JAWA TENGAH
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
KONFLIK PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN
DI PEGUNUNGAN KENDENG
A. Latar Belakang
Lingkungan hidup di sekitar kita merupakan sebuah ekosistem yang harus saling kita jaga
dan hormati karena hubungan manusia dengan lingkungan sama seperti halnya manusia dengan
manusia, saling bergantung satu sama lain. Hal ini dijelaskan lebih lanjut pada Undang-Undang
tentang Perlindungan dan Pengelolahan Lingkungan Hidup. Menurut Undang-Undang No 32
Tahun 2009 lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Kementerian
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, 2009). Adanya sifat saling
bergantungan satu sama lain membuat manusia membutuhkan lingkungan hidup lebih dalam.
Sumber Daya Alam (SDA).
Sumber Daya Alam (SDA) merupakan bagian dari lingkungan hidup yang terdiri dari
sumber daya hayati dan nonhayati dan membentuk kesatuan ekosistem. Sumber daya hayati
adalah salah satu sumber daya yang dapat pulih (renewable resource) dan memiliki kehidupan
serta kematian, contoh sumber daya hayati adalah flora dan fauna. Sedangkan sumber daya non
hayati merupakan sumber daya yang tidak memiliki kehidupan serta kematian, contohnya adalah
air, mineral, belerang, minyak, dan sebagainya. Sumber daya nonhayati terkadang menjadi
permasalahan yang muncul di tengah masyarakat. Konflik lingkungan terjadi karena tidak
adanya kesepakatan atau pemahaman bersama mengenai suatu isu lingkungan. Sumber daya ini
akan habis jika terus menerus digunakan dan dikeruk habis oleh pihak yang berkuasa, baik
perusahaan maupun pemerintah. Cara untuk mendapatkan sumber daya nonhayati juga akan
mengorbankan sumber daya hayati. Sumber daya hayati merupakan sumber daya yang akan terus
ada karena adanya regenerasi secara berkala. Namun, proses yang ada membutuhkan waktu yang
lama. Seperti halnya dalam kasus pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng, Jawa
Tengah.
Isu pokok terkait kasus dari pembangunan pabrik semen di daerah Pegunungan Kendeng, Jawa
Tengah sebagai berikut:
Kasus pembangunan pabrik semen di daerah Pegunungan Kendeng berawal dari sebuah
perusahaan yang membutuhkan lahan untuk pembangunan pabrik semen yaitu PT Semen
Indonesia (Persero) di Sukolilo, Pati Utara, Jawa Tengah. Pada tahun 2009, PT Semen Indonesia
(Persero) mengubah rancangan wilayah pembangunan pabrik semen ke wilayah Rembang, Jawa
Tengah. Tepatnya di Kecamatan Gunem, Pegunungan Kendeng, Rembang. Pada tanggal 14
Oktober 2010, Pemerintah daerah memberikan ijin pembangunan pabrik semen dengan
mengeluarkan Keputusan Bupati Nomor 545/68/2010 mengenai Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP). Surat keputusan ini diikuti dengan adanya Pemberian Izin Lokasi
Eksplorasi untuk pembangunan pabrik semen, lahan tambang bahan baku, dan sarana pendukung
lainnya dengan nomor 591/40/2011.
Pada tahun 2014, terjadi bentrok antara PT Semen Indonesia (Persero) dengan warga
Kendeng saat agenda peletakan batu pertama tambang semen. Warga Kendeng mengatakan
bahwa mereka tidak diberikan informasi mengenai pembangunan pabrik semen di wilayah desa
mereka. Sosialisasi hanya dilakukan oleh kepala daerah terkait tanpa memberitahu warga
Kendeng. Dokumen AMDAL juga tidak disampaikan kepada warga Kendeng. Oleh karena itu,
dampak-dampak negatif akibat pembangunan pabrik semen tidak diketahui oleh masyarakat.
Muncul sebuah konflik yang menyebabkan warga di daerah tersebut merasa terganggu
dengan adanya pembangunan pabrik semen akan merusak lingkungan sekitar. Adanya
kepentingan perusahaan untuk mengeksplorasi daerah Pegunungan Kendeng untuk mencari
bahan baku pembuatan semen, karena diduga pada daerah perusahaan sebelumnya bahan baku
pembuatan semen sudah hampir habis. Masyarakat yang terganggu akan pembangunan pabrik
semen tersebut lalu menggelar aksi demonstrasi dan menggugat perusahaan tersebut. Terlebih
lagi selain menyebabkan kerusakan lingkungan, perusahaan semen tersebut tidak melakukan
proses perizinan secara benar dan memaksakan kehendak perusahaan dengan cara melanggar
administrasi.
Di tahun yang sama, 2014 lalu warga Pegunungan Kendeng Rembang dan juga WALHI
pernah menggugat Gubernur Jawa Tengah sebagai tertugat 1 dan PT. Semen Gresik yang
sekarang menjadi PT. Semen Indonesia sebagai tergugat 2 ke Pengadilan Tata Usaha Negara
Semarang, namun gugatan tersebut ditolak. Kemudian waga mengajukan banding ke Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya, hasilnya juga ditolak. Kemudian mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung, hasilnya kembali ditolak. Pada 2 Agustus 2016 para penggugat menemukan
bukti baru (novum) dan mengambil langkah hukum selanjutnya yaitu peninjaun kembali (PK).
Hasil dari gugatan tersebut, Mahkamah Agung mengabulkan PK gugatan warga petani
pegunungan kendeng dan juga WALHI.
Karena Pembangunan pabrik semen ini selain menyebabkan kerusakan lingkungan juga
menyalahgunakan peraturan yang sudah ada, diantaranya:
- Penggunaan kawasan cekungan air tanah Watuputih sebagai area penambangan batuan
kapur untuk bahan baku pabrik semen melanggar Perda Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 pasal 63 yang menetapkan area ini
sebagai kawasan lindung imbuhan air dan Perda RTRW Kabupaten Rembang Nomor 14
Tahun 2011 pasal 19 yang menetapkan area ini sebagai kawasan lindung geologi.
- Penebangan kawasan hutan tidak sesuai dengan Persetujuan prinsip tukar menukar
kawasan hutan oleh Menteri Kehutanan, surat Nomor S. 279/Menhut-II/2013 tertanggal
22 April 2013, dalam surat tersebut menyatakan bahwa kawasan yang diizinkan untuk
ditebang adalah kawasan hutan KHP Mantingan yang secara administrasi Pemerintahan
terletak pada Desa Kajar dan Desa Pasucen kecamatan Gunem Kabupaten Rembang
provinsi Jawa Tengah. Namun fakta di lapangan, Semen Indonesia menebang kawasan
hutan Kadiwono kecamatan Bulu seluas kurang lebih 21,13 hektar untuk tapak pabrik.
Perlu diketahui dalam Perda nomor 14 tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Rembang
Kecamatan Bulu tidak diperuntukkan sebagai kawasan industri besar.
