Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELITUS

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan II


Keperawatan Medikal Bedah I
Dosen Pembimbing : Ns. S. Dwi Sulisetyowati, M.Kep

Disusun oleh :
1. Dewi Indah Sari (S17064)
2. Habib Muhammad S. (S17127)
3. Liffia Nanda Adhkania (S17135)
4. Nadya Maulia (S17089)
5. Nur Alfia Mardiana (S17195)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELITUS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Diabetes Militus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi
yang berhubungan dngan abnormalita metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler makrovaskuler dan
neuropati (Elin, 2009 dalam Nurafir dan Kusuma, 2015)
Diabetes Militus adalah suatu gangguan metabolism karbohidrat, lemak dan
protein akibat dari ketidakseimbangan antara ketersediaan insulin dengan kebutuhan
insulin. Gangguan tersebut dapat berupa defisiensi insulin absolut, gangguan
pengeluara insulin oleh sel beta pancreas, ketidakadekuatan atau kerusakan pada
lopptor insulin, produksi insuli yang tidak dapat efektif kerusakan insulin sebelum
bekerja (Sudoyo, et. Al, 2006 dalam Damayanti, 2016)

2. Etiologi
a. Diabetes tipe I
1) Faktor genetik
2) Faktor-faktor imunologi
3) Faktor lingkungan
b. Diabetes tipe II
Penyebab Diabetes Tipe II belum diketahui secara pasti
1) Usia (Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diabetes 65 tahun)
2) Obesitas dan riwayat keluarga
c. Tipe tipe lain
1) Pancreas seperti pankreatitis dan ca pancreas
2) Penyakit hormonal
3) Obat-obatan
a. Aloxan, Streptotokin untuk sititokin terhadap sel-sel beta
b. Derivat thiazide untk menurunkan sekresi insulin
(Wijaya dan Putri, 2013)
3. Manifestasi Klinik
a. Keluhan Klasik
1) Banyak Kencing (Poliuria)
Sifat gula darah yang tinggi akan meneybabkan banyak kencing. Kencing yang
sering dan dalam jumlah yang banyak akan sangat menganggu penderita,
terutama pada malam hari.
2) Banyak Minum (Polidipsi)
Rasa haus a,at sering dialami penderita karena banyaknya cairan yang keluar
melalu kencing. Keadaan ini justru disalah definisikan, rasa haus ialah
disebabkan karena udara yang panas atau beban kerja yang banyak, sehingga
untuk menghiangkan rasa haus itu penderita perlu banyak minum.
3) Banyak Makan (Politaqia)
Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita Diabetes Militus
karena pasien mengalami keseimbangan kalori negative, sehingga timbul rasa
lapar yang sagat besar.
4) Penurunan berat badan dan rasa lemah
Penurunan berat bandan yang relative cepat dan rasa lemas ang hebat harus
menimbulkan kecurigaan. Hal ini desebabkan glukosa dalam darah tidak dapat
masuk kedalam sel sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan
tenaga.

b. Keluhan Lain
1) Gangguan saraf tepi atau kesemutan
2) Gangguan pengelihatan
3) Gatal dan bisul
4) Gangguan eriksi
5) Keputihan
(Wijaya dan Putri, 2013)
4. Klasifikasi
Menurut World Health Organization (WHO,1997 dalam Damayati, 2016)
Mengklasifikasikan Diabetes Militus menjadi 4 jenis, yaitu Diabetes Militus tupe I dan
Tipe II, serta Diabetes lain dan Diabetes Kehamilan.
a. Diabetes Militus tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Militus (IDDM)
Diabetes Militus tipe I ditandai oleh distruksi sel beta pancreas, terbagi dalam dua
sub yaitu IA yaitu diabetes yang diakibatkan proses immunologi dan tipe IB yaitu
diabetes idiopatik yang diketahui penyebabnya diabetes tipe IA lebih sering terjadi
pada usia dewasa tetapi dapat terjadi pada semua usia.
b. Diabetes Militus tipe II atau non insulin Dependent Diabetes Militus (NIDDM)
Diabetes Militus tipe II jumlah insulin yang mencapai 90-95 % dari seluruh
penderita diabetes diproduksi oleh pancreas biasanya cukup untyk mencegah
ketoasidosis tetapu tidak cukup untuk memenuhi keutuhan tubuh total. Biasanya
banyak dialami oleh orang dewasa tua lebih dari 40 tahun serta lebih sering terjadi
pada individu yang mengalami obesitas.
c. Diabetes Militus tipe lain
Merupakan gangguan endokrin yang menimbulkan hiperglikemi akibat
peningkatan produksi glukosa hati atau penurunan gangguan glukosa oleh sel.
Diabetes ini dikenal dengan diabetes sekunder menggambarkan diabetes yang
dihubungkan dengan keadaa dan sondrom tertentu.
d. Diabetes pada kehamilan (Gestaional Kehamilan)
Diabetes kehamilan tterjadi pada intoleransi glukosa yang diketahui selama
kehamilan pertama. Jumlahnya sekitar 2-3% kehamilan. Wanita dengan diabetes
kehamilan akan mengalami peningkatan penigkatan risiko diabetes setelah 5-10
tahun pasca melahirkan
(Porth, 2007 dalam Damayanti, 2016)

