Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi termasuk masalah yang besar dan serius karena sering tidak terdeteksi
meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah
persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90
mmHg (Brunner & Suddarth, 2014). Ketika gejala timbul, hipertensi sudah menjadi penyakit
yang harus diterapi seumur hidup, pengobatan yang harus dikeluarkan cukup mahal dan
membutuhkan waktu yang lama. Selain prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat
pada masa yang akan datang, tingkat keganasannya juga tinggi. Bila tidak ditangani dengan
baik akan menimbulkan masalah lain berupa komplikasi berbagai organ penting seperti
jantung, ginjal, otak dan mata. Hipertensi juga dapat menyebabkan permanen dan kematian
mendadak (Dewi, 2013). Hipertensi merupakan faktor utama penyakit kardiovaskuler
penyebab dari kematian tertinggi di Indonesia. Sejauh ini banyak penderita penyakit
hipertensi yang tidak patuh melaksanakan kontrol kesehatan yang diberikan dari pihak
pelayanan kesehatan karena kurangnya pengetahuan serta dukungan dari keluarga tentang
pentingnya mengontrol tekanan darah untuk proses penyembuhan hipertensi (Rosyid &
Effendi, 2011).
Tingkat prevalensi penyakit hipertensi sangat tinggi, meskipun ketersediaan
pelayanan kesehatan yang luas, namun hanya sekitar 25% pasien hipertensi yang mempunyai
tekanan darah terkontrol (Bhagani et al, 2018). Prevalensi hipertensi di dunia menurut WHO
(2020) sebesar 22% dari total penduduk dunia. Sedangkan di Indonesia, kasus hipertensi
mengalami peningkatan sebesar 8,31% dari sebelumnya 25,8 (Riskesdas, 2013) menjadi
34,11% (Riskesdas, 2018). Menurut data profil Kesehatan Dinas Kota Kupang diketahui
bahwa penyakit hipertensi merupakan penyakit urutan pertama dari sepuluh penyakit
terbanyak dengan jumlah kasus 1.112 penderita hipertensi pada tahun 2021 (Dinas Kesehatan
Kota Kupang 2021). Dari rekapan kunjungan pasien lansia selama tahun 2021 di 11
Puskesmas di Kota Kupang terdapat 356 lansia penderita hipertensi dengan total kunjungan
2.307 diketahui bahwa jumlah kasus tertinggi lansia dengan hipertensi pada 6 bulan terakhir
tahun 2021 terdapat di Puskesmas Pasir Panjang yaitu sebanyak 61 penderita hipertensi.
Berdasarkan data di Puskesmas Pasir Panjang pada bulan Februari tahun 2022 terdapat
sebanyak 319 lansia penderita hipertensi dari usia 60-70 tahun sedangkan berdasarkan hasil
kunjungan lansia terdapat sebanyak 106 kali kunjungan dimana hanya 36 orang yang
melakukan kontrol rutin. Penderita hipertensi perlu menjaga agar tekanan darah tetap pada
batas normal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengontrol tekanan darah secara
rutin ke tempat pelayanan kesehatan.
Peneliti melakukan survei melalui wawancara terhadap 5 lansia penderita hipertensi
di Puskesmas Pasir Panjang Kota Kupang. Tiga diantaranya mengatakan tidak mendapat
dukungan dari keluarga seperti keluarga tidak membiayai pengobatan penderita jika obat
tersebut sewaktu-waktu habis, keluarga tidak memberi tahu tentang hasil pemeriksaan
pengontrolan tekanan darah dan obat hipertensi yang diterima penderita, keluarga tidak
berperan aktif dalam setiap pengobatan penderita, sedangkan dua diantaranya mengatakan
mendapatkan dukungan dari keluarga. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap 5 lansia
penderita hipertensi untuk mengetahui apakah penderita hipertensi memiliki pengetahuan
yang baik tentang manfaat kontrol atau tidak. Empat diantaranya mengatakan kurang
mengetahui tentang manfaat kontrol tekanan darah, anggota keluarga pun tidak memberikan
nasehat tentang manfaat melakukan kontrol dan 1 orang lainnya mengatakan mengetahui
manfaat dari kontrol tekanan darah.
