Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PERAWAT

DI IGD RSUD SYEKH YUSUF KAB.GOWA

Yuli Nur Andhika1, Mujahid2, Rahman3


1
STIKES Nani Hasanuddiin Makassar
2
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

(Alamat Korespondensi: yulinur.andhika@yahoo.co.id/085298234001)

ABSTRAK

Beban kerja perawat merupakan kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan
sedangkan stress kerja perawat merupakan salah satu permasalahan dalam manajemen sumber
daya manusia dirumah sakit (Saam dan Wahyuni, 2013). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di IGD RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa. Penelitian
ini merupakan jenis penelitian observasional dengan metode cross sectional, populasi dalam
penelitian ini adalah semua perawat yang bertugas di IGD RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa sebanyak
31 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, didapatkan 31 responden sesuai
dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan lembar
observasi teknik work sampling. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan
menggunakan komputer program Microsoft excel dan program statistic (SPSS) versi 15,0. Analisis
data mencakup analisis univariat dengan mencar idistribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji chi
square (p <0,05) untuk mengetahui hubungan antar variabel dan uji pearson untuk mengetahui
kekuatan korelasi. Hasil analisis bivariat didapatkan hubungan antara beban kerja dengan stress
kerja (p<0,001). Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan beban kerja dengan stress
kerja perawat di IGD RSUD Syekh Yusuf Kab.Gowa, dimana beban kerja mempunyai pengaruh
terhadap stress kerja perawat.

