana N. (2016). Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi
tentang Penggunaan Obat di Puskesmas Kota Malang, Jurnal Farmasi Klinik
Indonesia, 5(1).26-34.
10. Hajjar I, Kotchen TA. (2205). Trends in prevalence, awareness, treatment,
and control of hypertension in the United States. JAMA, 290(2), 199-206.
https://doi.org/10.1001/jama.290.2.199
Tingkat Pengetahuan Program CERDIK dan Informasi Obat Pada Pasien Hipertensi Di
Puskesmas Purwosari dan Puskesmas Purwodiningratan Surakarta (Risma Sakti Pambudi)
74 ◼ ISSN: 2614-4840