5. Patofisiologi dan Pathway


Sebagian besar gambaran patologik dari diabetes melitus dapat dibubungkan
dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin dan berkurangnya pemakainan
glukosa oleh sel sel tubuh yang mengakibatkan baiknya konsentrasr glukosa darah
setingan 300-1200 mg/Dl. Pasien pasien yang mengalami defisinsi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah
makan jika hiperglikoma yang parah dan melebihi ambang ginjal maka timbul
glukosaria. Glukosaria ini akan mengakibatkan diuresis osmotic yang meningkatnya
mengeluaran kemih(polrurra) harus tesimulasi,akibatnya pasien akan minum dalam
jumlah banyak karena glukosa hilang Bersama kemih maka pasien mengakami
keseimbangan kalori negatik dan berat badan berkurang rasa lapar yang semakin besar
(polifagia) timbul akibat kehilangan kalori (price 2001 dalam Wijaya dan Putri 2013)
Diabetes melitus tipe 1 terjadi akibat ketidakmampuan sel sel pamgkreas
meproduksi insulin.ketidakmampuan sel sel pangkreas tersebut biasanya disebabkan
oleh rusaknya sel sel pangkreas akibat proses proses autoimun glukosa yang berasal
dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati sehingga kadar gula darah cenderung
meningkat setelah makan atau sering disebut dengan hiperglikemia postprandial
Diabetes melitus tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan denganinsulin
yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi intra sel, sehingga menjadi menjadi tidak
efektif untuk menstimulasi pengambilan terbendungnya glukosa dalam darah maka
harus ada peningkatan insulin yang diskresikan namun jika sek sel tidak mampu
mengkompensasi peningkatan kebutuhan insuli maka kadar glukosa akan meningkat
dan kadar diabetes melitus tipe II (Riyadi,2011)

Pathway
6. Komplikasi
Bedasarkan komplikai diabetes militus menurut (Rendy dan Margareth, 2012) :
a. Akut
1) Hipoglikemi dan Hiperliikemi
2) Penyakit Makrovaskuler : Penyakit jantug coroner
3) Mikrovaskuler : Retinopati dan Netropati
4) Neuropati saraf sensori (Berpengaruh pada eksteremitas) saraf otonom
berpengaruh pada gastrointestinal kardiovaskuler.
b. Menahun
1) Neuropatik Diabetik
2) Retinopati Diabetik
3) Netropatik Diabetik
4) Proteinuria
5) Kelainan coroner
6) Gangrene

Klasifkasi Gangrane DM bedasarkan sistem wagner (Frberg, 2002 dalam Damayanti


2016) yaitu :
Tingkat Lesi
0 Tidak terdapat lesi terbuka, mugkin hanya terdapat deformitas dan
selulitas
1 Ulkus diabetic Superfisialis (Partial atau full thidkness)
2 Ulkus meluas mengenai ligament tendon kapsul sendi atau otot dalam
tanpa obsess atau ostomileitis
3 Ulkus dalam dengan obsess, Osteomileitis atau infeksi sendi
4 Gangrene setempat pada tumit atau kaki
5 Gangrene meluas meliputi seluruh kaki
7. Penatalaksanaan
Tujuan :
1) Jangka Panjang : Mencegah Komplikasi
2) Jangka Pendek : Menghilangkan keluhan atau gejala DM

Penatalaksanaan DM :
a. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
4) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
5) Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM adalah :
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis : boleh dimakan / tidak
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J
yaitu:
1) Jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah
2) Jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
3) Jenis makanan yang manis harus dihindari

b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM adalah :
1) Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 1/2 jam sesudah
makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan
kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan
sensivitas insulin dengan reseptornya.
2) Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore
3) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsang
pembentukan glikogen baru.
4) Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaran
asam lemak menjadi lebih baik.
c. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita
DM, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset
video, diskusi kelompok, dan sebagainya.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DIABETS MILITUS


1. PENGKAJIAN
Menurut padita (2012) focus pengkajian pada klien dengan DM :
a. Identitas Klien
b. Identitas Penanggungjawab
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
Keluhan utama ditulis singkat jelas, dua atau tiga kata yang merupakan keluhan
yang membuat klien meminta bantuan pelayanan kesehatan
b. Riwayat penyakit sekarang
Penjelasan dari permulaan klien merasakan keluhan sampai dengan dibawa ke
rumah sakit
c. Riwayat penyakit dahulu
Diisi dengan riwayat penyakit yang di derita klien berhubungan dengan penyakit
saat ini atau penyakit yang mungkin dapat mempengaruhi penyakit yang di derita
klien saat ini.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dihubungkan dengan kemungkinan adanya penyakit keturunan.
Genogram
e. Riwayat kesehatan Lingkungan
Diisi factor lingkungan yang dapat dilihat dari beberapa aspek kesehatan
lingkungan.
3. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Diisi dengan persepsi klien atau keluarga terhadap konsep sehat sakit dan upaya
mempertahankan kondisi sehat
b. Pola nutrisi / Metabolik
Diisi dengan kebiasaan klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi sebelum sakit
sampai dengan saat sakit (saat ini)
c. Pola Eliminasi
Diisi dengan eliminasi alvi (buang air besar) dan eliminasi uri (buang air kecil)
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Diisi dengan aktivitas rutin yang dilakukan klien sebelum sakit sampai saat sakit
e. Pola istirahat tidur
Diisi dengan kualitas dan kuantitas istirahat tidur klien sejak sebelum sakit sampai
saat sakit
f. Pola kognitif – Perseptual
Diisi dengan kemampuan klien berkomunikasi, status mental dan orientasi, dalam
kemampuan pengindraan
g. Pola persepsi konsep diri
Diisi dengan perasaan klien berhubungan dengan gambaran diri, ideal diri, harga
diri, peran diri dan identitas diri
h. Pola peran dan hubungan
Diisi hubungan klien dengan anggota keluarga maupun masyarakat
i. Pola seksualitas reproduksi
Diisi sesuai dengan tugas perkembangan psikososial. Usia dikaji berdasarkan jenis
kelaminnya
j. Pola mekanisme koping
Diisi dengan mekanisme koping yang biasa digunakan klien ketika menghadapi
masalah/konflik/stress/kecemasan
k. Pola nilai dan keyakinan
Diisi dengan nilai dan keyakinan klien terhadap sesuatu dan menjadi sugesti yang
amat kuat sehingga mempengaruhi gaya hidup dan berdampak pada kesehatan
klien, termasuk praktik beribadah yang dijalankan klien sebelum sakit sampai saat
sakit.

