1
Siti Naelal Fadhilah, 2 Tita Rohita, & 3 Ana Samiatul Milah
Abstrak
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal atau
optimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik. Hipertensi yang terjadi dalam
jangka waktu lama dan terus menerus bisa memicu stroke,serangan jantung, gagal jantung dan
merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik.Di Indonesia menunjukan jumlah hipertensi pada pria
12,2% dan wanita 15,5%. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia
18 tahun keatas. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tekanan darah antara lain obesitas, stress,
peningkatan asupan natrium,konsumsi alkohol yang berlebihan, merokok dan lain lain.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan desain cross
sectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas pamarican kabupaten
ciamis tahun 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan penyakit hipertensi di wilayah
kerja puskesmas pamarican. Sampel yang digunakan berjumlah 91 orang.Pengambilan data dilakukan
dengan memberikan kuesioner dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat.Uji statistic dengan
menggunakan korelasi Spearman Rank.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pamarican
Kabupaten Ciamis Tahun 2020 karena nilai α > ρ value (0,05 > 0,000). Hubungan ini ditunjukan
dengan nilai korelasi sebesar 0.697 yang termasuk kedalam kategori kuat (0.60-0.799).
Kata kunci : Dukungan keluarga, Kepatuhan minum obat, Hipertensi.
Abstract
Hypertension is a condition above where a person’s blood pressure is in normal oroptimal limits,
namely 120 mmHg for systolic and 80 mmHg fot diastolic.Hypertension that occurs for a long time and
can continue to walk, heart attack, heart failure and the main cause of chronic kidney failure.In
Indonesia the number of hypertension in men is 12,2% and women 15,5%. The prevalence of
hypertension in indonesia reaches 31,7% of the population aged 18 years and over. Environmental
factors that affect blood pressure include obesity, stress, increased sodium intake,excessive alcohol
consumption,smoking and others.
This research is a descriptive analytic study using a cross sectional design approach. The purpose of
this study is to determine the relationship between family support and medication adherence to
hypertension sufferers in the work area of the Pamarican Community Health Center, Ciamis Regency
in 2020. The population in this study were patients with hypertension in the region Pamarican
Puskesmas work. The sample used was 91 people.Data was collected by providing a questionnaire on
family support and medication adherence.Statistical test used the Spearman Rank correlation.
The result showed that there was a significant relationship between family support and medication
adherence to hypertension sufferers in the Pamarican Health Center, Ciamis Regency,2020 because
the α> p value (0.05>0.000). This relationship is shown by the correlation value of 0.697 which is
included in the strong category (0.60-0.799).
Keywords : family support,adherence to taking medication, hypertension.
PENDUHULUAN penyakit pembuluh darah (Yudi
Hipertensi atau yang lebih Garnadi, 2012).
dikenal dengan penyakit darah tinggi Menurut World Health
merupakan suatu keadaan dimana Organization (WHO), batas tekanan
tekanan darah seseorang berada diatas darah yang masih dianggap normal
batas normal atau optimal yaitu 120 adalah ≤130/85 mmHg. Bila tekanan
mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg darah sudah ≥140/90 mmHg
untuk diastolik. Penyakit ini dinyatakan hipertensi (batasan tersebut
dikategorikan sebagai the silent killer untuk orang dewasa di atas 18 tahun).
karena penderita tidak mengetahui Penyakit ini disebut sebagai the silent
dirinya mengidap hipertensi sebelum killer karena penyakit mematikan ini
memeriksakan tekanan darahnya. sering sekali tidak menunjukkan gejala
Hipertensi yang terjadi dalam jangka atau tersembunyi. Di Belanda lebih
waktu lama dan terus menerus bisa dari satu juta orang menderita tekanan
memicu stroke,serangan jantung, gagal darah tinggi tetapi yang mengherankan
jantung dan merupakan penyebab ialah lebih dari separuhnya tidak
utama gagal ginjal kronik mengetahui bahwa mereka adalah
(Triyanto,2014) penderita tekanan darah tinggi
Hipertensi berdasarkan ada- (Kemenkes, 2013).
tidaknya penyebab dibagi menjadi 2 Peranan faktor genetik pada
yaitu Hipertensi Primer dan Hipertensi etiologi hipertensi didukung oleh
Sekunder. Hipertensi Primer adalah penelitian yang membuktikan bahwa
hipertensi yang terjadi tanpa adanya hipertensi terjadi diantara keluarga
kondisi atau penyakit penyebab. Faktor dekat walaupun dalam lingkungan
risiko penyebab hipertensi Primer yang berbeda. Faktor lingkungan yang
diantaranya adalah faktor mempengaruhi tekanan darah antara
keturunan,faktor usia,stress fisik dan lain obesitas, stress, peningkatan
psikis, obesitas, pola makan tidak sehat asupan natrium, konsumsi alkohol
dan kurangnya aktivitas yang berlebihan, merokok dan lain-
fisik.Hipertensi Sekunder adalah lain.
