DIABETES MELITUS
Disusun oleh :
1. Dewi Indah Sari (S17064)
2. Habib Muhammad S. (S17127)
3. Liffia Nanda Adhkania (S17135)
4. Nadya Maulia (S17089)
5. Nur Alfia Mardiana (S17195)
2. Etiologi
a. Diabetes tipe I
1) Faktor genetik
2) Faktor-faktor imunologi
3) Faktor lingkungan
b. Diabetes tipe II
Penyebab Diabetes Tipe II belum diketahui secara pasti
1) Usia (Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diabetes 65 tahun)
2) Obesitas dan riwayat keluarga
c. Tipe tipe lain
1) Pancreas seperti pankreatitis dan ca pancreas
2) Penyakit hormonal
3) Obat-obatan
a. Aloxan, Streptotokin untuk sititokin terhadap sel-sel beta
b. Derivat thiazide untk menurunkan sekresi insulin
(Wijaya dan Putri, 2013)
3. Manifestasi Klinik
a. Keluhan Klasik
1) Banyak Kencing (Poliuria)
Sifat gula darah yang tinggi akan meneybabkan banyak kencing. Kencing yang
sering dan dalam jumlah yang banyak akan sangat menganggu penderita,
terutama pada malam hari.
2) Banyak Minum (Polidipsi)
Rasa haus a,at sering dialami penderita karena banyaknya cairan yang keluar
melalu kencing. Keadaan ini justru disalah definisikan, rasa haus ialah
disebabkan karena udara yang panas atau beban kerja yang banyak, sehingga
untuk menghiangkan rasa haus itu penderita perlu banyak minum.
3) Banyak Makan (Politaqia)
Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita Diabetes Militus
karena pasien mengalami keseimbangan kalori negative, sehingga timbul rasa
lapar yang sagat besar.
4) Penurunan berat badan dan rasa lemah
Penurunan berat bandan yang relative cepat dan rasa lemas ang hebat harus
menimbulkan kecurigaan. Hal ini desebabkan glukosa dalam darah tidak dapat
masuk kedalam sel sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan
tenaga.
b. Keluhan Lain
1) Gangguan saraf tepi atau kesemutan
2) Gangguan pengelihatan
3) Gatal dan bisul
4) Gangguan eriksi
5) Keputihan
(Wijaya dan Putri, 2013)
4. Klasifikasi
Menurut World Health Organization (WHO,1997 dalam Damayati, 2016)
Mengklasifikasikan Diabetes Militus menjadi 4 jenis, yaitu Diabetes Militus tupe I dan
Tipe II, serta Diabetes lain dan Diabetes Kehamilan.
a. Diabetes Militus tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Militus (IDDM)
Diabetes Militus tipe I ditandai oleh distruksi sel beta pancreas, terbagi dalam dua
sub yaitu IA yaitu diabetes yang diakibatkan proses immunologi dan tipe IB yaitu
diabetes idiopatik yang diketahui penyebabnya diabetes tipe IA lebih sering terjadi
pada usia dewasa tetapi dapat terjadi pada semua usia.
b. Diabetes Militus tipe II atau non insulin Dependent Diabetes Militus (NIDDM)
Diabetes Militus tipe II jumlah insulin yang mencapai 90-95 % dari seluruh
penderita diabetes diproduksi oleh pancreas biasanya cukup untyk mencegah
ketoasidosis tetapu tidak cukup untuk memenuhi keutuhan tubuh total. Biasanya
banyak dialami oleh orang dewasa tua lebih dari 40 tahun serta lebih sering terjadi
pada individu yang mengalami obesitas.
c. Diabetes Militus tipe lain
Merupakan gangguan endokrin yang menimbulkan hiperglikemi akibat
peningkatan produksi glukosa hati atau penurunan gangguan glukosa oleh sel.
