Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN APLIKASI KOMPLEMENTER

TELUSUR JURNAL KEPERAWATAN TERAPI SHIN JIN


JYUTSU (TERAPI GENGGAM JARI)

OLEH :
KELAS B11-A
KELOMPOK 1

Cok Istri Novia Trisna Angga Dewi (183222903)


Devira Pradnya Pratisista (183222904)
Dewa Ayu Lilik Saraswati (183222905)
Febi Pramita Lestari (183222906)
Gek Fitrina Dwi Sariasih (183222907)
Gusti Ayu Indah Puspa Ranni (183222908)
I Dewa Ayu Agung Yuli Umardewi (183222909)
I Gusti Ayu Murtini (183222910)
I Gusti Ayu Selvia Yasmini (183222911)
I Gusti Ayu Yustiana (183222912)
I Kadek Apriana (183222913)
I Made Dwi Satwika Wiraputra (183222914)

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Maha Esa ,karena berkat rahmat
dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas atau makalah ini dengan
baik sehingga makalah yang berjudul Telusur Jurnal Keperawatan Terapi Shin Jin
Jyutsu (Terapi Genggam Jari) dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami menyimpulkan bahwa tugas makalah ini masih belum sempurna, kami
merasa berbahagia bila ada pembaca yang ingin memberikan saran dan masukan bagi
perbaikan tulisan ini. Semoga tulisan ini memberikan manfaat yang baik guna kemajuan
ilmu pengetahuan terutama dalam study aplikasi komplementer, baik bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
menjadikan makalah ini berguna bagi kita semua amin.

Denpasar, Februari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Dismenore ......................... 2
2.2 Terapi Genggam Jari Terhadap Kejadian Insomia Pada Lansia ............................. 5
2.3 Terapi Genggam Jari Terhadap Intensitas Nyeri Post Operasi Fraktur .................. 7
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ............................................................................................................... 11
3.2 Saran ...................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan dalam ilmu pengetahuan dan pengobatan telah memberikan pengetahuan
dan teknologi untuk berhasil mengubah perjalanan banyak penyakit. Meskipun pengobatan
alopatik (pengobatan tradisional Eropa) telah berhasil, tetapi masih banyak kondisi seperti
arthritis, nyeri punggung kronis, masalah gastrointestinal, alergi, sakit kepala, dan
insomnia yang sulit diobati, dan banyak klien menggali metode alternatif untuk
mengurangi gejala sakit kepala. Peneliti memperkirakan bahwa lebih dari 75% klien
mencari perawatan dari praktisi pelayanan primer untuk mengatasi stres, nyeri dan kondisi
kesehatan dimana tidak diketahui penyebab dan obatnya.
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara.
Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam pelayanan
kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya.
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat.
Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi
komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter ataupun perawat.
Masyarakat mengajak dialog perawat untuk penggunaan terapi alternatif. Hal ini terjadi
karena klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya sehingga apabila
keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat menjadi peluang
bagi perawat untuk berperan memberikan terapi komplementer.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah analisis teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan dismenore ?
2. Bagaimanakah analisis terapi genggam jari terhadap kejadian insomnia pada lansia?
3. Bagaimanakah analisis terapi genggam jari terhadap intensitas nyeri post operasi
fraktur ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui analisis teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan dismenore
2. Untuk mengetahui analisis terapi genggam jari terhadap kejadian insomnia pada lansia
3. Untuk mengetahui analisis terapi genggam jari terhadap intensitas nyeri post operasi
fraktur
1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Dismenore


Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam Jari Dan Nafas Dalam Terhadap Penurunan
Dismenore
Dismenore adalah nama medis untuk menstruasi yang disertai dengan kram dan
rasa sakit yang berlebihan. Kejadian dismenore merata pada 40 - 80 % wanita dan 5 – 10%
wanita mengalami dismenore yang berat dan tidak tertahankan (Morgan & Hamilton,
2009). French (2005, dalam Ningsih, 2011) menyatakan di Amerika prevalensi dismenore
paling tinggi pada usia remaja dengan estimasi 20-90% dengan nyeri haid berat sebanyak
15%. Sedangkan di Malaysia prevalensi dismenore pada remaja sebanyak 62,3% ( Liliwati,
Verna & Khairani, 2007, dalam Ningsih, 2011).
Dismenore primer terjadi akibat endometrium mengandung prostaglandin dalam
jumlah yang tinggi selama fase luteal dalam siklus menstruasi. Hal ini menyebabkan
kontraksi miometrium yang kuat dan mampu menyempitkan pembuluh darah yang
mengakibatkan iskemia, disintegrasi endometrium, perdarahan dan nyeri.
Dismenore primer muncul berupa serangan ringan, kram pada perut bagian bawah, bersifat
spasmodik yang dapat menyebar kepunggung atau paha bagian dalam. Umumnya
ketidaknyamanan dimulai 1-2 hari sebelum menstruasi, namun nyeri paling berat selama
24 jam pertama menstruasi (Morgan & Hamilton, 2009).
Penanganan yang dapat diberikan untuk mengurangi dismenore adalah dengan
pemberian terapi farmakologi seperti pemberian obat analgetik, terapi hormonal, terapi
dengan obat non steroid anti prostaglandin dan dilatasi kanalis servikalis (Mitayani, 2011).
Selain itu terapi non farmakologis juga diperlukan untuk mengurangi dismenore. Salah
satunya dengan menggunakan teknik relaksasi. Teknik ini didasarkan kepada keyakinan
bahwa tubuh berespon pada ansietas yang merangsang pikiran karena nyeri atau kondisi
penyakitnya (Asmadi, 2008).
Dalam penatalaksanaan dismenore, akan lebih efektif jika mengkombinasikan dua
atau lebih metode non-farmakologis yang ada. Salah satu jenis kombinasi metode non-
farmakologis yang dapat kita terapkan yaitu kombinasi relaksasi genggam jari dan napas
dalam. Kedua metode ini merupakan metode yang sederhana dan dari beberapa penelitian
mengatakan bahwa metode ini efektif dalam mengurangi nyeri.
2
Teknik mengenggam jari merupakan bagian dari teknik Jin Shin Jyutsu. Jin Shin
Jyutsu adalah akupresur Jepang. Bentuk seni yang menggunakan sentuhan sederhana
tangan dan pernafasan untuk menyeimbangkan energi didalam tubuh. Tangan (jari dan
telapak tangan) adalah alat bantuan sederhana dan ampuh untuk menyelaraskan dan
membawa tubuh menjadi seimbang. Setiap jari tangan berhubungan dengan sikap sehari-
hari. Ibu jari berhubungan dengan perasaan khawatir, jari telunjuk berhubungan dengan
ketakutan, jari tengah berhubungan dengan kemarahan, jari manis berhubungan dengan
kesedihan, dan jari kelingking berhubungan dengan rendah diri dan kecil hati (Hill, 2011)
Perasaan yang tidak seimbang, seperti khawatir, takut, marah, kecemasan, dan
kesedihan dapat menghambat aliran energi yang mengakibatkan rasa nyeri. Relaksasi
genggam jari digunakan untuk memindahkan energi yang terhambat menjadi lancar (Hill,
2011). Perlakuan relaksasi genggam jari akan menghasilkan impuls yang dikirim melalui
serabut saraf aferen non nosiseptor. Serabut saraf non nosiseptor mengakibatkan “pintu
gerbang” tertutup sehingga stimulus nyeri terhambat dan berkurang (Pinandita, Purwanti,
& Utoyo, 2011).
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan
non equivalent control group design. Rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian dilakukan dengan memberikan
intervensi pada kelompok eksperimen berupa teknik relaksasi genggam jari dan nafas
dalam, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan. Kedua kelompok sama-sama
dilakukan pengukuran sebelum (pre-test) dan pengukuran setelah (post- test).
Penelitian ini dilakukan di SMP 3 Pekanbaru. Berdasarkan hasil studi pendahuluan
yang dilakukan dari 92 orang siswi, sebanyak 81,52% mengalami dismenore dengan
