Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang desa,menyebutan

bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat beserta urusan masyarakat setmpat serta hak

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintah NKRI.

Secara administratif desa merupakan bentuk pemerintah terkecil yang

dipimpin oleh kepala desa yang dipilih oleh rakyat secara langsung melalui

pemilihan umum atau bisa disebut dengan PILKADES. Dalam menjalankan

suatu pemerintahan di desa, kepala desa dibantu oleh staf-staf yang ada di

desanya. Staf-staf desa ini menjalankan pekerjaannya dengan jabatannya

masing-masing, antara lain: sekretaris desa, kepala urusan umum, kepala

urusan keuangan, kepala dusun, kepala urusan pembangunan, dan kepala

urusan pemerintahan.

Dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memiliki pemerintahan

yang bersih, akuntabel, dan transparan dalam mengelola keuangan Negara.

Adapun pengertian dari transparan adalah memberikan informasi keuangan


yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa

masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh

atas pertanggung jawaban pemerintah dalam mengelola sumber daya yang

dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-

undangan, sedangkan Akuntabilitas adalah mempertanggungjawabkan

pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan

kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara

periodik (SAP,2005).

Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang di

koordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang

dibutuhkan oleh manajemen untuk memudahkan pengelolaan perusahaan. Jika

sistem akuntansi dijalankan dengan baik maka akan menjamin dilakukannya

prinsip stewardship dan accountability dengan baik. Pemerintah atau unit

kerja pemerintah harus memiliki sistem akuntansi yang tidak hanya berfungsi

sebagai alat pengendalian transaksi keuangan, tetapi sistem akuntansi tersebut

harus mendukung pencapaian tujuan organisasi. (Mulyadi, 2016:3).

Sistem akuntansi keuangan dalam sebuah intansi pemerintah merupakan

suatu hal yang penting untuk diperhatikan, karena sistem akuntansi keuangan

dapat digunakan sebangai alat pengantur dan pengendali untuk seluruh

kegiatan keuagan. Dengan diterapkannya sistem akuntansi keuangan

diharapkan semua aktivitas instansi dapat dijalankan dengan efisien, sesuai


dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sistem akuntansi

keuangan yang dimaksud adalah keuagan yang diterapkan secara menyeluruh.

Akuntansi desa merupakan proses pencatatan yang dilaksanakan atas

segala transaksi yang berlaku didesa, dan kemudian pencatatan tersebut

dibuktikan melalui nota ataupun kuitansi lalu selanjutnya melaksanakan

pencatatan dan pelaporan keuangan atas transaksi tersebut sehingga akan

menghasilkan informasi yzng berbentuk laporan keuangan yang kemudian

akan diberikan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan desa.

Akuntansi keuangan desa adalah salah satu bidang yang berada dalam

akuntansi sektor publik dan mendapatkan perhatian besar dariberbagai pihak

semenjak era reformasi. Hal ini disebabkan karena adanya kebijakan baru dari

Pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi berbagai hal termasuk

mengenai pengelolaan desa.

Pengelolaan keuangan desa adalah kegiatan yang secara keseluruhan

meliputi hal-hal seperti perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan

dan pertanggungjawaban. Pengelolaan keuangan desa akan mempengaruhi

kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Oleh karena itu, pelaksanaan

pengelolaankeuangan desa sangat dibutuhkan aparatur desa yang handal dan

sarana prasarana yang memadai agar pelaksanaannya menjadi lebih baik.

Anggaran adalah hasil dari perencanan yang berupa daftar mengenai

macam-macam kegiatan terpadu, baik yang menyangkut penerimaan maupun

pengeluaran yang dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu,
biasanya adalah satuan tahun. Untuk lebih mengetahui tentang sistem dan

mekanisme pengelolaan keuangan Negara, maka mesti diketahui bagaimana

sistem administrasi keuangan negara diselenggarakan atau diterapkan. (Zainul,

2005:33)

Setiap desa memiliki kewajiban untuk membuat laporan realisasi anggaran

untuk setiap keuangan yang telah di pergunakan dab berpedoman pada

persatuan mentri dalam negri No. 113 Tahun 2014 dan IAI KASP yang

mengatur mengenai pengelolaan keuangan desa. Hal ini diwajibkan agar setiap

desa dapat membuat dan menghasilkan laporan keuangan dengan informasi

yang lengkap agar laporan keuangan tersebut dapat diakui.