- Pencemaran air dimana kawasan cekungan yang digunakan sebagai sumber air oleh
warga sekitar telah di gunakan sebagai bahan baku pembuatan semen , melanggar
Undang Undang No 17 Tahun 2019 tentang perusakan sumber air pasal 32 yang berbunyi
“Setiap Orang yang menggunakan Sumber Daya Air sebagaimana dimalsud dalam Pasal
29 ayat (2) huruf c dilarang melakukan pencemaran dan/atau pemsakan pada Sumber Air,
lingkungan, dan Prasarana Sumber Daya Air di sekitarnya”.
Kasus pembangunan pabrik semen ini membawa dampak bagi masyarakat sekitar daerah
Pegunungan Kendeng. Pembangunan pabrik ini mengharuskan penebangan hutan secara besar-
besaran yang menimbulkan konflik baru bagi masyarakat, lalu muncul pencemaran air dan tidak
adanya irigasi. Mayoritas pekerjaan masyarakat Kendeng adalah petani. Air merupakan sumber
daya alam yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan sawah. Jika tidak ada air untuk memenuhi
kehidupan sehari-hari dan irigasi untuk sawah maka dampak lingkungan sudah sangat parah.
Pembangunan dinilai merusak sumber daya air dan mematikan sektor pertanian di daerah
sekitarnya.
Pihak-pihak yang bertanggung jawab, dalam kegiatan explorasi untuk mendirikan pabrik
semen dan mencari bahan baku yang dilakukan oleh PT. Semen Indonesia pastinya adalah
Gubernur Jawa Tengah yang telah mengeluarkan izin dan juga Perusahaan PT. Semen gresik
sekarang PT. Semen Indonesia karena dampak yang di akibatkan oleh perusahaan tersebut mulai
dari gundulnya hutan yang di akibatkan digunakan sebagai sarana atau tempat pembangunan
pabrik yang dekat dengan bahan baku utama yaitu batu kapur dan rusaknya kawasan lindung
ekologi cekungan air tanah watu putih yang di gunakan oleh masyarakat sekitar sebagai sumber
air, namun sumber air tersebut di gunakan sebagai bahan baku pembuatan semen dan rusaknya
saluran irigasi di sekitar pegunungan kendeng yang di akibatkan oleh aktivitas pabrik tapi
kejadian semua ini tidak akan berjalan ketika izin yang kembali di keluar kan oleh Gubernur
jawa tengah dengan alesan harus melengkapi persyaratan tertentu sebelum membangun pabrik
yang kenyataanya jelas bahwa di putusan Mahkama Agung bahwa harus menghentikan seluruh
kegiatan yang berkaitan dengan Pabrik semen Kendeng dimana Izin pertama pada Tahun 2012,
melalui SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/17 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
Kegiatan Penambangan oleh PT. Semen Gresik Persero telah di batalkan demi hukum melelui
Putusan Mahakama Agung yang telah berkedudukan Hukum Tetap Inkracht dan akhir (final)
tidak dapat dilakukan upaya hukum lagi, Pemerintah Daerah pun tidak luput dari pemberian Izin
yag dilakukan untuk pembangunan Pabrik dan eksplorasi tambang tersebut
Analisis Pemecahan Kasus jika terjadi kesamaan dalam Kasus tersebut, jika terjadi
kesamaan tentang apa yang terjadi seperti diatas apart desa dalam hal ini Kepala Desa harus
sesegera mungkin tanggap akan aktivitas asing yang terjadi di sekitar wilayah kewenangannya
tidak perlu lambat dalam mengetahui suatu hal yang terjadi di sekitar tanyakan kepada Atasan
yang lebih berwenang dalam Hirarki Pemerintahan, tanayakan Dokumen apa saja yang di miliki
dan di perlukan dalam kegiatan yang akan dilakukan di Lingkungan tersebut, jika ada penolakan
dan menyalahi aturan adminsitrasi tentang pengurursan izin serta adanya sengketa dengan warga
sekitar yang akan terdampak, penyelesaiannya dapat melakukan upaya antara lain melalui upaya
Hukum Administrasi Apabila terjadi penyalahgunaan Administrasi melalui PTUN, Upaya
Konstitusional melalui Pengujian sengketa Kewenangan Lembaga Negara (SKLN) di Mahkamah
Konstitusi, upaya Hukum Pidana terkait dengan Pengrusakan Lingkungan dan Upaya suap jika
terjadi indikasi supa yang dilakukan perusahaan kepada Aparat desa dalam hal ini Kepala desa,
Upaya Hukum Perdata terkait dengan Kerugian yang diakibatkan oleh Perusahaan kepada
Masyarakat.
G. Analisis
Dari kasus yang terjadi antra PT Semen indonesia dengan Warga Kecamatan gunem Kab.
Rembang telah melanggar beberapa peraturan diantaranya adalah Undang Undang No 17
Tahun 2019 tentang Perusakan Sumber Air pasal 32 yang berbunyi “Setiap Orang yang
menggunakan Sumber Daya Air sebagaimana dimalsud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf c dilarang
melakukan pencemaran dan/atau pemsakan pada Sumber Air, lingkungan, dan Prasarana Sumber
Daya Air di sekitarnya”. Hal ini disebabkan cekungan air yang ada di pegunungan kendeng di
jadikan untuk sumber bahan bagu/terkena dampak dari explorasi yang di lakukan perusahaan
yang seharusnya merupakan kawasan lindung geologi sesuai dengan Peraturan Pemerintah No
13 Tahun 2017 Pasal 7 Ayat (1B) bebunyi “pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang
dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.” Dan Undang Undang No 32 Tahun 2009
Pasal 54 dan wajib memulihkan lingkungan tersebut belum lagi pelanggaran tentang administrasi
dimana sesuai dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah telah
memeberikan hak yang sangat tinggi kepada setiap daerah dalam mengatur kebijakan-
kebijakandaerah dalam mendukung program pembangunan berkelenjutan di era otonomi daerah,
untuk memepercepat tewujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan,
pelayanan,pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah
denganmemperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan
suatudaerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. Gubernur jawa tengah harus menutup kegiatan dan pembangunan pabrik semen di
pegunungan Kendeng Jawa Tengah dengan mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur
Tentang penutupan kegiatan Tersebut, sesuai putusan Mahkamah Agung yang telah
mengabulkan Gugatan warga petani pegunugan Kendeng rembang dan Yayasan Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia.
2. Melakukan upaya perdata bagi warga untuk menuntut ganti rugi karena sudah terdampak
kegiatan penambangan dan juga pembangunan pabrik semen yang selama ini sudah
berlangsung padahal warga sedang melakukan uapaya hukum.
3. Melakukan penyelidikan bagi penegak hukum terkait untuk menyelidiki potensi suap
dalam pengurusan izin kegiatan penambangan dan juga pembangunan pabrik semen di
pegunungan kendeng rembang.
