Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA

PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMARICAN


KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2020

1
Siti Naelal Fadhilah, 2 Tita Rohita, & 3 Ana Samiatul Milah

Abstrak
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal atau
optimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik. Hipertensi yang terjadi dalam
jangka waktu lama dan terus menerus bisa memicu stroke,serangan jantung, gagal jantung dan
merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik.Di Indonesia menunjukan jumlah hipertensi pada pria
12,2% dan wanita 15,5%. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia
18 tahun keatas. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tekanan darah antara lain obesitas, stress,
peningkatan asupan natrium,konsumsi alkohol yang berlebihan, merokok dan lain lain.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan desain cross
sectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas pamarican kabupaten
ciamis tahun 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan penyakit hipertensi di wilayah
kerja puskesmas pamarican. Sampel yang digunakan berjumlah 91 orang.Pengambilan data dilakukan
dengan memberikan kuesioner dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat.Uji statistic dengan
menggunakan korelasi Spearman Rank.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pamarican
Kabupaten Ciamis Tahun 2020 karena nilai α > ρ value (0,05 > 0,000). Hubungan ini ditunjukan
dengan nilai korelasi sebesar 0.697 yang termasuk kedalam kategori kuat (0.60-0.799).
Kata kunci : Dukungan keluarga, Kepatuhan minum obat, Hipertensi.

Abstract
Hypertension is a condition above where a person’s blood pressure is in normal oroptimal limits,
namely 120 mmHg for systolic and 80 mmHg fot diastolic.Hypertension that occurs for a long time and
can continue to walk, heart attack, heart failure and the main cause of chronic kidney failure.In
Indonesia the number of hypertension in men is 12,2% and women 15,5%. The prevalence of
hypertension in indonesia reaches 31,7% of the population aged 18 years and over. Environmental
factors that affect blood pressure include obesity, stress, increased sodium intake,excessive alcohol
consumption,smoking and others.
This research is a descriptive analytic study using a cross sectional design approach. The purpose of
this study is to determine the relationship between family support and medication adherence to
hypertension sufferers in the work area of the Pamarican Community Health Center, Ciamis Regency
in 2020. The population in this study were patients with hypertension in the region Pamarican
Puskesmas work. The sample used was 91 people.Data was collected by providing a questionnaire on
family support and medication adherence.Statistical test used the Spearman Rank correlation.
The result showed that there was a significant relationship between family support and medication
adherence to hypertension sufferers in the Pamarican Health Center, Ciamis Regency,2020 because
the α> p value (0.05>0.000). This relationship is shown by the correlation value of 0.697 which is
included in the strong category (0.60-0.799).
Keywords : family support,adherence to taking medication, hypertension.
PENDUHULUAN penyakit pembuluh darah (Yudi
Hipertensi atau yang lebih Garnadi, 2012).
dikenal dengan penyakit darah tinggi Menurut World Health
merupakan suatu keadaan dimana Organization (WHO), batas tekanan
tekanan darah seseorang berada diatas darah yang masih dianggap normal
batas normal atau optimal yaitu 120 adalah ≤130/85 mmHg. Bila tekanan
mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg darah sudah ≥140/90 mmHg
untuk diastolik. Penyakit ini dinyatakan hipertensi (batasan tersebut
dikategorikan sebagai the silent killer untuk orang dewasa di atas 18 tahun).
karena penderita tidak mengetahui Penyakit ini disebut sebagai the silent
dirinya mengidap hipertensi sebelum killer karena penyakit mematikan ini
memeriksakan tekanan darahnya. sering sekali tidak menunjukkan gejala
Hipertensi yang terjadi dalam jangka atau tersembunyi. Di Belanda lebih
waktu lama dan terus menerus bisa dari satu juta orang menderita tekanan
memicu stroke,serangan jantung, gagal darah tinggi tetapi yang mengherankan
jantung dan merupakan penyebab ialah lebih dari separuhnya tidak
utama gagal ginjal kronik mengetahui bahwa mereka adalah
(Triyanto,2014) penderita tekanan darah tinggi
Hipertensi berdasarkan ada- (Kemenkes, 2013).
tidaknya penyebab dibagi menjadi 2 Peranan faktor genetik pada
yaitu Hipertensi Primer dan Hipertensi etiologi hipertensi didukung oleh
Sekunder. Hipertensi Primer adalah penelitian yang membuktikan bahwa
hipertensi yang terjadi tanpa adanya hipertensi terjadi diantara keluarga
kondisi atau penyakit penyebab. Faktor dekat walaupun dalam lingkungan
risiko penyebab hipertensi Primer yang berbeda. Faktor lingkungan yang
diantaranya adalah faktor mempengaruhi tekanan darah antara
keturunan,faktor usia,stress fisik dan lain obesitas, stress, peningkatan
psikis, obesitas, pola makan tidak sehat asupan natrium, konsumsi alkohol
dan kurangnya aktivitas yang berlebihan, merokok dan lain-
fisik.Hipertensi Sekunder adalah lain.