Adapun langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pembuatan

informasi keuangan tersebut berasal atas segala catatan bukti transaksi yang

ada dari awal hingga akhir proses transaksi. Pencatatan atas bukti transaksi

tersebut merupakan salah satu proses yang memilikipengaruh pada proses

penyusunan laporan keuangan. Jika terdapat salah pencatatan pada saat

mencatat bukti transaksi, maka hal ini akan menyebabkan laporan keuangan

yang dihasilkan menjadi tidak relevan. Maka dari itu tentunya hal tersebut

akan menyesatkan orang-orang yang berkepentingan atas laporan tersebut.

Hasil dari akuntansi adalah laporan keuangan. Salah satu upaya konkrit

untuk mewujudkan transparansi pengelolaan keuangan adalah penyampaian

laporan pertanggungjawaban dan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat

waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah
berlaku umum. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan

pertanggungjawaban pelaksana APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai

dengan standar akuntansi pemerintah yang ditetapkan dengan peraturan

pemerintah.

Menurut IAI KASP Tahun 2015 menjelaskan bahwa “proses akuntansi

atau siklus akuntansi keuangan desa yaitu pertama, tahap pencatatan

merupakan bukti transaksi selanjutnya dilakukan pencatatan kedalam buku

yang sesuai. Kedua, tahap penggolongan merupakan tahap pengelompokan

catatan bukti transaksi kedalam kelompok buku besar yang sesuai dengan

nama akun dan saldo-saldo yang telah dicatat dan dinilai kedalam kelompok

debit dan kredit. Ketiga, tahap pengikhtisaran yang dilakukan pembuatan

neraca saldo dan kertas kerja. Laporan kekayaan milik desa berisi saldo akhir

akun-akun yang telah dicatat dibuku besar dan buku pembantu. Laporan

kekayaan milik desa dari waktu ke waktu untuk menghindari kesalahan

pencatatan. Keempat, tahap pelaporan merupakan tahap akhir dari siklus

akuntansi. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat laporan

pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa dan Laporan Kekayaan

Milik Desa. Laporan ini berisi jumlah anggaran dan realisasi dari pendapatan,

belanja dan pembiayaan dari pemerintah desa yang bersangkutan untuk tahun

anggaran tertentu. Sedangkan, Laporan Kekayaan Milik Desa berisi mengenai


posisi asset lancer, asset tidak lancer,dan kewajiban pemerintah desaper 31

desember tahun tertentu”.

Kantor Desa Garut atau Kampung Belutu Kecamatan Kandis Kabupaten

Siak berdiri pada tahun 2002, dengan disahkan peraturan Daerah Kabupaten

Siak Sri Indrapura Nomor 42 Tahun 2002 Tentang pembentukan Desa Garut

atau Kampung Belutu, Kecamatan Kandis Kabupaten Siak. Seiring dengan

giatnya pembangunan Kabupaten Siak, maka sangat diharapkan pemerataan

pembangunan hingga ke Kampung-kampung sehingga laju pembangunan

dapat terakomodir dengan baik.

Dari berbagai hal tersebut Pemerintah Desa Garut atau Kampung Belutu

Kecamatan Kandis Kabupaten Siak berusaha keras untuk memacu laju

pembangunan Desa, maka beberapa terobosan telah dilakukan mulai dari

perencanaan pembangunan melalui Murenbandes, penganggaran melalui

APBDesa, membuat usulan pembangunan melalui Musrenbang kecamatan dan

intansi-intansi terkait yang ada di Kabupaten maupun Provinsi, sehingga pada

pelaksanaan pembangunan, serta aktif menggerakkan partisipasi dan gotong

royong masyarakat. Kemajuan demi kemajuan dari tahun ke tahun mulai

dirasakan oleh masyarakat secara luas, sehingga berdampak pada

meninggkatnya kesejahteraan masarakat dan berkurangnya angka kemiskinan.