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala
Rambut, muka, mata, hidung, mulut, gigi, telinga
b. Leher
Pembesaran kelenjar limfe, tiroid, distensi vena juglaris.
c. Dada
1) Jantung
Inspeksi : dada simetris atau tidak, ictus cordis tampak atau tidak, ada
jaringan parut atau tidak (bekas luka)
Palpasi : Letak IC di ICS berapa,
Perkusi : Menentukan apakah ada perabaan pada jantung atau tidak,
suara jantung redup
Auskultasi : Normalnya adalah lup dup
2) Paru-paru
Inspeksi : Daerah paru simetris atau tidak, ada jaringan parut atau tidak,
ada pengembangan dada atau tidak
Palpasi : meraba pengembangan dada kanan dan kiri
Perkusi : Menentukan letak paru, bunyi normal saat perkusi adalah sonor
Auskultasi : Bunyi normalnya adalah vesikuler (aliran tanpa hambatan)
d. Abdomen
Inspeksi : Warna, jaringan parut, lesi, kemerahan, umbilicus dan garis
bentuk abdomen
Auskultasi : Frekuensi, nada dan intensitas bising usus
Palpasi : merasakan adanya spasme otot, nyeri tekan dan adanya massa
Perkusi : dengarkan bunyi yang dihasilkan
e. Ekstremitas
1) Kekuatan otot
2) Range of motion
3) Perabaan akral
4) Perubahan bentuk tulang
5) CRT (normal < 3 detik)
6) Edema pitting dengan derajat kedalaman
f. Anus dan genetalia
Kebersihan dan sesuai dengan prioritas pengkajian

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pengukuran antropometri
1) Lingkar pergelangan tangan
2) IMT = BB/TB2 (kg/m2 )
3) Lingkar lengan atas (LLA) nilai normal wanita : 28,5 cm, pria : 28,3 cm
c. Clinis
Metode ini didasarkan atas perubahan yang terjadi yang digunakan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti : kulit,
rambut dan mata
d. Diet
Makanan yang dimakan jenis dan porsinya

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
(NANDA 2018) :
a. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah (00129)
b. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (00228)
c. Kerusakan integritas jaringan (00044)
d. Resiko infeksi (00004)

7. RENCANA KEPERAWATAN
a. Resiko ketidakefektifan kadar glukosa darah
Tujuan :
Setelah dlakukan tindakan keperawatan….. x24 jam diharapakan masalah dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
1) Gluosa darah
2) Urin Glukosa
3) HBsAg
Intervensi :
Manajemen Hiperglikemia
1) Monitor kadar gula darah sesuai indicator
2) Berikan insulin sesuai resep
3) Instruksiakn pasien dan keluarga mengenai pencegahan pengenalakn tanda-
tanda hiperglikemia dan manajemen hiperglikemia
4) Konsultasikan tanda dan gejala hiperglikemia yang menetap atau memburuk

b. Perfusi ketidakefiktifan jaringan perifer


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan …..x 24 jam dharapkan masalah dapt teratasi dengan
kriteria hasil :
Perfusi jaringan perifer (0407)
1) Mati rasa
2) Parestesia
Intervensi :
Perawatan sirkulasi : Insuviensi vena (4066)
1) Lakukan penilaian sirkulasi perifer secara komperhensif
2) Inspeksi kulit apakah terdapat luka bakar jaringan yang tdak utuh
3) Dukung latihan ROM aktif dan pasif terutama pada ekstremitas bawah
4) Anjurkan pasien dan keluarga mengenaii pentingnya perawatan kaki

c. Kerusakan integritas jaringan


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan ….x 24 jam diharapkan masalah keperawatan dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
Integritas jaringan : Kulit dan membrane mukosa (1101)
1) Nekrosis
2) Integritas kulit
Intervensi :
Perawatan luka (3660)
1) Monitor karakteristik luka, warna, ukuran, dan bau
2) Berikan perawatan ulkus pada kulit yang diperlukan
3) Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengenal tanda dan gejala infeksi
4) Kolaborasikan kepada dokter untuk pemberian terapi antibiotic

8. IMPLEMENTASI
Menurut tarwanto dan wartonsh (2015) Implementasi merupakan tindakan yang sudah
direncanakan dalam rencana perawatan. Tindakan perawat mencakup tindakan mandiri
(Independen) dan tidak kolaborasi. Tindakan dalam implemantasi yang lebih actual
dibutuhakan perncanaan keperawatan yang lebih actual sepesifik dan operasional.
Asuhan keperawtan pada pasien diabetes militus diberikan sesuai rencana keperawatan
yang telah disusun
9. EVALUASI
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan,
dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap masalah dan menilai sejauh
mana masalah dapat teratasi. Disamping itu, perawat juga memberikan umpan balik
atau pengkajian ulang seandainya tujuan yang ditetapkan belum tercapai, maka dalam
hal ini proses keperawatan dapat dimodifikasi (Mitayani, 2009)
DAFTAR PUSTAKA

Buloehak,6.,Butchar,A.,Dochterman,J,& Wagner C. (Eds) (2013).Nersing Interventions


Clossifreation (NIC) (6 th ad) St.Lawu,MO : Masby

Damayanti,santi,2016.Diabetes MELITUS dan Penatalaksanaan keperawatan. Yogyakarta


:Nuha

Hardiman,T,H F Kamitsuru,S (eds).(2018).NANDA Internasional Nersing


Diagnoses.Definitor F Classofication,2018-2020 Oxfoid :Wiler Blackwell

Moorhead,S,Johan,M,,Maas,M., & Sumbso,E.(ds).(2013) Nurang Outeomes Classifreatren


(NOC) (sed). St.Louis:Elsevier Mosby

Nurafid Amin Huda. Kusuma,Hardhi 2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasaekan


Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC.Edisi Revisi Jlit 1 Jogjakaera: Mediaction
Jogja.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn.P DENGAN DIABETES MELITUS
DIRUANG TERATAI RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan II


