Anda di halaman 1dari 3

Dampak Terjadinya Konflik Pertambangan Pasir di Lumjang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik itu dalam hal
sumber daya alam maupun manusia. Banyaknya gunung berapi di Indonesia menjadikan
sumber daya alam di Indonesia sangat melimpah, salah satu berupa pertambangan pasir.
Pertambangan pasir di Indonesia di sekitar gunung berapi dijadikan mata pencaharian yang
mampu untuk menghidupi sebagian dari masyarakat sekitar gunung berapi. Tidak sedikit
pertambangan pasir yang pada akhirnya menjadi sebuah konflik. Salah satunya konflik
pertambangan pasir besi di Desa Selok Awar- Awar di Lumajang. Penambangan pasir di
Desa Selok AwarAwar, Kecamatan Pasiriyan, Kabupaten Lumajang merupakan
penambangan ilegal meski Penambangan pasir di sekitar pantai dilarang secara resmi, tetapi
yang dilakukan oleh oknum-oknum masyarakat yang ingin menggunakan hasil sumber daya
alam untuk meningkatkan kualitas dan Kenyamanan dan kualitas hidup dan mereka masih
melakukan penambangan pasir ilegal. Akan tetapi, apapun yang dilakukan jika itu
berhubungan dengan mengeksploitasi sumber daya alam. Jelas, hal tersebut akan berdampak
pada lingkungan sekitar pertambangan. 1

1. Dampak Terhadap Lingkungan

Kegiatan eksploitasi tambang mempunyai resiko baik itu resiko terhadap lingkungan
sosial maupun lingkungan fisik.2 Dampak dari adanya pertambangan terhadap lingkungan
sosial yaitu timbulnya konflik diantara masyarakat sekitar pertambangan dan juga pihak
penambang pasir. Konflik terjadi diakibatkan karena masyarakat yang tidak dapat manfaat
positif dari adanya aktivitas pertambangan, akan tetapi malah menimbulkan hal negatif
seperti rusaknya lingkungan.3 Kemudian dampak terhadap lingkungan fisik, disepanjang
pesisir pantai Watu Pecak yang dulunya memiliki pemandangan yang indah dengan
hamparan pasir hitam yang mengkilap, kini banyak bertebaran kolam-kolam raksasa ditepi
pantai. Kolam raksasa tersebut merupakan dampak dari aktifitas pertambangan pasir besi
yang berlebihan.4

lahan persawahan menjadi rusak yang diakibatkan masuknya air laut yang masuk
dengan membawa pasir masuk ke lahan persawahan yang menyebabkan banjir dan merusak
tanah persawahan, dan pastinya hal tersebut jelas merugikan para petani sekitar. 5 Kegiatan
pertambangan ilegal ini juga mengakibatkan sarana-prasarana umum yang berupa jalan

1
Setiawati, A. D. "Perlindungan Hukum Terhadap Investor atas Pencabutan ILIP Operasi
Produksi". Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, Hlm. Viii.
2
Ahmad Nur Wicaksono. "Konflik Tambang Pasir Besi Di Desa Selok Awar-Awar
Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang Tahun 2015. e-Journal Pendidikan Sejarah. Vol. 9
No. 2, (2020), 2.
3
Ibid
4
Heny Rahayu, "Pesisir Lumajang Rusak Akibat Tambang Liar",
https://www.benarnews.org/indonesian/berita/tambang-pasir-11052015122300.html ,diakses pd 5
Juni.
5
Viki Pratama,” Dampak Penambangan Pasir Terhadap Penggunaan Lahan Pertanian Di Desa
Selok Awar – Awar Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang”,Jurnal Swara Bumi,Vol 5 No
3/2017,hlm.3-4.
menjadi rusak. Banyaknya truk-truk besar yang keluar masuk mengangkut material pasir,
menjadikan jalan-jalan disekitar banyak yang menjadi rusak.