Keluarga merupakan individu yang memiliki posisi penting dalam mempertahankan
kesehatan anggota keluarganya, saat keluarga memberi dukungan pada pasien yang sedang
menjalankan kontrol atau pengobatan, akan menjadi dukungan yang sangat berarti dalam
mempertahankan kesehatan pasien. Faktor-faktor kurangnya dukungan keluarga disebabkan
oleh faktor persepsi dan kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga, pada perhatian
dan empati terhadap pengobatan yang dijalani pasien akan membuat pasien merasa lebih
dihargai dan mempengaruhi tingkah laku serta meningkatkan kesejahteraan psikologis
(Rustiana, 2011). Menurut Potter & Perry (2005) keluarga memiliki beberapa bentuk
dukungan yaitu : dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan
dukungan emosional. Seseorang dengan dukungan yang tinggi akan lebih berhasil
menghadapi masalah dibanding dengan yang tidak memiliki dukungan (Taylor, 2009). Pasien
yang memiliki dukungan dari keluarga mereka akan menunjukkan perbaikan perawatan dan
akan lebih teratur dalam melakukan kontrol, dari pada yang tidak mendapat dukungan dari
keluarga (Susanto, dkk, 2013).
Keaktifan untuk kontrol secara rutin pasien hipertensi saat ini dinilai masih rendah.
Sebagian besar penderita hipertensi cenderung mengabaikan program terapi selama belum
ada efek negatif atau komplikasi dari penyakit yang dialaminya. Padahal kontrol pada pasien
hipertensi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan mengingat hipertensi merupakan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan (Junaidi, 2010). Keaktifan
seseorang untuk melakukan kontrol sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dimana yang kita
tahu pengetahuan merupakan hal yang sangat penting supaya seseorang patuh untuk kontrol
sehingga tidak terjadi komplikasi pada penderita hipertensi. Dengan pengetahuan yang cukup
maka diharapkan penderita hipertensi akan patuh untuk melakukan kontrol. Apabila
pengetahuan tentang hipertensi cukup baik dimungkinkan akan berpengaruh pada perilaku
yang baik pula pada keluarga untuk melakukan perawatan yang tepat pada anggota keluarga
yang menderita hipertensi (Notoadmodjo, 2007).
Jika tidak ada pengetahuan maka pasien hipertensi tidak akan patuh atau aktif dalam
mengontrol tekanan darah, sehingga penyakit hipertensi tidak terkendali dan terjadi
komplikasi. Apabila pengetahuan baik maka pasien hipertensi akan aktif dalam
melaksanakan kontrol, sehingga penyakit hipertensi dapat terkendali. Pengetahuan
merupakan hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak mengetahui sesuatu
menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham untuk proses penyembuhan penyakit
hipertensi. Dalam proses mencari tahu ini, mencakup beberapa metode dan konsep-konsep,
baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman (Notoatmodjo, 2010). Dengan
bertambah umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang
diperoleh, akan tetapi pada umur-umur tertentu kemampuan penerimaan atau mengingat
suatu pengetahuan akan berkurang (Agoes, dkk 2011). Hal ini sejalan dengan penelitian
Wulansari dkk (2013), bahwa pasien yang menderita penyakit hipertensi dengan tingkat
pengetahuan yang baik memiliki tekanan darah yang lebih terkendali dibandingkan dengan
tingkat pengetahuan rendah.
Pada prinsipnya untuk mencegah terjadinya angka kejadian hipertensi maka perlu
adanya penanggulangan hipertensi yaitu dengan memberi pengetahuan tentang manfaat
kunjungan dan dukungan dari keluarga untuk rutin mengontrol tekanan darah dan
mendapatkan penanganan untuk dapat menurunkan insiden. Dengan pengetahuan yang cukup
maka diharapkan penderita hipertensi akan patuh untuk kontrol. Apabila pengetahuan tentang
hipertensi cukup baik dimungkinkan akan berpengaruh pada perilaku yang baik pula pada
keluarga untuk melakukan perawatan yang tepat pada anggota keluarga yang menderita
hipertensi (Notoatmodjo, 2007). Dukungan keluarga sangat penting dalam proses
penyembuhan pasien penderita hipertensi. Karena dengan dukungan keluarga, pasien akan
merasa bahwa ada yang memperhatikan dan mengawasi. Dengan demikian, pasien akan lebih
berhati-hati ketika melakukan sesuatu hal yang dapat memicu terjadinya kekambuhan
penyakit hipertensi (Dewi, dkk 2018).
