Makalah
Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dilakukan manusia di muka bumi ini untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik dari kehidupan kala ini. Akan tetapi ternyata tidak dapat di hindari bahwa
1. Perubahan ( change )
2. Kompleksitas ( complexity )
3. Ketidakpastian ( uncertainty )
4. Konflik ( conflict ).
pembangunan secara batiniah yang mencakup pendidikan, rasa aman, dan rasa
1
Mundiri, Pengantar Logika. ICC Al Huda, Bandung, 2012, hlm 9.
2
Bruce Mitchell dkk., Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan, Gadjah Mada University
Press,Yogyakarta, 2000, hlm 1.
3
Emil Salim, Pembangunan Berwawasan Lingkungan, LP3ES, Jakarta, Cetakan Keenam,
1993,hlm 3
1
seluruh rakyat Indonesia yang sebagaimana tercermin dalam perbaikan hidup
berkeadilan sosial.
Lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah hak asasi seluruh warga
Undang dasar 1945,4 Pasal 28H Undang - Undang Dasar Republik Indonesia
1945 yang menegaskan bahwa warga negara berhak untuk hidup dalam
lingkungan hidup yang baik dan sehat, dengan terjadinya banyak perusakan
melainkan juga lingkungan ekonomi, sosial, dan budaya. Oleh karena itu
menjaga setiap hak asasi warga negaranya seperti hak untuk mendapatkan
lingkungan baik dan sehat dan hak - hak yang lainnya. Oleh karena itu
4
Sudi Fahmi, 2011, “Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup”, Jurnal Hukum, Vol. 18 No. 2, hlm. 212–228.
2
Indonesia harus membuat produk hukum yang bertujuan untuk melindungi
pelindung bagi masyarakat dan negara agar tidak seorang pun melanggar
a. Besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak akibat usaha atau
kegiatan.
3
Gunung Kendeng sendiri merupakan pegunungan karst yang
Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, kawasan yang
memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa. Terdapat 24 jenis flora yang
diantaranya adalah Mahoni, Jambu Mete, Randu Kapuk, Randu Alas, Kepuh.
jenis herpetofauna yaitu ular Sanca Kembang, dan juga jenis - jenis dari
pabrik semen akan merusak lingkungan sekitar. Maka dari itu, masyarakat
tersebut.
4
Pada tahun 2014, terjadi bentrok antara PT Semen Indonesia (Persero)
dengan warga Kendeng saat agenda peletakan batu pertama tambang semen.
Oleh karena itu, dampak - dampak negatif akibat pembangunan pabrik semen
penambangan batuan kapur untuk bahan baku pabrik semen melanggar Perda
Tahun 2010 Pasal 63 yang menetapkan area ini sebagai kawasan lindung
prinsip tukar menukar kawasan hutan oleh Menteri Kehutanan, Surat Nomor
kawasan hutan Kadiwono kecamatan Bulu seluas kurang lebih 21,13 hektar
untuk tapak pabrik. Perlu diketahui dalam Perda Nomor 14 Tahun 2011
6
BAB II
PERMASALAHAN
penambangan batuan kapur untuk bahan baku pabrik semen melanggar Perda
Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun
2010 Pasal 63 yang menetapkan area ini sebagai kawasan lindung imbuhan air
kawasan hutan tidak sesuai dengan Persetujuan prinsip tukar menukar kawasan
hutan oleh Menteri Kehutanan, Surat Nomor S. 279 / MenhutII / 2013 Tertanggal
22 April 2013, dalam surat tersebut menyatakan bahwa kawasan yang diizinkan
untuk ditebang adalah kawasan hutan KHP Mantingan yang secara administrasi
Pemerintahan terletak pada Desa Kajar dan Desa Pasucen Kecamatan Gunem
Kasus ini berawal dari gugatan petani Kendeng bersama Yayasan Wahana
2016, petani Kendeng dan Walhi menemukan bukti baru yang di bawa untuk
7
memberatkan Gubernur Jawa Tengah dan PT Semen Indonesia ( Persero ) dan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan, perkiraan
Manusia dan Kebudayaan, 2009 ). Pada Bulan Oktober 2016, lewat keputusan
izin lingkungan tersebut. Artinya, surat keputusan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar
8
BAB III
PEMBAHASAN
Rembang oleh PT. Semen Indonesia tidak bisa dipisahkan dari kasus
pembangunan pabrik semen di Pati. Kasus yang terjadi pada tahun 2006 tersebut
terjadi saat PT. Semen Indoensia yang dulu masih bernama PT. Semen Gresik
ingin mendirikan pabrik semen di Pati. Namun, pihak PT. Semen Gresik gagal
Rembang dan provinsi Jawa Tengah, mengingat wilayah ini sangat membutuhkan
peningkatan pendapatan asli daerah. Namun, jika ditelisik lebih lanjut di masa
kabupaten dan propinsi, serta AMDAL pun juga sudah keluar. Investasi industri
Gunem secara khususnya, juga pemerintah ataupun pejabat daerah, terlibat pula
LSM ataupun 4 gerakan sosial lainnya yang pro dan kontra dengan pendirian
pabrik semen. LSM dan gerakan sosial yang kontra adalah mereka yang peduli
terhadap lingkungan dan keberlanjutan hidup bagi generasi mendatang. Salah satu
gerakan sosial yang sampai sekarang masih menolak adanya pembangunan pabrik
9
tersebut yaitu Aliansi Warga Rembang Peduli Pegunungan Kendeng (AWRPPK).