tingkat nyeri dismenore yang ringan dan sedang. Dari 62,19% siswi yang mengalami
dismenore mengatakan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi saat belajar serta merasa
malas, risih, dan sulit beraktifitas. Sebanyak 61,95% siswi mengatakan tidak meminum
apa-apa, hanya dibiarkan saja.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi yang mengalami dismenore yaitu
siswi kelas VIII dan kelas IX yang bersekolah di SMP Negeri 3 Pekanbaru. Pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel
dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan kriteria penelitian (Nursalam,
2008). Teknik pengambilan sampel ini berdasarkan pertimbangan tempat, biaya, dan waktu
(Burn & Grove,2005). Dalam penelitian ini peneliti menetapkan 30 orang sampel dengan
3
rincian 15 orang sebagai kelompok eksperimen dan 15 sebagai kelompok kontrol.
Semua sampel yang terdapat dalam penelitian ini memenuhi kriteria inklusi, yaitu
remaja perempuan yang berusia 12 sampai 16 tahun, siswi yang mengalami dismenore
dengan skala nyeri 3 sampai 9, dan bersedia untuk dijadikan responden penelitian. Alat
untuk melakukan pengumpulan data tentang nyeri pada penelitian ini dengan
menggunakan lembar observasi yang berisikan biodata responden dan Numeric pain
intensity scale (0 – 10).
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu tahap pretest,
pelaksanaan, dan posttest. Pada tahap pretest peneliti mengukur skala nyeri yang dirasakan
siswa ketika dismenore pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan
menggunakan Numeric pain intensity scale (0-10). Pada kelompok eksperimen, siswi yang
mengalami dismenore diberikan teknik relaksasi genggam jari dan nafas dalam selama 20
menit. Pada kelompok kontrol tidak diberikan teknik relaksasi genggam jari dan nafas
dalam tetapi menggunakan kebiasaan responden dalam mengurangi nyeri selama 20 menit.
Pada tahap post test peneliti mengukur kembali skala nyeri yang dirasakan oleh kelompok
eksperimen dari kelompok kontrol.
Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Analisa univariat
digunakan untuk menjelaskan/mendeskripsikan tentang karakteristik responden (data
umum) yaitu umur, menarche, lama menstruasidan suku untuk memperoleh gambaran dari
variabel yang diteliti yaitu variabel intensitas nyeri.
Analisa bivariat dilakukan dengan menggunakan uji beda dua mean atau T
dependent (Paired Sample Test) untuk menganalisa selisih antara dua mean pada subjek
sebelum dan setelah diberikan teknik relaksasi genggam jari dan nafas dalam. Setelah itu
dilakukan uji T Independent untuk menganalisa perbedaan mean antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol setelah diberikan teknik relaksasi genggam jari dan
nafas dalam
Setelah dilakukan penelitian tentang efektifitas teknik relaksasi genggam jari dan
nafas dalam terhadap penurunan dismenore. Maka dapat ditarik kesimpulan: rata-rata
intensitas dismenore sebelum dilakukan teknik relaksasi pada kelompok eksperimen adalah
5,47 dan intensitas dismenore pada kelompok kontrol adalah 5,20. Dan rata-rata intensitas
dismenore setelah dilakukan teknik relaksasi genggam jari dan nafas dalam pada kelompok
eksperimen adalah 1,87 dan intensitas dismenore tanpa diberikan relaksasi genggam jari
dan nafas dalam pada kelompok kontrol adalah 5,07.
4
Hasil uji T dependent (paired sampel test) untuk kelompok intervensi menunjukkan
nilai p (0,000) < α (0,05) atau ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata intensitas
dismenore sebelum dan setelah diberikan teknik relaksasi genggam jari dan nafas dalam
selama 20 menit, sedangkan hasil uji T dependent (paired sampel test) pada kelompok
kontrol menunjukkan nilai p (0,164) > α (0,05) yang artinya tidak ada perbedaan yang
signifikan antara rata-rata intensitas dismenore sebelum dan setelah tanpa diberikan teknik
relaksasi genggam jari. Hasil uji T independent menunjukkan nilai p (0,000) < α (0,05)
atau teknik relaksasi genggam jari dan nafas dalam efektif dalam menurunkan dismenore.

