Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS Acute Miokard Infark
DI RS MANGUSADA
TANGGAL28-30 DESEMBER 2020

I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 60 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : perempuan
Status : kawin
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jalan mawar, gang 2 mengwi
Tanggal Masuk : 28 desember 2020
Tanggal Pengkajian : 28 desember 2020
No. Register : 3452890
Diagnosa Medis : Acute Miokard Infark

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. A
Umur : 44 tahun
Hub. Dengan Pasien : Anak
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jalan mawar, gang 2 mengwi
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1). Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
 Keluhan utama MRS : Pasien mengeluh nyeri dada
 Keluhan utama saat ini : Pasien mengeluh nyeri dada sejak 1 minggu yang lalu sebelum
masuk rumah sakit, nyeri dirasakan seperti tertekan benda berat pada daerah substernal
tembus ke belakang, dan menjalar ke lengan kiri dengan durasi ± 30 menit dan skala
nyeri 8. Nyeri dada muncul pada saat beraktifitas, tidak menghilang dengan istirahat dan
pemberian obat di bawah lidah. Nyeri dada disertai dengan keringat dingin dan pasien
mengeluh cepat lelah saat beraktivitas, pasien tampak meringis dan gelisah ketika nyeri
timbul.
2). Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Pasien mengeluh nyeri dada, nyeri dirasakan seperti tertekan benda berat pada daerah
substernal tembus ke belakang, dan menjalar ke lengan kiri dengan durasi ± 30 menit dan
skala nyeri 8, nyeri dada muncul pada saat beraktifitas, tidak menghilang dengan istirahat
dan pemberian obat di bawah lidah dan nyeri dada disertai dengan keringat dingin dan
mengeluh cepat lelah saat beraktivitas, pasien tampak meringis dan gelisah ketika nyeri
timbul karena sudah tidak tertahankan akhirnya dibawa ke RSUD Mangusada masuk ke IGD
pada tanggal 27 desember 2020, lalu diperiksa oleh dokter dan dilakukan pengambilan
sampel darah untuk dicek Lab, pemeriksaan EKG dan foto thorak. Setelah itu, pasien
didiagnosa mengalami Akut Miokard Infark (AMI) dan disarankan untuk rawat inap pada
tanggal 28 desember 2020 masuk ke Ruang Oleg dengan terapi obat aspirin 80 mg dan nitrat
5 mg dan 10 mg. Pada saat pengkajian tanggal 28 desember 2020 pasien mengeluh nyeri
dada, nyeri dirasakan seperti tertekan benda berat pada daerah dada kiri tembus ke belakang,
dan menjalar ke lengan kiri dengan durasi ± 30 menit dan skala nyeri 8, nyeri dada muncul
pada saat beraktifitas dan disertai dengan keringat dingin dan mengeluh cepat lelah saat
beraktivitas, pasien tampak meringis dan gelisah ketika nyeri timbul. Pasien mendapatkan
terapi obat aspirin 80 mg dan nitrat 5 mg dan 10 mg.
3). Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi sakitnya yaitu dengan
beristirahat yang cukup dan minum obat aspirin 80 mg dan nitrat 5 mg dan 10 mg (pemberian
obat dibawah lidah).
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan mengalami riwayat nyeri dada sejak ± 1 tahun yang lalu, tidak mempunyai
riwayat pingsan maupun sesak, tidak mual dan muntah, tidak ada riwayat nyeri ulu hati, riwayat
penyakit jantung koroner sejak ± 1 tahun yang lalu, riwayat hipertensi sejak ± 7 tahun yang lalu
dan tidak berobat dengan teratur, riwayat penyakit diabetes meilitus disangkal, riwayat
dislipidemia tidak diketahui.
2) Pernah dirawat
Pasien mengatakan pernah dirawat dirawat di RSUP Mangusada ± 1 tahun yang lalu dengan
sakit yang sama
3) Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makanan, minuman, maupun obat
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok, minum kopi maupun alcohol.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan dari keluarga
genogram :
I. RIWAYAT KELUARGA
GENOGRAM

Keterangan :
= Laki-laki

= Perempuan

= pasien
= tinggal serumah
= hubungan

= keturuan
d. Diagnosa Medis dan therapy
diagnose media : acute miokard infark

Tanggal awal Nama Dosis Rute Indikasi


diberikan
28 Desember Infus Nacl 8 tpm IV Untuk menggantikan cairan
2020 (infus tubuh yang hilang, dan
set) menjaga tubuh agar
terhidrasi dengan baik