hipertensi yang terjadi karena adanya Meningkatnya angka kejadian
penyakit penyerta,misalnya penyakit hipertensi menuntut peran tenaga
ginjal, kelainan hormon (penyakit kesehatan untuk melakukan
endokrin), penyakit jantung dan pencegahan dan upaya promosi
kesehatan. Di antara penyakit-penyakit organ-organ penting tubuh,seperti
kardiovaskuler (jantung dan pembuluh jantung, ginjal,dan otak dapat
darah), penyakit hipertensilah yang dikurangi (Bustan, 2014).
paling dapat dikendalikan. Dua cara Salah satu strategi untuk
utama untuk mengendalikan penyakit mengatasi ketidakpatuhan adalah
ini adalah mengubah pola hidup dan dengan memanfaatkan
menjalani pengobatan (Sheps, 2012). keluarga.Keluarga merupakan sistem
Keberhasilan suatu program pendukung utama terhadap masalah-
pengobatan tidak hanya ditentukan masalah yang terjadi pada anggota
oleh diagnosis dan pemilihan obat keluarganya.Secara umum orang-orang
yang tepat, tetapi juga oleh kepatuhan yang merasa menerima
(compliance) pasien dalam penghiburan,perhatian dan pertolongan
melaksanakan pengobatan tersebut. yang mereka butuhkan dari seseorang
Pengobatan hipertensi umumnya atau sekelompok orang biasanya
dilakukan seumur hidup atau cenderung lebih mudah mengikuti
pengobatan jangka panjang sehingga nasehat medis dari pada mereka yang
kebanyakan pasien tidak meminum kurang merasa mendapat dukungan
obat antihipertensi sesuai dengan yang keluarga (Suprianto, 2015)
diresepkan dan menghentikannya Dukungan keluarga
setelah 1 tahun (Manurung, 2015). merupakan salah satu faktor yang tidak
Keluhan pasien penderita bisa diabaikan begitu saja, karena
hipertensi dalam menjalani terapi dukungan keluarga merupakan salah
diantaranya program terapi yang lama, satu dari faktor kontribusi yang cukup
banyak obat, efek obat ataupun berarti dan sebagai faktor penguat yang
besarnya biaya pengobatan, dan hal itu mempengaruhi kepatuhan pasien
merupakan faktor yang dapat (Zainuri, 2015). Keluarga mempunyai
mempengaruhi keberhasilan terapi peran yang sangat penting dalam
ataupun kepatuhan dalam menentukan perilaku dari anggota
mengkonsumsi obat.Kepatuhan minum keluarganya yang sakit. Keluarga juga
obat pada pengobatan hipertensi bersifat instrumental dalam
penting karena dengan minum obat memutuskan dimana penanganan harus
antihipertensi secara teratur dapat diberikan (Menurut Friedman (2010)
mengontrol tekanan darah, sehingga dalam Suprianto (2015)
dalam jangka panjang risiko kerusakan Hasil Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2018 di jumlah yaitu 8.038 jiwa (150%),
Indonesia menunjukkan hipertensi dibandingkan dengan UPTD
pada pria 12,2% dan wanita 15,5%. Puskesmas Cikoneng sebanyak 7.135
Penyakit sistem sirkulasi dari hasil jiwa (100%), UPTD Puskesmas
SKRT tahun 2015 dan 2018 selalu Banjarsari sebanyak 6.677 jiwa (287%)
menduduki peringkat pertama dengan dan UPTD Puskesmas Payungsari
prevalensi terus meningkat yaitu 16%, sebanyak 6.327 jiwa (100%).
18,9%, dan 26,4%. Prevalensi Berdasarkan hasil studi
hipertensi di Indonesia mencapai pendahuluan pada tanggal 10 maret
31,7% dari populasi pada usia 18 tahun 2020 kepada 10 pasien hipertensi di
keatas. Dari jumlah itu, 66 % Wilayah Kerja Puskesmas Pamarican
mengakibatkan penyakit jantung dan dengan metode wawancara, ditemukan
pembuluh darah, dan 60% penderita bahwa 8 diantaranya mengatakan tidak
hipertensi berakhir pada stroke teratur minum obat karena merasa
(Kemenkes, 2018). kondisi tubuhnya sudah membaik dan
Angka kejadian hipertensi di keluarga tidak mengingatkan serta
Jawa Barat masih tinggi dibandingkan tidak nyaman dengan efek samping
penyakit lain. Pada tahun 2018 jumlah obat.Sedangkan 2 orang diantaranya
penderita hipertensi di Jawa Barat mengatakan minum obat secara teratur
mencapai 31,7%, stroke (8,3%), karena di dukung oleh keluarga.