2.2 Terapi Genggam Jari Terhadap Kejadian Insomnia Pada Lansia

Pengaruh Pemberian Terapi Genggam Jari Dan Murotal Terhadap Kejadian Insomnia
Pada Lansia Di Panti Wreda Dharma Bakti Surakarta
Insomnia adalah gangguan tidur nomor satu pada lansia sesuai studi epidemologis
yang menunjukan bahhwa prevalensi insomnia terus meningkat seiring bertambahnya usia.
Sebuah penelitian baru di negara Mesir tepatnya di Alexandria tercatat lansia yang
mengalami insomnia sebanyak 33,4%. Hal tersebut di sebabkan oleh bertambahnya usia,
peningkatan penggunaan obat, perubahan terkait ritme sirkadian, perubahan lingkungan
dan perubahan gaya hidup (AbdAllah, Abdel-Aziz, & El-Seoud, 2014). Penelitian yang
telah dilakukan oleh Erwanti, (2017) yang menyatakan bahwa berdasarkan hasil
penelitiannya, lebih dari setengah responden yang diteliti, 40 responden (59,7%) yang
mengalami insomnia adalah lanjut usia.
Insomnia atau yang dikenal dengan sebutan susah tidur merupakan suatu penyakit
yang ditimbulkan karena beberapa permasalahan yang tidak terseleseikan kemudian dapat
mempengaruhi pikiran sehingga otak dipaksa untuk bekerja terus untuk memikirkan jalan
keluarnya. Otak yang banyak dialiri oleh darah akan membuat otak segar, energik dan
tidak pernah merasa mengatuk. Orang yang mengalami insomnia akan di hinggapi rasa
gelisah ataupun kecemasan, kegelisahan ini juga yang menjadi faktor kerja jantung ke
darah ke otak semakin cepat (Sudarno, 2009).
Terapi relaksasi genggam jari merupakan bagian dari teknik Jin Shin Jyutsu
(akupresure jepang) bentuk seni yang menggunakan sebuah sentuhan sederhana yang
berfokus pada tangan dan pernafasan untuk menyeimbangkan energi didalam tubuh
seseorang (Idris & Astarani, 2017). Manfaat genggam jari memiliki beberapa manfaat

