Anda di halaman 1dari 10

UPAYA PENCEGAHAN HIPERTENSI

Kelompok 1:

Inda Dzil Arsy , Achmad Ridhoullah P, Aisyah Sawwalia, Mona Novrilia, Jundi

Zahid G, Yanisah Afuah D, Nazla Fakhirah.

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Hipertensi atau yag lebih akrab dikenal dengan tekanan darah

tinggi merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai di seluruh

penjuru dunia. Menurut American Heart Association (AHA),

penduduk amerika yang berusia diatas 20 yang menderita hipertensi

telah mencapai 74,5 juta jiwa (Kementrian Kesehatan, 2015).

Hingga usia 55 tahun, umumnya hipertensi lebih sering

menyerang wanita daripada pria. Angka kejadian paling tinggi terjadi

pada orang yang memiliki kulit hitam. Menurut perkiraan pada tahun

1971, hipertensi ditemukan pada 12,7% pria kulit putih dan 17,3%

wanita yang berkulit putih diantara orang-orang yang berkulit hitam

25,7% pria dan 28% wanita mengalami hipertensi. Hingga usia 50

tahun keatas, tekanan darah cenderung meningkat seiring

bertambahnya usia. Namun, tekanan darah juga bias naik apabila


menjalani hidup yang penuh tekanan dan penyimpangan. Hipertensi

merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-

masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya

(Wade, 2016).

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan hipertensi?

b. Bagaimana faktor penyebab terjadinya hipertensi?

c. Bagaimana cara mengatasi hipertensi?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui tentang pengertian hipertensi.

b. Mengetahui faktor penyebab terjadinya hipertensi.

c. Mengetahui cara penanganan hipertensi.


II. Pembahasan

1. Pengertian hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara tetap

khususnya, tekanan diastolic melebihi 95 mm air raksa yang tidak

biasa dihubungkan dengan penyebab organik apapun (Wade, 2016).

Hipertensi diartikan sebagai peningkatan darah secara terus

menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal

adalah 110/90 mmhg. Hipeertensi merupakan produk dari Resitensi

pembuluh darah Perifer dan Kardiak Output ( Wexler, 2002 dalam

Sagala, L, 2010).

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah per sisten

dimana tekanan Sistoiliknya diatas 140 mmhg dan tekanan Diastolik

diatas 90 mmhg. Pada populasi lanjut usia, Hipertensi didefinisikan

sebagai tekanan Sistolik 160 mmhg, dan tekanan Diastolik 90 mmhg

(Shapes, 2005 dalam Sagala, L, 2010).

2. Faktor Penyebab Tejadinya Hipertensi

Faktor resiko Hipertensi meliputi:

a. Faktor usia

Faktor usia sangat berpengaruh tehadap Hipertensi

karena dengan bertambahnya umur nmaka semakin tinggi


mendapat resiko Hipertensi. Insiden Hipertensi semakin

meningkat dengan meningkatnya usia. Hal ini sering

disebabkan oleh perubahan Alamiah di dalam tubuh yang

mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormone.

Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan

menaikan insiden penyakit Arteri Koroner dan kematian

premature (Jualian, 2015)

b. Genetik

Genetik adanya faktor genetic pada keluarga tertentu

akan menyebabkan keluqarga itu mempunyai resiko

menderitra Hipertenis. Hal ini berhubungan dengan

peningkatan kadar Sodium Intraseluler dan rendahnya rasio

antara Potasium terhadap Sodium. Individu dengan orang

tua yang mengalami Hipertensi mempunyai resiko dua kali

lebih besar untuk menderita Hipertensi daripada keluarga

yang tidak mempunyai riwayat Hipertensi tersebut. Selain

itu didapatkan 7080 persen kasus Hipertensi Esensial

dengan riwayat Hipertensi dalam kekluarga.

c. Obesitas

Berat badan merupakan faktor determinan terhadap

tekannan darah pada kebanyakan kelompok Etnik di semua

umur. Menurut Instituties For Health USA (NIH, 1998),


Privalensi tekanana darah tinggi pada orang dengan Indeks

Massa Tubuh (IMT) yang tergolong Obesitas ladalah 38%

untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan

trivalensi untuk pria dan 17% untuk pria yang memiliki

IMT berstatus gizi normal menurut standr Internasional.

