Anda di halaman 1dari 5

KERUSAKAN ALUR SUNGAI AKIBAT

PENAMBANGAN PASIR LIAR


Studi Kasus Sungai Brantas

Disusun Oleh :
Wahyu Saputro

Latar Belakang
Kegiatan ekploitasi sumberdaya mineral atau bahan galian seperti
pasir merupakan salah satu pendukung sektor pembangunan baik
secara fisik, ekonomi maupun sosial. Hasil pertambangan merupakan
sumberdaya yang mampu menghasilkan pendapatan yang sangat
besar untuk suatu negara. Kebutuhan akan bahan galian konstruksi
dan industri seperti pasir tampak semakin meningkat seiring dengan
semakin berkembangnya pembangunan berbagai sarana maupun
prasarana fisik di berbagai daerah di Indonesia.
Besarnya permintaan pasar terhadap pasir turut mendorong
berkembangnya kegiatan ini dengan pesat. Akibatnya, munculah
berbagai masalah terhadap lingkungan. Dengan melihat latar
belakang diatas yang dapat memberikan sedikit gambaran mengenai
demikian besarnya kegiatan eksploitasi terhadap bahan galian seperti
pasir, maka akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik
yang bersifat positif maupun bersifat negatif.

Sungai Brantas
Sungai Brantas merupakan sungai terpanjang kedua
terpanjang
di
Pulau
Jawa
setelah
Sungai
Bengawan.Sungai Brantas bermata air di Desa
Sumber Brantas (Kota Batu) yang berasal dari
simpanan air Gunung Arjuno, lalu mengalir ke Malang
, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto.
Namun akhir-akhir ini kelestarian sungai brantas
semakin terancam. Pengancam utama kelestarian
sungai brantas ialah para penambang pasir liar.
Aktivitas penambangan pasir di tepi sungai brantas
dapat menjadikan ekosistem sungai brantas menjadi
rusak.

Masalah utama yang pada ekosistem sungai brantas


yang ada di Kabupaten Blitar yaitu penambangan pasir
sungai yang dilakukan oleh masyarakat atau
pengusaha yang kurang peduli terhadap kelestarian
ekosistem sungai. Di sepanjang aliran sungai brantas
terutama yang berada di Kecamatan Wonodadi
Kabupaten Blitar terdapat penambangan pasir liar yang
dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,
hal ini dikarenakan permintaan akan kebutuhan bahan
bangunan terutama pasir dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Jadi tidak heran jika masyarakat ataupun
para pengusaha menggali pasir di daerah tersebut
untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Undang-Undang yang Mengatur


Masalah Penambangan Pasir Mekanis

Peraturan Daerah Propinsi Jawa


Timur nomor 1 tahun 2005 tentang
pengendalian usaha pertambangan
bahan galian golongan C pada
wilayah sungai

Anda mungkin juga menyukai