penyakit jantung (7,2%), penyakit Berdasarkan penjelasan
sendi (30,3%), asma (3,5%), diabetes diatas,dalam penelitian ini peneliti
melitus (5,7%), dan tumor (4,3%) merasa tertarik untuk melakukan
(Dinkes Jabar, 2014). penelitian tentang “Hubungan
Dari data Dinas Kesehatan Dukungan Keluarga Dengan
Kabupaten Ciamis tahun 2019 Kepatuhan Minum Obat Pada
diperoleh jumlah hipertensi sebanyak Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
101.106 jiwa (Dinkes Kabupaten Puskesmas Pamarican Kabupaten
Ciamis, 2019). Data dari Dinas Ciamis Tahun 2020” Sehingga tenaga
Kesehatan Kabupaten Ciamis tahun kesehatan dapat menentukan rencana
2019 diketahui bahwa UPTD serta strategi selanjutnya agar kejadian
Puskesmas Pamarican merupakan kekambuhan hipertensi dapat
puskesmas yang memiliki jumlah berkurang.
hipertensi terbanyak ke 2 dengan
METODE PENELITIAN keluarga yang baik sebanyak
Metode penelitian merupakan 46 orang (50,5%), hampir
cara ilmiah untuk mendapatkan data sebagian responden memiliki
dengan tujuan dan kegunaan tertentu dukungan keluarga yang
(Sugiyono, 2013). cukup sebanyak 27 orang
Penelitian ini merupakan (29,7%) dan sebagian kecil
penelitian deskriptif analitik dengan responden memiliki dukungan
menggunakan pendekatan desain cross keluarga yang kurang
sectional yaitu mengkaji apakah ada sebanyak 18 orang (19,8%)
hubungan dukungan keluarga 2. Gambaran Kepatuhan Minum
(indepeden) kepatuhan minum obat Obat Pada Penderita Hipertensi
(dependen). di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamarican Kabupaten Ciamis
HASIL PENELITIAN Tahun 2020
1. Analisa Univariat
a. Gambaran Dukungan Keluarga No Kategori F (%)
1. Patuh 63 69,2
Pada Penderita Hipertensi di
2. Tidak Pauh 28 30,8
Wilayah Kerja Puskesmas Jumlah 91 100
Pamarican Kabupaten Ciamis
Tahun 2020 Berdasarkan tabel
diatas diatas diketahui bahwa
No Kategori F (%) kepatuhan minum obat pada
1. Baik 46 50,5 penderita hipertensi di
2. Cukup 27 29,7
3. Kurang 18 19,8 Wilayah Kerja Puskesmas
Jumlah 91 100 Pamarican Kabupaten Ciamis
Tahun 2020, sebagian besar
Berdasarkan tabel responden patuh dalam
diatas diketahui bahwa meminum obat sebanyak 63
dukungan keluarga pada orang (69,2%), dan hampir
penderita hipertensi di sebagian responden tidak
Wilayah Kerja Puskesmas patuh dalam meminum obat
Pamarican Kabupaten Ciamis sebanyak 28 orang (30,8%).
Tahun 2020, setengah dari
responden memiliki dukungan
3. Analisa Bivariat dukungan keluarga dengan
Berdasarkan hasil kepatuhan minum obat pada
menunjukan bahwa dari 46 orang penderita hipertensi di Wilayah
penderita hipertensi yang memiliki Kerja Puskesmas Pamarican
dukungan keluarga baik hampir Kabupaten Ciamis Tahun 2020
seluruhnya yaitu sebanyak 41 orang karena nilai α > ρ value (0,05 >
(89,1%) patuh dalam 0,000). Hubungan ini ditunjukan
mengkonsumsi obat hipertensi, dengan nilai korelasi sebesar 0.697
dan sebagian kecil responden yaitu yang termasuk kedalam kategori
5 orang (10,9%) tidak patuh dalam kuat (0.60-0.799).
mengkonsumsi obat hipertensi, dari .
27 orang penderita hipertensi yang PEMBAHASAN
memiliki dukungan keluarga cukup 1. Dukungan Keluarga Pada Penderita

sebagian besar yaitu sebanyak 17 Hipertensi di Wilayah Kerja


orang (63%) patuh dalam Puskesmas Pamarican Kabupaten
mengkonsumsi obat hipertensi, Ciamis Tahun 2020
dan hampir sebagian responden Dukungan keluarga pada penderita
yaitu 10 orang (37%) tidak patuh hipertensi di Wilayah Kerja
dalam mengkonsumsi obat Puskesmas Pamarican Kabupaten
hipertensi, dan dari 18 orang Ciamis Tahun 2020, setengah dari
penderita hipertensi yang memiliki responden memiliki dukungan
dukungan keluarga kurang keluarga yang baik sebanyak 46 orang
sebagian besar yaitu sebanyak 13 (50,5%), hampir sebagian responden
orang (72,2%) tidak patuh dalam memiliki dukungan keluarga yang
mengkonsumsi obat hipertensi, cukup sebanyak 27 orang (29,7%) dan
dan hampir sebagian responden sebagian kecil responden memiliki
yaitu 5 orang (27,8%) patuh dalam dukungan keluarga yang kurang
mengkonsumsi obat hipertensi, sebanyak 18 orang (19,8%). Dari hasil
Dari hasil analisa data tersebut diketahui bahwa penderita
diperoleh nilai ρ value sebesar hipertensi yang paling banyak
0,000. Berdasarkan hasil analisa mendapatkan dukungan keluarga
data di atas maka dapat dengan kategori baik sebanyak 46
disimpulkan bahwa terdapat orang (45,3%). Hal tersebut
hubungan yang signifikan antara menunjukkan bahwa penderita
hipertensi merasa mendapatkan penting bagi kesehatan lanjut usia
perhatian dari keluarganya, responden terutama fisik dan emosi.