Menurut Hall (1994) perubahan fisologis dapat

menjelaskan hubungan antara kelebihan berat badan

dengan tekanan darah, yaitu terjadinya Resistensi Insulin

dan Hiperinsulinemia, aktifitasi syaraf Simpatis dan system

Reninangiontensin, dan perubahan fisik pada ginjal.

d. Jenis kelamin

Trivalensi terjaidnya Hipertensi pada pria sama dengan

wanita. Namun, wanita terlindung dari penyakit

KardioVaskuler sebelum Menopause, salah satunya adalah

penyakit jantung Koroner. Wnaita yang belum mengalami

Menopause dilindungi oleh oleh hormon Esterogen yang

berperan dalam meningkatkan kadar High Density

Lipoprotein (HDL). Kadar Kolesterol HDL yang tinggi

merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya

proses Arterosklerosis. Efek perlindungan Esterogen

dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada

usia Premenopause .
e. Stress

Stress dapat meningkatkan tekanan darah seaktu.

Hormon meningkat sewaktu kita stress, dan itu bias

mengakibatkan jantung memompa darah lebih cepat

sehingga tekanan darahpun meningkat

f. Kurang Olahraga

Olah raga banyak dihubungkan dengan pengelolaan

penyakit tidak menular, karena olah raga Isotonk dan

teratur dapat mengurangi tahanan Periver yang akan

menurunkan tekanan darah (untuk Hipertensi) dan melatih

otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung

harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena adanya

kondsisi tertentu.

g. Pola Asupan Garam Dalam Diet

Badan kesehatan dunia yaitu World Health

Organization (WHO) merekomendasikan pola konsumsi

garam yang dapat mengurangi resiko terjadinya Hipertensi.


h. Kebiasaan Merokok

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.

Perokok berat dapat dihubungkan dnegan peningkatan

insiden Hipertensi Malikna dan resiko terjadinya Stenosis

Arteri Renal yang mengalami Aterioskerosis.

(Nuraini, B, 2015).

3. Cara Mengatasi Hipertensi

Cara mengatasi Hipertensi dapat dilakukan dengan dua carayaitu

secara Non Farmakologis dan terapi Farmakologis.

a. Terapi Non Farmakologis

Terapi Non Farmakologis terdiri dari menghentikan kebiasaan

merokok, menurunkan berat badan berlebih, konsumsi alcohol

berlebih, asupan garam dan lemak, latihan fisik serta

meningkatkan konsumsi buah dan sayur.

Menurunkan berat badan bila status gizi berkebih.

Meningkatkan aktivitas fitik : orang yang aktivitasnya rendah

beresiko terkena Hipertensi 3050% daripada yang aktif.

Oleh karena itu, aktifitas fisik antara 3040 menit sebanyak

lebih dari tiga kali perhari penting sebagai pencegahan primer

dari Hipertensi.
Mengurangi asupan Natrium

Menurunkan konsumsi Kafein dan Alkohol: kafein dapat

memacu jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan

lebih banyak caoran pada setiap detiknya. Sementara

konsumsi alkohol lebih dari 23 gelas per hari dapat

meningkatkan resiko Hipertensi.

b. Terapi Farmakologis

Terapi Farmakologis yaitu obat anti Hipertensi yaitu Diuretika,

terutama jenis Phiazinde (Phiaz) atau Aldosteon antagonis,

Betabloker, Kalsium Chanel Bloker.

(Nuraini, B, 2015).
III. Penutup

1. Kesimpulan

Hipertensi adalah gangguan yang disebabkan oleh tekanan

dalam darah melebihi batas normal. Hipertensi dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain Gen, faktor usia, jenis kelamin, obesitas,

dan kurang olahraga.

Dalam mengatasi Hipertensi dapat dilakukan melalui dua cara,

yaitu dengan terapi Non Farmakologis dan terapi Farmakologis.

2. Saran

Sebagai salah satu penyakit yang sulit dideteksi secara dini,

Ada baiknya sebagai bentuk pencegahan, kita berusaha untuk

berperilaku hidup sehat seperti mengkonsumsi sayur dan buah,

mengurangi konsumsi Natrium berlebih dan Alkohol, berusaha untuk

rajin berolah raga.


DAFTAR PUSTAKA

Wade, C. 2016. Mengatasi Hipertensi. Bandung: Nuansa Cendikia

Sagala, L. 2010. Perawatan Penderita Hipertensi di Rumah Oleh Keluarga Suku

Batak dan Suku Jawa di Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe. Medan Universitas

Sumatera Utara.

Nuraini, B. 2015. Risk Factors Of Hypertansion. Lampung: Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai