Anda di halaman 1dari 5

Dina RF Ι Enforcement of Diagnosis and Treatment High Blood Pressure

[ARTIKEL REVIEW]

DIAGNOSE ENFORCEMENT AND TREATMENT OF


HIGH BLOOD PRESSURE
Dina Rianti Fitri
Faculty of Medicine, University of Lampung

Abstract
Hypertension which is still a public health program. If it is not controlled, it will attack the target organs, and cause a heart
attack, stroke, kidney, and also blindness. In indonesia, the hypertension’s problem tends to rise. The cause of the high blood
pressure, covering the consumption of salt remain, age, gender, obesity, stress, and alcohol consumption. Hypertension
diagnosis must be done on repeat measurements at least two times. Self control that can be done to reduce the number of
hypertension is by doing a healhty lifestyle program.
.
Keywords: hypertension, diagnosis, governance

Abstrak
Hipertensi tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat. Apabila tidak terkontrol, akan menyerang target organ, dan dapat
menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Di Indonesia masalah hipertensi cenderung
meningkat. Penyebab peningkatan tekanan darah tinggi, meliputi keturunan, konsumsi garam berlebih, usia dan jenis kelamin,
obesitas, stres, konsumsi alkohol. Diagnosis hipertensi ditegakkan pada pengukuran berulang minimal dua kali. Pengendalian
yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kejadian hipertensi adalah dengan melakukan program gaya hidup sehat.

Kata kunci: hipertensi, diagnosis, tata laksana

...
Korespondensi : Dina Rianti Fitri Ι dinariantifitri@rocketmail.com

Pendahuluan stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan.


Hipertensi merupakan salah satu Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa
penyakit tidak menular yang menjadi penyakit hipertensi yang tidak terkontrol
masalah kesehatan penting di seluruh dunia dapat menyebabkan peluang tujuh kali
karena prevalensinya yang tinggi dan terus lebih besar terkena stroke, enam kali lebih
meningkat serta hubungannya dengan besar terkena congestive heart failure, dan
penyakit kardiovaskuler, stroke, retinopati, tiga kali lebih besar terkena serangan
dan penyakit ginjal. Hipertensi juga menjadi jantung. Menurut WHO dan the
faktor risiko ketiga terbesar penyebab International Society of Hypertension (ISH),
kematian dini.1 saat ini terdapat 600 juta penderita
Meningkatnya prevalensi penyakit hipertensi di seluruh dunia, dan tiga juta di
kardiovaskuler setiap tahun menjadi antaranya meninggal setiap tahunnya.
masalah utama di negara berkembang dan Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut
negara maju. Di Amerika, diperkirakan satu tidak mendapatkan pengobatan secara
dari empat orang dewasa menderita adekuat.2
hipertensi. Apabila penyakit ini tidak Prevalensi hipertensi berdasarkan
terkontrol, akan menyerang target organ, pengukuran tekanan darah menunjukkan
dan dapat menyebabkan serangan jantung, penurunan dari 31,7 persen tahun 2007

J MAJORITY |Volume 4 Nomor 3 | Januari | 47


Dina RF Ι Enforcement of Diagnosis and Treatment High Blood Pressure

menjadi 25,8 persen tahun 2013. Asumsi Penelitian menunjukkan


terjadi penurunan bisa bermacam-macam bahwa hingga 40% dari
mulai dari alat pengukur tensi yang berbeda variabilitas tekanan darah
sampai pada kemungkinan masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor
sudah mulai datang berobat ke fasilitas genetik.
kesehatan. Namun prevalensi hipertensi 2. Faktor yang dapat di modifikasi
berdasarkan wawancara terjadi a. Kelebihan diet garam
peningkatan dari 7,6 persen tahun 2007 Studi epidemiologis
menjadi 9,5 persen tahun 2013. Prevalensi menunjukkan tingkat optimal
hipertensi di Indonesia yang didapat melalui untuk kesehatan konsumsi
pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar garam adalah tiga gram per
25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung hari.
(30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), b. Rendah diet kalium
Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat Rendahnya tingkat kalium
(29,4%).3 berhubungan dengan
meningkatnya tekanan darah.
DISKUSI c. Kegemukan dan obesitas
Ada hubungan yang kuat dan
Faktor risiko hipertensi di Indonesia langsung antara kelebihan
adalah umur, pria, pendidikan rendah, berat badan dan obesitas.
kebiasaan merokok, konsumsi minuman d. Aktivitas fisik
berkafein >1 kali per hari, konsumsi alkohol, Orang-orang yang tidak latihan
kurang aktivitas fisik, obesitas dan obesitas aerobik cukup lebih mungkin
abdominal.2 untuk terjadi hipertensi.
Faktor risiko yang relevan terhadap e. Alkohol berlebih
mekanisme terjadinya hipertensi: Penggunaan alkohol berat
1. Faktor risiko yang tidak dapat di merupakan faktor risiko untuk
modifikasi. hipertensi dan stroke.
a. Usia dan jenis kelamin f. Merokok
Wanita cenderung memiliki Resiko penyakit kardiovaskular
tekanan darah sistolik yang lebih tinggi pada perokok.
lebih rendah dibandingkan g. Diabetes
laki-laki. Tetapi setelah 65 Orang yang memiliki kedua
tahun, perempuan cenderung hipertensi dan diabetes tipe
lebih tinggi. dua memiliki dua kali lipat
b. Etnis risiko kardiovaskular.4
Berkaitan dengan perbedaan Empat sistem kontrol yang berperan
yang diwariskan dalam tubuh dalam mempertahankan tekanan darah
bereaksi terhadap garam dan antara lain sistem baroreseptor arteri,
perbedaan dalam berbagai pengaturan volume cairan tubuh, sistem
hormon yang mengontrol renin angiotensin, dan autoregulasi
tekanan darah di darah. vaskular.5 Hipertensi dapat menimbulkan
c. Riwayat keluarga kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tak langsung. Kerusakan

J MAJORITY |Volume 4 Nomor 3 | Januari | 48


Dina RF Ι Enforcement of Diagnosis and Treatment High Blood Pressure

organ target yang ditemui pada pasien 3) Pemeriksaan penunjang meliputi tes
hipertensi antara lain pada jantung, otak, urinalisis, pemeriksaan kimia darah
ginjal kronis, penyakit arteri perifer, dan (untuk mengetahui kadar potassium,
retinopati.6 sodium, creatinin, High Density
Asupan natrium yang berlebihan, Lipoprotein (HDL), Low Density
terutama dalam bentuk natrium klorida, Lipoprotein (LDL), glukosa),
dapat menyebabkan gangguan 4) Pemeriksaan EKG.6
keseimbangan cairan tubuh, sehingga Berdasarkan penyebabnya
menyebabkan edema atau asites dan atau hipertensi dibedakan menjadi dua golongan
hipertensi. Penyakit-penyakit tertentu yaitu hipertensi primer dan hipertensi
seperti sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, sekunder. Hipertensi primer atau hipertensi
dekompensasi kordis, toksemia pada esensial terjadi karena peningkatan
kehamilan dan hipertensi esensial dapat persisten tekanan arteri akibat
menyebabkan gejala edema atau asites dan ketidakteraturan mekanisme kontrol
taua hipertensi. Dalam keadaan demikian homeostatik normal. Hipertensi sekunder
asupan garam natrium perlu dibatasi.7 atau hipertensi renal merupakan hipertensi
Obesitas dapat menyebabkan yang penyebabnya diketahui. Hampir
hipertensi dan penyakit kardiovaskular semua hipertensi sekunder berhubungan
melalui mekanisme pengaktifan sistem dengan ganggaun sekresi hormon dan
renin-angiotensin-aldosteron, peningkatkan fungsi ginjal. Umumnya hipertensi sekunder
aktivitas simpatis, peningkatan aktivitas dapat disembuhkan dengan
procoagulatory, dan disfungsi endotel. penatalaksanaan penyebabnya secara
Selain hipertensi, timbunan adiposa tepat.1
abdomen juga berperan dalam patogenesis Berdasarkan bentuknya, dibedakan
penyakit jantung koroner, sleep apnea, dan menjadi yaitu, hipertensi sistolik merupakan
stroke. Makin besar massa tubuh, makin peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti
banyak pula suplai darah yang dibutuhkan peningkatan tekanan diastolik dan
untuk memasok oksigen dan nutrisi ke umumnya ditemukan pada usia lanjut.
jaringan tubuh. Hal ini mengakibatkan Hipertensi diastolik merupakan peningkatan
volume darah yang beredar melalui tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan
pembuluh darah akan meningkat sehingga tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada
tekanan pada dinding arteri menjadi lebih anak-anak dan dewasa muda. Hipertensi
besar. 1 campuran merupakan peningkatan pada
Penegakan diagnosis hipertensi perlu tekanan sistolik dan diastolik.1
dilakukan tiga kali pengukuran tekanan Klasifikasi hipertensi sendiri dapat
darah selama tiga kali kunjungan terpisah, dibagi menjadi :
dengan 2-3 kali pengukuran dalam satu Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII
kumjungan.8 Diagnosis hipertensi primer Klasifikasi Sistolik Diastolik
dapat dilakukan dengan beberapa cara Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-89
meliputi: Ht Derajat 1 140-159 90-99
Ht Derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
1) Anamnesis, Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2009
6

