Anda di halaman 1dari 14

Kegawatdaruratan Umum Di Komunitas

Triage Merah

Dosen Pengampu : Rusmilawaty, SKM, MPH

Disusun Oleh :

Dewi Nur Azizah P07124119018


Eka Rahmawati P07124119018
Khairina P07124119034
Noor Hafifah P07124119055
Noor Rafiqatul Jannah P07124119056
Rabbiyati P07124119073
Radika Oktavia Sari P07124119075
Sabrina Eka Sari P07124119084
Shopia Priyatna P07124119087
Vira Yana P07124119097
Yesse Asmilia Sanjaya P07124119099

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN DIII KEBIDANAN

1
SEMESTER IVA

2021

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
segala Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Kegawatdaruratan Umum Di Komunitas dengan judul “Triage Merah”.
Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
kepada sahabat, keluarga serta umat yang senantiasa meneladani beliau hingga
akhir zaman.
kami menyadari selama melakukan penyusunan makalh ini banyak
menemukan kesulitan dan hambatan, namun atas segala bantuan dan
bimbingan serta arahan dari berbagai pihak kami mampu menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.

Banjarbaru, 22 Juli 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A. TRIAGE..........................................................................................................................5
1. PENGERTIAN TRIAGE............................................................................................5
2. TUJUAN TRIAGE......................................................................................................5
3. FUNGSI TRIAGE.......................................................................................................6
4. KLASIFIKASI DAN PENENTUAN PRIORITAS....................................................6
5. PROSES DAN ALUR TRIAGE.................................................................................7
6. DOKUMENTASI........................................................................................................9
B. TRIAGE MERAH.........................................................................................................11
1. PENGERTIAN TRIAGE MERAH...........................................................................11
2. KASUS TRIAGE MERAH.......................................................................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................................13
A. KESIMPULAN.............................................................................................................13
B. SARAN.........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Gawat darurat merupakan keadaan dimana pasien memerlukan pemeriksaan


medis segera dan apabila tidak dilakukan pemeriksaan akan berakibat fatal bagi
pasien tersebut. Dari semua pasien yang memerlukan pemeriksaan medis, pasien akan
mengalami proses triage (pemilihan). Triage diartikan sebagai proses memilah pasien
menurut tingkat keparahannya. Pasien akan mendapatkan pelayanan sesuai kondisi
dan tingkat kegawatan.

Penandaan triage dilakukan dengan melihat warna pada lembar observasi


ketepatan triage yang digunakan. Setelah dilakukan triage, pasien akan ditempatkan
sesuai dengan golongan triage nya. Uptriage dilakukan ketika terjadi kondisi pasien
yang tiba-tiba memburuk ataupun ketika terjadi keragu-raguan dalam menentukan
tingkat kegawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan triage?
2. Apa tujuan dari adanya triage?
3. Apa fungsi triage?
4. Bagaimana klasifikasi triage dan penentuan prioritasnya?
5. Kapan proses triage dimulai?
6. Apa itu triage merah?
7. Apa contoh kasus triage merah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari triage.
2. Untuk mengetahui tujuan dari adanya triage.
3. Untuk mengetahui fungsi dari adanya triage.
4. Untuk mengetahui klasifikasi triage dan penentuan prioritasnya.
5. Untuk mengetahui proses dan alur triage.
6. Untuk mengetahui pengertian dari triage merah.
7. Untuk mengetahui salah satu contoh triage merah dan cara penanganannya.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. TRIAGE

1. PENGERTIAN TRIAGE
Triage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara
yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang
paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang
memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya (Kathleen dkk,
2008).
Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat
kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas
penanganan dan sumber daya yang ada.
Triage adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat
ringannya kondisi klien/kegawatannya yang memerlukan tindakan segera. Dalam
triage, perawat dan dokter mempunyai batasan waktu (respon time) untuk mengkaji
keadaan dan memberikan intervensi secepatnya yaitu ≤ 10 menit.
Triase berasal dari bahasa prancis trier bahasa inggris triage dan diturunkan dalam
bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaitu proses khusus memilah pasien
berdasar beratnya cedera ataupenyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat
darurat. Kiniistilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu
konseppengkajian yang cepat dan berfokus dengan suatu cara yangmemungkinkan
pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan sertafasilitas yang paling efisien terhadap
100 juta orang yang memerlukan perawatan di UGD setiap tahunnya. (Pusponegoro,
2010)

2. TUJUAN TRIAGE
Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi yang mengancam nyawa.
Tujuan kedua adalah untuk memprioritaskan pasien menurut ke akutannya, untuk
menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan pertolongan kedaruratan.
Dengan triage tenaga kesehatan akan mampu:

a. Menginisiasi atau melakukan intervensi yang cepat dan tepat kepada pasien

5
b. Menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan pengobatan
lanjutan 
c. Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses
penanggulangan/pengobatan gawat darurat.