4. Melakukan penyelidikan bagi penegak hukum terkait untuk menyelidikan kerusakan
lingkungan yang di sebabkan oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan penambangan
karena sudah cukup jelas melakukan pengrusakan lingkungan dan di jerat dengan
Undang – Undang tindak pidana pengerusakan lingkung
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Todaro, Michael dan Smith, Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Undang-undang
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
a Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
4. RUTONO, kewarganegaraan
tinggal di Desa Tengger RT/RWIndonesia, tempat
002/004, Kecamatan
Sale, Kabupaten Rembang, pekerjaan Petani/Pekebun;
5. SUJONO, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal
di Desa Bitingan RT/RW 001/001, Kecamatan Sale,
Kabupaten Rembang, pekerjaan Karyawan Swasta;
6. SULIJAN, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal
di Desa Dowan RT/RW 001/003, Kecamatan Gunem,
Kabupaten Rembang, pekerjaan Petani/Pekebun;
Selanjutnya memberikan Kuasa kepada :
1. ZAINAL ARIFIN, S.H.I;
2. ASFINAWATI, S.H.;
3. SITI RAKHMA MARY H., S.H., M.SI., M.A.;
4. MUHAMMAD ISNUR, S.H.;
5. ARIP YOGIAWAN, S.H.;
6. ANDI MUTTAQIEN, S.H;
7. ALGHIFFARI AQSA, S.H.;
8. RONALD SIHAAN, S.H., M.H.;
9. JUDIANTO SIMANJUNTAK, S.H.;
Kesemuanya adalah kewarganegaraan Indonesia, Para
Advokat yang tergabung dalam Tim Advokasi Peduli
Lingkungan yang berdomisili hukum di Kantor Lembaga
Bantuan Hukum (LBH) Semarang, Jalan Jomblang IV No. 17
Semarang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 14 April
2017;
II. YAYASAN WAHANA LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA,
berkedudukan di Jalan Tegal Parang Utara No. 14
Mampang, Jakarta Selatan 12940;
Dalam hal ini di wakili oleh:
1. Nur Hidayati, kewarganegaraan Indonesia Tempat
tinggal di Jalan Sirsak Nomor 17, RT 002/RW 004
Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa,
Kotamadya Jakarta Selatan, Provinsi Daerah khusus
Ibukota Jakarta, Jabatan Ketua Pengurus Yayasan
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI);
2. Kholisoh, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal
di Jalan P. Al-Mustaqim Mampang Prapatan II, RT
gung
Ind
Keterangan: Sebaran mata air dan goa yang terdapat di kawasan
Pegunungan Watuputih);
Berdasarkan Kajian Potensi Kawasan Karst Kendeng Utara Pegunungan
Rembang Madura Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, zona jenuh air
berada di sekitar Sumber Semen dan Mata air Brubulan berada pada
ketinggian 150 mdpl, sedangkan zona peralihan berada pada ketinggian
lebih kurang 190 mdpl. Sebaran mata air berada pada zona ketinggian 100-
350 mdpl, yang tersebar di area CAT Watuputih dan di wilayah yang berada
di sebelah barat daya, utara dan selatan Pegunungan Watuputih. Data inilah
yang menguatkan bahwa fungsi Pegunungan Watuputih adalah sebagai
kawasan karst, dimana akuifer air masih berjalan dengan sangat baik. Ini
ditandai dengan mata air yang keluar melalui zona-zona rekahan pada
setiap ketinggian. Pembentukan sistem sungai bawah permukaan yang
ditemukan dalam Goa Temu menunjukkan bahwa Pegunungan Watuputih
merupakan pegunungan yang mengalami proses karstifikasi aktif sebagai
bagian dari Kawasan Karst Pegunungan Kendeng Utara yang berfungsi
sebagai epikarst penyimpan air yang sangat besar bagi penyupali mata air
yang ada di sekitarnya;
Luas batu gamping Formasi Paciran yang membentuk Gunung Watuputih
lebih kurang 3020 ha. Kawasan CAT Watuputih yang merupakan area
imbuhan air memiliki luas 2555,09681 ha (hasil perhitungan melalui Sistem
Informasi Geografis). Kawasan CAT Watuputih menjadi kawasan resapan
air terbesar penyuplai sumber mata air yang ada di sekitar kawasan
Pegunungan Watuputih. Dari pengukuran lapangan berdasarkan data
gung
Kabupaten Rembang dengan nilai proyek Rp3,7 Triliun;
Ind
Pada tanggal 14 Oktober 2010 PT Semen Gresik (Persero) Tbk, sejak
20 Desember 2012 menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, telah
AtasPT
menjadi Nama PT Semen
Semen Gresik
Indonesia (Persero)
(Persero) Tbk;Tbk -sejak 20 Desember 2012
Ind
PT Semen
Semen Gresik
Indonesia (Persero)
(Persero) Tbk,
Tbk, sejak
telah 20 Desember
melakukan 2012 menjadi
penyusunan AmdalPT
dan
dinyatakan layak pada tanggal 30 April 2012 dengan dikeluarkannya Surat
Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/10 Tahun 2012 tentang
Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Penambangan dan Pembangunan
Pabrik Semen oleh PT Semen Gresik (Persero) Tbk, Di Kabupaten
Rembang, Propinsi Jawa Tengah tertanggal 7 Juni 2012;
Setelah adanya Keputusan dari Gubernur Jawa Tengah mengenai
Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Penambangan dan Pembangunan
Pabrik Semen PT Semen Gresik (Persero) Tbk, pada tanggal 7 Juni 2012
Repu
Gubernur Jawa Tengah kembali mengeluarkan Keputusan Nomor
660.1/17 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan
Ind
Bahwa dalam rencana pembangunannya, masyarakat merasa pihak
gung
PT Semen Gresik (Persero) Tbk, sejak 20 Desember 2012 menjadi
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk tidak pernah melakukan sosialisasi
a Lingkungan Hidup;
Bahwa terkait dengan Pasal 53 ayat (2) huruf b, Surat Keputusan a quo bertentangan dengan
Asas Kepastian Hukum, Asas Tertib Penyelenggara Negara, Asas Kepentingan Umum, Asas
Keterbukaan, Asas Proporsionalitas, Asas Profesionalitas, dan Asas Akuntabilitas;
E. Adapun uraian mengenai alasan Para Penggugat mengajukan gugatan ini adalah sebagai
berikut:
E.1. Keputusan a quo bertentangan dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air Juncto
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2011
Tentang Penetapan Cekungan Air Tanah;
1. Bahwa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004
tentang Sumberdaya Air, Pasal 20 ayat (1) berbunyi: “Konservasi
sumber daya air ditujukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan
daya dukung, daya tampung, dan fungsi sumber daya air;
Lebih lanjut, dalam Pasal 20 ayat (2), berbunyi: “Konservasi sumber
daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui
kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber air, pengawetan air,
serta pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
dengan mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air yang
ditetapkan pada setiap wilayah sungai”;
2. Bahwa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya Air, Pasal 21 ayat (1), berbunyi: “Perlindungan
dan pelestarian sumber air ditujukan untuk melindungi dan
Republik
Keterangan: Peta Wilayah IUP PT Semen Indonesia dan PT Semen
Indonesia Rembang Beserta Sebaran Cekungan Air Tanah
Watuputih, Goa, Mata Air, dan Ponor di Kabupaten Rembang;
Ind
Republi
Halaman 23 dari 131 halaman. Putusan Nomor 91 PK/TUN/2017
a Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Keterangan: Peta Geologi
Provinsi JawaCekungan
Tengah; Air Tanah (CAT) Watuputih,
Bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di atas
dan hasil penelitian ASC, Keputusan a quo bertentangan dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumberdaya Air Juncto Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Penetapan Cekungan Air Tanah;