merasa disayangi, dicintai dan Hal ini diperkuat dengan penelitian
dihormati oleh anggota keluarganya. yang dilakukan oleh Ningrum (2018)
Dukungan keluarga dinyatakan baik yang menyatakan bahwa masih
jika lansia merasa mendapat bantuan, berfungsinya keluarga untuk
simpati dan empati yang diberikan memperhatikan, menghargai,
oleh keluarga kepadanya baik berupa mencintai, dan membantu berupa
barang, jasa, informasi, nasehat, yang materi, informasi, instrument atau
mana membuat penderita merasa, bantuan secara langsung dan berupa
disayang, dicintai, dihargai dan pujian atas keberhasilan yang dicapai
memiliki semangat atau motivasi oleh responden. Penyakit kronis
untuk selalu sehat. seperti hipertensi membutuhkan
Menurut Sarafino (2012) bahwa pengobatan seumur hidup. Hal ini
individu membutuhkan orang lain merupakan tantangan bagi penderita
untuk memberi dukungan guna yang mengalami hipertensi serta
memperoleh kenyamanannya. keluarga agar dapat mempertahankan
Individu dengan tingkat dukungan motivasi untuk mematuhi pengobatan
keluarga yang tinggi memiliki selama bertahun-tahun. Salah satu
perasaan yang kuat bahwa individu meningkatkan motivasi adalah melalui
tersebut dihargai dan dicintai. Individu dukungan keluarga.
dengan dukungan keluarga yang Dukungan keluarga dapat dilakukan
tinggi merasa bahwa orang lain peduli dengan memberi motivasi,
dan membutuhkan individu tersebut, mengingatkan dalam hal minum obat,
sehingga hal ini dapat mengarahkan mendengarkan penderita dalam
individu kepada gaya hidup yang bercerita, menyediakan biaya
sehat dalam hal ini kepatuhan dalam pengobatan, mengawasi penderita
mengikuti posyandu. Keluarga dalam meminum obat. Dukungan dari
merupakan support system (sistem keluarga membuat penderita tidak
pendukung) yang berarti, sehingga merasa terbebani dengan penyakit
dapat memberi petunjuk tentang yang dideritanya. Dukungan keluarga
kesehatan mental klien, peristiwa sebagai suatu koping keluarga dalam
dalam hidupnya dan sistem dukungan menghadapi masalah salah satu
yang diterima. Sistem dukungan anggota keluarganya, sehingga
keluarga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan
semangat dan motivasi untuk hipertensi.
berperilaku sehat (Irnawati, 2016) Penelitian yang dilakukan oleh
2. Kepatuhan Minum Obat Pada Rahmawati (2013) yang meneliti
Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja tentang hubungan dukungan sosial
Puskesmas Pamarican Kabupaten keluarga dengan kepatuhan
Ciamis Tahun 2020 menjalankan program pengobatan
Kepatuhan minum obat pada penderita pasien hipertensi di URJ Jantung RSU
hipertensi di Wilayah Kerja Dr. Soetomo Surabaya menunjukkan
Puskesmas Pamarican Kabupaten bahwa ada hubungan yang signifikan
Ciamis Tahun 2020, sebagian besar dan bersifat positif antara dukungan
reponden patuh dalam meminum obat sosial keluarga dengan kepatuhan
sebanyak 63 orang (69,2%), dan menjalankan program pengobatan.
hampir sebagian responden tidak Keluarga sebagai orang yang terdekat
patuh dalam meminum obat sebanyak dengan pasien dapat memberikan
28 orang (30,8%). Banyaknya dukungan agar penderita dapat patuh
panderita yang patuh dalam meminum menjalani pengobatan yang lama.