Keperawatan Medikal Bedah I
Dosen Pembimbing : Ns. S. Dwi Sulisetyowati, M.Kep

Disusun oleh :
1. Dewi Indah Sari (S17064)
2. Habib Muhammad S. (S17127)
3. Liffia Nanda Adhkania (S17135)
4. Nadya Maulia (S17089)
5. Nur Alfia Mardiana (S17195)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019/2020
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn.P DENGAN DIABETES MELITUS
DIRUANG TERATAI RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG

Tanggal/Jam MRS : 10 November 2019/ 21.30 WIB


Tanggal/Jam Pengkajian : 11 November 2019/ 08.00 WIB
Metode Pengkajian : Autoanamnesa dan Alloanamnesa
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus
No. Registrasi : 100xxx

I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Klien : Tn.P
Alamat : Sragen
Umur : 71 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny.S
Umur : 36 tahun
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sragen
Hubungan dengan Klien : Anak

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada perut

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke RSUD dr. Soeratno Gemolong pada tanggal 10 November 2019
pukul 21.30 WIB dengan keluhan perut sakit, lemas, mual, muntah ±5 kali dalam
sehari , tiap kali makan dan minum langsung muntah. Pasien mengatakan kakinya
sering merasa kesemutan dan sulit untuk digerakkan. Pasien mempunyai riwayat DM.
Hasil pemeriksaan didapatkan TD = 120/80 mmHg, N = 80 x/menit, S = 36,⁰C, RR =
20 x/menit, SPO2 = 93%, GDS = 445 ml/dL, kesadaran composmentis, pasien tampak
lemas dan pucat, CRT > 3 detik, turgor kulit kurang elastis, terapi yang sudah
diberikan saat di IGD infus RL 20 tpm, Ondancentron 4mg/8jam , Paracetamol 3x500
mg, lansoprazole 1x30mg.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Keluarga pasien mengatakan, pasien mempunyai riwayat penyakit DM sejak 3 tahun
yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi maupun asma.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ny.J Tn.P (DM) Ny.L (Usia Tua) Tn.N (Usia Tua)

Ny.R Ny.S Tn.G Tn.P Ny.H Tn.B Ny.M Ny.L Tn.D

Ny.P Tn,P Ny.D Tn.K Ny.S

Keterangan:
: Laki –laki : Tinggal dalam 1 Rumah

: Perempuan : Meninggal

: Klien
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Keluarga pasien mengatakan lingkungan tempat tinggalnya ada di lingkungan
pedesaan yang bersih, pasien mengatakan rumahnya juga bersih dan terdapat ventilasi
udara yang cukup.

III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa keesehatan itu penting dan mahal harganya dan pasien
selalu berusaha untuk menjaga kesehatannya. Saat ada anggota keluarga yang sakit
klien selalu membawa ke pusat pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas dll

2. Pola Nutrisi dan Metabolik


Keterangan Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari
Jenis Nasi, lauk, sayur, air putih dan Bubur, lauk sayur, air putih
teh dan teh
Porsi 1 porsi habis 2-4 sendok
Keluhan Tidak ada Mual

Pengkajian Pola Nutrisi


A: Antropometri
BB sebelum sakit : 55 kg
BB selama sakit : 50 kg
TB : 155 cm
IMT : BB (kg)/TB2(m) = 50/(1.552) = 50/2.4 = 20,83

Underweight : < 18.5


Normal : 18.5 – 24.9
Overweight : > 25
Kesimpulan : Tn.P dalam kategori normal
B : Biomedical
HEMOGLOBIN : 11.0 g/dl (L)
LEUKOSIT : 11.000 /mm3 (H)
ERYTROSIT : 4.44 jt/mm3 (L)
HEMATOKRIT : 32.7% (L)
GDS : 427,9 mg/dl (H)

C : Clinical
Keadaan Umum : Lemas
Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, rambut beruban
Kulit : Bersih, turgor kulit elastis
Mata : Bersih, pandangan sedikit kabur
Mulut : Bersih, mukosa bibir lembab
Gigi : Bersih, ada karries
Neuromuskular : Kaki terasa kesemutan dan mati rasa
Gastrointestinal : Tidak ada masalah dan keluhan
Endokrin : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada keluhan
Kardiovaskular : Tidak ada keluhan
Sistem Saraf : Tidak ada masalah

D : Diet
Diet DM dan diet makanan lunak
Analisa Keseimbangan Cairan Selama Perawatan
Intake Output Analisa
a. Minuman = 1200 cc d. Urine = 2000 cc Intake = 3300 cc
e. Feses = 450 cc Output = 3122 cc
b. Makanan = 600 cc f. IML = (15 x BB/24)
= (15 x 45/24)
c. Infus = 1500 cc = 28.125 = 28
Dalam 24 jam
= 28 x 24 = 672 cc
Total = 3300 cc Total = 3122 cc Balance = 178 cc
3. Pola Eliminasi
a. BAK
Keterangan Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi 4-5x/ hari 2-3x /hari
Jumlah 500 cc 200 cc
Warna Kuning jernih Kuning pekat
Keluhan Tidak ada keluhan jarang BAK

b. BAB
Keterangan Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Keluhan Tidak ada keluhan Susah BAB

4. Pola Aktivitas dan Latihan


Kemampuan Sebelum Sakit Selama Sakit
Perawatan Diri 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan/minum √ √
Mandi √ √
Toileting √ √
Berpakaian √ √
Mobilitas Ditempat Tidut √ √
Berpindah √ √
Ambulasi/ROM √ √
Keterangan :
0 : Mandiri, 1 : Bantuan dengan alat, 2 : Bantuan dengan orang lain. 3 : Bantuan alat
dan orang lain, 4 : Tergantung total

5. Pola Istirahat – Tidur


a. Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur malam 6-7 jam dan tidur siang 2 jam serta
tidak ada gangguan tidur
b. Selama Sakit :
Pasien mengatakan selama sakit tidur malam 3-5 jam dan tidur siang 1 jam serta
pasien sering terbangun karena nyeri