2) Pemeriksaan fisik lengkap, terutama


pemeriksaan tekanan darah, Tabel 2. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VIII

J MAJORITY |Volume 4 Nomor 3 | Januari | 49


Dina RF Ι Enforcement of Diagnosis and Treatment High Blood Pressure

Klasifikasi Sistolik Diastolik dianjurkan oleh JNC VII yaitu diuretika


Tanpa Diabetes/CKD
(terutama jenis Thiazide atau Aldosteron
- ≥ 60 th < 150 < 90 Antagonist), beta blocker, calsium channel
- ≤ 60 th < 140 < 90 blocker, angiotensin converting enzyme
Dengan Diabetes/CKD inhibitor, dan angiotensin II receptor
- Semua umur dengan < 140 < 90 blocker. Diuretika biasanya menjadi
DM tanpa CKD
- Semua umur dengan
tambahan karena meningkatkan efek obat
CKD dengan/tanpa < 140 < 90 yang lain. Jika tambahan obat kedua dapat
DM mengontrol tekanan darah dengan baik
9
Sumber : Peterson, 2010 minimal setelah satu tahun, maka dicoba
untuk menghentikan obat pertama melalui
Apabila diagnosis hipertensi telah penurunan dosis.1
ditegakkan, maka pengobatan dapat Modifikasi pola hidup dengan
dimulai dengan terapi non-farmakologik. mematuhi diet merupakan langkah
Tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah pencegahan yang baik. Pengendalian yang
menurunkan morbiditas dan mortalitas dapat dilakukan untuk menurunkan angka
kardiovaskular, mencegah kerusakan organ, kejadian hipertensi adalah dengan
dan mencapai target tekanan darah melakukan program gaya hidup sehat,
<130/80 mmHg dan 140/90 mmHg untuk modifikasi gaya hidup membantu termasuk
individu berisiko tinggi dengan diabetes pengurangan berat badan (untuk mencapai
atau gagal ginjal.6 BMI <25kg/m, pembatasan natrium, diet
Penatalaksanaan non farmakologis banyak buah, sayuran dan hasil olahan
yang berperan dalam keberhasilan rendah lemak, olahraga teratur, dan tidak
penanganan hipertensi adalah dengan berlebihan konsumsi alkohol.10 Diet rendah
memodifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya garam, diberikan kepada pasien dengan
hidup yang dianjurkan dalam penanganan edema atau asites dan atau hipertensi
hipertensi antara lain mengurangi berat seperti yang terjadi pada penyakit
badan bila terdapat kelebihan (BMI ≥27), dekompensasio kordis, sirosis hati, penyakit
diet rendah kalori dianjurkan bagi orang ginjal tertentu, toksemia pada kehamilan,
dengan kelebihan berat badan atau dan hipertensi esensial. Diet ini
obesitas yang berisiko menderita mengandung cukup zat-zat gizi. Terdapat
hipertensi, olahraga dan aktifitas fisik, beberapa diet rendah garam yaitu 200-400
mengurangi asupan garam, diet rendah mg Na, 600-800 mg Na, 1000-1200 mg Na.7
lemak jenuh, diet tinggi serat, tidak Komplikasi hipertensi memiliki
merokok, istirahat yang cukup.1 dampak yang besar pada kualitas kesehatan
Penatalaksanaan dengan obat hidup. Komplikasi yang dapat terjadi pada
antihipertensi bagi sebagian besar pasien hipertensi berdasarkan pada study cohort
dimulai dengan dosis rendah kemudian yang telah dilakukan adalah antara lain,
ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan data dari banyak negara-negara, penurunan
umur, kebutuhan, dan usia. Dosis tunggal angka kematian stroke adalah sekitar 5%
lebih diprioritaskan karena kepatuhan lebih per tahun dikarenakan kejadian menurun
baik dan lebih murah.1 komplikasi serebrovaskular terkait dengan
Jenis-jenis obat antihipertensi untuk primer langkah-langkah pencegahan,
terapi farmakologis hipertensi yang terutama deteksi dan pengobatan