5
yang di antaranya adalah saat ketika seseorang marah, menangis, gelisah karena teknik
genggam jari dapet membentu seseorang menjadi lebih tenang dan fokus. Genggam jari
juga mampu mengelola emosi seseorang dan kecerdasan emosinya. Emosi merupakan
suatu gelombang energi yang mengalir di dalam tubuh, pikiran, dan jiwa seseorang.
Ketika perasaan berlebih itu datang aliran energi akan menjadi tersumbat, dengan adanya
relaksasi genggam jari di setiap jari-jari terdapat titik saluran meridian energi yang
mampu terhubung dengan organ, dengan menggenggam jari dan menarik nafas dalam-
dalam dapat memperlancar aliran energi yang tersumbat dan akan menjadikan tubuh lebih
rileks (Cane, 2013).
Terapi musik merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat menurunkan
tingkat kecemasan pada pasien karena musik menempati saluran perhatian diotak dengan
cara menstimulus otak melalui pendengaran (Babaii, Abbasinia, Hejazi, Tabaei, &
Dehghani, 2015). Menurut Purna (2006), Al-Quran merupakan sumber ilmu kesehatan
kejiwaan tentunya hal tersebut dapat di terapkan dalam terapi mendengarkan lantunan
ayat-ayat Al-Quran atau yang bisa di sebut dengan terapi murotal. Terapi murotal
merupakan terapi Al-Quran yang menggambarkan sebuah rekaman suara Al-Quran yang
di modifikasi atau dilagukan oleh seseorang qori’ atau pembaca Al-Quran (Kardiatun,
2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Astutik & Kurlinawati, (2017) tentang pengaruh
relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pada paisen post sectio caesarea yang
menyatakan hasil dari penelitiannya terdapat pengaruh pemberian relaksasi genggam jari
terhadap penurunan nyeri pada pasien post sectio caesarea. Sedangkan penelitian yang di
lakukan oleh Oktora, Purnawan, Achiriyati, (2016) tentang pengaruh terapi murottal al-
quran terhadap kualitas tidur lansia yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pemberian
terapi murotal Al-Quran terhadap kualitas tidur pada lansia.

Metode pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Jenis pada
penelitian ini adalah quasy eksperiment. Quasy eksperiment merupakan suatu metode
penelitian semu dalam kegiatan percobaan untuk mengetahui hubungan atau sebab akibat
melalui intervensi yang diberikan dan membandingkan hasil percobaan dengan kelompok
yang tidak diberi intervensi (Riyanto, 2011). Desain penelitian ini adalah quasy
eksperiment non-equivalent control grup with pre and pos test. Desain non-equivalent
control grup with pre and post test merupakan penelitian untuk membandingkan hasil

6
intervensi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, biasanya dilakukan pada
penelitian lapangan (Riyanto, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang
tinggal di Panti Wreda Dharma Bakti Pajang Surakarta dari jumlah 79 penghuni panti di
dapatkan 38 orang mengalami gangguan insomnia. Lansia yang berada di Panti Wreda
Aisyiyah Surakarta dari jumlah 30 penghuni panti di dapatkan 22 orang yang mengalami
gangguan insomnia. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple
random sampling dan didapatkan 30 responden, 15 responden sebagai kelompok
eksperimen yang berada di Panti Wreda Dharma Bakti Surakarta dan 15 responden
sebagai kelompok kontrol yang berada di Panti Wreda Aisyiyah. Pada penelitian ini
menggunakan instrumen berupa lembar observasi dan lembar wawancara berupa
Kelompok Studi Psikiatrik Biologik Jakarta - Insomnia Rating Scale (KSPBJ- IRS).

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh terapi genggam jari dan murotal
terhadap kejadian insomnia pada lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta yaitu
pre test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 1,382 (p-value = 0,178) dan
post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 7,099 (p-value = 0,001).
Pemberian terapi genggam jari dan murotal efektif dalam menurunkan tingkat insomnia
pada lansia dengan hasil uji paired t-test insomnia pre test dan post test kelompok
eksperimen di peroleh sebesar 8,388 (p-value =0,001) dan hasil uji paired t-test pada
kelompok kontrol pre test dan post test diperoleh sebesar 1,468 (p-value =0,164).
Kesimpulan dari peneliti ini ada pengaruh pemberian terapi genggam jari dan murotal
terhadap kejadian insomnia pada lansia.

2.3 Terapi Genggam Jari Terhadap Intensitas Nyeri Post Operasi Fraktur

Pengaruh Aromaterapi Lavender Dan Genggam Jari Terhadap Intensitas Nyeri Post
Operasi Fraktur Di Rs. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

Hilangnya kontinuitas tulang adalah istilah dari fraktur atau tulang rawan yang
bersifat total maupun sebagian. Secara umum, fraktur adalah patah tulang yang
disebabkan oleh trauma cedera tulang dan lemahnya tenaga fisik. Kekuatan dari tenaga
fisik merupakan keadaan tulang itu sendiri, serta fraktur yang terjadi lengkap atau tidak
lengkap ditentukan dari jaringan lunak yang ada disekitar tulang (Helmi, 2012).