Sedangkan salah satu dari pihak yang mendukung pembangunan pabrik semen
secara tidak langsung akan menambah lapangan pekerjaan bagi warga sekitar
meskipun dunia ini runtuh hukum harus ditegakkan ). Hal ini dimaksudkan agar
namun demikian hukum tidak identik dengan keadilan, Karena hukum itu sifatnya
10
keadilan harus dikompromikan, ketiganya harus mendapat perhatian secara
administrasi negara, bidang hukum perdata dan bidang hokum pidana.8 Sebelum
membahas lebih jauh tentang penegakan hukum lingkungan terlebih dahulu kita
harus megtahui definisi dari lingkungan hidup sendiri menurut Undang - Undang
No. 32 Tahun 2009 adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
bahwa Indonesia adalah negara yang berlandaskan atas hukum dan dari ketentuan
7
Sudikno, Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta, 1988, hlm.
134-135
8
Nurul Isna Ramadhan, Pengaturan Tindak Pidana Pencemaran Lingkungan di Indonesia : Studi
Pencemaran Tanah di Brebes, Logika : Journal of Multidisciplinary Studies, ISSN 2085-997X.
Vol. 09 Nomor 02 Desember 2018. 96-102.
9
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkunagan Hidup.
11
Seperti yang diketahui bahwa dalam Pasal 28 H Undang-Undang Dasar
Tahun 1945 telah menyatakan bahwa: “ Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
masyarakat.
fakta yang terjadi adalah seharusnya seluruh rakyat Indonesia dapat hidup di
lingkungan yang bebas dari perusakan. Perusakan lingkungan yang terjadi telah
lingkungan yang berdampak kesegala bidang salah satunya adalah keringnya mata
air.
Amandemen ke -4 menyatakan bahwa ; “ Bumi dan air dan kekayaan alam yang
mengandung arti yaitu, lingkungan hidup yang didalamnya mencakup bumi dan
air dan seluruh kekayaan alam harus dijaga dan dikuasai oleh Negara, dimana
untuk rakyatnya, sesuai dengan isi dari sila ke -5 dari Pancasila, yang menyatakan
yaitu pelestarian lingkungan hidup. Hal ini diperlukan agar tercipta lingkungan
hidup yang selaras, serasi dan seimbang agar seluruh masyarakat maupun
makhluk hidup yang hidup di dalam suatu lingkungan dapat hidup dengan
perorangan maupun suatu badan hukum dihasilkan dari kegiatan usaha yang
lingkungan yang dapat membahayakan lingkungan hidup dan makhluk yang ada
berdasarkan asas :
d. Keterpaduan.
e. Manfaat.
13
f. Kehati-hatian.
g. Keadilan.
h. Ekoregion.
i. Keanekaragaman hayati.
j. Pencemaran membayar.
k. Parsipatif.
l. Kearifan lokal.
n. Otonomi daerah.
atau perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian pada orang lain
atau lingkungan hidup wajib membayar ganti rugi dan / atau melakukan tindakan
tertentu.”
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
setuju.
2,8 tahun sejak peletakan batu pertama tanggal 16 Juni 2014, studi
B. Saran
pemerintah melibatkan peran aktif dari warga. Pada dasarnya warga yang
konflik sosial.
17
DAFTAR PUSTAKA
Bruce Mitchell dkk., Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, 2000
Sudi Fahmi, 2011, “Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”, Jurnal Hukum, Vol.
18 No. 2, hlm. 212–228.
18