Kata Kunci : Beban kerja, Stress kerja

PENDAHULUAN berdampak pada menurunnya kualitas asuhan


Rumah sakit merupakan institusi keperawatan yang diberikan pada pasien atau
pelayanan masyarakat yang padat modal, tidak sesuai dengan standar pelayanan.
padat teknologi dan padat karya yang dalam Pelayanan keperawatan gawat darurat
pekerjaan sehari-hari melibatkan sumber meliputi pelayanan keperawatan yang
daya manusia dengan berbagai jenis ditujukan kepada pasien gawat darurat yaitu
keahlian.Jangkauan dan kualitas pelayanan pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan
kesehatan sangat tergantung di institusi gawat darurat atau akan menjadi gawat dan
pelayanan kesehatan.Dalam melaksanakan terancam nyawanya bila tidak mendapat
pelayanan kesehatandi intitusi pelayanan pertolongan secara cepat dan tepat (Musliha,
kesehatan terutama di rumah sakit, 2010: 37). Sebagai pemberi jasa pelayanan
penggunaan peralatan dengan teknologi kesehatan, IGD beroperasi 24 jam.Dengan
tinggi dan bahan-bahan serta obat demikian, dituntut adanya pola kerja bergilir
berbahaya bagi kesehatan untuk tindakan (shift kerja).Shift kerja yang diterapkan
diagnostik, terapi maupun rehabilitasi dirumah sakit sebagai suatu pola waktu kerja
semakin meningkat.Terpaparnya tenaga yang memiliki dampak cukup besar terhadap
kesehatan oleh bibit penyakit perlu kesehatan pekerja.Shift kerja sendiri
mendapat perhatian khusus (Aditama dan mempunyai jadwal tertentu dan bervariasi,
Hastuti, 2010 : 6). umumnya shift kerja terbagi 6 sampai 8 jam
Berdasarkan hasil wawancara peneliti pershiftdan sisanya 16 sampai 18 jam
dengan perawat IGD ditemukan adanya dipergunakan untuk kehidupan dalam
keluhan-keluhan dari tenaga perawat yang berkeluarga, istirahat, tidur dan lain-lain
bekerja IGD yaitu mereka mengatakan bahwa (Aditama dan Hastuti, 2010: 20).
“ mereka sering pusing, tegang pada leher, Beban kerja dirumah sakit meliputi beban
cepat marah, sering emosi, cepat lelah, kerja secara fisik dan mental. Beban kerja
merasa bosan dengan pekerjannya, dan secara fisik meliputi mengangkat pasien,
sering cemas yang disebabkan karena stress memandikan pasien, membantu pasien
kerja yang berlebihan yang akhirnya kekamar mandi, mendorong peralatan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
36
kesehatan, mendorong brangkartpasien, Pengolahan Data
merapikan tempat tidur pasien 1. Editing
Stress kerja merupakan salah satu Editing adalah upaya untuk memeriksa
permasalahan dalam manajemen sumber kembali kebenaran data yang diperoleh
daya manusia di rumah sakit. Gejala stress atau dikumpulkan.
kerja dikelompokkan menjadi tiga kategori 2. Coding
yaitu : gejala psikologis, gejala fisik dan gejala Coding merupakan kegiatan pemberian
perilaku. Gejala psikologis seperti bingung, kode numerik (angka) terhadap data
cemas, tegang, sensitif, mudah marah, bosan, yang terdiri atas beberapa
tidak puas, tertekan, memendam perasaan, kategori.Pemberian kode ini sangat
tidak konsentrasi, dan komunikasi tidak penting bela pengolahan dan analisis
efektif.Gejala fisik seperti meningkatnya detak data menggunakan computer.
jantung dan tekanan darah, gangguan 3. Entri data
lambung, gangguan pernapasan, kepala Data entri adalah kegiatan memasukkan
pusing, migrain, berkeringat, dan mudah lelah data yang telah dikumpulkan ke dalam
fisik. Gejala perilaku pada stress kerja antara master table atau database computer,
lain prestasi dan produktivitas kerja menurun, kemudian membuat distribusi frekuensi
menghindari pekerjaan. Penelitian Dantzer sederhana atau bisa juga dengan
dan Kelley menyimpulkan bahwa stress yang membuat table kontegensi (Hidayat,
dialami seseorang mengakibatkan 2014).
melemahnya penyediaan hormon adrenalin
dan daya tahan tubuh. Analisis data
Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf 1. Analisa Univariat
merupakan salah satu rumah sakit di Analisis univariat digunakan untuk
Kabupaten Gowa dengan jumlah pasien yang menjabarkan secara deskriptif mengenai
masuk di ruang gawat darurat cukup banyak. distribusi frekuensi dan proporsi masing-
Jumlah kunjungan pasien di RSUD Syekh masing variable yang diteliti, baik variable
Yusuf Kab. Gowa periode Januari sampai bebas maupun variable terikat.
Oktober 2014 sebanyak 19.078 pasien, 2. Analisa Bivariat
kondisi yang datang dengan keadaan gawat Analisis bivariat yaitu untuk melihat
darurat sebanyak 5.256 pasien, kondisi yang hubungan antara variabel independen
datang dengan keadaan gawat tapi tidak dengan dependen.
darurat sebanyak 7.360 pasien sedangkan
kondisi yang datang dengan keadaan tidak HASIL PENELITIAN
gawat tidak darurat sebanyak 6.462 pasien. 1. Analisis Univariat
Jumlah tenaga perawat di Ruang Gawat Tabel 1 karakteristik Responden Perawat
Darurat sebanyak 31 orang yang terbagi atas di IGD RSUD Syekh Yusuf Kabupaten
3 shift dengan jumlah perawat tiap shiftnya 6 Gowa 2015. (n=31)
orang kecuali shift pagi 13 orang. Perawat IGD