Diabetes ini dikenal dengan diabetes sekunder menggambarkan diabetes yang
dihubungkan dengan keadaa dan sondrom tertentu.
d. Diabetes pada kehamilan (Gestaional Kehamilan)
Diabetes kehamilan tterjadi pada intoleransi glukosa yang diketahui selama
kehamilan pertama. Jumlahnya sekitar 2-3% kehamilan. Wanita dengan diabetes
kehamilan akan mengalami peningkatan penigkatan risiko diabetes setelah 5-10
tahun pasca melahirkan
(Porth, 2007 dalam Damayanti, 2016)
Pathway
6. Komplikasi
Bedasarkan komplikai diabetes militus menurut (Rendy dan Margareth, 2012) :
a. Akut
1) Hipoglikemi dan Hiperliikemi
2) Penyakit Makrovaskuler : Penyakit jantug coroner
3) Mikrovaskuler : Retinopati dan Netropati
4) Neuropati saraf sensori (Berpengaruh pada eksteremitas) saraf otonom
berpengaruh pada gastrointestinal kardiovaskuler.
b. Menahun
1) Neuropatik Diabetik
2) Retinopati Diabetik
3) Netropatik Diabetik
4) Proteinuria
5) Kelainan coroner
6) Gangrene
Penatalaksanaan DM :
a. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
4) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
5) Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM adalah :
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis : boleh dimakan / tidak
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J
yaitu:
1) Jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah
2) Jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
3) Jenis makanan yang manis harus dihindari
b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM adalah :
1) Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 1/2 jam sesudah
makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan
kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan
sensivitas insulin dengan reseptornya.
2) Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore
3) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsang
pembentukan glikogen baru.
4) Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaran
asam lemak menjadi lebih baik.
c. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita
DM, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset
video, diskusi kelompok, dan sebagainya.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala
Rambut, muka, mata, hidung, mulut, gigi, telinga
b. Leher
Pembesaran kelenjar limfe, tiroid, distensi vena juglaris.
c. Dada
1) Jantung
Inspeksi : dada simetris atau tidak, ictus cordis tampak atau tidak, ada
jaringan parut atau tidak (bekas luka)
Palpasi : Letak IC di ICS berapa,
Perkusi : Menentukan apakah ada perabaan pada jantung atau tidak,
suara jantung redup
Auskultasi : Normalnya adalah lup dup
2) Paru-paru
Inspeksi : Daerah paru simetris atau tidak, ada jaringan parut atau tidak,
ada pengembangan dada atau tidak
Palpasi : meraba pengembangan dada kanan dan kiri
Perkusi : Menentukan letak paru, bunyi normal saat perkusi adalah sonor
Auskultasi : Bunyi normalnya adalah vesikuler (aliran tanpa hambatan)
d. Abdomen
Inspeksi : Warna, jaringan parut, lesi, kemerahan, umbilicus dan garis
bentuk abdomen
Auskultasi : Frekuensi, nada dan intensitas bising usus
Palpasi : merasakan adanya spasme otot, nyeri tekan dan adanya massa
Perkusi : dengarkan bunyi yang dihasilkan
e. Ekstremitas
1) Kekuatan otot
2) Range of motion
3) Perabaan akral
4) Perubahan bentuk tulang
5) CRT (normal < 3 detik)
6) Edema pitting dengan derajat kedalaman
f. Anus dan genetalia
Kebersihan dan sesuai dengan prioritas pengkajian
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pengukuran antropometri
1) Lingkar pergelangan tangan
2) IMT = BB/TB2 (kg/m2 )
3) Lingkar lengan atas (LLA) nilai normal wanita : 28,5 cm, pria : 28,3 cm
c. Clinis
Metode ini didasarkan atas perubahan yang terjadi yang digunakan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti : kulit,
rambut dan mata
d. Diet
Makanan yang dimakan jenis dan porsinya
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
(NANDA 2018) :
a. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah (00129)
b. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (00228)
c. Kerusakan integritas jaringan (00044)
d. Resiko infeksi (00004)
7. RENCANA KEPERAWATAN
a. Resiko ketidakefektifan kadar glukosa darah
Tujuan :
Setelah dlakukan tindakan keperawatan….. x24 jam diharapakan masalah dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
1) Gluosa darah
2) Urin Glukosa
3) HBsAg
Intervensi :
Manajemen Hiperglikemia
1) Monitor kadar gula darah sesuai indicator
2) Berikan insulin sesuai resep
3) Instruksiakn pasien dan keluarga mengenai pencegahan pengenalakn tanda-
tanda hiperglikemia dan manajemen hiperglikemia
4) Konsultasikan tanda dan gejala hiperglikemia yang menetap atau memburuk
8. IMPLEMENTASI
Menurut tarwanto dan wartonsh (2015) Implementasi merupakan tindakan yang sudah
direncanakan dalam rencana perawatan. Tindakan perawat mencakup tindakan mandiri
(Independen) dan tidak kolaborasi. Tindakan dalam implemantasi yang lebih actual
dibutuhakan perncanaan keperawatan yang lebih actual sepesifik dan operasional.