obat hipertensi disebabkan karena Sedangkan pada penderita yang tidak
adanya peran aktif pasien dan patuh dalam meminum obat hipertensi
kesediaannya untuk memeriksakan yaitu daya ingat yang mulai berkurang
kesehatannya ke dokter sesuai dengan atau lupa dalam mengkonsumsi obat
jadwal yang ditentukan serta antihipertensi akibat kesibukan
perubahan gaya hidup sehat yang bekerja atau akibat dari usia yang
dianjurkan, serta adanya dukungan semakin tua. Penyebab lain yang
dari keluarga. diungkapakan oleh pasien yaitu
Menurut Ningrum (2018) mengatakan sebagian pasien menghentikan
bahwa salah satu faktor yang pengobatan apabila gejala yang
menyebabkan kepatuhan dalam dialami mulai hilang atau merasa
minum obat yaitu sebagian besar sudah sehat, dan juga efek samping
pasien memahami instruksi yang yang ditimbulkan dari obat
diberikan. Hal ini diperkuat oleh antihipertensi yang membuat pasien
Susanto (2015) bahwa pemahaman merasa tidak nyaman sehingga pasien
pasien tentang hipertensi dan tujuan memutuskan untuk berhenti minum
terapi hipertensi dapat mempengaruhi
obat tanpa berkonsultasi terlebih faktor penyebabnya, mungkin karena:
dahulu dengan tenaga kesehatan. 1) Jenuh, harus tiap hari makan obat
Keberhasilan suatu program dan terus menerus, 2) Kesulitan
pengobatan tidak hanya ditentukan makan obat banyak sekali (misalnya 3
oleh diagnosis dan pemilihan obat kali sehari) dan banyak setiap hari
yang tepat, tetapi juga oleh kepatuhan (dipecahkan dengan memberikan obat
(compliance) pasien dalam long lasting drug, cukup makan sekali
melaksanakan pengobatan tersebut. sehari), 3) Alasaan efek samping
Pengobatan hipertensi umumnya (hiccup/ batuk), 4) Alasan kesulitan
dilakukan seumur hidup atau membawa obat keluar rumah atau
pengobatan jangka panjang sehingga dalam perjalanan, 5) Biaya,
kebanyakan pasien tidak meminum ketidakmampuan menebus obat.
obat antihipertensi sesuai dengan yang Menurut hasil penelitian Norman
diresepkan dan menghentikannya (2012), disebutkan bahwa pasien tidak
setelah 1 tahun (Manurung, 2011). patuh dikarenakan dalam dua minggu
Keluhan pasien penderita hipertensi terakhir pasien pernah tidak meminum
dalam menjalani terapi diantaranya obat antihipertensi secara rutin. Hal
program terapi yang lama, banyak lain disebutkan bahwa ketika pasien
obat, efek obat ataupun besarnya ingin mengambil obat puskesmas
biaya pengobatan, dan hal itu sedang tidak beroperasi sedangkan
merupakan faktor yang dapat untuk membeli obat ke apotek pasien
mempengaruhi keberhasilan terapi tidak memiliki biaya sehingga obat
ataupun kepatuhan dalam baru dapat pasien minum setelah
mengkonsumsi obat. Kepatuhan kembali ke puskesmas.
minum obat pada pengobatan Hasil penelitian Adriansyah (2010)
hipertensi penting karena dengan menjelaskan tentang faktor yang
minum obat antihipertensi secara berpengaruh terhadap ketidakpatuhan
teratur dapat mengontrol tekanan pasien dalam dalam melaksanakan
darah, sehingga dalam jangka panjang terapi obat adalah usia, pendidikan,
risiko kerusakan organ-organ penting lamanya menderita hipertensi, tingkat
tubuh, seperti jantung, ginjal, dan kesembuhan yang telah dicapai
otak dapat dikurangi (Bustan, 2014). pasien, rutinnya pasien melakukan
Menurut Bustan (2017) bahwasanya check up, adanya reaksi obat
kepatuhan terkait dengan berbagai merugikan yang dirasakan oleh
pasien, pasien menjalani pengobatan hasil analisa data di atas maka dapat
lain serta mahalnya biaya pengobatan. disimpulkan bahwa terdapat hubungan
3. Hubungan dukungan keluarga dengan yang signifikan antara dukungan
kepatuhan minum obat pada penderita keluarga dengan kepatuhan minum
hipertensi di Wilayah Kerja obat pada penderita hipertensi di
Puskesmas Pamarican Kabupaten Wilayah Kerja Puskesmas Pamarican
Ciamis Tahun 2020 Kabupaten Ciamis Tahun 2020 karena
Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai α > ρ value (0,05 > 0,000).
bahwa dari 46 orang penderita Hubungan ini ditunjukan dengan nilai
hipertensi yang memiliki dukungan korelasi sebesar 0.697 yang termasuk
keluarga baik hampir seluruhnya yaitu kedalam kategori kuat (0.60-0.799).
sebanyak 41 orang (89,1%) patuh Berdasarkan hasil penelitian
dalam mengkonsumsi obat hipertensi, didapatkan ada hubungan antara
dan sebagian kecil responden yaitu 5 dukungan keluarga dengan kepatuhan
orang (10,9%) tidak patuh dalam minum obat pada penderita hipertensi.