6. Pola Kognitif – Perceptual


a. Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan mendengar, berbicara, penciuman
dan penglihatan maupun pengecapan
b. Selama Sakit :
Pasien mengatakan selama sakit penglihatannya sedikit kabur, lidah terasa hambar
dan pahit, serta pasien tidak mengetahui penyakitnya

7. Pola Konsep Diri


a. Sebelum Sakit :
1) Gambaran Diri
Pasien mengatakan menerima keadaannya
2) Identitas Diri
Pasien mengatakan dan menyadari bahwa ia seorang laki-laki dan seorang
bapak. Apapun yang teradi pada dirinya sudah digariskan oleh Allah SWT
3) Ideal Diri
Pasien mengatakan sangat ingin menjadi seorang bapak yang baik untuk
keluarga
4) Harga Diri
Pasien mengatakan sudah berusaha melalukan yang terbaik untuk keluarga dan
disayangi oleh keluarganya
5) Peran Diri
Pasien mengatakan sebelum sakit mampu melakukan aktivitas dan perannya
dengan baik sebagi seorang suami, bapak dan kakek bagi cucu-cucunya
b. Selama Sakit :
1) Gambaran Diri
Pasien mengatakan selama sakit pasien menerima keadaannya saat ini dan
tidak malu akan keadaannya karena semua ini adalah ujian dari Allah SWT
2) Identitas Diri
Pasien mengatakan dan menyadari bahwa ia seorang laki-laki dan seorang
bapak. Apapun yang teradi pada dirinya sudah digariskan oleh Allah SWT
3) Ideal Diri
Pasien mengatakan sangat ingin menjadi seorang bapak yang baik untuk
keluarga dan menjaga keluargannya dengan baik
4) Harga Diri
Pasien mengatakan sudah berusaha melalukan yang terbaik untuk keluarga
walaupun belum maksimal dan pasien merasa disayangi oleh keluarganya
5) Peran Diri
Pasien mengatakan selama sakit tidak mampu melakukan aktivitas dan
perannya dengan maksimal

8. Pola Peran dan Hubungan


a. Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit hubungan dengan keluarga dan masyarakat
terjalin dengan baik serta tidak ada masalah
b. Selama Sakit :
Pasien mengatakan selama sakit tidak ada masalah dengan hubungan dan peran
pasien kepada masyarakat dan keluarga

9. Pola Seksualitas dan Reproduksi


a. Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan dirinya adalah seorang suami dan seorang bapak dari 5
anaknya. Tidak ada masalah dengan organ reproduksinya
b. Selama Sakit :
Pasien mengatakan selama sakit tidak ada masalah dengan organ reproduksinya

10. Pola Mekanisme Koping


a. Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan jika mempunyai masalah apapun selalu terbuka dengan istri
dan mencari solusi yang terbaik dan berserah diri kepada Allah SWT
b. Selama Sakit :
Pasien mengatakan selama sakit ketika ada masalah selalu bercerita dan terbuka
kepada istri serta berdoa untuk diberi kemudahan oleh SWT
11. Pola Nilai dan Keyakinan
a. Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan beragama islam dan mampu beribadah dengan baik
b. Selama Sakit :
Pasien mengatakan selama sakit pasien terus berusaha tetap menjaga ibadahnya
walaupun tidak mampu dilakukan seperti biasa hanya bisa dilakukan dengan
berbaring di tempat tidur

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Penampilan Umum
a. Kesadaran : Composmentis, GCS : E: 4 V: 5 M:6 =15
b. Tanda-tanda Vital
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Nadi
Frekuensi : 80 x/menit
Irama : Teratur
Kekuatan : Kuat
 Pernafasan
Frekuensi : 20 x/menit
Irama : Teratur
 Suhu : 36⁰C
2. Kepala
 Bentuk Kepala : Mesocephal
 Kulit Kepala : Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada lesi
 Rambut : penuh dengan uban, rambut kering
3. Muka
a. Mata
 Palpebra : Tidak ada oedema
 Konjungtiva : Anemis
 Sclera : Tidak ikterik
 Pupil : Isokor
 Diameter ki/ka : 2mm/2mm
 Reflek Terhadap Cahaya ki/ka : +/+
 Penggunaan alat bantu penglihatan : Tidak ada alat bantu penglihatan
dan pandangan sedikit kabur
b. Hidung
 Fungsi penghidung : Hidung berfungsi dengan baik
 Secret : Tidak ada sekret
 Nyeri sinus : Tidak ada nyeri sinus
 Polip : Tidak ada polip
 Napas cuping hidung: Tidak ada pernapasan cuping hidung
c. Mulut
 Kemampuan bicara : Tidak ada masalah
 Keadaan bibir : Bibir kering
 Selaput mukosa : Mukosa bibir lembab
 Warna lidah : Lidah berwarna merah muda
 Keadaan gigi : ada beberapa gigi yang tanggal
 Bau nafas : bau napas khas
 Dahak : Tidak ada dahak
d. Gigi
 Jumlah : 28
 Kebersihan : Bersih
 Masalah : Tidak ada masalah pada gigi
e. Telinga
 Fungsi pendengaran : Tidak ada masalah pendengaran
 Bentuk : Simetris
 Kebersihan : Bersih
 Serumen : Tidak ada serumen
 Nyeri telinga : Tidak ada nyeri telinga
4. Leher
 Bentuk : Simetris
 Pembesaran Tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
 Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
 Nyeri waktu menelan : Tidak ada ada nyeri telan
5. Dada (thorax)
a. Paru – paru :
 Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada jejas, tidak ada lesi maupun
massa, pengembangan dada ka/ki sama, tidak ada retraksi dinding dada.
 Palpasi : Tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan, Vokal fremitus
kanan dan kiri sama
 Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
 Auskultasi : Vesikuler pada seluruh area paru dan tidak ada suara napas
tambahan
b. Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V
 Perkusi : Pekak
 Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular (lup-dup) , tidak ada suara jantung
tambahan
6. Abdomen
 Inspeksi : Tidak ada jejas maupun benjolan , tidak tampak asites
 Auskultasi : Bising usus 18 x/menit
 Perkusi : Tympani
 Palpasi : Ada nyeri tekan di kuadran II dan III, tidak teraba massa, tidak
ada pembesaran organ hati dan limpa
7. Genetalia : Jenis kelamin laki-laki, tidak terpasang DC
8. Rectum : Bersih, tidak ada pembesaran hemoroid
9. Ekstremitas
a. Atas
 Kekutan otot kanan dan kiri : 5/5
 ROM kanan dan kiri : Aktif/Aktif
 Perubahan bentuk tulang : Tidak ada perubahan bentuk tulang
 Perabaan Akral : Hangat
 Pitting edema :< 2 detik
 Terpasang infus : terpasang infus di ekstremitas atas
sebelah kanan
b. Bawah
 Kekutan otot kanan dan kiri : 3/3
 ROM kanan dan kiri : sedikit lemas
 Perubahan bentuk tulang : Tidak ada perubahan bentuk tulang
 Perabaan Akral : Hangat
 Pitting edema :<2 detik
 Varises : tidak ada varises
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan : 10 Novemberr 2019