E.2. Keputusan a quo bertentangan dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Juncto
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang Pasal 20 ayat (1) huruf (c), berbunyi: “ Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional memuat: c. rencana pola ruang wilayah
nasional yang meliputi kawasan lindung nasional dan kawasan budi
daya yang memiliki nilai strategis nasional”;
Lebih lanjut, Pasal 20 ayat (6), berbunyi: “Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional diatur dengan peraturan pemerintah”;
2. Bahwa Peraturan Pemerintah yang dimaksud dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
3. Bahwa Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pasal 51 huruf
(e) menyatakan bahwa salah satu kawasan lindung nasional adalah
kawasan lindung geologi;
Lebih lanjut, Pasal 52 berbunyi: “Kawasan Lindung Geologi terdiri atas:
a. Kawasan cagar alam geologi;
b. Kawasan rawan bencana alam geologi; dan
c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah”;
Lebih lanjut, Pasal 53 angka (1) berbunyi: “Kawasan cagar alam
geologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (5) huruf a terdiri
atas:
a. Kawasan keunikan batuan dan fosil;
b. Kawasan keunikan bentang alam; dan
c. Kawasan keunikan proses geologi”;
Lebih lanjut, Pasal 60 angka (2), berbunyi: “Kawasan keunikan
gung
Ind
Keterangan: Peta Cekungan Air Tanah Watuputih beserta sebaran
Goa, Mata Air, Sumur, Ponor, dan batas Izin Usaha
Pertambangan (IUP)PT. Semen Gresik (Persero) Tbk
sejak 20 Desember 2012 menjadi PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk);
Republi
8. Bahwa Cekungan Watuputih adalah kawasan lindung geologi yang
seharusnya dilindungi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah
Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2030;
9. Bahwa hasil penelitian Air Bawah Tanah di Gunung Watuputih oleh
Dinas Pertambangan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah pada
Maret 1998 dijelaskan bahwa Gunung Watuputih dan sekitarnya
secara fisiografis tergolong dalam tipe bentang alam karst. Terdapat
fenomena alam unik dengan adanya goa-goa alam dan sungai bawah
tanah;
Bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di atas dan
hasil penelitian ESDM Jateng, Keputusan a quo bertentangan dengan
Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2030;
E.5. Keputusan a quo bertentangan dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Rembang Nomor 14 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Tahun 2011-
2031;
1. Bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 14 Tahun 2011
Tentang RTRW Kabupaten Tahun 2011-2031, Pasal 19 berbunyi:
RENCANA USAHA
gung
sebelum penyusunan Kerangka Acuan (pasal 9 (2), usaha;
(3)); masyarakat berhak mengajukan saran,
pendapat, dan tanggapan (pasal 9 (4));
Masyarakat terkena dampak memilih dan Faktanya warga yang saat ini
menetapkan sendiri wakilnya untuk duduk sebagai menolak tidak ada satupun yang
anggota Komisi Penilai AMDAL, jumlah wakil diikutsertakan dalam Komisi Penilai
masyarakat ditetapkan secara proporsioanal AMDAL. Warga juga tidak tahu
mewakili aspirasi masyarakat yang diwakilinya menahu tentang rencana usaha.
dalam persoalan Lingkungan Hidup (lampiran
Permen LH No 17/2012).
Andal, RPL-RKL diajukan kepada pejabat yg berwenang. Komisi Penilai AMDAL membentuk tim teknis dan melakukan penilaian AMDAL (pasal 28 ).
Ind
Faktanya masyarakat terkena dampak yang menolak rencana pembangunan pabrik semen tidak terlibat dalam proses penilaian
Andal, RPL-RKL.
menyelenggarakan Rapat Komisi AMDAL, menyampaikan rekomendasi hasil penilaian kepada pejabat yang berwenang.
Faktanya
Rekomendasi
masyarakat berupa
tidak terlibat
kelayakan
dalam
lingkungan/ketidak
proses penilaian ini.
layakan lingkungan (pasa
lik
Terbit Ijin Lingkungan
lingkungan Rep
Pengikutsertaan masyarakat dalam proses ijin
dilakukan melalui pengumuman
permohonan ijin lingkungan dan pengumuman terbitnya
ijin lingkungan (lampiran Permen LH No 17/2012).
Faktanya masyarakat tidak
dilibatkan dalam proses terbitnya
ijin lingkungan dan masyarakat
tidak tahu menahu terkait
terbitnya ijin lingkungan.
e. Asas Proporsionalitas;
gung
Asas Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara;
Asas Proporsionalitas ini memerintahkan kepada tergugat untuk
memberikan ruang partisipasi kepada para penggugat seperti hak
atas informasi dan hak atas partisipasi;
Ind
Bahwa Asas Proporsionalitas tidak dipenuhi oleh Tergugat sehingga
merugikan Para Penggugat;
Bahwa keberadaan keputusan a quo Tergugat membuktikan
Tergugat tidak proporsional dalam menjalankan kewenangannya.
Bahwa pihak PT Semen Gresik (Persero) Tbk, sejak 20 Desember
2012 menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, telah melanggar
prosedur perizinan dan tidak mendapat sanksi apapun. Dengan
demikian keputusan a quo Tergugat telah melanggar Asas
epu
Rembang, Provinsi Jawa
Tengah;
Ind
(Persero) Tbk -sejak 20 rencana pendirian pabrik
Desember 2012 menjadi PT semen PT Semen Gresik
Semen Indonesia (Persero) Tbk- (Persero) Tbk -sejak 20
belum melakukan sosialisasi Desember 2012 menjadi
terkait akan dibangunnya pabrik PT Semen Indonesia
tersebut; (Persero) Tbk- di
wilayahnya. Kepala Desa
tidak memberikan
jawaban yang jelas;
Ind
15 Februari 2013 PT. Semen Gresik (Persero) Tbk
-sejak 20 Desember 2012
menjadi PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk-telah memegang
Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Operasi Produksi dengan
dikeluarkannya Keputusan
Bupati Rembang Nomor
545/0230/2013 Tentang
Pemberian Izin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi
Produksi Batuan Tanah Liat
epu
Kepada PT Semen Gresik
(Persero) Tbk -sejak 20
Desember 2012 menjadi PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk;
Rabu, 17 April 2013 Warga mengikuti saran Camat Sampai gugatan ini
Gunem untuk berkirim surat diajukan, balasan surat
kepada Pemerintah dan pihak PT atau sosialisasi dari pihak
Semen Gresik (Persero) Tbk - pemerintah dan PT
sejak 20 Desember 2012 menjadi Semen Gresik (Persero)
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk -sejak 20 Desember
Tbk. Isi surat adalah Minta 2012 menjadi PT Semen
Segera Diadakan Sosialisasi di Indonesia (Persero) Tbk-
wilayah Desa Tegaldowo tidak pernah ada;
Kecamatan GunemKabupaten
Rembang Jawa Tengah;
k
sejak 20 Desember 2012 menjadi rencana pendirian
PT Semen Indonesia (Persero) pabriksemen PT Semen
Tbk-kepada pemerintah Desa Gresik (Persero) Tbk -
dalam sebuah pertemuan Karang sejak 20 Desember 2012
Taruna di Balai Desa Tegaldowo menjadi PT Semen
yang dihadiri perangkat desa. Indonesia (Persero) Tbk;
e
diculik oleh beberapa orang dan
oleh aparat keamanan, LSM dan
pihak PT Semen Gresik
(Persero) Tbk -sejak 20
27 Oktober 2013 Sekitar seribu orang warga Desa Pada saat itu hadir
Tegaldowo, Timbrangan, Suntri Camat Gunem yang
Timbrangan, Pasucen, dan berjanji akan
Bitingan, Kecamatan Gunem menjembatani dan
mendatangi tapak pabrik untuk memfasilitasi para
menolak rencana pendirian pendemo untuk berdialog
pabrik; dengan pihak PT Semen
Gresik (Persero) Tbk -
Para penolak rencana pendirian sejak 20 Desember 2012
Pabrik Semen PT Semen menjadi PT Semen
Indonesia tersebut sempat Indonesia (Persero) Tbk-.
