Nim :2107010173
Prodi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Jurnal 1
1. Judul :
Pengaruh Pengetahuan dan Dukungan Keluarga Terhadap Diet Hipertensi di Desa Hulu Kecamatan
Pancur Batu
Tahun :
2016
Penulis :
Almina Rospitaria Tarigan (Alumni Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara), Zulhaida Lubis (Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara),
Syarifah
Semakin hari penderita hipertensi ini semakin menjamur dikalangan masyarakat. Total 1 miliar orang
di dunia menderita penyakit ini. itu artinya 1 banding 4 dengan orang dewasa lainnya. WHO
menyebutkan penderita hipertensi akan terus meningkat karena terjadinya pertambahan penduduk
yang tidak bisa dikendalikan terlebih lagi pada negara berkembang dimana memiliki rasio yang
sangat tinggi hingga 40%. Sedangkan Indonesia sendiri telah mencapai rasio 32% dari total jumlah
penduduk yang ada(widiyani,2013).
Berdasarkan laporan dari kemenkes pada tahun 2013, hipertensi ini menjadi penyebab kematian
nomor 3 dengan proporsi kematian sebesar 6,7% dari populasi kematian dengan semua rentang
umur di Indonesia. Di provinsi Sumatra Utara sendiri berdasarkan hasil riskesdas pada tahun 2013
melaporkan jika kasus hipertensi disana mencapai 45,69% dengan rentang umur diatas 60 tahun
bagi penderita rawat jalan. Hal ini berimbas kepada proporsi kematian pada provinsi Sumatra Utara
ini yang mencapai 27,02% dan menduduki peringkat pertama penyakit penyebab kematian
(kemenkes 2013).
Berdasarkan survey yang dilakukan pada bulan januari tahun 2015 bertepat di puskesmas Pancur
Batu dengan memiliki wilayah kerja 22 desa ditracking terdapat peningkatan terhadap pasien
penderita hipertensi yang dirawat inap dalam rentang waktu 2013 hingga 2015. Adapun jumlah
penderita pada tahun 2013 yaitu 2842 penderita, tahun 2014 yaitu 2855 penderita dan 2015 hingga
bulan juni mencapai 1250 penderita. Jumlah penderita hipertensi terbanyak diduduki oleh desa Hulu
dengan total 108 orang pada tahun 2015. Dari 108 orang ini diantaranya berusia diatas 45 tahun
dengan jumlah 38 orang. Dan 4 orang diantaranya mengalami stroke ringan dan 1 lagi merupakan
penderita stroke berat.
Berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada beberapa penderita hipertansi ini
dengan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan penyakitnya Sebagian besar dari mereka tidak
terlalu memahami asupan makanan yang harus di konsumsi, juga mereka tergolong pada tingkat
Pendidikan yang rendah dan jarang sekali mendapatkan informasi ataupun penyuluhan terkait
Kesehatan yang memang sudah seharusnya diupayakan pada puskesmas puskesmas terkait yang ada
di daerah tersebut. Mereka beranggapan jika tekanan darah yang tinggi akan berangsur angsur turun
selama beberapa hari dan menjadi normal. Jadi mereka cenderung cuek terhadap penyakit
hipertensi yang bisa menyebabkan terhadap stroke ini.
Metodologi penelitian
Pada peneliatian ini menggunakan jenis cross sectional study dengan melakukan pendekatan
explanatory. Untuk pelaksanaannnya dilakukan pada bulan April hingga juni pada tahun 2016.
Populasi yang didapat dari hasil penelitian merupakan seluruh penderita dari hipertensi yang ada di
desa Hulu Kecamatan Pancur Batu dengan berjumlah 108 orang dan seluruh populasi yang ada ini
dijadikan sample dengan data diperoleh menggunakan wawancara dengan kuisioner.
Hasil penelitian
Karakteristik responden yang ada meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, Pendidikan. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa responden dengan umur yang terbanyak merupakan rentang umur
37 hingga 43 tahun dengan jumlah 46 orang. Ini meliputi sebesar 42,6 persen dari total keseluruhan.
Sedangkan jika menilik dari jenis kelamin, perempuan merupakan penderita terbanyak pada kasus
hipertensi ini yaitu dengan jumlah 58 orang (53,7%). Jika dilihat dari segi Pendidikan, tingkat SLTA
merupakan yang terbanyak dengan jumlah 52 orang (48%) dan terakhir berdasarkan pekerjaan yaitu
petani dengan jumlah 49 orang (45,4%).