2. Dampak Terhadap Ekonomi

Kegiatan penambangan pasir di Desa Selok Awar-Awar ini menimbulkan dampak


kepada ekonomi masyarakat di sekitar pertambangan. Penurunan pendapatan atau
penghasilan dari para petani dan kehilangan mata pencahariannya hilang, karena lahan
persawahan mereka rusak yang diakibatkan oleh kegiatan penambangan pasir besi dilakukan
tersebut.20 Lahan persawahan yang awalnya seluas 28 hektar. yang menjadi sebesar 18
hektar saja yang diakibatkan karena kegiatan pertambangan pasir besi yang ilegal.6

4. Dampak Sosial

Kegiatan pertambangan pasir besi ilegal di Desa Selok Awar-Awar juga menimbulkan
dampak terhadap sosial. Konflik yang terjadi di desa tersebut terjadiantara masyarakat petani
dengan pihak para penambangan pasir. Konflik tersebut sampai menyebabkan peristiwa
pembunuhan Salim Kancil.7

Dari kegiatan ekonomi dalam meningkatkan pendapatan itu memiliki efek negatif
Masyarakat dan petani di Desa Selok Awar-Awar. Masa Hanya berselang satu tahun saja
sudah menimbulkan lubang besar yang terbentuk di pantai akibat penambangan pasir yang
dilakukan terus menerus dan berlebihan. penelitian yang dilakukan kepada masyarakat dan
petani di Desa Selok Awar-Awar, yang dilakukan secara langsung, akibat adanya
penambangan pasir ini tidak demikian hanya mempengaruhi kerusakan kondisi alam saja,
tetapi juga menimbulkan masalah ekonomi Sosial Kemasyarakatan dan Petani di Desa Selok
Awar -Awar. Di bawah ini adalah efek negatif yang dihasilkan dari ini Penambangan pasir
meliputi: 1. Kerusakan di muka pantai yang menjadi tujuan wisata Pantai Watu Pekak mulai
timbul berlubang dalam yang dikarenakan penambangan pasir terus-menerus dan berlebihan
2. Lahan pertanian rusak akibat air laut yang membawa material pasir ke lahan pertanian
yang menyebabkan banjir dan kondisi yang merugikan Lahan pertanian berupa lahan sawah
yang merugikan pihak petani. 3. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh Penambangan
pasir di sekitar desa Selok AwarAwar berupa jalan yang rusak dan berlubang akibat
kendaraan besar yang masuk mengangkut pasir, kebisingan akibat suara kendaraan besar, dan
debu asap dari pasir yang diangkut Kendaraan pengangkut pasir menjadi gangguan
kenyamanan penduduk setempat. 4. timbulnya penurunan penghasilan atau pendapat para
petani dan hilangnya mata pencaharian para petani karena tanah yang mereka tanami rusak
akibat penambangan pasir. 5. Kehilangan tanah asli 10 hektar yang awalnya luas tanah
sebelum tumbukan adalah 28 hektar menjadi 18 hektar karena tidak bisa di perbaiki akibat
aktivitas hasil penambangan pasir. 6. Walhi Jawa timur dan Jaringan Anti tambang
menghitung, penambangan pasir liar atau Penambangan pasir ilegal berpotensi
membahayakan pemerintah hingga Rp 11,5 triliun sejak 2011. Survei Walhi mencatat truk
bermuatan pasir besi di lapangan sekitar 500 truk sehari. Total transportasi per tahun 6.3
Jutaan ton pasir besi berasal dari Lumajang. Dari Informasi tentang Walhi, Kabupaten
6
Ibid
7
Ibid
Lumajang memberikan izin operasi pertambangan terbesar di Indonesia dengan total 62 izin
penambangan. Pendapatan Awal Daerah (PAD) Penurunan di sektor pertambangan terus
berlanjut. Tahun 2012 Penjualan sebesar Rp 5 miliar namun menurun pada tahun 2014
menjadi Rp 75 juta. Penambangan pasir liar dituding sebagai penyebabnya. 7. Munculnya
konflik sosial antar masyarakat pertanian dengan pihak penambangan pasir di pucuk
pimpinan pembunuhan Pak Kancil dan Eksploitasi Pak Tosan. Dampak negatif akibat dari
penambangan pasir diatas Para peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan dampak yang
dijelaskan di atas. peneliti mengatakan bahwa ada tambang pasir di daerah Selok Awar-Awar
yang merugikan dan berdampak langsung di lahan pertanian. adapun kerusakan lahan
pertanian yang menyebabkan menurunnya kondisi perekonomian berupa penurunan
pendapatan dan hilangnya mata pencaharian bagi petani. Alasannya adalah keadaan petani
sosial mengalami ketimpangan sosial yang memicu munculnya konflik sosial antar
masyarakat seorang petani dengan penambang pasir.8

KESIMPULAN

8
Ibid

Anda mungkin juga menyukai