*Syuman Jaya
(110315361)
Syuman.jaya15@gmail.com
ABSTRAK
1
Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif
dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu
wanita usia produktif di RT 06 RW 02 kampung selang tengah desa wanasari
tahun 2019 dengan populasi yang berjumlah 30 warga. Sampel yang diambil
sebanyak 30 responden dengan menggunakan teknik total sampling. Instrument
yang digunakan dalam pengambilan data adalah kuesioner. Analisa data yang
digunakan adalah analisa univariat dan bivariat berupa uji chi-square dengan nilai
signifikan α < 0,05.
Hasil ; Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua faktor yang diteliti
terdapat pengaruh secara bermakna dengan kejadian hipertensi pda wanita usia
produktif di RT 06 RW 02 kampung selang. Variabel yang mempengaruhi adalah
pola makan (P value = 0,023), kualitas tidur (P value = 0,01), dan dukungan
keluarga (P value = 0,028). Dari hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh
faktor – faktor yang mempengaruhi hipertensi dengan wanita usia produiktif.
Kata Kunci : Hipertensi, pola makan, pengetahhuan, kualitas tidur, dan dukungan
keluarga
2
PENDAHULUAN
yang disepakati normal. Dengan nilai merupakan hasil dari tahu yang terjadi
alkohol, kelainan pada ginjal dan lain- seseorang semakin baik maka
atau bersifat genetik. Individu dengan tidak disertai dengan sikap maka
dua kali lebih besar untuk menderita (Notoatmodjo, 2012) dalam jurnal
3
seluruh dunia, diperkirakan satu dari dan biasanya tidak dibahas sebagai
empat orang penduduk di negara maju bagian dari evaluasi medis secara
organ yang dapat menyebabkan suatu dan mengurangi kinerja dan kualitas
memberikan peluang tujuh kali lebih pembuluh darah koroner atau otak,
dan tiga kali lebih besar serangan besar karena peningkatan kompleksitas
dapat ditekan tidak hanya dengan larut malam mendorong waktu tidur
tindakan preventif. (Sinuraya, Siagian, berkurang satu jam pada malam hari
Taufik, Destiani, Puspitasari, Lestari, daripada yang kita lakukan 100 tahun
Kualitas tidur terjadi dalam kita tetap sama, sekitar 8 jam semalam
4
(Remmes, 2012) dalam jurnal Intan dukungan keluarga pada pasien
pola makan tidak seimbang antara dengan baik maka perawatannya juga
sehat seperti jeroan, keripik asin, otak- Seluruh dunia terutama negara
5
Indonesia prevelensi hipertensi lebih Selang Tengah Desa Wanasari,
atau minum obat, dan hasil wanita usia produktif yang menderita
6
mungkin terjadi perlu ditingkatkan komponen utama yaitu : Survailans
dan mortalitas, dan oleh karena itu Pencegahan penyakit hipertensi dan
7
mandiri keperawatan untuk membantu PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah hasil
pasien dalam mengatasi masalah
penginderaan manusia, atau hasil tahu
kesehatannya melalui cara
seseorang terhadap objek melalui
memberikan informasi pengetahuan
indera yang dimilikinya (mata, hidung,
kesehatan mengenai penyakit
telinga dan sebagainya) (Notoatmodjo,
hipertensi. Sehingga dengan informasi
2010).
yang benar, diharapkan penderita
Notoatmodjo (2014)
hipertensi mendapat bekal
menyimpulkan “pengetahuan adalah
pengetahuan yang cukup untuk dapat
hal yang diketahui oleh orang atau
melaksanakan pola hidup sehat dan
responden terkait dengan sehat dan
dapat menurunkan risiko penyakit
sakit atau kesehatan, misal: tentang
degeneratif terutama hipertensi dan
penyakit (penyebab, cara penularan,
penyakit kardiovaskuler.
cara pencegahan), gizi, sanitasi,
Berbagai penelitian
pelayanan kesehatan, kesehatan
melaporkan faktor risiko hipertensi
diantaranya pada Penelitian Meylen lingkungan, keluarga berencana, dan
8
dapat dipengaruhi oleh beberapa Lingkungan adalah segala
d. Lingkungan
9
b. Cukup, bila subjek mampu (Konsep Kebutuhan Dasar
menjawab benar 56-75% dari
Manusia,2014. Hal:359).
seluruh pertanyaan.
c. Kurang, bila subjek mampu Kualitas tidur malam yang baik
menjawab dengan benar <56% akan membuat seseorang lebih
dari seluruh pertanyaan. produktif dan lebih menikmati
kegiatan keesokan hari. Para dokter
pun menyadari pentingnya tidur dan
KUALITAS TIDUR
betapa kurang tidur, yang sangat
Istirahat dan tidur merupakan
umum terjadi mengingat gaya hidup
kebutuhan dasar yang mutlak harus
super sibuk dimasa kini, dapat
dipenuhi oleh semua orang. Dengan berdampak negatif bagi kesehatan
melalui berbagai cara. Kebiasaan tidur
istirahat dan tidur yang cukup, tubuh
sangat mungkin memengaruhi tekanan
baru dapat berfungsi secara optimal.
darah (Kowalski 2010).
