Anda di halaman 1dari 8

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA

PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP HAK WARGA


MASYARAKAT DI WILAYAH TAMBANG

Rahbiah
2220215320024
Universitas Lambung Mangkurat
Jl. Brigjen Jalan Hasan Basri, Pangeran, Kec. Banjarmasin Utara, Kota
Banjarmasin, Kalimantan Selatan
E-mail : rahbiah998@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui hak-hak masyarakat yang dilanggar
sebagai akibat dari ketidaksesuaian perizinan yang diberikan pemerintah terhadap perusahaan
pertambangan batubara yang menimbulkan berbagai dampak bagi masyarakat yang berada sekitar
tambang, di antaranya; kerusakan lingkungan, juga mengakibatkan gangguan bagi masyarakat luas
berupa kerusakan bangunan rumah dan fasilitas umum. Peneliti menggunakan metode penelitian
normatif, yakni penelitian hukum yang didasarkan pada bahan-bahan hukum yang diperoleh dari
studi kepustakaan. Menurut hasil penelitian dalam skripsi ini menunjukkan bahwa : akibat dari
ketidaksesuaian perizinan yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan tambang
menimbulkan banyak dampak dan kerugian bagi masyarakat disekitarnya. Kurangnya perhatian
pemerintah terhadap masyarakat disekitar lokasi pertambangan terbukti dengan tidak terlaksana
nya secara tegas mengenai isi dari Pasal 145 Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara.
Kata Kunci : Perlindungan, Pertambangan, Perizinan
ABSTRACT
The purpose of this thesis research is to find out which community rights have been violated as a
result of the mismatching of permits granted by the government to coal mining companies which
have caused various impacts on the communities around the mine, including; environmental
damage, also results in disturbance for the wider community in the form of damage to houses and
public facilities. Researchers used normative research methods, namely legal research based on
legal materials obtained from literature studies. According to the research results in this thesis
show that: First, the result of the mismatch in permits granted by the government to mining
companies has caused many impacts and losses for the surrounding communities. The
government's lack of attention to communities around mining locations is evidenced by the failure
to explicitly implement the contents of Article 145 of Law no. 4 of 2009 concerning Mineral and
Coal Mining.

Keywords: Protection, Mining, Licensing.


A. PENDAHULUAN

Melimpahnya sumber daya alam Indonesia tentunya harus ditunjang


dengan pengelolaan yang baik dan benar, guna mewujudkan tujuan negara untuk
mensejahterakan rakyatnya. Negara Indonesia adalah negara hukum yang dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea ke-empat telah dikemukakan salah satu tujuan
negara yakni untuk memajukan kesejahteraan umum. Bagir Manan dalam
makalah pada Temu Ilmiah Nasional Terkait Pemikiran Negara Berkonstitusi di
Indonesia, menyebutkan bahwa dimensi sosial ekonomi dari negara berdasar atas
hukum adalah berupa kewajiban negara atau pemerintah untuk mewujudkan dan
menjamin kesejahteraan sosial (kesejahteraan umum) dalam suasana sebesar-
besarnya kemakmuran menurut asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat. 1 Undang-
Undang Dasar 1945 juga menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan
sehat merupakan Hak Asasi dan hak konstitusional bagi seluruh warga Negara
Indonesia.2 Oleh karena itu negara, pemerintah dan seluruh pemangku
kepentingan berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar
lingkungan hidup Indonesia dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi
rakyat Indonesia serta makhluk hidup lain.3 Hal tersebut dirumuskan secara
konkret dalam Pasal 33 ayat (3) UUD NRI tahun 1945 yang menyatakan: “Bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat’. Kemakmuran rakyat
tersebut tentunya harus dapat dinikmati tidak hanya oleh generasi sekarang, tetapi
juga untuk generasi yang akan datang.4 Dalam pengelolaaan pertambangan
mineral dan batubara juga harus terjamin hak warga negara terhadap hak
lingkungan yang baik dan sehat, yang diatur di Pasal 28 H ayat (1) Undang-
undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa, ”Setiap orang berhak
1
HR, Ridwan. 2010. Hukum Administrasi Negara. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.
hlm. 18-19.
2
Listiyani, Nurul. 2017. Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan Dalam
Pemanfaatan Sumber Daya Batubara. Penakita Publisher.
. hlm. 1.
3
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
4
Ibid. Hlm 2.
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.” Dasar pengaturan
tersebut, maka warga negara untuk lingkungan yang baik dan sehat merupakan
salah satu bentuk hak sosial.5 Dampak kondisi fisik merupakan dampak yang
ditimbulkan oleh adanya aktivitas pertambangan pada kondisi pencemaran pada
air, udara, polusi suara, kerusakan jalan dan pembukaan hutan di sekitar wilayah
pertambangan.6