hipertensi yang terjadi karena adanya Meningkatnya angka kejadian
penyakit penyerta,misalnya penyakit hipertensi menuntut peran tenaga
ginjal, kelainan hormon (penyakit kesehatan untuk melakukan
endokrin), penyakit jantung dan pencegahan dan upaya promosi
kesehatan. Di antara penyakit-penyakit organ-organ penting tubuh,seperti
kardiovaskuler (jantung dan pembuluh jantung, ginjal,dan otak dapat
darah), penyakit hipertensilah yang dikurangi (Bustan, 2014).
paling dapat dikendalikan. Dua cara Salah satu strategi untuk
utama untuk mengendalikan penyakit mengatasi ketidakpatuhan adalah
ini adalah mengubah pola hidup dan dengan memanfaatkan
menjalani pengobatan (Sheps, 2012). keluarga.Keluarga merupakan sistem
Keberhasilan suatu program pendukung utama terhadap masalah-
pengobatan tidak hanya ditentukan masalah yang terjadi pada anggota
oleh diagnosis dan pemilihan obat keluarganya.Secara umum orang-orang
yang tepat, tetapi juga oleh kepatuhan yang merasa menerima
(compliance) pasien dalam penghiburan,perhatian dan pertolongan
melaksanakan pengobatan tersebut. yang mereka butuhkan dari seseorang
Pengobatan hipertensi umumnya atau sekelompok orang biasanya
dilakukan seumur hidup atau cenderung lebih mudah mengikuti
pengobatan jangka panjang sehingga nasehat medis dari pada mereka yang
kebanyakan pasien tidak meminum kurang merasa mendapat dukungan
obat antihipertensi sesuai dengan yang keluarga (Suprianto, 2015)
diresepkan dan menghentikannya Dukungan keluarga
setelah 1 tahun (Manurung, 2015). merupakan salah satu faktor yang tidak
Keluhan pasien penderita bisa diabaikan begitu saja, karena
hipertensi dalam menjalani terapi dukungan keluarga merupakan salah
diantaranya program terapi yang lama, satu dari faktor kontribusi yang cukup
banyak obat, efek obat ataupun berarti dan sebagai faktor penguat yang
besarnya biaya pengobatan, dan hal itu mempengaruhi kepatuhan pasien
merupakan faktor yang dapat (Zainuri, 2015). Keluarga mempunyai
mempengaruhi keberhasilan terapi peran yang sangat penting dalam
ataupun kepatuhan dalam menentukan perilaku dari anggota
mengkonsumsi obat.Kepatuhan minum keluarganya yang sakit. Keluarga juga
obat pada pengobatan hipertensi bersifat instrumental dalam
penting karena dengan minum obat memutuskan dimana penanganan harus
antihipertensi secara teratur dapat diberikan (Menurut Friedman (2010)
mengontrol tekanan darah, sehingga dalam Suprianto (2015)
dalam jangka panjang risiko kerusakan Hasil Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2018 di jumlah yaitu 8.038 jiwa (150%),
Indonesia menunjukkan hipertensi dibandingkan dengan UPTD
pada pria 12,2% dan wanita 15,5%. Puskesmas Cikoneng sebanyak 7.135
Penyakit sistem sirkulasi dari hasil jiwa (100%), UPTD Puskesmas
SKRT tahun 2015 dan 2018 selalu Banjarsari sebanyak 6.677 jiwa (287%)
menduduki peringkat pertama dengan dan UPTD Puskesmas Payungsari
prevalensi terus meningkat yaitu 16%, sebanyak 6.327 jiwa (100%).