7
Menurut World Health Organization (WHO), kasus fraktur di dunia yang terjadi
pada tahun 2008 kurang lebih 13 juta orang, dengan total angka prevalensi sebesar 2,7%.
Sementara fraktur terjadi pada tahun 2009 terdapat kurang lebih 18 juta orang dengan
total angka prevalensi sebesar 4,2%. Tahun 2010 terjadi peningkatan kejadian fraktur
menjadi 21 juta orang dengan total angka prevalensi 3,5%. Terjadinya kejadian fraktur
tersebut dengan insiden kecelakaan, cedera olah raga, bencana kebakaran, bencana alam
dan lain sebagainya (Mardiono, 2010).

Nyeri merupakan salah satu manifestasi penderita fraktur. Pada setiap gangguan
muskuloskeletal paling sering muncul rasa nyeri. Pada pederita fraktur rasa nyeri sering
dirasakan bersifat menusuk dan tajam yang dapat ditimbulkan akibat spasme otot atau
penekanan bagian saraf sensori oleh karena infeksi tulang (Helmi, 2012).

Respon fisik terhadap nyeri ditandai dengan perubahan keadaan umum, suhu
tubuh, wajah, denyut nadi, sikap tubuh, pernafasan, dan syok. Respon pkisis akibat nyeri
akan mengganggu sistem imun dan penyembuhan dapat merangsang stress. Pasien post
operasi yang mengalami nyeri akut harus dikendalikan agar perawatan lebih optimal dan
tidak menjadi nyeri kronis. Nyeri yang tidak diatasi akan memperlambat masa
penyembuhan atau perawatan, menimbulkan stres, dan ketegangan yang akan
menimbulkan respon fisik dan psikis sehingga memerlukan upaya penatalaksanaan yang
tepat (Corwin, 2009).

Berbagai tindakan dilakukan dalam penatalaksanaan nyeri yang mencangkup


tindakan farmakologi dan non-farmakologi. Tindakan non-farmakologi merupakan
intervensi paling utama dalam beberapa kasus nyeri bersifat ringan. Sedangkan pemberian
tidakan farmakologi disiapkan untuk mengantisipasi nyeri yang berlebihan. Pada kasus
nyeri sedang hingga berat selain tindakan farmakologi, tindakan non-farmakologi menjadi
alternatif tradisional yang efektif sebagai pelengkap untuk mengatasi nyeri (Prasetyo,
2010).

Penatalaksanaan nyeri farmakologi mencangkup penggunaan opioid (narkotik),


obat-obatan NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs) dan analgesik penyerta atau
koanalgesik (Kozier, 2010). Sedangkan penatalaksanaan non-farmakologi meliputi
relaksasi dan imajinasi terpimpin, aromaterapi, distraksi, musik, stimulus kutaneus,
masase/pijatan, pemberian sensasi hangat dan dingin, herbal, mengurangi persepsi nyeri

8
(Potter & Perry, 2010).

Berdasarkan penelitian (Koulivand, 2013) menyatakan bahwa menghirup minyak


aromaterapi lavender dapat menimbulkan efek relaksasi pada sistem saraf pusat dan untuk
jangka pendek relatif aman, harganya terjangkau dan mudah didapat. Penelitian terdahulu
oleh (Lis Balchin, 2009) menyatakan bahwa kandungan lavender oil terdiri dari: linalool,
linalyl acetate, α- dan β- pinene dan 1,8- cineole. Dimana, linalyl acetat dan linalool
adalah kandungan aktif utama pada lavender yang berperan pada efek anti cemas
(relaksasi).