Hal-hal yang peneliti deskripsikan di atas menjadi latar belakang peneliti


untuk mengangkat permasalahan Analisis Perlindungan Dan Pengelolaan Sumber
Daya Pertambangan Batubara Terhadap Hak Warga Masyarakat Di wilayah
Tambang Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Mineral dan Batubara.
B. METODE (METHODS)
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian normatif, yang mana merupakan penelitian yang memfokuskan untuk
mengkaji penerapan kaidah – kaidah atau norma – norma dalam hukum positif.
Sumber bahan hukum dalam penelitian ini meliputi bahan hukum primer berupa
peraturan perundang-undangan yakni Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara dan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Negara dalam penguasaan atas SDA memiliki fungsi untuk membuat
kebijakan, pengurusan, pengaturan, pengelolaan, dan pengawasan. Fungsi-fungsi
tersebut termanifestasi dalam penjelasan Mahkamah Konstitusi sebagai berikut: 7
Tambang batubara merupakan salah satu sumber daya alam yang memberikan
kontribusi sangat berarti bagi pembangunan perekonomian di Indonesia.

5
Kotijah, Siti. 2012. Pengaturan Hukum Pengelolaan Pertambangan Batubara. Jurnal
Risalah Hukum. Fakultas Hukum Universitas Mulawarman.
6
Apriyanto, Dedek dan Rika Harini. Dampak Kegiatan Pertambangan Batubara
Terhadap Kondisi Sosialekonomi Masyarakat Di Kelurahan Loa Ipuh Darat, Tenggarong, Kutai
Kartanegara. Penelitian.
7
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 001-021-022/PUU-I/2003, atas permohonan
Pengujian Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan
Permasalahan lain yang muncul dalam pengelolaannya adalah karena sebagian
besar tambang batubara tersebut berada dalam kawasan hutan lindung dan
kawasan hutan produksi.8 Pertambangan memiliki peran penting dalam
pembangunan dengan menghasilkan bahan-bahan baku untuk industri, penyerapan
tenaga kerja, sebagai sumber devisa negara, dan meningkatkan pendapatan asli
daerah. Pada sisi lain, pertambangan juga menghasilkan berbagai dampak buruk
terhadap lingkungan.9 Tidak ada kegiatan pertambangan yang tidak berpotensi
mencemari dan/ atau merusak lingkungan, seperti yang dinyatakan oleh George
W. (Rock) Pring:
“Pertambangan adalah inheren (tak terpisahkan) dengan degradasi
lingkungan, tidak ada aktivitas pertambangan yang ramah
lingkungan. Aktivitas sumber daya mineral mempengaruhi semua
media lingkungan, yaitu tanah, udara, air, dan flora dan faunanya,
juag lingkungan manusia, keamanan dan kesehatan individu, gaya
hidup masyarakat lokal, kelangsungan budaya, tertib sosial, dan
kehidupan ekonomi. Ketika sementara menganggap bahwa
mayoritas dampak pertambangan dikatakan bersifat lokal,
pertambangan dapat menyebabkan persoalan lingkungan secara
nasional, bersifat lintas batas, dan bahkan global”.

Setiap mahluk hidup baik itu hewan dan tumbuhan, terutama manusia
sangat memerlukan lingkungan hidup yang sehat untuk tetap dapat
mempertahankan dan melangsungkan hidup. Mengingat begitu pentingnya
keberadaan lingkungan hidup yang sehat dan merupakan hak dari setiap
masyarakat (warga negara), untuk itu Negara berkewajiban untuk dapat
menyediakan lingkungan hidup yang sehat bagi seluruh rakyat. Dengan demikian
negara hendaknya dapat menjaga dan melestarikan lingkungan guna
keberlangsungan pembangunan yang berkelanjutan.10 Sebagaimana yang
diamanatkan dalam UUD NRI 1945, yaitu baik hak yang diatur dalam Pasal 28
huruf A sampai dengan Pasal 28 huruf J UUD NRI 1945, maupun hak yang secara

