oleh
Mahbub Rahmadani
NIM 122311101003
Mahasiswa
..............................................
NIM.
Mengetahui,
............................................. ............................................
NIP. NIP.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
I. Identitas Klien
Nama :Tn. J No. RM :155725
Umur :77 tahun Pekerjaan : Buruh Tani
Jenis Kelamin :Laki-Laki Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam Tanggal MRS :05-01-2017
Pendidikan :Tidak Sekolah Tanggal Pengkajian :13-02-
2017/10.00
Alamat : Nogosari, Sumber Informasi :Klien,
Rambipuji, Jember keluarga, dan
rekam medis
2. Keluhan Utama:
Saat MRS : Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak bisa duduk dan
mengalami kejang di UGD RSD. dr. Soebandi Jember
Saat ini : Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidur terus dan sering
batuk-batuk berdahak
c.Imunisasi:
Keluarga klien menyampaikan lupa mengenai imunisasi yang sudah
didapatkan selama ini oleh klien.
Keterangan:
= Laki-laki = Perempuan = Klien
= Meninggal = Tinggal serumah
- Biomedical sign:
Hb= 11,8 gr/dL, Trombosit= 281, hematokrit = 33,9 %, leukosit=12,8.
Interpretasi : hasil pemeriksaan darah melalui laboratorium keseluruhan
masih dalam batas normal
- Clinical Sign :
Konjungtiva tidak anemis, tidak terdapat ikterus, kontur kulit normal,
CRT <2 detik, klien tampak lemah.
Interpretasi: klien menunjukkan kelemahan.
3. Pola eliminasi:
BAK
- Frekuensi :tidak terkaji karena klien menggunakan kateter
- Jumlah : ± 350 cc/8jam
- Warna : kuning
- Bau : berbau urine khas
- Karakter : cair seperti urine normal
- BJ : tidak terkaji
- Alat Bantu : klien terpasang kateter urine
- Kemandirian : klien terpasang kateter urine
- Lain :-
BAB
- Frekuensi : klien belum BAB semenjak masuk rumah sakit
- Jumlah : tidak terkaji
- Konsistensi : tidak terkaji
- Warna : tidak terkaji
- Bau : tidak terkaji
- Karakter : tidak terkaji
- BJ : tidak terkaji
- Alat Bantu : tidak terkaji
- Kemandirian : tidak terkaji
- Lain : peristaltik usus 5 x/menit
Interpretasi : pola eliminasi klien terganggu terutama pada BAB
4. Pola aktivitas & latihan
a) Keadaan sebelum sakit:
Keluarga klien mengatakan sebelum sakit setiap harinya klien bekerja
di sawah menggarap sawah milik orang. Setelah itu klien pulang dan
istirahat.
b) Keadaan sejak sakit:
Keluarga mengatakan bahwa klien merasa tidak mampu mengerjakan
kebiasaannya di rumah karena sedang sakit. Klien hanya mampu
beraktifitas di atas tempat tidur di rumah sakit.
9. Urogenital
Inspeksi: klien terpasang kateter urine, urin tampung 350 cc/8jam, tidak
ditemukan adaya jejas atau lesi pada daerah kemaluan.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada area kemaluan
10. Ekstremitas
Kekuatan otot 3333 2222 oedem: - -
3333 2222 - -
13. Neurologis
a. Status mental dan emosi
Status mental dan emosi klien tidak terkaji karena klien mengalami
penurunan kesadaran
b. Pengkajian saraf kranial
1) N. III (Okulomotoris): 3/3 isokor, reflek cahaya (+), klien tidak
mampu membuka mata
2) N. IV (Trochlearis) : klien tidak mampu membuka mata, dan
namun mampu menggerakkan bola mata.
3) N.V (Trigeminus): klien terus menutup matanya.
4) N. VI (Abdusen) : klien mampu menggerakkan bola mata ke
kanan dan ke kiri
5) N. VII (Fasialis) : klien tidak mampu mengerutkan dahi
6) N. VIII (Verstibulocochlearis) :klien tidak bisa berjalan
(bedrest)
7) N. IX (Glosofaringeus) : klien tidak mampu menelan (terpasang
NGT)
8) N. X (Vagus) : klien tidak mampu menelan saliva
9) N. XI (Asesoris) : otot sternokleidomastoideus dan trapezius
lemah
10) N. XII (Hipoglosus) : klien dapat berbicara namun tidak jelas
(mengigau).