mengkonsumsi obat hipertensi, dari Pasien dengan dukungan keluarga
27 orang penderita hipertensi yang yang baik sebagian besar patuh dalam
memiliki dukungan keluarga cukup pelaksanaan minum obat. Didapatkan
sebagian besar yaitu sebanyak 17 hubungan yang kuat antara dukungan
orang (63%) patuh dalam keluarga dengan kepatuhan minum
mengkonsumsi obat hipertensi, dan obat dengan arah positif dimana
hampir sebagian responden yaitu 10 semakin tinggi dukungan keluarga
orang (37%) tidak patuh dalam maka semakin meningkat kepatuhan
mengkonsumsi obat hipertensi, dan minum obat.
dari 18 orang penderita hipertensi Menurut Bisnu (2017) dukungan
yang memiliki dukungan keluarga keluarga adalah bentuk perilaku
kurang sebagian besar yaitu sebanyak melayani yang dilakukan oleh
13 orang (72,2%) tidak patuh dalam keluarga baik dalam bentuk dukungan
mengkonsumsi obat hipertensi, dan emosional, penghargaan/penilaian,
hampir sebagian responden yaitu 5 informasi dan instrumental. keluarga
orang (27,8%) patuh dalam berfungsi mempertahankan keadaan
mengkonsumsi obat hipertensi, kesehatan anggota keluarganya agar
Dari hasil analisa data diperoleh nilai tetap memiliki produktifitas tinggi
ρ value sebesar 0,000. Berdasarkan dalam bentuk mengenal masalah
kesehatan, kemampuan mengambil damai untuk istirahat dan pemulihan
keputusan untuk mengatasi masalah serta membantu penguasaaan
kesehatan, kemampuan merawat emosional. Bentuk dukungan ini
anggota keluarga yang sakit, membuat individu memiliki perasaan
kemampuan memodifikasi lingkungan nyaman, yakin, diterima oleh anggota
agar tetap sehat dan optimal, dan keluarga berupa ungkapan empati,
kemampuan memanfaatkan sarana kepedulian, dihargai, perhatian, cinta,
kesehatan yang tersedia di kepercayaan, rasa aman dan selalu
lingkungannya. mendampingi pasien dalam
Hubungan korelasi yang kuat antara perawatan. Dukungan ini sangat
dukungan keluarga dengan kepatuhan penting dalam menghadapi keadaan
minum obat disebabkan karena yang dianggap tidak terkontrol karena
hampir setengah responden masih seiring dengan lamanya waktu
ditemukan tidak patuh minum obat, pengobatan, pasien hipertensi
oleh karena itu diperlukan dukungan membutuhkan orang terdekat yang
keluarga yang terus-menerus sehingga tinggal serumah yang dapat
mendapatkan pemahaman yang baik memberikan dukungan emosional dan
tentang pentingnya minum obat secara penghargaan yang cukup agar pasien
teratur. Berdasarkan hasil penelitian merasa dicintai dan tetap semangat
diketahui hampir seluruh responden menjalani pengobatan.
memiliki dukungan keluarga yang Penelitian ini juga menemukan
baik. Hal ini dapat dilihat pada hasil dukungan keluarga yang kurang,
penelitian yang menunjukkan bahwa terutama dukungan instrumental.
hampir seluruhnya mendapatkan Responden memberikan jawaban
dukungan emosional dan penghargaan kadang-kadang pada pertanyaan
yang baik dimana keluarga selalu bahwa keluarga membantu membiayai
mendampingi, mencintai, dan dalam pengobatan, menyediakan
memperhatikan anggota keluarganya fasilitas dan mencarikan kekurangan
selama pengobatan. sarana dan peralatan. Pendapatan yang
Hal ini sejalan dengan pernyataan sedikit dikaitkan dengan dukungan
dukungan keluarga oleh Friedman et keluarga yang kurang. Salah satu
al., (2010) yaitu dukungan emosional fungsi keluarga yaitu ekonomi dimana
dan penghargaan dimana keluarga keluarga bertugas mencari sumber-
sebagai sebuah tempat yang aman dan sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan anggota keluarga penyakit kronis sehingga dengan
(Harmoko, 2012). memperhatikan kondisi tersebut maka
Hal ini sejalan dengan penelitian kepatuhan mengkonsumsi obat harian
Adhitomo (2014) menjelaskan bahwa menjadi fokus dalam mencapai derajat
hipertensi banyak pada kelompok kesehatan pasien. Dalam hal ini
berpendapatan rendah dibandingkan perilaku pasien dapat dilihat dari
berpendapatan sedang dan tinggi sejauhmana pasien mengikuti dan
karena faktor kurangnya biaya untuk menaati pengobatan yang telah
memeriksakan diri secara teratur serta diberikan oleh tenaga medis untuk
tekanan psikologis berkaitan dengan menghasilkan sasaran-sasaran
himpitan ekonomi. Kurangnya terapeutik agar tekanan darah dapat
dukungan instrumental menyebabkan terkontrol. Kepatuhan minum obat
ketidakpatuhan dalam pengobatan yang didapatkan dalam penelitian ini
karena keluarga tidak mampu juga disebabkan karena tingginya
menyediakan keperluan terkait dukungan keluarga yang diberikan
pengobatan. Dukungan instrumental oleh anggota keluarga baik dalam
yang baik dapat membantu pasien bentuk emosional, penghargaan,
dengan hipertensi untuk mendapatkan informasi, dan finansial.