8
Supriadi. 2011. Hukum Kehutanan dan Hukum Perkebunan di Indonesia Edisi 2. Jakarta;
Sinar Grafika. hlm. 64.
9
Efendi , A’an, 2012. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pertambangan Berbasis Lingkungan
Berdasar Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Jurnal Konstitusi.
PKHK, Universitas Janabadra kerja sama dengan Mahkamah Agung Republik Indonesia.hlm. 84.
10
Munawar, Akhmad. 2013. Artikel Penegakan Hukum Lingkungan Hutan Di Kalimantan
Selatan. Volume V Nomor 10. Diakses Tanggal 24 Juli 2020. Pukul 14:29 wib.
implisit diatur dalam Pasal 33 ayat (3) mengenai frasa “kemakmuran rakyat”. 11
Hak rakyat ini dapat terpenuhi bilamana negara menguasai kekayaan alam
tersebut serta mengelola dan mengusahakannya sesuai dengan prinsip
kedaulatan.12
Secara umum terdapat pelanggaran dalam peristiwa dugaan akibat dari
ketidaksesuaian perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dalam aktivitas
pertambangan. Diantaranya adalah rusak nya lingkungan hidup yang sehat dan
bersih, penurunan produktivitas lahan, kepadatan tanah bertambah, terjadinya
erosi dan sedimentasi, terjadinya gerakan tanah atau longsoran, terganggunya
flora dan fauna, terganggunya kesehatan masyarakat serta berdampak terhadap
perubahan iklim mikro. Sebagai contoh di wilayah Desa Satui Barat Jalan
Nasional KM 171, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalsel.13
Warga yang harus menghadapi berbagai masalah sebagai akibat dari adanya
aktivitas pertambangan yang terlalu dekat dengan pemukiman sekitar. Jarak
perusahaan pertambangan dengan pemukiman warga yang terlalu dekat
menunjukkan bahwa pemberian izin usaha pertambangan yang ada saat ini tidak
mempertimbangkan kesejahteraan rakyatnya. Pelanggaran tersebut meliputi Hak
atas lingkungan hidup yang sehat dan bersih, berbagai pelanggaran dibidang
lingkungan hidup telah terjadi hampir diseluruh tatanan kehidupan masyarakat.
Perlindungan mengenai Lingkungan Hidup telah diatur dalam konstitusi UUD
1945 melalui Pasal 28H ayat 1, UU Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara secara jelas mengatur jaminan aspek lingkungan hidup ini
melalui beberapa Pasal diantaranya : (a) Pasal 2 huruf d, (b) Pasal 3 huruf b, (c)
Pasal 10 huruf b. Akan tetapi, faktanya dari berbagai kewajiban tersebut secara
umum tidak dipatuhi oleh korporasi dengan membiarkan kewajiban pascatambang