dihalang-halangi oleh aparat Tetapi sampai gugatan
keamanan. Tapi masyarakat ini
diajukan, janji tersebut
Masyarakat melakukan
tidak dilaksanakan;
istighotsah melestarikan
Pegunungan Kendeng Utara;
19 Februari 2014 Sekitar 1000 warga Desa Dalam aksi unjuk rasa
Tegaldowo, Timbrangan, tersebut terjadi adu mulut
Pasucen, Kajar, Suntri, dan dan saling dorong antara
Bitingan, Kecamatan Gunem dan warga dengan pihak
Kecamatan Sale Kabupaten keamanan, karena pihak
Rembang berunjuk rasa di DPRD tidak mau
depan kantor DPRD Rembang. menemui warga
Mereka meminta DPRD dihalaman gedung
menghentikan semua aktivitas DPRD;
dan seluruh proses yang
berkaitan dengan penambangan
dan pembangunan pabrik
semen, dan mencabut dukungan
dan persetujuan terhadap
rencana pembangunan pabrik-
pabrik semen yang ada di
Rembang, serta meninjau
kembali dan konsisten terhadap
Perda Provinsi Jawa Tengah
Nomor 6 tahun 2010 tentang
RTRW dan Perda Kabupaten
Rembang Nomor 14 tahun 2011
yang menyatakan Cekungan
Watuputih adalah kawasan
imbuhan air dan kawasan
lindung geologi;
asarkan ketentuan-ketentuan dan alasan-alasan tersebut di atas TERHADAP PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI YANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP DAPAT
Republi
BERTENTANGAN YANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP ATAS
OBYEK YANG SAMA;
1. Bahwa, yang menjadi alasan Permohonan Peninjauan Kembali a-quo-
adalah terkait dengan Putusan Peninjauan Kembali No. 99
PENINJAUAN KEMBALI ATAS PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI NO. 99 PK/TUN/2016 TANGGAL 05 OKTOBER 2016 INI ADALAH SAH MENURUT HUKUM DAN WA
dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib
untuk memeriksa dan mengadilinya”;
III. PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI NO. 99 PK/TUN/2016 TANGGAL 05
OKTOBER 2016 TELAH MELANGGAR ASAS-ASAS HUKUM ACARA
YANG FUNDAMENTAL YAKNI ASAS KEPASTIAN HUKUM, ASAS
KEADILAN, ASAS MANFAAT KARENANYA PUTUSAN A-QUO- PATUT
UNTUK DIBATALKAN;
Bahwa, selain terdapat 2 (dua) Putusan yang berbeda atas obyek yang
sama yakni Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/17 Tahun
2012, tanggal 7 Juni 2012, tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan
dan Pembangunan Pabrik Semen oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, di
Kabupaten Rembang Propinsi Jawa Tengah yang masing-masing putusan
tersebut telah berkekuatan hukum tetap, sebagaimana yang telah diuraikan
dalam angka II di atas, Putusan Peninjauan Kembali No. 99 PK/TUN/2016
tanggal 05 Oktober 2016 TELAH DIPUTUS DENGAN MELANGGAR ASAS-
ASAS FUNDAMENTAL HUKUM ACARA yakni Asas Kepastian Hukum,
Asas Keadilan dan Asas Manfaat, sehingga secara hukum oleh Mahkamah
Agung RI Putusan Peninjauan Kembali a-quo- patut untuk dibatalkan,
berdasarkan alasan-alasan yang diuraikan di bawah ini :
tu sebagai Novum , telah melanggar hukum dan melanggar kepastian hukum yakni ketentuan Pasal 67 huruf (b) dan Pasal 69 huruf (b) Unda
gung
terang benderang melanggar asas fundamental hukum acara yakni asas imparsial/fair trial, maka sudah seharusnya apabila Mahkamah Agung Republik Indonesi
an terang benderang melanggar asas fundamental hukum acara yakni asas Audi Et Alteram Partem, maka sudah seharusnya apabila Mahkamah Agung Republik
Republi
C. Majelis Hakim Peninjauan Kembali Putusan No. 99 PK/TUN/2016
Telah Memeriksa, Mengadili Dan Memutus Perkara a-quo-
Berdasarkan Novum Yang Tidak Sah Dan Tidak Benar;
p ketentuan Pasal 69 huruf (b) Undang-Undang No.14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung yang sifatnya wajib ditaati, karenanya sudah seharusnya Mahkama
elanggaran yang nyata terhadap ketentuan atau Asas Manfaat yang sifatnya WAJIB DITAATI, karenanya sudah seharusnya Mahkamah Agung Republik Indonesia
Republi
B. Proyek PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk adalah merupakan
Back Bone/ Tulang Punggung dari Program Pembangunan
Infrastruktur Pemerintah;
- Bahwa, kegiatan Penambangan dan Pembangunan Pabrik Semen
Pemohon Peninjauan Kembali di Kabupaten Rembang pada
dasarnya termasuk dalam kategori “Kepentingan Umum”
sebagaimana tersebut dalam Pasal 49 huruf (b) UU TUN.
Mengingat Pemohon Peninjauan Kembali telah ditetapkan sebagai
Objek Vital Nasional Sektor Industri berdasarkan Keputusan
Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 620/M-
IND/Kep/12/2012 tentang Objek Vital Nasional Industri
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Perindustrian No. 466/M-IND/Kep/8/2014 dengan jenis Industri
yaitu semen. Atas hal tersebut Pemohon Peninjauan Kembali
menerima Sertifikat Objek Vital Nasional Sektor Industri dari
Menteri Perindustrian RI pada tanggal 2 September 2014
an pelanggaran yang nyata terhadap ketentuan atau Asas Manfaat yang sifatnya WAJIB DITAATI, karenanya sudah seharusnya Mahkamah Agung Republik Indo
Ind
Semen bagi Masyarakat dan justru Masyarakat mendukung
Berdirinya Pabrik Semen Seperti Dalam Pemberitaan
- Bahwa, kehadiran Pabrik Semen dapat memberikan manfaat
ekonomi bagi masyarakat Rembang dan masyarakat sekitarnya
yakni dengan terbukanya kesempatan kerja di Pabrik Semen
Pemohon Peninjauan Kembali, dan juga kemudian terbukanya
kesempatan berusaha bagi masyarakat sekitar Pabrik;
- Bahwa, Pabrik Semen Pemohon Peninjauan Kembali akan
menggunakan 100% tenaga kerja asli Indonesia tanpa
mendatangkan pekerja dari luar negeri, digunakannya tenaga
ng
Ind
enggak? Lalu, bagaimana hukumnya kalau orang tidak ingin
au dikatakan Semen Indonesia berbahaya, mulai kapan ada pabrik semen?
engatakan pabrik semen membahayakan lingkungan. Kalau memang dikatakan membahayakan lingkungan ya jangan Rembang saja.