J MAJORITY |Volume 4 Nomor 3 | Januari | 50


Dina RF Ι Enforcement of Diagnosis and Treatment High Blood Pressure

hipertensi.11 Penelitian lain melaporkan rembang. Program pendidikan sarjana


bahwa komplikasi hipertensi dapat kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro: Semarang. 2011; p. 20. 28-30. 47,
berkembang selama kehamilan, dan akan 51-55
meningkatkan risiko hipertensi , stroke dan 2. Rahajeng E, Tuminah S. Prevalensi hipertensi
penyakit jantung koroner di kemudian dan determinannya di indonesia. Jurnal
hari.12 Komplikasi lain yang terjadi pada kesehatan masyarakat indonesia. 2009; 59(12).
hipertensi ringan dan sedang mengenai p.6-8.
3. Riset kesehatan dasar 2013. Badan Penelitian
mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
berupa perdarahan retina, gangguan Kesehatan RI: Jakarta. 2013; p. 122.
penglihatan sampai dengan kebutaan. 4. Easing the pressure tackling hypertension. The
Gagal jantung merupakan kelainan yang public health burden. p. 16-21.
sering ditemukan pada hipertensi berat 5. Udjanti WJ. Keperawatan kardiovaskular.
Jakarta: Salemba medika; 2010. p. 103.
selain kelainan koroner dan miokard. Pada 6. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata
otak sering terjadi perdarahan yang M, Setiadi S. Buku ilmu ajar penyakit dalam.
disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma Jilid II edisi V. Jakarta: Interna publishing pusat
yang dapat mengakibakan kematian.1 2 penerbitan ilmu penyakit dalam; 2009. p. 1079-
83.
7. Almatsier S. Penuntun diet: Jakarta. Instalasi
SIMPULAN gizi perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan
1. Merupakan suatu keadaan di mana asosiasi dietsien indonesia; 2005. p. 64-65.
tekanan arteri tinggi, berbagai 8. Kurniadi H, Nurrahmani U. Stop diabetes
kriteria sebagai batasannya telah hipertensi kolesterol tinggi jantung koroner.
diajukan berkisar dari tekanan Yogyakarta: Familia; 2013. p.374.
9. Peterson, ED. JNC 8 New Guidlines [serial
sistolik 140–200 mmHg dan tekanan online] 2014 Feb [cited 2014 Nov 10]. Available
diastolik 90-110 mmHg. from:
2. Tujuan penatalaksanaan hipertensi URL:http://www.dcri.duke/research/coi.jsp
adalah menurunkan morbiditas dan 10. Gunawijaya FA. Buku saku kardiologi harrison.
mortalitas kardiovaskular, mencegah Jakarta: Kharisma publishing group; 2013. p. 74
11. Rigaud AS, Seux ML, Staessen JA, Birkenha WH,
kerusakan organ, dan mencapai Forette F. Cerebral complications of
target tekanan darah < 130/80 hypertension [serial online] 2000 July [cited
mmHg dan 140/90 mmHg untuk 2014 Nov 9]. Available from:
individu berisiko tinggi dengan URL:http://www.nature.com/jhh
diabetes atau gagal ginjal 12. Facchinetti F, et al. Migraine is a risk factor for
hypertensive disorders in pregnancy: a
3. Modifikasi pola hidup dengan prospective cohort study. International
mematuhi diet merupakan langkah Headache Society. 2008; p. 606.
pencegahan yang baik bagi
penderita hipertensi agar tidak
kambuh penyakitnya, seperti
pengaturan menu yang tepat bagi
penderita hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kartikasari AN. Faktor risiko hipertensi pada
masyarakat di desa kabongan kidul kabupaten

J MAJORITY |Volume 4 Nomor 3 | Januari | 51

Anda mungkin juga menyukai