18,9%, dan 26,4%. Prevalensi Berdasarkan hasil studi
hipertensi di Indonesia mencapai pendahuluan pada tanggal 10 maret
31,7% dari populasi pada usia 18 tahun 2020 kepada 10 pasien hipertensi di
keatas. Dari jumlah itu, 66 % Wilayah Kerja Puskesmas Pamarican
mengakibatkan penyakit jantung dan dengan metode wawancara, ditemukan
pembuluh darah, dan 60% penderita bahwa 8 diantaranya mengatakan tidak
hipertensi berakhir pada stroke teratur minum obat karena merasa
(Kemenkes, 2018). kondisi tubuhnya sudah membaik dan
Angka kejadian hipertensi di keluarga tidak mengingatkan serta
Jawa Barat masih tinggi dibandingkan tidak nyaman dengan efek samping
penyakit lain. Pada tahun 2018 jumlah obat.Sedangkan 2 orang diantaranya
penderita hipertensi di Jawa Barat mengatakan minum obat secara teratur
mencapai 31,7%, stroke (8,3%), karena di dukung oleh keluarga.
penyakit jantung (7,2%), penyakit Berdasarkan penjelasan
sendi (30,3%), asma (3,5%), diabetes diatas,dalam penelitian ini peneliti
melitus (5,7%), dan tumor (4,3%) merasa tertarik untuk melakukan
(Dinkes Jabar, 2014). penelitian tentang “Hubungan
Dari data Dinas Kesehatan Dukungan Keluarga Dengan
Kabupaten Ciamis tahun 2019 Kepatuhan Minum Obat Pada
diperoleh jumlah hipertensi sebanyak Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
101.106 jiwa (Dinkes Kabupaten Puskesmas Pamarican Kabupaten
Ciamis, 2019). Data dari Dinas Ciamis Tahun 2020” Sehingga tenaga
Kesehatan Kabupaten Ciamis tahun kesehatan dapat menentukan rencana
2019 diketahui bahwa UPTD serta strategi selanjutnya agar kejadian
Puskesmas Pamarican merupakan kekambuhan hipertensi dapat
puskesmas yang memiliki jumlah berkurang.
hipertensi terbanyak ke 2 dengan
METODE PENELITIAN keluarga yang baik sebanyak
Metode penelitian merupakan 46 orang (50,5%), hampir
cara ilmiah untuk mendapatkan data sebagian responden memiliki
dengan tujuan dan kegunaan tertentu dukungan keluarga yang
(Sugiyono, 2013). cukup sebanyak 27 orang
Penelitian ini merupakan (29,7%) dan sebagian kecil
penelitian deskriptif analitik dengan responden memiliki dukungan
menggunakan pendekatan desain cross keluarga yang kurang
sectional yaitu mengkaji apakah ada sebanyak 18 orang (19,8%)
hubungan dukungan keluarga 2. Gambaran Kepatuhan Minum
(indepeden) kepatuhan minum obat Obat Pada Penderita Hipertensi
(dependen). di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamarican Kabupaten Ciamis
HASIL PENELITIAN Tahun 2020
1. Analisa Univariat
a. Gambaran Dukungan Keluarga No Kategori F (%)
1. Patuh 63 69,2
Pada Penderita Hipertensi di
2. Tidak Pauh 28 30,8
Wilayah Kerja Puskesmas Jumlah 91 100
Pamarican Kabupaten Ciamis
Tahun 2020 Berdasarkan tabel
diatas diatas diketahui bahwa
No Kategori F (%) kepatuhan minum obat pada
1. Baik 46 50,5 penderita hipertensi di
2. Cukup 27 29,7
3. Kurang 18 19,8 Wilayah Kerja Puskesmas
Jumlah 91 100 Pamarican Kabupaten Ciamis
Tahun 2020, sebagian besar
Berdasarkan tabel responden patuh dalam
diatas diketahui bahwa meminum obat sebanyak 63
dukungan keluarga pada orang (69,2%), dan hampir
penderita hipertensi di sebagian responden tidak
Wilayah Kerja Puskesmas patuh dalam meminum obat
Pamarican Kabupaten Ciamis sebanyak 28 orang (30,8%).
Tahun 2020, setengah dari
responden memiliki dukungan
3. Analisa Bivariat dukungan keluarga dengan
Berdasarkan hasil kepatuhan minum obat pada
menunjukan bahwa dari 46 orang penderita hipertensi di Wilayah
penderita hipertensi yang memiliki Kerja Puskesmas Pamarican
dukungan keluarga baik hampir Kabupaten Ciamis Tahun 2020
seluruhnya yaitu sebanyak 41 orang karena nilai α > ρ value (0,05 >
(89,1%) patuh dalam 0,000). Hubungan ini ditunjukan
mengkonsumsi obat hipertensi, dengan nilai korelasi sebesar 0.697
dan sebagian kecil responden yaitu yang termasuk kedalam kategori
5 orang (10,9%) tidak patuh dalam kuat (0.60-0.799).
mengkonsumsi obat hipertensi, dari .
27 orang penderita hipertensi yang PEMBAHASAN
memiliki dukungan keluarga cukup 1. Dukungan Keluarga Pada Penderita