11
Redi, Ahmad. 2013. Divestasi Saham Dalam Rangkanpenanaman Modal Asing.
Jakarta; Disertasi Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.
12
Redi, Ahmad. 2014. Hukum Pertambangan Indonesia. Gramata Publishing. Bekasi.
hlm. 12
13
Hidayat, Man. Jalan Longsor Satui Kabupaten Tanah Bumbu Kalsel Bisa Dilalui Truk
Kosong Muatan. Banjarmasin Post. https://banjarmasin.tribunnews.com/2022/10/11/jalan-longsor-
satui-kabupaten-tanah-bumbu-kalsel-bisa-dilalui-truk-kosong-muatan. (diakses pada 17 Oktober
2022).
dengan tidak melakukan pemulihan lingkungan dan termasuk Reklamasi.
Dampaknya, selain mengakibatkan peristiwa kematian juga terjadi efek
pencemaran lingkungan, kerusakan struktur alam dalam kurung lingkungan,
terganggunya kehidupan warga, tercemarnya sumber air bersih dan udara serta hal
hal lainnya. Dengan demikian, sangat jelas bahwa telah terjadi pelanggaran hak
atas lingkungan hidup yang sehat dan baik akibat dari adanya kegiatan
pertambangan batubara yang mengabaikan standar kesejahteraan dalam aspek
lingkungan hidup yang sehat dan bersih.14 Kurangnya perhatian terhadap
perlindungan hukum terhadap masyarakat di sekitar lokasi usaha pertambangan
terbukti dengan tidak adanya bagian ataupun pasal dari keseluruhan produk
hukum di bidang pertambangan yang secara eksplisit terlaksana dalam
penerapnnya. Hal ini sangat memperihatinkan, jika melihat usaha pertambangan
itu adalah kegiatan yang secara kasar dapat dimaknai sebagai kegiatan yang
merusak dan menghilangkan habitat asli dari tempat atau lokasi kegiatan usaha
pertambangan itu.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 2 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Penerapan Sanksi Administratif Dibidang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 4 ayat (5) sudah sangat jelas bahwa: “setiap
usaha yang menyebabkan terjadi nya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
yang membahayakan keselamatan dan kesehatan manusia maka akan dicabut izin
lingkungannya”. Akan tetapi pada kenyataan yang terjadi dilapangan malah
sebaliknya, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang merasa dirugikan
akibat dari adanya aktivitas pertambangan yang terlalu dekat dengan pemukiman
warga karena kesalahan dari pemerintah dalam memberi izin usaha pertambangan
yang tidak mempertimbangkan kesejahteraan masyarakatnya.

D. PENUTUP

14
Listiyani, Nurul. Op.cit. hlm. 14
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya Pertambangan yang ada
di wilayah negara Republik Indonesia jika dilihat dari perspektif Lingkungan
Hidup masih saja ada pelanggaran hak asasi yang di lakukan baik dari pemerintah
maupun dari pihak perusahaan. Bentuk pelanggaran telah secara implisit merengut
hak-hak masyarakat yaitu hak sosial untuk mendapatkan penghidupan yang layak
seperti lingkungan hidup yang kondusif bersih dan sehat. Ditinjau dari aspek
perlindungan hukum terhadap hak-hak masyarakat yang berada disekitar
pertambangan sampai saat ini masih belum mencapai kesejahteraan secara
merata. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap masyarakat disekitar lokasi
pertambangan terbukti dengan tidak terlaksana nya secara tegas mengenai isi dari
Pasal 145 Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara.

DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto, Dedek dan Rika Harini. Dampak Kegiatan Pertambangan Batubara
Terhadap Kondisi Sosialekonomi Masyarakat Di Kelurahan Loa Ipuh
Darat, Tenggarong, Kutai Kartanegara. Penelitian.

Efendi , A’an, 2012. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pertambangan Berbasis


Lingkungan Berdasar Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Jurnal Konstitusi. PKHK, Universitas Janabadra kerja sama
dengan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Hidayat, Man. Jalan Longsor Satui Kabupaten Tanah Bumbu Kalsel Bisa Dilalui
Truk Kosong Muatan. Banjarmasin Post.
https://banjarmasin.tribunnews.com/2022/10/11/jalan-longsor-satui-
kabupaten-tanah-bumbu-kalsel-bisa-dilalui-truk-kosong-muatan. (diakses
pada 17 Oktober 2022).
HR, Ridwan. 2010. Hukum Administrasi Negara. Jakarta; PT. Raja Grafindo
Persada.

Kotijah, Siti. 2012. Pengaturan Hukum Pengelolaan Pertambangan Batubara.


Jurnal Risalah Hukum. Fakultas Hukum Universitas Mulawarman.

Listiyani, Nurul. 2017. Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan


Dalam Pemanfaatan Sumber Daya Batubara. Penakita Publisher.

Munawar, Akhmad. 2013. Artikel Penegakan Hukum Lingkungan Hutan Di


Kalimantan Selatan. Volume V Nomor 10.
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 001-021-022/PUU-I/2003, atas
permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang
Ketenagalistrikan

Redi, Ahmad. 2013. Divestasi Saham Dalam Rangkanpenanaman Modal Asing.


Jakarta; Disertasi Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas
Islam Indonesia.

___________. 2014. Hukum Pertambangan Indonesia. Gramata Publishing.


Bekasi

Supriadi. 2011. Hukum Kehutanan dan Hukum Perkebunan di Indonesia Edisi 2.


Jakarta; Sinar Grafika.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.


Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

Anda mungkin juga menyukai