Dari hasil penelitian, pengaruh sikap dengan pelaksanaan diet hipertensi hasil uji statistic
menggunakan chi-square didapatkan p<0,05. Hal ini menunjukan ada pengaruh yang signifikan
antara dukungan keluarga dengan pelaksanaan diet hipertensi, artinya semakin baik dukungan
keluarga maka semakin baik pelaksanaann diet hipertensi. Sedangkan pengaruh yang siginifikan
antara sikap dengan pelaksanaann diet hipertensi. Hasil uji statistic multivariat sikap yang membuat
positif dan signifikan terhadap pelaksanaan diet hipertensi (p<0.05); nilai Exp (B) = 9,655; CI For Exp
(B) (1,826 51,051). Dengan ini telah jelas bahwa responden yang memiliki sikap positif terhadap diet
hipertensi dan pengaturan makanan diet hipertensi mempunyai peluang 10 kali pelaksanaan diet
hipertensi dengan baik
Berdasarkan karakteristik dari responden ini, hipertensi tidak berbeda dengan penyakit degenerative
lainnya yang dianggap sebagai penyakit yang diam diam mematikan. Memang penyakit seperti ini
akan dirasakan akibatnya apabila seseorang telah mengalami komplikasi dari meningkatnya tekanan
darah dengan beberapa gejala yang mungkin bagi banyak orang dianggap sepele seperti sakit kepala
atau bahkan nyeri tengkuk sekalipun.
Hal ini pernah dikemukakan oleh mansjoer (2001), iya mengatakan bahwa umur lebih dari 40 tahun
beresiko untuk mengidap penyakit hipertensi. Hal ini dikarenakan arteri yang ada pada rentang usia
diatas 40 tahun telah kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya dan tekanan darah seiring
bertambahnya usia. Ada juga yang mengatakan bahwa kebanyakan orang mengidap hipertensi pada
usia lima puluhan atau sampai enam puluhan(Staessen et al, 2003).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh signifikan antara pengetahuan dan sikap
serta dukungan keluarga terhadap pelaksanaan diet hipertensi dilihat dari nilai signifikan (p=0.001)
sehingga (p<0.005), maka Ha diterima dan Ho ditolak, dengan begitu pengetahuan responden yang
baik dan sikap positif serta dukungan keluarga yang baik akan memiliki peluang pelaksanaannn diet
hipertensi dengan baik dan benar.
Jurnal 2
Judul Jurnal : Laporan Langsung Psychopaty dan Hubungannya dengan Perbuatan Kriminal serta
Antisosial berdasarkan Sampel pada Lulusan S1 Universitas
Tahun : 2016
REVIEW
Psikopati merupakan gangguan kepribadian kompleks yang memiliki gejala berupa kedangkalan,
impulsive, egosentrisme, kurangnya rasa bersalah dan penyesalan pada individu. Seseorang yang
menderita gangguan ini memiliki gejala berupa gangguan antisosial dan tingkah laku criminal. Pada
tinjauan ini melihat seseorang dengan gejala psikopat dari dua konteks yaitu non criminal dan
pidana. Terdapat beberapa teori mengenai penyebab hingga hubungan antara perilaku antisosial
yang berkaitan dengan faktor psikologis, biologis dan faktor sosial.
Penulis menggunakan teori utama berupa aliran psikoanalisis yang dicetuskan oleh Sigmund Freud
pada karya ilmiah ini. Teori aliran psikoanalisis ini merupakan teori pembentukan kepribadian
seorang individu.
Metode Penelitian:
Jurnal ini menggunakan pendekatan kuantitatif pada penelitiannya. Seluruh data yang terkumpul
kemudian dianalisis dengan metode analisis regresi menggunakan metode stepwise.
Sampel Penelitian:
Penelitian mengambil sampel sebanyak 300 mahasiswa dengan persentase 82% perempuan dan
18% laki-laki di Universitas Panca Husada menggunakan teknik populatif.
Penelitian berhasil menunjukkan hubungan antara sikap criminal, psikopati serta kecenderungan
berpikir yang mendorong sikap antisosial berdasarkan sampel mahasiswa. Rata-rata menunjukkan
bahwa sebagian besar mahasiswa tidak menunjukkan kecenderungan ciri-ciri psikopat, mode
berpikir mengarah ke perbuatan pidana hingga substantive criminal.
Sementara untuk mereka yang menunjukkan adanya tendensi sikap criminal dalam berpikir, hingga
kognisi terhadap pelanggaran dan kecenderungan antisosial memiliki persentase rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin meningkatnya jumlah pemikiran yang mengarah ke perbuatan
criminal serta sikap pelanggaran hukum, juga didukung oleh meningkatnya perilaku antisosial dari
hasil responden.
Jurnal 3
Jurnal 4
Jurnal 5
Public health: disconnections between policy, practice and research
a. Tema jurnal
Kesehatan masyarakat adalah
prosesmemobilisasi masyarakat dan melibatkan sumber daya lokal,
regional, nasional dan internasional yang meliputi kebijakan, praktek
dan penelitian untuk menjamin kondisi di mana masyarakat bisa sehat
b. Isi Jurnal
Siklus kerja dari setiap proses peningkatan derajat kesehatan
masyarakat memiliki langkah-langkah yang berurutan yaitu
identifikasi masalah,
perumusan masalah, pendekatan, implementasi, dan
evaluasi, permasalahannya Sejauh ini penelitian mengenai perubahan
sosialhanya difokuskan pada agenda-setting, seperti yang
diungkapkan oleh Kingdon, dan hanya menggunakan pengetahuan
akademik dalam proses
pembuatan kebijakan, sementara kolaborasi antara kebijakan, praktek
danpenelitian sangat penting untuk memperoleh bukti yang lebih
solid dalam kesehatan masyarakat,sebagaimana
diuraikan oleh Weiss. Namun,
tiga domain tersebut tidak mudah untuk bekerja sama karena mereka
berasal dari tiganiche (kedudukan) yang mandiri.