JENIS NILAI
HASIL SATUAN KET
PEMERIKSAAN RUJUKAN

HEMATOLOGI

Hemoglobin 11.0 gr/dl 13-16 rendah

Leukosit 11.100 /mm3 5000-10.000 tinggi

Eritrosit 4.44 Jt/mm3 4.5-5.5 rendah

Trombosit 210.000 /mm3 150.000-400.000 normal

Hematokrit 32.7% % 40-48 rendah

DARAH RUTIN

KIMIA DARAH

Glukosa Sewaktu (GDS) 427.9 mg/dl <160 tinggi

Ureum 64.6 mg/dl 10-50 Tinggi

Creatinin 1.49 mg/dl 0.6-1.1 tinggi

2. Hasil USG

JENIS PEMERIKSAAN HASIL

PEMERIKSAAN USG KESAN:


- Cryst ren dextra
- Pembesaran Prostat
- Cystitis
- Tak tampak kelainan pada hepar, vesica felea, lien,
pancreas, ren sinistra
VI. TERAPI MEDIS
Hari/ Jenis Terapi Dosis Golongan& Fungsi & Efek Samping
tgl/jam Kandungan Farmakologi

11-11- Infus 25 tpm Calcium Membantu Mual, muntah ,


2019 Assering chloride menambah detak jantung
anhydrous, cairan,dan tidak teratur,
potassium darah, sakit perut
chloride, sodium
acetate,sodium
cloride
Injeksi : 4mg/12 antiemetik Mengobati mual Pusing,
Ondansentron jam dan muntah mengantuk,
mudah lelah,
konstipasi,
sakit perut
Pantoprazole 40mg/1 Proton pump Meredakan Ruam, mual,
2 jam inhibitor gejala muntah, nyeri
meningkatnya dada,
asam lambung kembung,
konstipasi
Santagesik 1gr/8ja Anti inflamasi Meredakan nyeri Mual, muntah,
m nonsteroid dan demam diare ,
pusing,maag,
anemia
Sansulin 8-0-10 Preparat insulin Memenuhi Pucat , jantung
pasokan insulin berdebar,
pada penderita pusing , gatal
diabetes
Oral : 750mg Antibiotic Mengobati Gangguan
levoploxacyin 1x1 quinolone infeksi akibat tidur, nyeri,
bakteri halusinasi,
isk,isp
VII. ANALISA DATA
Nama : Tn. P No.CM : 100xxx
Umur : 71 th Diagnosa medis : Diabetes Militus
No Hari/Tgl Data Fokus Problem Etiologi Symptom
/Jam
1 Senin, 11 DS : Nyeri Akut Agen Ekspresi
November - Pasien mengatakan (00132) cidera wajah nyeri
2019 nyeri biologis Keluhan
P : nyeri tentang
bertambah saat karakteristik
melakukan nyeri
pergerakan menggunakan
Q : nyeri seperti standard
tertusuk-tusuk instrumen
R : bagian perut nyeri
kuadran II dan III
S : skala nyeri 7
T : nyeri hilang
timbul
DO :
- Pasien tampak
menahan nyeri
- Terdapat nyeri
tekan pada bagian
abdomen kuadran
II dan III
- TTV :
TD : 120/80
mmHg
N : 80 x/mnt
S : 360 C
RR: 20 x/mnt
2 Senin, 11 DS: Resiko - Pemantauan
November - Pasien mengataka ketidak glukosa darah
2019 lemas dan pusing, stabilan tidak adekuat
badan terasa lemas kadar dan kurang
dan letih. glukosa pengetahuan
DO : darah tentang
- Pasien tampak (00179) manajemen
lemas dan pucat, penyakit
- GDS = 445 mg/dL
3 Senin , 11 DS : Hambatan Penurunan Penurunan
November - Pasien mengatakan mobilitas kekuatan rentan gerak ,
2019 sering merasakan fisik otot ketidaknyama
kesemutan pada (00085) nan
bagian kaki, badan
terasa lemas dan
terjadi penurunan
aktivitas
DO :
- Kekuatan otot
klien 5 5
3 3
- ADL klien terlihat
dibantu orang lain
- Keadaan umum
klien lemah
VIII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis ditandai dengan Ekspresi
wajah nyeri, Keluhan tentang karakteristik nyeri menggunakan standard instrumen
nyeri (00132)
2. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah ditandai dengan pemantauan glukosa
darah tidak adekuat dan kurang pengetahuan tentang manajemen penyakit (00179)
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot ditandai
dengan Penurunan rentan gerak, dan ketidaknyamanan (00085)
IX. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Tn.P No.CM : 100xxx
Umur : 71 th Diagnosa medis : Diabetes Militus
No.Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1400)