3. FUNGSI TRIAGE
a. Menilai tanda-tanda dan kondisi vital dari korban.
b. Menetukan kebutuhan media
c. Menilai kemungkinan keselamatan terhadap korban.
d. Menentukan prioritas penanganan korban.
e. Memberikan pasien label warna sesuai dengan skala prioritas.

4. KLASIFIKASI DAN PENENTUAN PRIORITAS


Berdasarkan Oman (2008), pengambilan keputusan triage didasarkan pada keluhan
utama, riwayat medis, dan data objektif yang mencakup keadaan umum pasien serta
hasil pengkajian fisik yang terfokus. Menurut Comprehensive Speciality Standard,
ENA tahun 1999, penentuan triase didasarkan pada kebutuhan fisik, tumbuh kembang
dan psikososial selain pada factor-faktor yang mempengaruhi akses pelayanan
kesehatan serta alur pasien lewat sistem pelayanan kedaruratan. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan mencakup setiap gejala ringan yang cenderung berulang atau
meningkat keparahannya.
Prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul.Beberapa hal yang
mendasari klasifikasi pasien dalam sistem triage adalah kondisi klien yang meliputi :
a. Gawat, adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan yang
memerlukan penanganan dengan cepat dan tepat
b. Darurat, adalah suatu keadaan yang tidak mengancam nyawa tapi memerlukan
penanganan cepat dan tepat seperti kegawatan
c. Gawat darurat, adalah suatu keadaan yang mengancam jiwa disebabkan oleh
gangguan ABC (Airway / jalan nafas, Breathing / pernafasan, Circulation /
sirkulasi), jika tidak ditolong segera maka dapat meninggal / cacat (Wijaya, 2010)
Berdasarkan prioritas perawatan dapat dibagi menjadi 4 klasifikasi :

6
Tabel 1. Klasifikasi Triage
KLASIFIKASI KETERANGAN
Gawat darurat (P1) Keadaan yang mengancam nyawa / adanya gangguan ABC dan perlu
tindakan segera, misalnya cardiac arrest, penurunan kesadaran, trauma
mayor dengan perdarahan hebat
Gawat tidak darurat Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan darurat.
(P2) Setelah dilakukan diresusitasi maka ditindaklanjuti oleh dokter
spesialis. Misalnya ; pasien kanker tahap lanjut, fraktur, sickle cell dan
lainnya
Darurat tidak gawat Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan
(P3) darurat. Pasien sadar, tidak ada gangguan ABC dan dapat langsung
diberikan terapi definitive. Untuk tindak lanjut dapat ke poliklinik,
misalnya laserasi, fraktur minor / tertutup, sistitis, otitis media dan
lainnya
Tidak gawat tidak Keadaan tidak mengancam nyawa dan tidak memerlukan tindakan
darurat (P4) gawat. Gejala dan tanda klinis ringan / asimptomatis. Misalnya
penyakit kulit, batuk, flu, dan sebagainya       

5. PROSES DAN ALUR TRIAGE


a. Proses Triage
Proses triage dimulai ketika pasien masuk ke pintu UGD. Perawat triage harus
mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat singkat dan
melakukan pengkajian, misalnya melihat sekilas kearah pasien yang berada di
brankar sebelum mengarahkan ke ruang perawatan yang tepat.
Pengumpulan data subjektif dan objektif harus dilakukan dengan cepat, tidak
lebih dari 5 menit karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat utama.
Perawat triage bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area pengobatan
yang tepat; misalnya bagian trauma dengan peralatan khusus, bagian jantung
dengan monitor jantung dan tekanan darah, dll. Tanpa memikirkan dimana pasien
pertama kali ditempatkan setelah triage, setiap pasien tersebut harus dikaji ulang
oleh perawat utama sedikitnya sekali setiap 60 menit.