Mahbub Rahmadani
NIM. 122310101003
ANALISA DATA
Suplai oksigen ke
otak berkurang
Risiko
ketidaefektifan
perfusi jaringan
otak
2 DS: Invasi kuman atau Ketidakefektifan
Keluarga klien mengatakan bakteri melalui luka bersihan jalan
bahwa klien batuk grok-grok napas
dan mengeluarkan dahak putih Tetanus
DO: tetanospamin
- Klien terlihat sesak
- Retraksi dada (+) Sinap ganglion
- Pernafasan cuping hidung spinal,
(+) neuromuscular
- RR: 25x/mnt junction, dan syaraf
- Ronchi: +/+ otonom
- Sekret (+)
Menyebar ke SSP
Aktivasi system
syaraf simpatis
Peningkatan produksi
secret, ronkhi
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Menyebar ke SSP
Korteks serebry
Menyerang
hipotalmus
Hipertermi
4 DS: Invasi kuman atau Defisit Perawatan
- Klien mengatakan sejak bakteri melalui luka Diri
masuk rumah sakit klien
belum mandi tetanospamin
- Keluarga klien mengatakan
hanya menyeka wajah, leher, Sinap ganglion
dada klien serta tangan dan spinal,
kaki klien neuromuscular
DO: junction, dan syaraf
- Klien tampak lemah otonom
- Bau badan klien agak
menyengat Menyebar ke SSP
- Kuku tangan klien tampak
kotor Aktivasi system
- Kulit kepala dan kulit tubuh syaraf simpatis
klien tampak berkeringat dan
berminyak Penurunan suplai
- Mulut klien kotor dan hitam oksigen di jaringan
Peningkatan hipoksia
di jaringan
Metabolism menurun
Produksi ATP
menurun
kelemahan umum
Defisit Perawatan
Diri
Monitoring TIK
1. Pantau tanda dan gejala peningkatan TIK yaitu
mengkaji GCS klien, tanda-tanda vital, respon
pupil, dan catat adanya muntah, sakit kepala.
2. Monitor lingkungan yang dapat menstimulus
peningkatan TIK
2 Ketidakefektifan bersihan jalan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Airway management
nafas 3 x 24 jam diharapkan jalan nafas klien bebas 1. Monitor respirasi dan status O2
dari sekret dengan kriteria hasil: 2. Pantau frekuensi, irama, kedalaman pernafasan.
1. Suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis 3. Berikan posisi yang nyaman yaitu semifowler
dan dyspneu 4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
2. Irama nafas, frekuensi pernafasan dalam oksigen.
rentang normal (16-20x/menit) 5. Kolaborasikan pemberian neubul
3. TTV dalam batas normal (TD: 120/80, RR
16-20x/mnt, Nadi 80-100x/mnt, Suhu Respiratory monitoring
36,5-37,5oC) 1. Monitor hasil pemeriksaan rontgen dada
2. Monitor suara napas klien
3. Kaji dan pantau adanya perubahan dalam
pernapasan
4. Monitor sekret yang dikeluarkan oleh klien
Terapi oksigen
1. Bersihkan jalan nafas dari sekret
2. Pertahankan jalan nafas tetap efektif
3. Berikan oksigen sesuai indikasi
4. Monitor aliran oksigen melalui masker oksigen
5. Beri penjelasan kepada keluarga klien tentang
pentingnya pemberian oksigen
6. Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen
selama aktifitas dan tidur
3 Hipertermi Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. monitor suhu tubuh pasien dan tanda tanda vital
selama 3 x 24jam diharapkan suhu tubuh lainnya
pasien dalam rentang normal dengan 2.pantau intake dan output pasien
kriteria hasil : 3. monitor status hidrasi pasien
1. TTV pasien dalam rentang normal 4. anjurkan pasien untuk minum banyak
2. Hidrasi pasien normal 5.dorong keluarga untuk meberikan minum
banyak kepada pasien
6. anjurkan keluarga pasien untuk melakukan
kompres dingin apabila pasien demam
7. berikan lingkungan yang nyaman kepada pasien
8. kolaborasikan pemberian terapi antrain dan
paracetamol dengan tim medis
CATATAN PERKEMBANGAN
A:Masalah keperawatan
ketidakefektifan bersihan jalan
napas belum teratasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Rabu, 15 Februari 2017