Aromaterapi dapat menangani masalah pernafasan, rasa nyeri, gangguan saluran


kencing, gangguan pada alat kelamin, masalah mental dan emosional. Hal ini terjadi
karena aromaterapi mampu memberikan sensasi menenangkan diri serta otak, bahkan rasa
stress (Laila, 2011).

Salah satu pengobatan non-farmakologis yang dapat dilakukan adalah teknik


relaksasi genggam jari. Teknik Jin Shin Jyutsu merupakan teknik genggam jari. Jin Shin
Jyutsu adalah akupresur berasal dari Jepang. Merupakan sebuah seni yang sederhana
menggunakan sentuhan tangan (jari-jari dan telapak tangan) dan pernapasan untuk
menyelaraskan serta menyeimbangkan energi dalam tubuh. Setiap jari tangan
berhubungan dengan sikap sehari-hari. Ibu jari (perasaan khawatir), jari telunjuk
(ketakutan), jari tengah (kemarahan), jari manis (kesedihan), jari kelingking (rendah diri
dan kecil hati) (Hill, 2011).

Kombinasi dua metode pada penelitian berharap mendapat hasil yang lebih baik,
dari pada menggunakan satu metode. Minyak aromaterapi lavender dapat memberikan
relaksasi rasa nyaman, mengurangi rasa nyeri. Genggam jari dapat memberikan relaksasi
sebagai penenang. Metode genggam jari disertai menggunakan minyak aromaterapi
merupakan cara yang popular dalam penggunaannya. Karena bisa bekerja dalam waktu
yang sama, dimana minyak aromaterapi akan menyerap dan masuk melalui pernapasan,
ditambah terapi genggam jari dari pijat itu sendiri (Asiyah, 2015).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh aromaterapi


lavender dan genggam jari terhadap intensitas nyeri pasien post operasi fraktur di RS.
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. penelitian ini adalah pre- experimental dengan
rancangan penelitian pre-test dan post-test with control group. Populasi penelitian ini
9
semua pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah yang dirawat inap di RS. Ortopedi
Prof Dr. R. Soeharso Surakarta berjumlah 70 pasien dengan mendapat tindakan operasi
fraktur berjumlah 53 pasien data diambil dari ruang rekam medis. Berdasarkan penelitian
(Sugiyono, 2016) mengambil 30 sampel, dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari
15 responden kelompok kontrol dan 15 kelompok intervensi sesuai kriteria dengan teknik
Accidental Sampling. Pengumpulan data penelitian menggunakan Numeric Ratting Scale
(NRS), sedangkan analisis data menggunakan uji t-test.

Terdapat pengaruh aromaterapi lavender dan genggam jari terhadap penurunan


intensitas nyeri pasien post operasi fraktur di RS. Ortopedi Surakarta yaitu hasil uji
independent sample t- test pre-test kelompok kontrol dan eksperimen thitung sebesar 0,354
(p-value = 0,726) dan pos-test kelompok kontrol dan kelompok ekperimen thitung sebesar
-2,319 (p- value = 0,028). Pemberian aromaterapi dan genggam jari pada pasien post
operasi fraktur ditunjukkan dengan Hasil uji paired sample t-test nyeri pre-test dan post-
test kelompok eksperimen diperoleh thitung sebesar -3,879 (p-value= 0,001) dan Hasil uji
paired sample t-test nyeri pre-test dan post-test kelompok kontrol diperoleh thitung
sebesar -3,575 (p-value = 0,001).