Karakteristik n %
RSUD Syekh Yusuf Kab.Gowa dalam sehari-
hari menangani rata-rata 66 pasien perhari, Umur (tahun)
terkadang dalam satu hari perawat 21-30 18 58,1
mengangani kondisi yang masuk dalam 31-40 8 25,8
keadaan gawat darurat sebanyak 12 pasien, 41-50 5 16,1
kondisi gawat tapi tidak darurat sebanyak 40 Jenis Kelamin
pasien dan kondisi tidak gawat tidak darurat Laki-Laki 16 51,6
sebanyak 14 pasien dengan jumlah tempat Perempuan 15 48,4
tidur yang tersedia sebanyak 16. Pendidikan
DIII 9 29,0
BAHAN DAN METODE S1 12 38,7
Lokasi, Populasi dan Sampel Ners 10 32,3
Penelitian ini dilakukan di instalasi gawat Masa Kerja (tahun)
darurat (IGD) RSUD Syekh Yusuf Kab.Gowa. 1-5 10 32,3
Waktu penelitian pada 14 Januari 2015 – 01 6-10 18 58,1
Februari 2015. Populasi dalam penelitian ini > 10 3 9,7
adalah seluruh tenaga perawat yang bertugas Status Karyawan
di Ruang IGD RSUD Syekh Yusuf Kab.Gowa PNS 22 71
sebanyak 31 perawat. Sampel dengan jumlah Sukarela 9 29
responden sebanyak 31 perawat.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
37
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan PEMBAHASAN
bahwa dari 31 responden umur tertinggi 1. Hubungan beban kerja dengan stress
adalah 21-30 tahun sebanyak 18 kerja perawat IGD
responden (58.1%) sedangkan terendah Dari hasil analisis uji statistik yang
adalah 41-50 tahun sebanyak 5 dilakukan dengan menggunakan uji Chi–
responden (16.1%). Jenis kelamin laki- Square, maka berdasarkan nilai pearson
laki sebanyak 16 responden (51.6%) chi square didapatkan nilai p=0,001
sedangkan perempuan sebanyak 15 dimana p > 0,05, maka dapat
responden (48.4%). Pendidikan tertinggi disimpulkan bahwa ada hubungan yang
adalah S1 sebanyak 12 responden signifikan artinya ada hubungan antara
(38.7%) dan terendah DIII sebanyak 9 dengan Stress Kerja pasien di ruang IGD
responden (29.0%). Masa kerja tertinggi RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa .
6-10 tahun yaitu 18 responden (58.1%) Dengan demikian, maka hipotesis
sedangkan terendah > 10 sebanyak 3 alternative (Ha) yang disajikan oleh
responden (9.7%). Status karyawan PNS peneliti dinyatakan diterima dan hipotesis
sebanyak 22 responden (71%) dan nol (H0) ditolak karena ada hubungan
sukarela 9 responden (29%). yang signifikan artinya adahubungan
antara Beban Kerja dengan Stress Kerja
2. Analisis Bivariat perawat di IGD RSUD Syekh Yusuf
Tabel 2 Hubungan Beban Kerja Kabupaten Gowa.
PerawatDengan Stress Kerja Perawat Berdasarkan Hasil Bivariat bahwa
DiIGDRSUDSyekh Yusuf Kabupaten dari 31 responden perawat di IGD RSUD
Gowa 2015 Syekh Yusuf Kabupaten Gowa bahwa
Stress kerja dari 19 responden dengan beban kerja
Beban Tidak Jumlah yang berat terdapat 15 responden
Stress (48,4%) yang mengalami stress dan
kerja stress
n % N % n % sebanyak 4 responden (12,9%) yang tidak
Berat mengalami stress, sedangkan dari 12
(56-80)% 15 48,4 4 12,9 19 61,3 responden (38,7%) yang memiliki beban
Ringan kerja yang ringan, sebanyak 2 responden
2 6,5 10 32,3 12 38,7 (6,5%) yang mengalami stress dan 10
(<55)%
Total 17 54,8 14 45,2 31 100 responden (32,3%) tidak mengalami
p = 0,001 stress kerja. Dari hasil observasi dalam
penelitian yang dilakukan beban kerja
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa yang berat sangat mempengaruhi stress
dari 31 responden perawat di kerja yang dialami perawat IGD RSUD
IGDRSUDSyekh Yusuf Kabupaten Gowa Syekh Yusuf karena disebabkan faktor
bahwa dari 19 responden dengan beban lingkungan yang bising, jumlah pasien
kerja yang beratterdapat 15 responden yang tidak seimbang dengan tenaga
(48,4%) yang mengalami stress dan perawat dan tugas tambahan yang
sebanyak 4 orang (12,9%) yang tidak dikerjakan sehingga menimbulkan
mengalami stress, sedangkan dari 12 kelelahan yang menurunkan aktivitas dan
responden (38,7%) yang memiliki beban motivasi kerja. Adapun beberapa tidak
kerja yang ringan, sebanyak 2 mengalami stress kerja dikarenakan
responden (6,5%) yang mengalami mampu mengimbangi permasalahan yang
stresdan 10 responden (32,3%) tidak di IGD dengan pola koping pada dirinya.
mengalami stress kerja. Hal ini sejalan dengan penelitian
Dari hasil analisis uji statistik yang Berdasarkan penelitian dari Rodrigues
dilakukan dengan menggunakan uji Chi– (2010) bahwa ada hubungan antara beban
Square, maka berdasarkan nilai Pearson kerja dan tingkat stres perawat IGD,
chi square didapatkan nilai p=0,001 semakin tinggi beban kerja maka semakin
dimana p<α 0,05, maka dapat tinggi juga tingkat stres perawat. Menurut
disimpulkan bahwa ada hubungan yang (Manuaba, dalam Sunaryo, 2013), akibat
signifikan artinya ada hubungan antara beban kerja yang terlalu berat dapat
beban kerja perawat dengan Stress Kerja mengakibatkan seorang pekerja menderita
di IGD RSUD Syekh Yusuf Kabupaten gangguan atau penyakit akibat kerja.
Gowa. Beban kerja yang terlalu berlebihan akan
menimbulkan kelelahan baik fisik atau
mental dan reaksi–reaksi emosional