Republi
–sekarang ini-- kan butuh banyak semen. Antisemen, antipembangunan. Zaman sekarang tidak mungkin membangun tanpa semen. Bikin jembatan ti
dicukupi bangsa sendiri, tentunya kita tidak perlu impor.
ini „hancur‟, saya khawatir Jawa
ehancuran (investasi) di negeri ini. Kalau ada pabrik semen didemo hancur, jangan sampai itu
ung
Ind
menjadi awal kehancuran pabrik semen lain di mana-mana. Ini
alasan Saya mendukung pabrik semen ini, selain ingin negara
Republi
Dukung Pembangunan Pabrik Semen di Rembang”
(http://nasional.warta10.com/dpr-dukung-pembangunan-pabrik-
semen-di-rembang.116924.html), yang inti beritanya
menyatakan : Ketua DPR RI Setya Novanto mengatakan
ng
kata Novanto saat menerima belasan perwakilan warga
Rembang yang menyampaikan aspirasi, Kamis 12 Januari
2017;
Apalagi, lanjut Novanto, pembangunan pabrik semen tersebut
merupakan salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 110
a Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Golkar ini menjelaskan,
satu Badan Usaha MilikPT Semen(BUMN)
Negara Indonesia merupakan
dengan kinerjasalah
baik
hingga saat ini. "Keberadaan PT Semen Indonesia sebagai
BUMN tentu saja menjadi salah satu sumber ketahanan
industri dalam negeri," katanya;
Karena itu, kata Novanto, DPR RI mendukung kegiatan
operasional PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang,
untuk segera dijalankan. "Sebagai wakil rakyat, tentu saja
kepentingan rakyat di atas segala-galanya. Apalagi potensi
keuntungan bagi kehidupan masyarakat sangat besar dan
cukup menjanjikan," katanya (Lampiran-8c);
Berita tanggal 13 Januari 2017, sindonews.com, berjudul
“Setnov Beri Solusi Agar Pabrik Semen Bisa Dibangun di
Indonesia”
(http://ekbis.sindonews.com/read/1170493/34/setnov-beri-
solusi-agar-pabrik-semen-bisa-dibangun-di-indonesia-
14842381077), yang inti beritanya menyatakan: Perwakilan
warga lima desa yaitu Desa Timbrangan,
Tegaldowo, Kadiwono, Pasucen dan Kajar yang berada di
wilayah ring 1 Pabrik Semen Indonesia, Rembang, Jawa
Tengah, pada Kamis (17/1/2017) mendatangi Gedung DPR;
Kedatangan mereka untuk menemui Ketua DPR Setya
Novanto, untuk meminta dukungan agar pabrik Semen
Indonesia yang berada di wilayah desa mereka segera dapat
beroperasi. Hal ini karena keberadaan pabrik telah terbukti
memberikan manfaat bagi warga lima desa tersebut;
"Kami tidak mempermasalahkan pabrik ini. Yang
mempermasalahkan justru adalah orang lain. Mohon bapak
bisa memperjuangkan aspirasi kami,” kata Sarki, warga Desa
Pasucen saat berdialog dengan Ketua DPR Setya Novanto
(Setnov) di Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen
Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (12/1/2017);
Menanggapi aspirasi masyarakat, Setnov menyatakan bahwa
pemerintah memang membutuhkan semen dalam jumlah besar
untuk menunjang pembangunan infrastruktur. Karena itu
keberadaan pabrik semen sangat dibutuhkan;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman
a Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Terhadap permintaan
Semen Indonesia warga lima
Rembang, desa
Setnov di wilayah ring
menyatakan 1 pabrik
bahwa DPR
akan memperjuangkan hal tersebut (Lampiran-8d);
- Bahwa, kalaupun ada yang melakukan penolakan terhadap Pabrik
Semen milik Pemohon Peninjauan Kembali maka, yang
melakukan penolakan hanyalah segelintir orang dan
kebanyakan dari luar masyarakat Rembang misalnya daerah
Pati yang jaraknya ratusan kilo meter dari Rembang, seperti
yang terdapat dalam pemberitaan-pemberitaan berikut:
Beritajatim.com tanggal 27 Oktober 2016, berjudul “Yang
Menolak Pabrik Semen Bukan Warga Rembang, Tapi Pati”,
(http://beritajatim.com/ekonomi/280835/yang_menolak_pabrik_
semen_bukan_warga_rembang,_tapi_pati.html), yang pada
intinya menyatakan: “Farouk mengatakan, kalaupun ada
penolakan terhadap pembangunan pabrik Semen Indonesia,
mayoritas justru bukan dari masyarakat Rembang asli. Farouk
menyatakan, masyarakat penolak pabrik Semen Indonesia
merupakan warga Kabupaten Pati, "Warga Rembang asli yang
kontra pembangunan pabrik Semen Indonesia tidak lebih dari
5%, sisanya warga Pati," tutur dia sebagaimana pers rilis
Forum Warga Rembang Bangkit. Menurut Farouk, para warga
diprovokasi LSM dan JMPPK agar menolak pembangunan
pabrik Semen Indonesia. Farouk menyebutkan, tokoh di
belakang yang memotori terjadinya penolakan bernama
Gunretno”. (Lampiran-9a);
Kompasiana.com tanggal 12 Desember 2016, berjudul, “ada
apa dengan Gunretno”,
(http://www.kompasiana.com/dedyandaresta/ada-apa-dengan-
gunretno_584e4e8e4523bdbb0b6ea5cb), yang pada intinya
menyatakan: “Gunretno merupakan tokoh sedulur sikep, yang
rumahnya di Dusun Bombong, Desa Baturejo, Kecamatan
Sukolilo Pati. Dimana Gunretno begitu gagah berani serta
bersikap heroik serta luar biasa dalam
menggerakkan penolakan Semen Rembang,
tetapi disaat yang sama melupakan pabrik
semen di Pati. Mengapa Gunretno melawan Semen Rembang
tetapi mendiamkan PT. Indocement yang akan
mengeksploritasi Pegunungan Kendeng di Kayen
ukan pelanggaran yang nyata terhadap ketentuan atau Asas Manfaat yang sifatnya WAJIB DITAATI, karenanya sudah seharusnya Mahkamah Agung Republik Ind
Republi
Semen dimaksud, seperti misalnya usaha pemondokan (kos-
kosan), warung makan, warung klontong atapun usaha-usaha
lainnya di bidang perekonomian berkat adanya Pabrik Semen
Pemohon Peninjauan Kembali;
dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB), Dengan ini DOKUMEN AMDAL TIDAK MENGANDUNG CACAT PROSEDUR, SEHINGGA KEPUTUSAN OBJE
Ind
Kembali VIII) Yang Dibatalkan Oleh Putusan No. 99 PK/TUN/2016