7
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat
darurat, pengkajian dilakukan setiap 15 menit / lebih bila perlu.Setiap pengkajian
ulang harus didokumentasikan dalam rekam medis.Informasi baru dapat
mengubah kategorisasi keakutan dan lokasi pasien di area pengobatan.Misalnya
kebutuhan untuk memindahkan pasien yang awalnya berada di area pengobatan
minor ke tempat tidur bermonitor ketika pasien tampak mual atau mengalami
sesak nafas, sinkop, atau diaforesis. (Iyer, 2004).
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda - tanda objektif bahwa ia
mengalami gangguan pada airway, breathing, dan circulation, maka pasien
ditangani terlebih dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data objektif dan
data subjektif sekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien membaik,
data pengkajian kemudian dilengkapi dengan data subjektif yang berasal langsung
dari pasien (data primer).

b. Alur dalam proses triase.


1) Pasien datang diterima petugas / paramedis UGD.
2) Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat
(selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat.
3) Bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triase dapat
dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung IGD).
4) Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode warna:
a) Segera-Immediate (merah). Pasien mengalami cedera mengancam jiwa
yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera.
Misalnya:Tension pneumothorax, distress pernafasan (RR< 30x/mnt),
perdarahan internal, dsb.
b) Tunda-Delayed (kuning) Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi tidak
ada ancaman jiwa segera. Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol,
fraktur tertutup pada ekstrimitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar
<25% luas permukaan tubuh, dsb.
c) Minimal (hijau). Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan
menolong diri sendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : Laserasi
minor, memar dan lecet, luka bakar superfisial.

8
d) Expextant (hitam) Pasien mengalami cedera mematikan dan akan
meninggal meski mendapat pertolongan. Misalnya : Luka bakar derajat 3
hampir diseluruh tubuh, kerusakan organ vital, dsb.
e) Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna :
merah, kuning, hijau, hitam.
f) Penderita/korban kategori triase merah dapat langsung diberikan
pengobatan diruang tindakan UGD. Tetapi bila memerlukan tindakan
medis lebih lanjut, penderita/korban dapat dipindahkan ke ruang operasi
atau dirujuk ke rumah sakit lain.
g) Penderita dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis
lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran
setelah pasien dengan kategori triase merah selesai ditangani.
h) Penderita dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan,
atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka penderita/korban
dapat diperbolehkan untuk pulang.
i) Penderita kategori triase hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar
jenazah. (Rowles, 2007).

6. DOKUMENTASI
Dokumen adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam
persoalan hukum. Sedangkan pendokumentasian adalah pekerjaan mentatat atau
merekam peristiwa dan objek maaupun aktivitas pemberian jasa (pelayanan) yang
dianggap berharga dan penting.
Dokumentasi yang berasal dari kebijakan yang mencerminkan standar nasional
berperan sebagai alat menajemen resiko bagi perawat UGD. Hal tersebut
memungkinkan peninjau yang objektif menyimpulkan bahwa perawat sudah
melakukan pemantaun dengan tepat dan mengkomunikasikan perkembangan pasien
kepada tim kesehatan. Pencatatan baik dengan computer, catatan naratif atau lembar
alur harus menunjukkan bahwa perawat gawat darurat telah melakukan pengkajian dan
komunikasi, perencanaan dan kolaborasi, implementasi dan evaluasi perawatan yang
diberikan dan melaporkan data penting pada dokter selama situasi serius. Lebih jauh
lagi, catatan tersebut harus menunjukkan bawa perawat gadar bertindak sebagai

9
advokat psien ketika terjadi penyimpangan standar perawatan yang mengancam
keselamatan pasien.
Pada tahap pengkajian, pada proses trinage yang mencakup dokumentasi:
1. Waktu dan datangnya alat transportasi
2. Keluhan utama
3. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan
4. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat
5. Penempatan di area pengobatan yang tepat (missal: cardiac versus trauma,
perawatan minor vs perawatan kritis)
6. Permulaan intervensi (misal: balutan steril, es, pemakaian bidai, prosedur
diagnostic seperti pemeriksaan sinar X, EKG, GDA, dll)
KOMPONEN DOKUMENTASI TRIAGE
1. Tanda dan waktu tiba
2. Umur pasien
3. Waktu pengkajian
4. Riwayat alergi
5. Riwayat pengobatan
6. Tanda kegawatan pasien
7. Tanda-tanda vital
8. Pertolongan pertama yang diberikan
9. Pengkajian ulang
10. Pengkajian nyeri
11. Keluhan utama
12. Riwayat keluhan ini
13. Data subyektif dan data obyektif
14. Periode menstuasi terakhir
15. Imunisasi tetanus terakhir
16. Pemeriksaan diagnostic
17. Administrasi pengobatan
18. Tanda tangan