Metode Penelitian jurnal ini yaitu deskriptif kualitatif dilakukan
dengan cara pencarian literatur. peneliti menganalisis empat
langkahkebijakan, praktik dan riset siklus. Selanjutnya,
peneliti menafsirkan aspek utama yang saling
bertentangan seperti pemutusan hubungan untuk setiap langkah.
Pembahasan jurnal ini menemukan beberapa
perbedaan mencolok yangmemperkuat karakter dan
kedudukan masing-masing domain dan menghambat integrasi dan
kolaborasi. Pemutusan berkisar
darimerumuskan prioritas masalah dalam
laporanpermasalahan untuk peran para pembuat kebijakan,
penilaian bukti, sikap
kerja, kecepatankerja, transparansi tujuan, strategi evaluasi
dankelanjutan akuntabilitas publik. pemutusanhubungan ini dapat
menghasilkan lebih banyakkompatibilitas antara peneliti, pembuat
kebijakandan praktisi.
Kesimpulan jurnal ini menyediakan hasilanalisis yang dapat
digunakan pembuat kebijakan dalam hal ini pemerintah, yang
menyangkut masalah kesehatan masyarakat, praktisi dan pembuat
kebijakan membuat Sebuahsintesis dari relevansi sosial, yang
bertujuanuntuk membangun pendekatan bersama dalam mengatasi
masalah derajat kesehatan
c. Kelebihan Jurnal
I. Dalam jurnal ini menjelaskan tentang sebuah konsep baru yaitu tiga
domain Kolaborasiantara kebijakan, praktek dan riset sangat
penting untuk memperoleh bukti yang lebih solid dalam kesehatan
masyarakat
II. Dalam jurnal ini menjelaskan dalam pengambilan kebijakan
masalah kesehatan perlunya Kolaborasi lintas sektor dari berbagai
disiplin ilmu
yang diperkirakanmendorong peningkatan kualitas derajat
kesehatan
III. Dalam jurnal ini dijelaskan pembuatan
kebijakan harus berorientasi pada hasilberbasis
pengetahuan dalam hal ini
riset,Meskipun domain kebijakan sangat dipengaruhi
oleh aspek politik
d. Kekurangan Jurnal
I. Dalam jurnal ini metodologinya hanya sebatas survey
deksriptif kualitatif berdasarkan literatur sehingga dari ketiga
domain tersebut belum di implementasikan di lingkup pemerintahan
e. Discussion
I. Perlunya penelitian mengenai evaluasi kebijakan karena banyak
program kebijakan tidak di evaluasi di beberapa Negara
II. Kebijakan dalam kesehatan masyarakat perlu penelitian secara
konsisten dan besifat normatif dan valuatif untuk mengatasi
pemutusan ketiga domain dalam pengambilan kebijakan.
Summary journal
FOR DEBATE : A NEW WAVE IN PUBLIC HEALTH IMPROVEMENT
Meningkatnya beban penyakit kronismenimbulkan tantangan
bagi semua sistemkesehatan masyarakat dan membutuhkanpendekatan
inovatif secara efektif untuk meningkatkan kesehatan
penduduk. kesenjangan kesehatan menjadi perhatian
khusus, Kesenjangan pendidikan, pendapatan, atau derajat
sosial dikaitkandengan kejadian yang lebih
besar dari pravalensi penyakit, Di Inggris, laporan tahunan dari Kepala
Dinas Kesehatan (CMO), diterbitkan di 2012, menyoroti terjadinya faktor
risiko kesehatan,orang-orang yang tinggal di daerah miskin cenderung
memiliki tingkat resiko tinggi dari mereka yang tinggal di daerah yang lebih
makmur.
Inggris memulai perdebatan mengenai bentuk gelombang
kelima dalam pembentukan Kesehatan Masyarakat didorong oleh Hanlon
dan colleagues. Kita mulai dengan singkat menguraikan penafsiran kita
tentang evolusi praktik kesehatan masyarakat, menggambarkan pada apa
yang kita yakini sebagai konseptualisasi pembangunan kesehatan
masyarakat, konsep empat gelombang pembangunan kesehatan sesuai
dengan fokus pendekatan yang dilakukan, dan sesuai dengan yang kita
gambarkan sebagai struktural, biomedis, klinis, dan sosial.
Pada awal tahun 1950-an rosen mempublikasikan tulisan
mengenai perubahan dalam kesehatan masyarakat dapat
dilihat pada perubahan dalam negara-negara modern. di Inggris gelombang
pertama dari kesehatan masyarakat, muncul di tengah revolusi industri yang
menyebabkan serangkaian perubahan struktural pada lingkungan
fisik,ekonomi dan pada individu, sehingga mekanisme penularan
penyakit banyak melalu kondisi lingkungan yang buruk.
Pada awal abad ke 19 keilmuan mengalami kemajuan yang begitu
pesat terutama mengenai teori tentang sebab akibat dari penyakit infeksi
(teori kuman)