Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH PEMODELAN LINGKUNGAN

ANALISA KUALITAS AIR PADA SUNGAI WINONGO


MENGGUNAKAN QUAL2KW

Disusun Oleh :

Fadhurrohman Maleteng

14513094

Azkafaza Praba Sedyanto

14513139

M. Ilham Subhan

14513152

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2016

BAB I
IDENTITAS SUNGAI
Sungai Winongo mempunyai

panjang 43,75 Km yang mengalir melintasi Kabupaten

Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Ketiga wilayah tersebut mengalami perkembangan
pesat, meliputi pertambahan penduduk, perubahan penggunaan lahan dan meningkatnya jumlah
limbah yang dihasilkan.

Air Sungai Winongo tergolong keruh, tetapi tidak berarti sangat tercemar karena makhluk
hidup yang tinggal disitu lumayan banyak dan bervariasi. Variasi makhluk hidup tersebut salah
satunya di daerah saluran irigasi Sungai Winongo yang melintasi sepanjang melintasi Kabupaten
Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul terdapat macam-macam ikan, antara lain ikan

sapu-sapu (Hypostomus plecostomus), ikan-ikan kecil sejenis tawes Kepek (wader kepek), Lele
Jawa (Clarias batracus), ikan gabus, ikan Nilem (Osteochillus hasselti), dan ikan Beles. Pada
daerah tersebut Lele Jawa mulai terancam kepunahannya sejak adanya Lele Dumbo, karena
perkembangbiakan Lele Dumbo lebih cepat. Orang-orang disekitar daerah tersebut jarang mau
membudidayakan Lele Jawa. Di pinggiran sungai terdapat tanaman eceng gondok yang
berjumlah ratusan.
Sungai Winongo dimanfaatkan warga sekitar di beberapa daerah misalnya di Bantul, warga
memanfaatkan Sungai Winongo sebagai mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari seperti mencari pasir untuk dijual sebagai bahan bangunan dan tidak sedikit warga
yang memancing di sungai ini. Selain itu, warga juga mencari kayu yang berasal dari daerah hulu
yang terbawa arus banjir untuk bahan bakar.
Selain itu terdapat kerusakan di beberapa daerah sekitar sungai. Selain itu, penambangan tersebut
menyebabakan warga kehilangan lahan pertanian lebih dari 500 meter. Kemarau panjang juga
mengakibatkan debit air Sungai Winongo turun sekitar 30 persen. Hal tersebut terjadi karena
semakin minimnya daerah tangkapan air dan daerah tangkapan air tidak berfungsi optimal.
Contoh daerah tangkapan air tersebut antara lain kawasan perbukitan Dieng di Wonosobo yang
mengalami kerusakan cukup berat dan lereng Gunung Merapi yang rusak akibat erupsi 2010
tetapi sekarang berangsur pulih setelah diadakan reboisasi di daerah aliran sungai.

Pembagian segmen didasarkan dengan alasan adanya terjunan, lalu ada anak sungai, dan
ada pintu air. Segmen 1 didasarkan karena adanya terjunan, segmen 2 karena adanya terjunan,
segmen 3 karena adanya pintu air, segmen 4 karena adanya anak sungai yang masuk, segmen 5
karena adanya terjunan, segmen 6 karena adanya terjunan.

Segme
n

DO

Segme
n1
Segme
n2
Segme
n3
Segme
n4
Segme
n5
Segme
n6
Segme
n7

6.2

BOD

COD

PH

0.46

0.7

7.2

0.6

0.2

7.2

0.56

1.7

7.12

4.3

12.9

7.19

0.53

1.6

7.1

0.7

2.1

7.07

TSS

PANJAN
G

12.9

6.4

Heigh
t weir
0

1.000
12.6

5.2

30.7

6.8

28.5

7.3

37

6.5

26

7.5

28
0.46

1.4

7.07

Widt
h
weir
0

1.450 2.0000
0
3.000
0
1.500
0
6.100
0
1.500
0
0.900

Note : Hasil dan Kalibrasi tidak berhasil yang akan ditanyakan lagi di kelas

15.00
0
0
0
0
0
0

Anda mungkin juga menyukai