fasilitas, sarana, dan kemudahan akses
informasi kesehatan yang baik KESIMPULAN
sehingga dapat membantu proses Berdasarkan hasil penelitian hubungan
pengobatan. dukungan keluarga dengan kepatuhan
Sebagian besar responden memiliki minum obat pada penderita hipertensi
kepatuhan minum obat antihipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
dimana sebagian besar responden Pamarican Kabupaten Ciamis Tahun
tidak pernah lupa minum obat 2020, dari 91 responden dapat ditarik
antihipertensi dan hampir seluruh simpulan sebagai berikut :
responden tidak pernah sengaja tidak 1. Dukungan keluarga pada penderita
meminum obat selama 2 pekan hipertensi di Wilayah Kerja
terakhir Hal ini sejalan dengan Puskesmas Pamarican Kabupaten
penelitian oleh Fatmah (2012) yang Ciamis Tahun 2020, setengah dari
menyatakan bahwa kepatuhan dalam responden memiliki dukungan
mengkonsumsi obat merupakan aspek keluarga yang baik sebanyak 46
utama dalam penanganan penyakit- orang (50,5%).
2. Kepatuhan minum obat pada dikembangkan sebagai kompetensi
penderita hipertensi di Wilayah yang harus dikuasai oleh mahasiswa.
Kerja Puskesmas Pamarican 2. Bagi Puskesmas
Kabupaten Ciamis Tahun 2020, Lebih meningkatkan promosi
sebagian besar reponden patuh kesehatan ataupun penyuluhan-
dalam meminum obat sebanyak 63 penyuluhan kesehatan mengenai
orang (69,2%). kepatuhan mengkonsumsi obat
3. Terdapat hubungan yang hipertensi misalnya dengan cara
signifikan antara dukungan melakukan promosi kesehatan
keluarga dengan kepatuhan minum melalui penyuluhan gerakan
obat pada penderita hipertensi di masyarakat baik secara kelompok
Wilayah Kerja Puskesmas maupun penyuluhan tatap muka oleh
Pamarican Kabupaten Ciamis petugas pelayanan kesehatan secara
Tahun 2020 karena nilai α > ρ intensif dan berkesinambungan,
value (0,05 > 0,000). Hubungan melakukan kunjungan rumah (home
ini ditunjukan dengan nilai visit). Kemudian untuk cara
korelasi sebesar 0.697 yang penyampaian informasi
termasuk kedalam kategori kuat menggunakan cara-cara yang lebih
(0.60-0.799). sederhana seperti dengan pembagian
leafleat atau brosur mengenai
kepatuhan mengkonsumsi obat
SARAN
hipertensi kepada seluruh masyarakat
1. Bagi Institusi Pendidika
sehingga akan mudah dipahami.
Lebih memperbanyak literatur bagi
Tenaga kesehatan perlu
peneliti lain di perpustakaan
melaksanakan pengelolaan lansia
mengenai kepatuhan mengkonsumsi
yang mengalami hipertensi dengan
obat hipertensi sehingga
cara penatalaksanaan farmakologi
mempermudah dalam pencarian data
untuk mengontrol tekanan darah pada
dan materi tentang kepatuhan
penderita hipertensi.
mengkonsumsi obat hipertensi. Dapat
3. Bagi Penderita
menjadikan hasil penelitian ini
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
sebagai salah satu referensi
menjadi bahan pertimbangan untuk
penatalaksanaan keperawatan
penderita hipertensi agar melakukan
terhadap hipertensi dan dapat
pengobatan secara reguler serta
informasi mengenai penyakit Evadewi, P. 2013. Kepatuhan Mengonsumsi
Obat Pasien Di Denpasar Ditinjau
komplikasi akibat hipertensi jika
Dari K epribadian Tipe A Dan Tipe
pasien tidak patuh dalam B. Jurnal Psikologi Udayana. 1,32-
42.
melaksanakan pengobatannya.