Proses dokumentasi triage menggunakan sistem SOAPIE, sebagai berikut :


1. S : data subjektif
2. O: data objektif

10
3. A : analisa data yang mendasari penentuan diagnosa keperawatan
4. P : rencana keperawatan
5. I : implementasi, termasuk di dalamnya tes diagnostic6
6. E : evaluasi / pengkajian kembali keadaan / respon pasienterhadap pengobatan dan
perawatan yang diberikan

B. TRIAGE MERAH

1. PENGERTIAN TRIAGE MERAH


Triage berwarna merah menandakan kalau pasien tersebut benar-benar sudah kritis
dan kondisinya dapat mengancam jiwanya. Misalnya, napas pasien sudah tidak stabil,
tidak sadar, dan memiliki tekanan darah yang sangat rendah atau sebaliknya.
Sehingga, kondisi tersebut membutuhkan perhatian dan penanganan segera mungkin
untuk menyelamatkan nyawanya. Peluang untuk bertahan hidup bisa meningkat saat
pasien mendapatkan tindakan triase merah.

2. KASUS TRIAGE MERAH


a. Perdarahan Kala IV Primer
Perdarahan kala IV atau Primer adalah perdarahan sejak kelahiran sampai 24
jam pascapartum. Atau kehilangan darah secara abnormal, rata-rata kehilangan
darah selama kelahiran pervaginam yang ditolong dokrer obstetric tanpa
komplikasi lebih dari 500 ml.
Penyebab Perdarahan Kala IV Primer
1) Atonia Uteri
2) Retensio Plasenta
3) Laserasi luas pada vagina dan perineum
Penatalaksanaan Perdarahan Kala IV Primer
Perdarahan harus minimal jika uterus wanita berkontraksi dengan baik setelah
kelahiran plasenta, jika ada aliran menetap atau pancaran kecil darah dari vagina,
maka langkah yang harus diambil adalah sebagai berikut :
1) periksa konstensi uterus yang merupakan langkah prtama yang berhubungan
dengan atonia uterus.
2) Jika uterus bersifat atonik , masase untuk menstimulasi kontraksi sehingga
pembuluh darah yang mengalami perdarahan.

11
3) Jika perdarahan tidak terkendali minta staf perawat melakukan panggilan ke
dokter.
4) Jika kotiledon hilang maka lakukan eksplorasi uterus, uterus harus benar-
benar kosong agar dapa berkontraksi secara efektif.
5) Jika uterus kosong dan berkontraksi dengan baik tetapi perdarahan berlanjut
periksa pasien untuk mendeteksi laserasi serviks, vagina, dan perineum,
karena mungkin ini merupakan penyebab perdarahan ( jahit semua laserai ).
6) Jika terjadi syok / ( penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi,
pernafasan cepat dan dangkal, kulit dingin lembab ) tempatkan pasien dalam
posisi syok, posisi trendelemburg, selimuti dengan selimut hangat, beri
oksigen.
7) Pada kasus ekstreem dan sangat jarang ketika perdarahan semakin berat,
nyawa pasien berada dalam bahaya dan dokter belum datanf, lakukan
kompresi autik yang dapat dilakukan pada pasien yang relative kurus
( kompresi aorta perabdomen terhadap tulang belakang ).

BAB III

PENUTUP

12
A. KESIMPULAN
Triage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara
yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang
paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang
memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya.
Triage berwarna merah menandakan kalau pasien tersebut benar-benar sudah kritis dan
kondisinya dapat mengancam jiwanya. Misalnya, napas pasien sudah tidak stabil, tidak
sadar, dan memiliki tekanan darah yang sangat rendah atau sebaliknya.
Disisni kami mengambil kasus tentang Perdarahan kala IV atau Primer yang
meripakan perdarahan sejak kelahiran sampai 24 jam pascapartum. Atau kehilangan
darah secara abnormal, rata-rata kehilangan darah selama kelahiran pervaginam yang
ditolong dokrer obstetric tanpa komplikasi lebih dari 500 ml.

B. SARAN
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon
maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar
kami dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Kartikawati ND. Buku ajar dasar dasar keperawatan gawat darurat. Jakarta: Salemba

Medika; 2011

13
Zimmerman, Herr. Triage nursing secret. Philadepia: Elsevier Mosby;2006

14

Anda mungkin juga menyukai