Aspirin 80 mg Oral Untuk pengencer darah


mencegah penggumpalan
darah

Nitrat 5 mg dan Oral Untuk mencegah dan


10 mg meredakan nyeri dada
3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
- Pola Persepsi
Sehat : Pasien mengatakan sehat itu dapat melakukan aktivitas dengan baik.
Sakit : Pasien mengatakan sakit itu saat pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya.
- Manajemen Kesehatan
Sehat : Pasien mengatakan pasien sudah memulai hidup sehat dengan memperhatikan pola
makan dan lebih mengkonsumsi makanan yang sehat dan mengandung gizi serta berolahraga dan
istirahat yang cukup.
Sakit : Pasien mengatakan jika ada keluarga yang sakit langsung dibawa ke Klinik / Dokter
terdekat dan jika sudah tidak tertahankan langsung dibawa ke Rumah Sakit terdekat.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit makan 3xsehari dengan menu nasi, lauk pauk dan sayur (1
porsi habis) minum 1600ml/hari
 Saat sakit :
Pasien mengatakan saat sakit tidak nafsu makan, pasien makan 3 kali sehari dengan menu yang
sudah di berikan oleh rumah sakit, pasien hanya habis setengah porsi. Pasien minum air
sebanyak 1600mL/hari
c. Pola Eliminasi
1) BAB
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB 1-2 kali sehari, dengan konsitensi lembek, warna kuning
kecokelatan, bau khas feses
 Saat sakit :
Pasien mengatakan saat sakit BAB 1-2 kali sehari, dengan konsitensi lembek, warna kuning
kecokelatan, bau khas feses
2) BAK
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit BAK 4-5 kali sehari dengan warna kuning jernihdan bau khas
urine
 Saat sakit :
Pasien mengatakan saat sakit BAK 4-5 kali sehari dengan warna kuning jernihdan bau khas urine
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
 Sebelum sakit
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
 Saat sakit
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √

0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
2) Latihan
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya pasien mengikuti senam lansia di balai banjar atau
jalan- jalan santai di halaman rumah
 Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit pasien hanya istirahat di rumah
e. Pola kognitif dan Persepsi
 Pola Kognitif
Sebelum sakit : Pasien mengatakan mengetahui penyakitnya dan jika sakit itu muncul
biasanya langsung beristirahat yang cukup dan minum obat aspirin 80 mg dan nitrat 5 mg
dan 10 mg (pemberian obat dibawah lidah).
Saat sakit :
Pasien mengatakan mengetahui penyakitnya dan jika sakit itu muncul biasanya langsung
beristirahat yang cukup dan minum obat aspirin 80 mg dan nitrat 5 mg dan 10 mg (pemberian
obat dibawah lidah)
 Pola Persepsi
Sebelum sakit :
Pada saat sebelum sakit pasien dalam kondisi sadar, berkomunikasi dengan baik, dapat
melihat dan tidak mengalami gangguan pendengaran.
Saat sakit :
Pada saat pengkajian pasien dalam kondisi sadar, berkomunikasi dengan baik, dapat melihat
dan tidak mengalami gangguan pendengaran.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
citra tubuh : pasien sangat bersyukur karena keadaan tubuhnya karena tidak ada kekurangan satu
pun
harga diri : pasien mengatakan tidak malu dengan penyakinya
peran diri : pasien mengatakan berperan sebagai ibu dan nenek
identitas diri : pasien mengatakan bahwa dia adalah seorang perempuan berumur 60 tahun
g. Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur pada malam hari dari pukul 22.00-06.00 wita dan pada
saat siang hari ±1jam pasien istirahat
 Saat sakit :
Pasien mengatakan tidur tidak menentu, biasanya pasien tidur malam pukul 20.00 wita dan
terkadang terbangun dijam yang tidak tentu dikarenakan nyeri yang dialaminya h.
h. Pola Peran-Hubungan
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan lingkungan sangat baik
 Saat sakit
pasien mengatakan hubungan anak-anaknya, menantu, dan cucunya baik
i. Pola Seksual-Reproduksi
pasien mengatakan sudah menikah, pasien mempunyai 2 anak.
j. Pola Toleransi Stress-Koping
pasien mengatakan jika ia stres karena mempunyai masalah pasien selalu cerita dengan anaknya.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
pasien mengatakan dirinya beragama hindu. Sebelum sakit pasien rajin untuk sembahyang di
merajan, tetapi saat sakit pasien hanya berdoa di dalam hati ( mantram gayatri).
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : lemas
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : : verbal: 5 .Psikomotor: 4.Mata : 6
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 74 x/menit, Suhu =36,5°C , TD =160/110 mmHg, RR =20 x/menit
c. Keadaan fisik
 Sistem Pernafasan
I : tidak terdapat kelainan bentuk tulang vertebra, tidak ada lesi, tidak terdapat retraksi dada
Pal : taktil vocal fremitus teraba dengan jelas kanan dan kiri
Per : suara paru sonor
Aus : suara nafas vesikuler
 System kardioveskuler
I : tampak iktus kordis berdenyut
Pal : terdapat thrill, iktus kordis mengalami pergeseran antara ICS 5 dan ICS 6
Per : suara jantung dullness, terdapat pembesaran jantung ( cardiomegaly)
Auskultasi : BJ I dan BH II lemah
 Sistem persyarafan
Saraf kranialis Jenis fungsi Pemeriksaan
Nervus olfaktorius (I) Sensorik Pasien dapat menbedakan saat mencium
bau-bauan dengan menutup salah satu
lubang hidung
Nervus Opticus (II) Sensorik Lapang pandang baik, pasien dapat
membaca dengan jarak 6 meter
Nervus okulomotoris (III) Motorik Tidak terdapat strasbismus/nistagmus,
pupil isokor, reflek cahaya (+), tidak ada
gangguan dalam menggerakkan bola mata
Nervus troklearis (IV) Motorik, sensorik Pasien mampu merasakan rangsangan
Nervus abdusen (VI) Motorik benda tajam, tumpul, dan lembut pada
Nervus trigeminus (V) Motorik daerah dahi, pipi dan dagu, reflek
mengedip (+), tonus muskulusmasketer
terdapat kontraksi
Nervus fasialis (VII) Motorik Pasien mampu mengangkat alis,
megerutkan dahi, memajukan/mecucukan
bibir, tersenyum, meringis,
mengembungkan pipi, px dapat
merasakan rangsangan manis, asam, dan
asis
Nervus Vestibulokoklearis Sensorik Tes rine : hantaran udara dan tulang sama-
(VIII) sama dirasakan lama dengan durasi 1
menit
Terst weber : hantaran dirasakan
seimbang kanan dan kiri
Nervus glosofaringeus (IX) Sensorik, motorik Pasien dapat merasakan rangsangan manis
asin, dan pahit di 2/3 anterior
Nervus vagus (X) Sensorik, motorik Reflek menelan dan munta (+), tidak ada
deviasi ovula
Nervus assesorius (XI) Sensorik Adanya kontraksi dari muskulus trapezius
dan muskulus
Nervus Hipoglosus (XII) Motorik Tidak ada tremor. Pasien mampu
mendorong pipi dengan lidah dari arah
dalam.

 System perkemihan
I : tidak ada lesi, tidak ada odem
Pal : tidak ada distensi kantung kemih, tidak ada nyeri tekan
Per : terdapat suara timpani
 Sistem pencernaan
I : abdomen datar, tidak ada penonjolan umbilikus, tidak ada lesi, tida ada tanda-tanda
inflamasi atau hernia pada abdomen
Aus : terdengar suara biisng usus 13x/menit
Pal : tidak ada distensi abdomen, tidak ada nyeri tekan
Per : terdapat suara timpani
 Sistem musculoskeletal dan integument
- muskulokeletal
Pal : tonus otot
5555 4444
5555 4444
Per : reflek trisep (+), reflek bisep (+)
- integument
I : simetris kanan dan kiri, turgor kulis elastis, tidak ada lesi, tidak ada clubbing finger,
warna kulit sawo matang, tidak ada kelainan polidaktili/sindaktili, tidak ada sianosis,
Pa : CRT< 2 detik, tidak ada benjolan, tidak ada odem, tidak ada nyeri tekan
 Sistem reproduksi
Tidak dilaukan pemeriksaan
 Sistem hematopoetik
I : tidak ada sianois
Pal : terdapat thrill, Nadi : 74x/menit
Per : batas kiri jantung : dullness, batas kanan tida terdeteksi
Aus : 160/110 mmHg
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Parameter Hasil Nilai normal Interpretasi
RBC 3.86 x 106 4.6 x 106