Istiraahat dan tidur itu sendiri 1. Faktor yang mempengaruhi
melakukan aktivitas sama sekali. nyeri atau distres fisik yang dapat
bisa dikatakan suatu bentuk istirahat yang sakit membutuhkan waktu tidur
10
yang lebih banyak dari pada biasanya. Semakin lelah seseorang, semakin
Disamping itu, siklus bangun tidur pendek siklus tidur REM yang di
proses tidur. Tidak adanya stimulus jam kerja hartis mengatur aktivitasnya
tertentu atau adanya stimulus yang agar bisa tidur pada watu yang tepat (
Kondisi tubuh yang lelah dapat serta serinya terjaga saat tidur (
11
Konsep Kebutuhan Dasar Kebutuhan Dasar Manusia,2014.
SSP sehingga dapat mengganggu pola tubuh. Akibatnya, perokok sering kali
total tidur dan sedikitnya priode morfin) diketahui dapat menekan tidur
12
Kebutuhan Dasar Manusia,2014. POLA MAKAN
Pola makan adalah cara
Hal:364 ).
seseorang atau sekelompok orang yang
j) Motivasi
memilih dan mengkonsumsi makanan
Keinginan untuk tetap terjaga
sebagai tanggapan terhadap pengaruh
terkadang dapat menutupi perasaan
fisiologis, psikologi, budaya dan
lelah seseorang. Sebaliknya, perasaan
sosial. Pola makan sehari-hari
bosan atau tidak adanya motivasi
merupakan pola makan seseorang
untuk terjaga sering kali
berhubungan dengan kebiasaan makan
mendatangkan kantuk ( Konsep
setiap harinya (Sediaoetama, 2011).
Kebutuhan Dasar Manusia,2014.
Pola makan individu meliputi
Hal:365 ).
bahan makanan pokok (sumber
2. Pengukuran Kualitas tidur
karbohidrat), lauk pauk (sumber
Pengukuran kualitas tidur,
protein hewani dan nabati), sayur dan
penulis menggunakan pengkategorian
buah. Pola makanan yang tidak baik
yaitu (Sardjito 2018) :
akan menimbulkan beberapa gangguan
a. Kualitas baik (cukup) antara 6-8
seperti kolesterol tinggi, tekanan darah
jam perhari.
meningkat dan kadar gula yang
b. Kualitas tidur kurang dari 6 Jam
meningkat. Diet kaya buah-buahan,
perhari
sayuran, mengurangi asupan natrium,
13
menurunkan tekanan darah asin dengan kejadian hipertensi dan
dengan menarik cairan intraseluler juga perlu untuk tubuh. Selain sebagai
hipertensi. Badan kesehatan dunia mencegah sulit buang air besar. Selain
garam yang sebaiknya dikonsumsi kebutuhan air yang kurang pada tubuh.
tidak lebih dari 6 gram per hari Beberapa hal yang perlu diperhatikan
(2007), yang membuktikan bahwa ada akan lebih baik jika porsi makannya
hubungan antara konsumsi makanan sedikit tapi sering, banyak minum air
14
putih sekitar 7-8 gelas/hari dan batasi dalam bentuk dukungan emosional,
penghargaan, informasi, dan
minum kopi dan teh, kurangi garam,
instrumental yang dapat diberikan
makanan hendaknya mudah dicerna,
pada lansia. Dukungan keluarga
lembek tidak keras, hindari makanan mengacu pada dukungan-dukungan
yang dipandang anggota keluarga
yang terlalu manis, terlalu asin dan
sebagai sesuatu yang dapat di akses
yang terlalu gurih/gorengan (Sunita,
atau dilakukan untuk keluarga”.
2008). 1. Jenis Jenis Dukungan Keluarga
Friedman (2010) dalam
Pola makanan yang tidak
Ningtiyas (2017) menyebutkan
seimbang antara asupan dengan
“terdapat empat tipe dukungan
kebutuhan baik jumlah maupun jenis
keluarga yaitu:
makanannya, seperti makan makanan
a. Dukungan Emosional
tinggi lemak, kurang mengonsumsi
Keluarga adalah tempat
sayuran, buah dan sebagainya juga
yang aman dan damai untuk
makan makanan yang melebihi
istirahat dan juga menenangkan
kebutuhan tubuh bisa menyebabkan
pikiran. Individu yang
obesitas atau kegemukan (Supariasa,
menghadapi persoalan atau
2011).
masalah akan merasa terbantu
DUKUNGAN KELUARGA
jika ada keluarga yang
Bomar (2004) dalam Mangasi
(2013) menyimpulkan “dukungan memperhatikan dan membantu
15
memperhatikan dan membantu d. Dukungan Informasi
16
selang tengah yang berjumlah 30 sebanyak 15 orang (50%) menderita
orang. hipertensi sedang/berat dengan
Instrumen yang digunakan tekanan darah 160-179/100-109
untuk mengetahui hipertensi dengan mmHg dan sisanya sebanyak 15 orang
menggunakan data sekunder yaitu (50%) menderita hipertensi ringan
hasil ukur tekanan darah selama satu dengan derajat tekanan darah 140-
kali pengukuran. 159/90-99 mmHg.