Damayantie, N. 2018. Faktor-Faktor Yang
4. Bagi Peneliti Lain Mempengaruhi Perilaku
Penatalaksanaan Hipertensi Oleh
Penelitian ini hanya meneliti tentang
Penderita Di Wilayah Kerja
hubungan dukungan keluarga dengan Puskesmas Sekernan Ilir Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2018. Jurnal
kepatuhan minum obat pada
Ners Dan Kebidanan.5,224-232.
penderita hipertensi, ada banyak Farisi, M. 2020. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Ketaatan Minum
faktor yang dapat mempengaruhi
Obat Pada Penyakit Kronik. Jurnal
perilaku pasien lansia dalam Ilmiah Universitas Batanghari Jambi.
277-280.
kepatuhan mengkonsumsi obat
Firmansyah, R. 2017. Faktor-Faktor Yang
hipertensi. Oleh karena itu maka Berhubungan Dengan Dukungan
Keluarga Dalam Pencegahan Primer
peneliti selanjutnya disarankan untuk
Hipertensi. Jkp. 5.
melakukan penelitian yang lebih luas Maulida F. Desy. 2014. Hubungan Antara
Dukungan Keluarga Dan Kepatuhan
lagi dengan design dan metode
Minum Obat Pada Penderita
penelitian yang berbeda sehingga Tuberkulosis Di Wilayah Ciputat
Tahun 2014. (Skripsi) Universitas
penelitian akan lebih bermanfaat.
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta.
Masturoh, Imas. 2018. Metodoloi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan. Edisi tahun 2018 Cetakan
Pertama.
Arum, Y . 2019. Hipertensi Pada Penduduk
Meteng, R. 2016. Hubungan Dukungan
Usia Produktif(15-64 Tahun).
Keluarga Dengan Kepatuhan Minum
HIGEIA Journal Of Public Health
Obat Pada Penderita Hipertensi Di
Research and Developmen.
Markas Komando Lantamal VIII
Aryatininsih, D. 2018. Hipertensi Pada
Manado. E-Jurnal Sariputra. 3.
Masyarakat Di Wilayah Kerja
Ningrum P. Sandra. 2018. Hubungan
Puskesmas Harapan Raya
Dukungan Keluarga Dengan
Pekanbaru. Jurnal Ipteks Harapan,
Kepatuhan Minum Obat Pasien
12,64-77.
Hipertensi Di Puskesmas Seyegan
Bustan, Nadjib. 2015. Manajemen
Sleman Yogyakarta. (Skripsi).
Pengendalian Penyakit Tidak
Universitas „ Aisyiyah Yogyakarta.
Menular. Cetakan Pertama. PT
Nursalam, 2015. Metodologi Penelitian Ilmu
Rineka Cipta, Jakarta.
Keperawatan. Edisi 4. Salemba
Dinas Kesehatan Ciamis. Laporan Tahunan
Medika. Jakarta.
Dinas Kesehatan Ciamis Tahun 2019.
Nurhayati, L. 2019. Dukungan Keluarga
Erdiansyah, M.M. 2016. Pengaruh Disiplin
Terhadap Kepatuhan Kontrol
dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Pengobatan Pasien Hipertensi. Jurnal
Pegawai pada CV Patakaran
Keperawatan. 5,63-69.
Palembang. Journal Ecoment Global,
1.
Prasetyaningrum, 2014. Hipertensi Bukan
Untuk Ditakuti. Cetakan Pertama.
FMedia. Jakarta.
Puskesmas Kecamatan Pamarican. 2019.
Laporan Tahun Puskesmas Pamarican
Tahun 2019. Puskesmas Kecamatan.
Pamarican
Rusmini, H. 2019. Hubungan Antara
Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
Yang Mendapatkan Terapi Antibiotik
Di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit
Pertamina Bintang Amin Bandar
Lampung. Jurnal Dunia Kesmas. 8.
Rottie, J. 2017. Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Minum
Obat Pada Pasien Hipertensi Di
Ruang Rawat Inap Bugenvil RSUD
Tobelo Kabupaten Halmahera Utara.
Journal Of Community Dan
Emergency.
Suparyanto, 2011. Pengertian
Keluarga.(http://dr.suparyanto.blogsp
ot.com/ 2010/10/pengertian-
keluarga.html. diakses tanggal 06
oktober 2011.
Susanto, Y. 2015. Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Minum
Obat Pasien Hipertensi Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai
Cuka Kabupaten Tanah Laut. Jurnal
Ilmiah Manuntung. 1,62-67.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Cetakan Ke 19. Alfabeta. Bandung.
Toulasik A. Yani. 2019. Hubungan Antara
Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Minum Obat Pada
Penderita Hipertensi Di RSUD Prof
Dr.Wz. Johannes Kupang Ntt.
(Skripsi). Universitas Airlangga.
Surabaya.
Wahyudi, C. 2017. Pengaruh
Demografi,Psikososial,Dan Lama
Menderita Hipertensi Primer
Terhadap Kepatuhan Minum Obat
Anti Hipertensi. Jurnal Jkft. 2,14-28.

Anda mungkin juga menyukai