HGB 11,91 g/dl 13-17 g/dl

HCT 34,71 % 40-54 %

cholesterol 253 mg/dl < 200 mg/dl

LDL 144 mg/dl < 130 mg/dl

2. Pemeriksaan radiologi
No Jenis Pemeriksaan Hasil

1. foto thorak Adanya cardiomegaly disertai dilatation aorta

3. Hasil konsultasi
-
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
No Hasil Pemeriksaan Hasil
1. Pemeriksaan EKG Adanya iskemik antero lateral ST elevasi Q injury
tajam kebawah

5. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
DATA Interpretasi MASALAH
(Sesuai dengan patofisiologi)
DS : Pasien mengatakan lelah Perubahan kontraktilitas Penurunan Curah Jantung
saat beraktifitas
DO : Kontraksi miokard menurun
 TD = 160/110 mmHg
N = 74x /mnt Daya pompa jantung menurun
RR = 20x /mnt
S = 36,5 °C Penurunan cardiak output
 Gambaran EKG adanya
iskemik antero lateral Penurunan Curah Jantung
 Adanya cardiomegaly
disertai dilatation aorta

DS : Pasien mengeluh nyeri Agen pencedera fisiologis (Iskemia) Nyeri Akut


P : Infark miokard akut Nekrosis jaringan miokard
Q : Tertekan benda berat Oksigen jantung berkurang
R : Pada daerah substernal
tembus ke belakang, dan Kebutuhan O 2 jantung meningkat
menjalar ke lengan kiri
S :Skala nyeri 8 Cedera sel seluler
T : Nyeri dada muncul pada
saat beraktifitas
DO : Keluarnya asam laktat
 TD = 160/110 mmHg
N = 74x /mnt Merangsang reseptor nyeri
RR = 20x /mnt
S = 36,5 °C Kondisi iskemia
 Pasien tampak meringis
dan gelisah ketika nyeri merangsang spino cord dan antero
timbul. lateral spino thalamus

nyeri dada di bagian kiri menjalar


hingga leher, tengguk

NYERI AKUT

DS : Pasien mengatakan lelah Daya pompa jantung menurun Intoleransi Aktivitas


saat beraktifitas
DO : suplai oksigen dan nutrisi sel tubuh
 TD = 160/110 mmHg berkurang
N = 74x /mnt
RR = 20x /mnt Ketidakseimbangan antara suplai dan
S = 36,5 °C kebutuhan oksigen
 Gambaran EKG
menunjukkan adanya Penurunan kemampuan tubuh untuk
iskemik antero lateral menyediakan energi

INTOLERANSI AKTIVITAS
B. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas

NO TANGGAL / DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL Ttd


JAM TERATASI
DITEMUKAN
1. 28 Desember Penurunan Curah Jantung 30 Desember
2020 2020
08.20 Wita
2. 28 Desember Nyeri Akut 30 Desember
2020 2020
08.20 Wita
`3. 28 Desember Intoleransi Aktivitas 30 Desember
2020 2020
08.20 Wita

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1) Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas d.d Pasien mengatakan lelah saat
beraktifitas, TD = 160/110 mmHg, N = 74x /mnt, RR = 20x /mnt, S = 36,5 °C, gambaran
EKG adanya iskemik antero lateral, dan adanya cardiomegaly disertai dilatation aorta

2) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (Iskemia) d.d Pasien mengeluh nyeri (P : Infark
miokard akut, Q : Tertekan benda berat, R : Pada daerah substernal tembus ke belakang, dan
menjalar ke lengan kiri, S :Skala nyeri 8, T : nyeri dada muncul pada saat beraktifitas), TD =
160/110 mmHg, N = 74x /mnt, RR = 20x /mnt, S = 36,5 °C, pasien tampak meringis dan
gelisah ketika nyeri timbul.

3) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d pasien
mengatakan lelah saat beraktifitas, TD = 160/110 mmHg, N = 74x /mnt, RR = 20x /mnt, S
= 36,5°C, dan gambaran EKG menunjukkan adanya iskemik antero lateral
C. Rencana Tindakan Keperawatan
Hari/Tgl No Rencana Perawatan Ttd
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Senin, 28 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV klien dan status respirasi 1. Untuk mengetahui keadaan
Desember keperawatan selama …. x 24 untuk gejala gagal jantung umum klien dan status respirasi
2020 jam penurunan curah jantung yang buruk erat kaitannya dengan
klien dapat teratasi dengan gagal jantung
Kriteria hasil:
a. TTV dalam rentang normal 2. Evaluasi nyeri dada (intensitas, lokasi, 2. Melihat karakteristik nyeri yang
 TD (100/60 – 130/99 radiasi, durasi dan presipitasi dan faktor yang dialami klien, sehingga akan
mmHg) memberatkan mempengaruhi tindakan
 Nadi (60 -100 x/menit) keperawatan dan diagnosa yang
 RR (12-20 x/menit) akan ditegakkan
 Suhu (36,5-37,5 0 C)
b. Tidak ada edemaparu, 3. Pertahankan posisi tirah baring pada posisi 3. Posisi tirah baring diharapkan
perifer, dan tidak ada sites yang nyaman selama episode akut ekspansi dada klien lebih optimal
c. Tidak ada penurunan
kesadaran 4. Berikan oksigen tambahan 4. Untuk kebutuhan miokard untuk
d. Dapat mentoleransi melawan efek hipoksia/iskemia.
aktivitas, tidak ada
kelelahan 5. Posisikan pasien dengan posisi semi 5. Untuk meningkatkan asupan O 2
fowler dengan meningkatkan komplien
paru sehingga mampu mengambil
O2 secara optimal

6. Delegatif pemberian anti koagulan 6. Untuk mencegah emboli

Senin, 28 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri meliputi lokasi, 1. Mempengaruhi
Desember keperawatan selama … x 24 karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, pilihan/pengawasan keefektifan
2020 jam nyeri akut klien dapat intensitas nyeri dan faktor presipitasi intervensi
terkontrol dengan kriteria hasil:
1. Klien dapat melaporkan 2. Observasi respon non verbal (mis, wajah 2. Tingkat ansietas dapat
nyeri berkurang. meringis) mempengaruhi persepsi/reaksi
2. .Klien tidak tampak terhadap nyeri
meringis.
3. Skala nyeri 0-1 dalam 3. Ajarkan teknik nonanalgesik (relaksasi 3. Memfokuskan kembali
rentang NRS (Numeric progresif, latihan nafas dalam, imajinasi, perhatian, dan meningkatkan
rating scale) terapi akupresure, sentuhan terapeutik) kontrol

4. Berikan informasi tentang penyebab nyeri, 4. Mengurangi kecemasan dan


berapa lama nyeri akan hilang, membantu klien membentuk
mekanisme koping

5. Kolaborasi untuk penggunaan kontrol 5. Mengurangi peningkatan rasa


analgetik jika perlu nyeri
Senin, 28 3 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kemampuan pasien melakukan 1. Untuk menentukan pilihan
Desember keperawatan selama … x 24 aktivitas, catat kelelahan dan kesulitan intervensi yang akan diberikan
2020 jam intoleransi aktivitas klien kepada klien
dapat teratasi dengan kriteria
hasil: 2. Monitor TTV klien 2. Untuk mengetahui keadaan
1. Mampu melakukan umum pasien
aktivitas sehari-hari secara
mandiri. 3. Monitor hasil pemeriksaan EKG klien saat 3. EKG memberikan gambaran
2. TTV rentang normal (TD = istirahat dan aktivitas mengenai konduksi jantung selama
100/60-139/99 mmHg , istirahat/ aktivitas
Suhu = 36,5-37,5 0 C, Nadi
= 60-100 x/menit, RR = 4. Monitor respon terapi oksigen klien 4. Mengetahui efektifitas terapi O2
12-20 x/menit terhadap keluhan sesak selama
3. Mampu berpindah dengan aktivitas
atau tanpa bantuan
5. Berikan lingkungan tenang dan 5. Meningkatkan istirahat untuk
pertahankan tirah baring bila diindikasikan menurunkan regangan jantung
dan paru

6. Anjurkan pasien untuk menghentikan 6. Untuk regangan/stress


aktivitas bila palpitasi, nafas pendek, kardiopulmonal berlebihan/setres
kelemahan atau pusing dapat menimbulkan
dekompensasi/kegagalan

7. Anjurkan klien untuk membatasi aktivitas 7. Mencegah timbulnya sesak


berat seperti berjalan jauh, berlari, akibat aktivitas fisik yang terlalu
mengangkat beban berat berat

8. Kolaborasi pemberian obat antihipertensi, 8. Pemberian obat antihipertensi


obat-obatan digitalis, diuretic dan vasodilator untuk mengembalikan TD klien,
obat digitalis untuk mengkoreksi
kegagalan kontraksi jantung pada
gambaran EKG, diuretic dan
vasodilator digunakan untuk
mengeluarkan kelebihan cairan

E.
Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl
No No Dx Evaluasi TTd
Jam

Anda mungkin juga menyukai