keperawatan selama 3x24 jam - Lakukan pengkajian nyeri
diharapkan nyeri akut dapat teratasi komperhensif yang meliputi
dengan kriteria hasil : lokasi, karakteristik, durasi,
1. Kontrol nyeri (1605) frekuensi, kualitras, intensitas/
- Mengenali kapan nyeri terjadi berat nyeri dan factor pencetus
dari skala 4 (sering - Pilih dan implementasikan
menunjukan) menjadi skala 2 tindakan yang beragam ( missal
(jarang menunjukan) farmakologi , nonfarmakologi dan
- Menggunakan tindakan interpersonal) untuk memfasilitasi
pengurangan nyeri tanpa penurun nyeri sesuai kebutuhan
analgesik dari skala 4 (sering - Berikan informasi mengenai nyeri
menunjukan) menjadi skala 2 seperti penyebab nyeri, berapa
(jarang menunjukan) lama nyeri akan dirasakan dan
- Melaporkan nyeri yang antisipasi dari ketidaknyamanan
terkontrol dari skala 4 (sering akibat prosedur
menunjukan) menjadi skala 2 - Kolaborasi dengan tim kesehatan
(jarang menunjukan) lain terkait pemberian anlagesik

2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen hiperglikemia (2120)


keperawatan selama 3x 24 jam - Monitor kadar glukosa darah
diharapkan resiko ketidaksetabilan - Berikan insulin sesuai resep
kadar glukosa darah dengan kriteria - Instrusikan pasien dan keluarga
hasil: mengenai pencegahan pengenalan
1. Kadar glukosa darah (2300) tanda tanda hiperglikema dan
- Glukosa darah berubah dari manajemen hiperglikemia
skala 1 (devisiansi berat dari - Konsultasikan dengan dokter
kisaran normal ke skala 5 tanda dan gejala hiperglikemia
yang menetap atau memburuk
(tidak ada devisiansi dari
kisaran normal)
- Urin glukosa berubah dari
skala 1 (devisiasi berat dari
kisaran normal) ke skala
5(tidak ada devisiasi dari
kisaran normal)

3 Setelah dilakukan tindakan Terapi latihan : Ambulasi (0221)


keperawatan selama 3x24 jam - Monitor bagaimana cara pasien
diharapkan hambatan mobilitas fisik melakukan ambulasi
dapat teratasi dengan kriteria hasil: - Bantu pasien untuk berpindah
Ambulasi (0200) sesuai kebutuhan
- Menopang berat badan saat - Instruksikan pasien / keluarga
berjalan dari skala 1 (sangat mengenai pemindahan dan teknik
terganggu) menjadi skala 4 ambulasi yang aman
(sedikit terganggu) - Kolaborasi dengan tim medis lain
- Berjalan dengan pelan dari terkait ambulasi pasien
skala 1 (sangat terganggu)
menjadi skala 4 (sedikit
terganggu)
- Berjalan dengan kecepatan
sedang dari skala 1 (sangat
terganggu) menjadi skala 4
(sedikit terganggu)
X. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama :Tn.P No.CM : 100XXX
Umur :71 tahun Diagnosa Medis : Diabetes Militus

Hari/Tgl/ No. Implementasi Respon TTD


Jam Dx
Senin, 11 1 Melakukan pengkajian S : Pasien mengatakan nyeri Type equation here.
November nyeri komperhensif P : nyeri bertambah saat
2019 yang meliputi lokasi, melakukan pergerakan
08.00 WIB karakteristik, durasi, Q : nyeri seperti tertusuk-
frekuensi, kualitras, tusuk
intensitas/ berat nyeri R : bagian perut kuadran
dan factor pencetus II dan III
S : skala nyeri 7
T : nyeri hilang timbul
O : Pasien tampak menahan
nyeri
- Terdapat nyeri tekan pada
bagian abdomen kuadran
II dan III
- TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 360 C
RR: 20 x/mnt
08.15 WIB 2 Monitor kadar glukosa S : Pasien mengatakan
darah mempunyai riwayat DM
O : GDS = 210 mg/Dl
08.30 WIB 3 Monitor bagaimana S : Pasien mengatakan sering
cara pasien melakukan merasakan kesemutan pada
ambulasi bagian kaki, badan terasa
lemas dan terjadi penurunan
aktivitas
O:
- Kekuatan otot klien
5 5
3 3
- ADL klien terlihat dibantu
orang lain
- Keadaan umum klien lemah
Selasa , 12 1 Memilih dan S : Pasien mengatakan nyeri
November mengimplementasikan P : nyeri bertambah saat
2019 tindakan yang melakukan pergerakan
08.00 WIB beragam ( missal Q : nyeri seperti tertusuk-
farmakologi , tusuk
nonfarmakologi dan R : bagian perut kuadran
interpersonal) untuk II dan III
memfasilitasi penurun S : skala nyeri 6
nyeri sesuai T : nyeri hilang timbul
kebutuhan O:
- Pasien tampak menahan
nyeri
- Terdapat nyeri tekan pada
bagian abdomen kuadran II
dan III
- TTV :
TD : 120/90 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 36,5 C
RR: 22 x/mnt
09.00 2 Memberikan injeksi S : pasien mengatakan
insulin sesuai resep bersedia untuk diinjeksi
dann terapi obat O : Insulin 8,8 iu
09.30 3 Membantu pasien S : Pasien mengatakan
untuk berpindah kesulitan untuk berpindah dan
sesuai kebutuhan membutuhkan bantuan orang
lain
O : pasien tampak kesulitan
untuk berpindah
Rabu, 13 1 Memberikan S : pasien mengatakan tidak
November informasi mengenai tahu mengenai informasi
2019 nyeri, seperti seputar nyeri
penyebab nyeri,
berapa lama nyeri O : pasien tampak bingung
akan dirasakan dan saat ditanya seputar nyeri
antisipasi dari
ketidaknyamanan
akibat prosedur