a-quo- Yakni No. 660.1/17 Tahun 2012 Yang Berkaitan Dengan
Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan Oleh PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk, Di Kabupaten Rembang, Propinsi Jawa Tengah
Tertanggal 7 Juni 2012, telah sesuai dengan Asas-Asas Umum
Pemerintahan yang Baik (AUPB);
- Bahwa, Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (untuk
selanjutnya disebut “AUPB”) menjadi patokan dan batasan sebuah
pelaksanaan suatu keputusan yang dilakukan oleh pemerintah,
sehinggaapabilapelaksanaankeputusanyangdilakukan
pemerintah itu bertentangan dengan AUPB ini, maka kita bisa
Ind
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Pasal 1 angka (6)
menyebutkan bahwa Asas Umum Pemerintahan Negara yang
Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Lalu di dalam Bab III Pasal 3 UU No. 28 Tahun 1999 menyebutkan
Republi
mengutamakan landasan dan sesuai peraturan perundang-
undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan
Penyelenggara Pemerintah;
pengendalian
Asas penyelenggaraan
Kepentingan Umum, Negara;Asasyangmendahulukan
ng
kesejahteraan umum, dengan cara yang aspiratif, akomodatif,
dan selektif;
kewenangan;
- Bahwa, Pemohon Peninjauan Kembali menolak dengan tegas
Pertimbangan hukum pada bagian ad) 03. Tentang Keabsahan
Keputusaan Objek Sengketa, halaman 110 s/d 114 Putusan PK
No. 99 PK/TUN/2016 tanggal 05 Oktober 2016:
“Bahwa setelah Majelis mencermati AMDAL dapat disimpulkan
bahwa dokumen tersebut telah mendeskripsikan kondisi rill dari
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 120
a Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
lokasi objek
dilakukan dan sengketa dan bagaimana
dampak-dampak yang akan penambangan akan
timbul serta respon
terhadap dampak yang di timbulkan. Namun demikian, tidak
terlihat pembatasan dan tata acara penambangan di atas kawasan
CAT, sehingga tidak dapat di perhitungkan bahwa kegiatan
penambangan di dalam AMDAL akan menjamin keberlangsungan
sistem akuifer pada kawasan CAT. Penambangan yang dilakukan
sebagaimana tergambar dalam AMDAL mengakibatkan antara lain
runtuhnya dinding-dinding sungai bawah tanah dan CAT yang
menimbulkan ke khawatiran sebagian warga (lengkapnya dapat di
lihat dalam bukti P-24 = T-16.a s.d. 16.d, dan T-II Intervensi-12.a
s.d. 12.d)”;
Bahwa oleh karena itu, penyusun AMDAL perlu memperhatikan
tuntutan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) yang
telah disinggung sebelumnya untuk membuat pembatasan dan
tata acara Penambangan yang dapat mendeskripsikan dan
menjamin bahwa kegiatan Penambangan tidak mengancam
rusaknya sistem akuifer pada kawasan tersebut dan terancamnya
lingkungan hidup masyarakat. Tentu tidak layak apabila kegiatan
Penambangan pada kawasan CAT dilakukan dengan cara yang
sama dengan Penambangan pada kawasan lain bukan CAT.
Selain itu, pada beberapa bagian dokumen AMDAL tidak
memperlihatkan solusi yang kongkret dan tidak tergambar cara
alternatif penanggulangannya terhadap masalah kebutuhan
warga, antara lain kekurangan air bersih dan kebutuhan pertanian.
Hal ini tidak sejalan dengan peraturan perundang-undangan dan
asas kelestarian, asas kehati-hatian, serta asas kecermatan dalam
penyusunan AMDAL yang dijadikan pendukung utama penerbitan
objek sengketa;
- Bahwa, Pemohon Peninjauan Kembali menolak dengan tegas
pertimbangan pada Putusan a-quo- sebab sebelum Keputusan
Tata Usaha Negara Objek Sengketa diterbitkan oleh Termohon
Peninjauan Kembali VIII (d/h sebagai Termohon Peninjauan
Kembali I), telah dilakukan kajian lingkungan hidup yang
termuat dalam dokumen AMDAL yang di dalamnya terdiri dari
Andal dan RKL, dan RPL, yang TENTUNYA DALAM DOKUMEN
AMDAL TERSEBUT TELAH MEMUAT DAMPAK-DAMPAK YANG
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman
a Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
TIMBUL DARI UNTUK
CARA-CARA ADANYAMENCEGAH
PENAMBANGAN DAN KERUSAKAN
TERJADI BAGAIMANA
LINGKUNGAN HIDUP DALAM HAL INI TERMASUK JUGA
MENGENAI CEKUNGAN AIR TANAH (UNTUK SELANJUTNYA
DISEBUT “CAT”);
- Bahwa, berdasarkan dokumen AMDAL itu, maka Termohon
Peninjauan Kembali VIII (d/h sebagai Termohon Peninjauan
Kembali I) menerbitkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor
660.1/10 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan Hidup Rencana
Penambangan dan Pembangunan Pabrik Semen oleh PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk di Kabupaten Rembang Provinsi Jawa
Tengah. Izin yang dikeluarkan Gubernur tersebut didasarkan pada
uji kelayakan yang telah diuraikan secara rinci dalam dokumen
AMDAL. Dengan demikian Surat Keputusan Termohon Peninjauan
Kembali VIII (d/h sebagai Termohon Peninjauan Kembali I) itu
yang diterbitkan berdasarkan dokumen AMDAL tersebut secara
mutatis mutandis tidak mengandung cacat yuridis dan telah
memenuhi AUPB;
- Bahwa, Termohon Peninjauan Kembali VIII (d/h sebagai
Termohon Peninjauan Kembali I) (Pemerintah Daerah Jawa
Tengah) telah melakukan upaya-upaya sebagaimana untuk
memenuhi ketentuan Pasal 23 ayat (1) dan Pasal 30 ayat (1) UU
No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, sebagaimana yang diuraikan di bawah ini:
Bahwa, kajian lingkungan hidup yang termuat dalam dokumen
AMDAL yang di dalamnya terdiri dari Andal, RKL dan RPL. Serta
bukti-bukti surat atau tulisan yang diajukan di persidangan
membuktikan bahwa peran serta masyarakat dalam proses
penyusunan dokumen AMDAL dan sosialisasi Pendirian Pabrik
Semen PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Baik sebelum maupun
sesudah terbitnya objek sengketa, secara formal telah dilakukan.