Berdasarkan fenomena dan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk
mengetahui secara lebih mendalam bagaimana “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan
Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Kontrol Pada Lansia Dengan Hipertensi di
Puskesmas Pasir Panjang Kota Kupang”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah “Apakah Ada Hubungan Antara
Tingkat Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Kontrol Pada Lansia
Dengan Hipertensi Di Puskesmas Pasir Panjang Kota Kupang?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga dengan
keaktifan kontrol pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas Pasir Panjang Kota
Kupang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas
Pasir Panjang Kota Kupang.
2. Mengidentifikasi dukungan keluarga pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas
Pasir Panjang Kota Kupang.
3. Mengidentifikasi tingkat keaktifan kontrol pada lansia penderita hipertensi di
Puskesmas Pasir Panjang Kota Kupang.
4. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga dengan
keaktifan kontrol pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas Pasir Panjang Kota
Kupang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dapat menambah pengetahuan tentang ilmu keperawatan terutama di bidang
keperawatan keluarga maupun keperawatan gerontik sebagai cabang ilmu keperawatan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi peneliti di bidang
keperawatan komunitas dalam meneliti secara langsung di lapangan.
2. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman terhadap masyarakat sehingga
masyarakat memahami tentang pentingnya tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga
terhadap keaktifan kontrol pada lansia penderita hipertensi.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Puskesmas dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya keaktifan kontrol pada lansia penderita hipertensi.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan referensi dalam
proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa-
mahasiswi Prodi Ners Universitas Citra Bangsa.
1.5 Keaslian Penelitian

N Nama Judul Metode Perbedaan Hasil


o Penelitian
1 Ni Kadek Hubungan Deskriptif Membahas tentang Hasil analisis data
Desi Tingkat korelasi hubungan tingkat dengan uji Chi-
Anggreni Pengetahuan dengan pengetahuan dan Square didapatkan
Dan Dukungan desain dukungan keluarga nilai p-value = 0,000,
Keluarga Cross- dengan keaktifan dinyatakan terdapat
Dengan kontrol pada lansia hubungan antara
Keaktifan Sectional penderita hipertensi di tingkat pengetahuan
Kontrol Pada Banjar Pateh Desa dengan keaktifan
Lansia Duda Timur kontrol pada
Penderita Kecamatan Selat responden.
Hipertensi Di Kabupaten Didapatkan nilai p-
Banjar Pateh Karangasem. value = 0,003,
Desa Duda Sampel penelitian ini dinyatakan terdapat
Timur sebanyak 36 responden hubungan antara
Kecamatan lansia. dukungan keluarga
Selat Kabupaten dengan keaktifan
Karangasem kontrol pada
responden.
2 Dyah Ayu Hubungan Cross Membahas tentang Hasil dari uji
Lukitasari Tingkat Sectional hubungan tingkat Kendall’s Tau
Pengetahuan pengetahuan dengan diperoleh nilai π
Dengan kepatuhan kontrol pada hitung sebesar 0,167
Kepatuhan lansia dengan dengan signifikan
Kontrol Pada hipertensi di 0,141 lebih besar dari
Lansia Dengan Puskesmas 0,05 (sig>0,05, maka
Hipertensi Di Manisrenggo Klaten. hal ini berarti Ho di
Puskesmas terima dan Ha di
Manisrenggo tolak.
Klaten
3 Listyana Hubungan Cross- Membahas tentang Hasil analisis Somers
Wijayanti Pengetahuan Sectional hubungan pengetahuan D di peroleh p value
Keluarga keluarga tentang = 0,000 < α = 0,05.
Tentang hipertensi dengan Yang berarti ada
Hipertensi dukungan keluarga hubungan antara
Dengan dalam proses pengetahuan keluarga
Dukungan penyembuhan dengan dukungan
Keluarga Dalam hipertensi pada lansia keluarga dalam
Proses di Puskesmas Banjarejo proses penyembuhan
Penyembuhan Kota Madiun. hipertensi pada lansia
Hipertensi Pada Jumlah populasi 56 di Puskesmas
Lansia Di pasien hipertensi dan Banjarejo Kota
Puskesmas sampel yang di Madiun. Keeratan
Banjarejo Kota gunakan sejumlah 36 hubungan dari 0,603
Madiun responden. adalah kuat.

Anda mungkin juga menyukai