Instrumen yang digunakan Variabel Pengetahuan
pada penelitian ini adalah kuesioner, responden tingkat pengetahuan yang
pada variabel pengetahuan, kualitas diterapkan oleh 30 wanita penderita
tidur, pola makan, dan dukungan hipertensi usia produktif (23-61 tahun)
keluarga yang sudah di uji validitas di Kampung Selang Tengah RT 06
terlebih dahulu. RW 02 Desa Wanasari Kecamatan
Analisis data di lakukan secara Cibitung Kabupaten Bekasi yang
univariat dan bivariat menggunakan uji menjadi sampel dalam penelitian ini,
Chi-Square dengan nilai signifikan yaitu sebanyak 17 orang (56,7%) yang
alpha 5% (α = 0,05) dengan uji chi- tingkat pengetahuan baik, sebanyak 10
square sebagai alternatif nya. orang (33,3%) tingkat pengetahuan
kurang, dan sisanya sebanyak 3 orang
HASIL (10%) tingkat pengetahuan cukup.
Karakteristik hipertensi pada Variabel pola makan yang diterapkan
wanita usia produktif dapat dilihat oleh 30 wanita penderita hipertensi
yang mengalami hipertensi dari 30 usia produktif (23-61 tahun) di
wanita penderita hipertensi usia Kampung Selang Tengah RT 06 RW
produktif (23-61 tahun) di Kampung 02 Desa Wanasari Kecamatan
Selang Tengah RT 06 RW 02 Desa Cibitung Kabupaten Bekasi yang
Wanasari Kecamatan Cibitung menjadi sampel dalam penelitian ini,
Kabupaten Bekasi yang menjadi yaitu sebanyak 19 orang (63,3%)
sampel dalam penelitian ini, yaitu menerapkan pola makan yang kurang
17
baik dan sisanya sebanyak 11 orang Kampung Selang Tengah Rt 06
(36,7%) menerapkan pola makan yang
Rw 02 Desa Wanasari
baik. Variabel kualitas tidur yang
Kecamatan Cibitung Kabupaten
diterapkan oleh 30 wanita penderita
hipertensi usia produktif (23-61 tahun) Bekasi Tahun 2019
di Kampung Selang Tengah RT 06
Berdasarkan hasil uji statistik
RW 02 Desa Wanasari Kecamatan
dengan menggunakan uji Chi-Square
Cibitung Kabupaten Bekasi yang
menjadi sampel dalam penelitian ini, maka diperoleh nilai p=0,023 < α
yaitu sebanyak 16 orang (53,3%)
=0,05 yang berarti H0 ditolak. Dengan
menerapak kualitas tidur baik, sisanya
demikian dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 14 orang (46.7%) menerapka
kualitas tidur kurang. Dan variabel ada hubungan antara pola makan
dukungan keluarga yang diterapkan
dengan kejadian hipertensi pada
oleh 30 wanita penderita hipertensi
wanita usia produktif di Kampung
usia produktif (23-61 tahun) di
Kampung Selang Tengah RT 06 RW Selang Tengan RT 06 RW 02 Desa
02 Desa Wanasari Kecamatan
Wanasari Kecamatan Cibitung
Cibitung Kabupaten Bekasi yang
Kabupaten Bekasi Tahun 2019.
menjadi sampel dalam penelitian ini,
yaitu sebanyak 15 orang (50%) ada 2. Hubungan Pengetahuan
dukungan, sisanya sebanyak 15 orang
Dengan Kejadian Hipertensi
(50%) tidak ada dukungan.
Pada Wanita Usia Produktif Di
18
Berdasarkan hasil uji statistik ada hubungan antara kualitas tidur
maka diperoleh nilai p=0,01 < α =0,05 keluarga dengan kejadian hipertensi
19
02 Desa Wanasari Kecamatan wanita usia produktif di Kampung
dengan kejadian hipertensi pada 2019 (p=0,01 < α =0,05 dan Odds
Ratio 3,143).
20
5. Ada hubungan antara dukungan ubah melalui : penurunan berat
(p=0,028 < α =0,05 dan Odds dan kontrol tekanan darah secara
21
Tidak mengajarkan penderita untuk wawasan yang luas untuk ilmu
makan, kualitas tidur, dan dukungan pada wanita usi produktif. Bagi
ditetapkan. keperawatan.
22
2. Alwi, I (2012).Penyakit Hipertensi Di Rumah Sakit Umum
Medika 2014
23
Hipertensi di Kota Bandung, AN/JENI/KELAMIN/pdf,di akses
Documents/BAB%20I%20TPMHP
/jurnal/15968-45737-1-PB.pdf,di
(2013).Dukungan Keluarga
Dalam Penatalaksanaan
Hipertensi Di Puskesmas
Candirejo Magetan,
file:///C:/Users/Syuman%20Jaya/
Documents/BAB%20I%20TPMH
P/NASKAH_PUBLIKASI-2.pdf,
Srage,http://www.HUBUNGAN/P
ENGETAHUAN/POLA/MAKAN/D
24