Setelah terbitnya Keputusan Tata Usaha Negara objek sengketa
Pemohon Peninjauan Kembali melakukan serangkaian sosialisasi-
sosialisasi dengan tujuan agar rencana Pembangunan fasilitas
Pertambangan dan Pabrik Semen Pemohon Peninjauan Kembali
beserta Keputusan Tata Usaha Negara Objek Sengketa dapat
a
ahun 2012 yang berkaitan dengan Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, di kabupaten Rembang, Propinsi Jawa Tengah te
gung
Ind
Republik
5. Termohon Peninjauan Kembali I s/d VII (d/h sebagai Pemohon
Peninjauan Kembali dalam Perkara Peninjauan Kembali No. 99
PK/TUN/2016) Telah Menggunakan Dokumen Yang Diduga Palsu
Sebagai Bukti Dalam Perkara Pembatalan Surat Keputusan
Termohon Peninjauan Kembali VIII;
- Bahwa, Termohon Peninjauan Kembali I s/d VII (d/h sebagai
Pemohon Peninjauan Kembali dalam Perkara Peninjauan Kembali
No. 99 PK/TUN/2016) telah mengajukan Gugatan Pembatalan Surat
Keputusan Gubernur Jawa Tengah (Termohon Peninjuan Kembali
VIII/ d/h sebagai Tergugat/Termohon Peninjauan Kembali I dalam
perkara Peninjauan Kembali No. 99 PK/TUN/2016) No. 660.1/17
tahun 2012 Tentang “Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan dan
Pembangunan Pabrik Semen oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di
Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah” tertanggal 7 Juni 2012;
- Bahwa, Termohon Peninjauan Kembali I s/d VII (d/h sebagai
Pemohon Peninjauan Kembali dalam Perkara Peninjauan Kembali
No. 99 PK/TUN/2016) dalam Perkara Gugatan Pembatalan Surat
tersebut;
TimpenasehathukumJokoPrianto,KaharMualamsyah
Republi
dan tanda tangan. “Kami melihat sangkaan pemalsuan dokumen
Republi
terkait dugaan pemalsuan tanda tangan.
pemalsuan itu dituangkan ke dalam laporan polisi (LP) terkait
tanda tangan dan pekerjaan yang tidak sesuai;
Laporan
Dalam gugatan izin semen, diduga ada nama-nama fiktif yang terdapat dalam barisan warga pe
Ind
195286/enam-orang-jadi-tersangka-pemalsu-dokumen-tolak-
semen-rembang/), yang pada intinya menyatakan:
“Berdasarkan dokumen yang diperoleh CNNIndonesia.com,
sejumlah pekerjaan aneh memang muncul dalam daftar nama
warga Rembang penolak pabrik. Di antaranya Power Rangers,
Ultraman, presiden RI, menteri, petinggi, touring, musisi, copet
terminal, penghulu kondang, hingga balita.
Gubernur Ganjar Pranowo mempertanyakan keanehan itu.
“Apakah hakimnya tidak cermat untuk melihat ada ultraman, power
membatalkan Putusan Peninjauan Kembali No. 99 PK/TUN/2016, karena Gugatan Termohon Peninjauan Kembali I s/d VII (d/h sebagai Pemohon Pen
gung
6. PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI ADALAH PERUSAHAAN MILIK
NEGARA YANG STRATEGIS DAN SUDAH GO PUBLIC SERTA
TELAH LISTED DIBEBERAPA BURSA SAHAM;
- Bahwa, Pemohon Peninjauan Kembali adalah Perusahaan Milik
Negara yang sudah go public yang ditandai dengan kata “Tbk”
dibelakang nama Perusahaan;
- Bahwa, selaku Perusahaan Negara yang strategis dan telah go public
setiap kejadian ataupun hal-hal substansial yang terjadi sangatlah
signifikan berpengaruh dan terus berpengaruh jika tidak segera diambil
upaya atau tindakan untuk menyelesaikannya, dalam hal ini Putusan
PK No. 99 PK/TUN/2016 karena telah membatalkan Surat Keputusan
Gubernur Nomor 660.1/17 tahun 2012 tanggal 7 Juni 2012 tentang Izin
Lingkungan Kegiatan Penambangan Pabrik Semen oleh PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah
(Lampiran - 14), telah sangat berdampak negatif terhadap kinerja,
nama baik dan reputasi (portofolio) Perusahaan yang menyebabkan
turunnya nilai saham Pemohon Peninjauan Kembali di bursa saham
yang tentunya berakibat hilangnya keuntungan yang diperoleh
Pemohon Peninjauan Kembali. Karena Pemohon Peninjauan Kembali
adalah Perusahaan milik Negara tentunya hilangnya keuntungan
tersebut secara langsung telah merugikan keuangan negara atas
investasi yang telah ditanamkan dalam Semen Indonesia (ie.
Pemohon Peninjauan Kembali);
- Kejadian tersebut di atas jika tidak segera dilakukan upaya atau
tindakan hukum untuk menyelesaikan permasalahan a-quo-, maka
dampak negatif terhadap portofolio tersebut terus akan melekat yang
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan Peninjauan Kembali Ke-2
tersebut, Mahkamah Agung berpendapat:
Bahwa perkara a quo merupakan peninjauan kembali terhadap Putusan
Peninjauan Kembali Nomor 99 PK/TUN/2016, tanggal 05 Oktober 2016
sehingga merupakan Peninjauan Kembali Ke-2 ;
Bahwa berdasarkan Pasal 66 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 juncto Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2009 juncto Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman, ditentukan bahwa upaya hukum permohonan
peninjauan kembali hanya dapat diajukan 1 (satu) kali dan terhadap putusan
peninjauan kembali tidak dapat diajukan peninjauan kembali;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka
permohonan Peninjauan Kembali Ke-2 yang diajukan oleh PT SEMEN GRESIK
(Persero) sekarang PT SEMEN INDONESIA (Persero) Tbk tersebut tidak dapat
diterima ;
Menimbang, bahwa dengan tidak dapat diterimanya permohonan
peninjauan kembali, maka Pemohon Peninjauan Kembali Ke-2 dinyatakan
sebagai pihak yang kalah, dan karenanya dihukum untuk membayar biaya
perkara dalam peninjauan kembali ini;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 130
a Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Tahun 2004peraturan
2009, serta dan perubahan kedua dengan Undang-Undang
perundang-undangan lain yang terkait;Nomor 51 Tahun
MENGADILI,
Menyatakan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan
Kembali Ke-2 : PT SEMEN GRESIK (Persero) sekarang bernama PT SEMEN
INDONESIA (Persero) Tbk, tersebut tidak dapat diterima;
Menghukum Pemohon Peninjauan Kembali Ke-2 untuk membayar biaya
perkara dalam peninjauan kembali ini sebesar Rp2.500.000,00 (dua juta lima
ratus ribu Rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Selasa, tanggal 20 Juni 2017, oleh Dr. H. Supandi, S.H.,
M.Hum, Ketua Muda Mahkamah Agung Urusan Lingkungan Peradilan Tata
Usaha Negara yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua
Majelis, Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S. dan Dr. Yulius, S.H., M.H. Hakim-
Hakim Agung sebagai Anggota Majelis, dan diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim
Anggota Majelis tersebut dan dibantu oleh Kusman, S.IP., S.H., M.Hum,
Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
H. ASHADI, SH
NIP : 220 000 754
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 131