Asuhan keperawtan pada pasien diabetes militus diberikan sesuai rencana keperawatan
yang telah disusun
9. EVALUASI
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan,
dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap masalah dan menilai sejauh
mana masalah dapat teratasi. Disamping itu, perawat juga memberikan umpan balik
atau pengkajian ulang seandainya tujuan yang ditetapkan belum tercapai, maka dalam
hal ini proses keperawatan dapat dimodifikasi (Mitayani, 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Disusun oleh :
1. Dewi Indah Sari (S17064)
2. Habib Muhammad S. (S17127)
3. Liffia Nanda Adhkania (S17135)
4. Nadya Maulia (S17089)
5. Nur Alfia Mardiana (S17195)
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Klien : Tn.P
Alamat : Sragen
Umur : 71 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny.S
Umur : 36 tahun
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sragen
Hubungan dengan Klien : Anak
Keterangan:
: Laki –laki : Tinggal dalam 1 Rumah
: Perempuan : Meninggal
: Klien
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Keluarga pasien mengatakan lingkungan tempat tinggalnya ada di lingkungan
pedesaan yang bersih, pasien mengatakan rumahnya juga bersih dan terdapat ventilasi
udara yang cukup.
C : Clinical
Keadaan Umum : Lemas
Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, rambut beruban
Kulit : Bersih, turgor kulit elastis
Mata : Bersih, pandangan sedikit kabur
Mulut : Bersih, mukosa bibir lembab
Gigi : Bersih, ada karries
Neuromuskular : Kaki terasa kesemutan dan mati rasa
Gastrointestinal : Tidak ada masalah dan keluhan
Endokrin : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada keluhan
Kardiovaskular : Tidak ada keluhan
Sistem Saraf : Tidak ada masalah
D : Diet
Diet DM dan diet makanan lunak
Analisa Keseimbangan Cairan Selama Perawatan
Intake Output Analisa
a. Minuman = 1200 cc d. Urine = 2000 cc Intake = 3300 cc
e. Feses = 450 cc Output = 3122 cc
b. Makanan = 600 cc f. IML = (15 x BB/24)
= (15 x 45/24)
c. Infus = 1500 cc = 28.125 = 28
Dalam 24 jam
= 28 x 24 = 672 cc
Total = 3300 cc Total = 3122 cc Balance = 178 cc
3. Pola Eliminasi
a. BAK
Keterangan Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi 4-5x/ hari 2-3x /hari
Jumlah 500 cc 200 cc
Warna Kuning jernih Kuning pekat
Keluhan Tidak ada keluhan jarang BAK
b. BAB
Keterangan Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Keluhan Tidak ada keluhan Susah BAB
JENIS NILAI
HASIL SATUAN KET
PEMERIKSAAN RUJUKAN
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
KIMIA DARAH
2. Hasil USG
P : Lanjutkan intervensi
- Memberikan injeksi insulin sesuai resep dan
terapi obat
- Memberikan Instruksi kepada pasien dan
keluarga mengenai pencegahan pengenalan
tanda-tanda hiperglikema dan manajemen
hiperglikemia
O:
- Kekuatan otot klien
5 5
3 3
- ADL klien terlihat dibantu orang lain
- Keadaan umum klien lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Membantu pasien untuk berpindah sesuai
kebutuhan
A. Kesimpulan
Diabetes Militus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi
yang berhubungan dngan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler makrovaskuler dan
neuropati.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada Diabetes Melitus seorang perawat
harus mampu memberikan tindakan keperawatan (preventif, promotive, kuratif dan
rehabilitative) sesuai dengan masalah keperawatan yang ada, sesuai SOP yang ada untuk
mengurangi dan mencegah komplikasi serta gejala penyakit yang ada.
B. Saran
Semoga apa yang kita pelajari dalam laporan ini dapat kita pelajari dengan sungguh-
sungguh dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah laporan tentang Asuhan
Keperawatan Tn.P Dengan Diabetes Melitus yang kami buat, semoga bermanfaat bagi kita
semua baik dari kami penulis ataupun pembaca