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Terapi relaksasi genggam jari merupakan bagian dari teknik Jin Shin Jyutsu
(akupresure jepang) bentuk seni yang menggunakan sebuah sentuhan sederhana yang
berfokus pada tangan dan pernafasan untuk menyeimbangkan energi didalam tubuh
seseorang (Idris & Astarani, 2017). Setiap jari tangan berhubungan dengan sikap sehari-
hari. Ibu jari (perasaan khawatir), jari telunjuk (ketakutan), jari tengah (kemarahan), jari
manis (kesedihan), jari kelingking (rendah diri dan kecil hati). Manfaat genggam jari
memiliki beberapa manfaat yang di antaranya adalah saat ketika seseorang marah,
menangis, gelisah karena teknik genggam jari dapet membentu seseorang menjadi lebih
tenang dan fokus. Genggam jari juga mampu mengelola emosi seseorang dan kecerdasan
emosinya. Emosi merupakan suatu gelombang energi yang mengalir di dalam tubuh,
pikiran, dan jiwa seseorang. Ketika perasaan berlebih itu datang aliran energi akan
menjadi tersumbat, dengan adanya relaksasi genggam jari di setiap jari-jari terdapat titik
saluran meridian energi yang mampu terhubung dengan organ, dengan menggenggam jari
dan menarik nafas dalam-dalam dapat memperlancar aliran energi yang tersumbat dan
akan menjadikan tubuh lebih rileks

3.2 Saran

Diharapakan agar dioptimalkan pelatihan terkait terapi Shin Jin Jyutsu karena
ini merupakan terapi yang aman memiliki manfaat yang melimpah. Dan yang perting efek
samping yang ditimbulkan sangat sedikit cenderung tidak ada.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Novia. 2018. Pengaruh Aromaterapi Lavender Dan Genggam Jari Terhadap Intensitas
Nyeri Post Operasi Fraktur Di Rs. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Jurnal
Keperawatan. Diperoleh tanggal 17 Februari 2019 dari
http://eprints.ums.ac.id/66004/11/naspub-nov.pdf

Ernawati, Hartiti, T., & Hadi, T. (2010). Terapi relaksasi terhadap nyeri dismenore pada
mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang. Prosiding Seminar Nasional. UNIMUS.
Diperoleh tanggal 17 Februari 2019 dari http://www.jurnal.unimus.ac.id

Erwani, & Nofriandi. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Insomnia pada Lansia
di Puskesmas Belimbing Padang. Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) , Vol. 1 No. 1 Hal. 123-132.

Frayusi A. (2012). Pengaruh Pemberian Terapi Wewangian Bunga Lavender Secara Oles
Terhadap Skala Nyeri pada Klien Infark Miokardium di CVCU RSUP DR. M. Djamil Padang.
Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.http://www.respiratory.unand.ac.id.

Idris, D. N., & Astarani, K. (2017). Terapi Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan
nyeri Sendi Pada Lansia. Jurnal Penelitian Keperawatan , Volume 3, Nomer 1, Halaman 23-
32.

Ilham, Yossi. 2018. Pengaruh Pemberian Terapi Genggam Jari Dan Murotal Terhadap
Insomia Pada Lansia Di Panti Wreda Dharma Bakti Surakarta. Jurnal Keperawatan. Diperoleh
tanggal 17 Februari 2019 dari http://eprints.ums.ac.id/63666/11/Naskah%20Publikasi.pdf

Iswari M.F.(2012). Gambaran Tingkat Nyeri Dan Kecemasan Pasien Post Operasi Orthopedi
Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Jurnal Keperawatan.
Pinandita, I., Purwanti, E., & Utoyo, B. (2012). Pengaruh teknik relaksasi genggam jari
terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan. Vol 8. No1 Diperoleh tanggal 17 Februari 2019 dari
http://www.digilib.stikesmuhgombong

12
.ac.id

Ramadina, Sri. Utami, Sri., & Jumaini. 2014. Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam Jari Dan
Nafas Dalam Terhadap Penurunan Dismenore. Jurnal Keperawatan. Diperoleh Tanggal 17
Februari 2019 Dari Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/189644-Id-Efektifitas-
Teknik-Relaksasi-Genggam-Jar.Pdf

Sari, Revi. Diana., & Maliya, Arina. (2016). Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari
Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea. Naskah
Publikasi. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. (online). URL:
v2.eprint.ums.ac.id/archive/etd/44712
.

13
14

Anda mungkin juga menyukai