2 Memberikan Instruksi S : Pasien dan keluarga


kepada pasien dan mengatakan bersedia
keluarga mengenai
pencegahan O : pasien dan keluarga
pengenalan tanda- tampak memperhatikan
tanda hiperglikema
dan manajemen
hiperglikemia

3 Memberikan intruksi S : pasien dan keluarga


pasien / keluarga mengatakan tidak tau
mengenai pemindahan
dan teknik ambulasi bagaimana teknik ambulasi
yang aman yang aman dan baik
O : pasien dan keluarga
terlihat memperhatikan

XI. EVALUASI KEPERAWATAN


Nama :Tn.P No.CM :100XXX
Umur :71 tahun Diagnosa Medis :Diabetes Militus

Hari/Tanggal/ No. Evaluasi TTD


Jam Dx
Senin, 1 S : Pasien mengatakan nyeri
11 November P : nyeri bertambah saat melakukan pergerakan
2019 Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : bagian perut kuadran II dan III
08.00 WIB S : skala nyeri 7
T : nyeri hilang timbul
O : Pasien tampak menahan nyeri
- Terdapat nyeri tekan pada bagian abdomen kuadran
II dan III
- TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 360 C
RR: 20 x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Memilih dan mengimplementasikan tindakan
yang beragam ( missal farmakologi ,
nonfarmakologi dan interpersonal) untuk
memfasilitasi penurun nyeri sesuai kebutuhan
- Memberikan informasi mengenai nyeri,
seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
akan dirasakan dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat prosedur

13.00 WIB 2 S : Pasien mengatakan mempunyai riwayat DM q

O : GDS = 210 mg/dL

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
- Memberikan injeksi insulin sesuai resep dan
terapi obat
- Memberikan Instruksi kepada pasien dan
keluarga mengenai pencegahan pengenalan
tanda-tanda hiperglikema dan manajemen
hiperglikemia

17. 00 WIB 3 S : Pasien mengatakan sering merasakan kesemutan


pada bagian kaki, badan terasa lemas dan terjadi
penurunan aktivitas

O:
- Kekuatan otot klien
5 5
3 3
- ADL klien terlihat dibantu orang lain
- Keadaan umum klien lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Membantu pasien untuk berpindah sesuai
kebutuhan

- Membantu pasien untuk berpindah sesuai


kebutuhan
Selasa 12 1 S : Pasien mengatakan nyeri -
november P : nyeri bertambah saat melakukan pergerakan
2019 Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk
09.00 WIB R : bagian perut kuadran II dan III
S : skala nyeri 6
T : nyeri hilang timbul
O:
- Pasien tampak menahan nyeri
- Terdapat nyeri tekan pada bagian abdomen kuadran
II dan III
- TTV :
TD : 120/90 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 36,5 C
RR: 22 x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Memberikan informasi mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan
dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur
13.00 WIB 2 S : pasien mengatakan bersedia untuk diinjeksi
O : Insulin 8,8 iu
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Memberikan Instruksi kepada pasien dan keluarga
mengenai pencegahan pengenalan tanda-tanda
hiperglikema dan manajemen hiperglikemia
17.00 WIB 3 S : Pasien mengatakan kesulitan untuk berpindah dan
membutuhkan bantuan orang lain -
O : pasien tampak kesulitan untuk berpindah
Kekuatan otot 5 5
3 3
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Memberikan intruksi pasien / keluarga mengenai
pemindahan dan teknik ambulasi yang aman
Rabu, 09.00 1 S : pasien mengatakan paham mengenai informasi
WIB seputar nyeri
O : pasien mengerti informasi seputar nyeri
A : Masalah teratasi
P : pertahankan intervensi

13.00 WIB 2 S : Pasien dan keluarga mengatakan paham mengenai


pencegahan pengenalan tanda-tanda hiperglikema
dan manajemen hiperglikemia
O : pasien dan keluarga dapat menjawab pertanyaan
dengan baik
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi

17.00 WIB 3 S : pasien dan keluarga mengatakan paham tentang


bagaimana teknik ambulasi yang aman dan baik
O : pasien dan keluarga dapat mempraktikan intruksi
yang diminta
Kekuatan otot 5 5
4 4
A : Masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
BAB III
PEMBAHASAN

Penatalaksanaaan dan pemberian asuhan keperawatan kepada Tn.P sudah dilakukan


semaksimal mungkin dan telah di lakukan sesuai Standar Operasional Prosedur yang sudah ada
di RSUD dr.Soeratno Gemolong oleh perawat maupun tenaga kesehatan yang lain. Pemberian
asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam mengalami perbaikan yang cukup signifikan, selain
dilakukannya pemberian tindakan kuratif untuk mengurangi gejala dari sebuah penyakit,
pemberian tindakan preventif dan promotif tetap harus dilakukan semaksimal mungkin untuk
meminimalisir komplikasi dari sebuah penyakit, seperti pencegahan terjadinya luka diabetik,
pencegahan dan manajemen hiperglikemia ataupun hipoglikemia serta manajemen diit diabetes
melitus yang tepat. Pelaksanaan tindakan preventif dan promotif masih kurang dilaksanakan
kepada pasien untuk memaksimalkan kualitas hidup pasien.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes Militus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi
yang berhubungan dngan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler makrovaskuler dan
neuropati.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada Diabetes Melitus seorang perawat
harus mampu memberikan tindakan keperawatan (preventif, promotive, kuratif dan
rehabilitative) sesuai dengan masalah keperawatan yang ada, sesuai SOP yang ada untuk
mengurangi dan mencegah komplikasi serta gejala penyakit yang ada.

B. Saran
Semoga apa yang kita pelajari dalam laporan ini dapat kita pelajari dengan sungguh-
sungguh dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah laporan tentang Asuhan
Keperawatan Tn.P Dengan Diabetes Melitus yang kami buat, semoga bermanfaat bagi kita
semua baik dari kami penulis ataupun pembaca

Anda mungkin juga menyukai