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
38
seperti sakit kepala, gangguan 2. Perawat di Ruang IGD RSUD Syekh
pencernaan dan mudah marah. Yusuf Kab. Gowa yang mengalami stress
Berdasarkan hal tersebut diatas, kerja sebanyak 17 orang (54,8%)karena
penulis berasumsi berdasarkan hasil jumlah tindakan yang harus diselesaikan
observasi peneliti saat melakukan tidak sebanding dengan jumlah tenaga
penelitian di ruang IGD, peneliti melihat perawat yang ada, setiap hari perawat
beban kerja perawat cukup tinggi yang berhadapan dengan penderita yang kaku,
ditandai dengan jumlah perawat yang duka cita dan kematian, banyak tugas-
tidak sebanding dengan jumlah pasien tugas perawat tidak diberi penghargaan,
yang masuk serta tingkat keparahan dari tidak menyenangkan dan penuh tekanan,
pasien yang mana membutuhkan sering diremehkan, menakutkan.
penanganan yang segera. Kondisi ini 3. Ada hubungan beban kerja dengan stres
menuntut perawat untuk terus bekerja kerja perawat di Ruang IGD RSUD Syekh
dengan konsentrasi yang cukup tinggi Yusuf Kab Gow, semakin tinggi beban
Dari hasil penelitian ini menunjukan kerja maka semakin tinggi juga tingkat
bahwa terdapat hubungan antara beban stres perawat.Beban kerja yang terlalu
kerja dengan stres kerja pada perawat di berlebihan akanmenimbulkan kelelahan
IGD RSUD Syekh Yusuf Kabupaten baik fisik atau mental dan reaksi–reaksi
Gowa. Dimana sebagian besar perawat emosional seperti sakit kepala, gangguan
yang mengalami beban kerja tersebut juga pencernaan dan mudah marah.
mengalami stress kerja.
SARAN
KESIMPULAN 1. Bagi rumah sakit, hendaknya
1. Sebagian besar perawat di Ruang IGD memperhatikan beban kerja perawat
RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa beban yang cukup tinggi dengan menambah
kerjanya berat sebanyak 19 orang tenaga perawat yang bekerja di ruang
(61,3%)karena perawat di IGD dalam UGD.
melakukan kegiatannya harus secara 2. Bagi tenaga keperawatan diharapkan
cermat, cepat dan tepat melakukan untuk dapat mengantisipasi stress kerja
identifikasi setiap pasien yang datang yang dapat terjadi pada dirinya dengan
karena dituntut dengan keberhasilan mengenali tanda-tanda awal dari stres
penyelamatan jiwa. Dalam waktu yang kerja sehingga mereka dapat tetap
bersamaan perawat harus selalu waspada produktif.
terhadap kedatangan pasien gawat
maupun darurat yang harus diselamatkan

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,A.A.A. 2009.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. SalembaMedika : Jakarta.

Hawari, D. 2013. Manajemen Stress Cemas Dan Depresi. Badan Penerbit FKUI : Jakarta

Haryanti, Aini, F.,danPurwaningsih, P. 2013.Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stress Kerja
Perawat Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Semarang. Jurnal Manajemen
Keperawatan. Vol 1. No 1: 48 – 56.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Mitra Cendikia : Jogjakarta.

Suyanto. 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan.NuhaMedika : Yogyakarta.

Sumantri, A. 2013.Metodologi Penelitian Kesehatan. Kencana Prenada Media Group : Jakarta.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
39

Anda mungkin juga menyukai