Desa Garut atau Kampung Belutu merupakan salah satu desa yang berada

didalam pemerintahan Kecamatan Kandis Kabupaten Siak Provinsi Riau.

Penyusunan laporan pada Desa Garut Kecamatan Kandis Kabupaten Siak


Provinsi Riau pada basis kas (Cash Basic) untuk mengakui pendapatan,

belanja dan pembiayaan dalam realisasi angaran. Pengelolaan keuangan

pemerintah Desa Garut atau Kampung Belutu Kecamatan Kandis Kabupaten

Siak yaitu pada tahap awal pemerintah membuat Anggaran Pendapatan

Belanja Desa (APBDesa), pada taham ini pemerintah desa membuat anggaran

desa serta rancangan-rancangan yang akan dilakukan dalam waktu satu(1)

tahun mendatang. Setelah anggaran disahkan, maka pemerintah desa

melakukan pencatatan yang disertai dengan bukti-bukti atas terjadinya

transaksi dengan berupa kuitansi ataupun nota. Semua transaksi yang terjadi

seperti pengeluaran maupun penerimaan kas akan dicatat terlebih dahulu

kedalam Buku Kas Umum (BKU) dimana didalam Buku Kas Umum tersebut

memiliki kolom nomor, tanggal, kode rekening, uraian, penerimaan,

pengeluaran, nomor bukti, netto transaksi, dan saldo, guna untuk mencatat

seluruh pengeluaran dan penerimaan kas setiap harinya selama periode satu(1)

tahun. Setelah semua transaksi dicatat di Buku Kas Umum maka transaksi

penerimaan dan pengeluaran yang melalui bank/transfer maka transaksi

tersebut dicatat kedalam Buku Bank Desa. Kemudian untuk transaksi

pengeluaran berupa penyetoran pajak ke kas Negara bendahara desa

melakukan pencatatan ke dalam Buku Kas Pembantu Pajak. Selanjutnya,

setiap akhir tahun pemerintah desa membuat Laporan Pertanggungjawaban

terhadap anggaran yang telah digunakan. Laporan tersebut yaitu Laporan

Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Terakhir yaitu

pemerintah membuat Laporan Kekayaan Desa yang pada dasarnya merupakan


selisih antara asset yang dimiliki desa dengan kewajiban yang dimiliki desa

sampai dengan tanggal 32 desember tahun tertentu.

Berdasarkan uaraian diatas masalah pertama yang penulis temukan pada

Kantor Desa Garut Kecamatan Kandis Kabupaten Siak yaitu Pemerintah pada

Kantor Desa Garut Kecamatan Kandis Kabupaten Siak tidak membuat laporan

Arus Kas, seharusnya dalam Standar Akuntansi Pemerintah harus memiliki

Laporan Arus Kas yang dijelaskan pada peraturan Pemerintah Nomor 24

paragraf 4 yang berbunyi, pernyataan standar ini berlaku untuk penyusunan

laporan arus kas pemerintah pusat dan daerah, satuan organisasi dilingkungan

pemerintah pusat dan daerah, atau organisasi lainnya jika menurut peraturan

perundang-undangan menutut standar, satuan organisasi dimaksud wajib

menyusun laporan arus kas, kecuali perusahaan Negara yang diatur tersendiri

dalam standar akuntansi keuangan yang dikeluarkan Ikatan Akuntansi

Indonesia. Akibatnya, sulit untuk mengetahui informasi tentang kas dan juga

tidak bisa membandingkan tentang laporan arus kas tahun ini dengan tahun

sebelumnya.

Masalah yang kedua adalah pencatatan yang dibuat pemerintah pada

Kantor Desa Garut Kecamatan Kandis Kabupaten Siak yang tidak melakukan

pemisahan antara jurnalpenerimaan kas dan jurnar pengeluaran kas, dimana

semua transaksi dicatan di Buku Kas Umum. Akibatnya sulit untuk

mengidentifikasi transaksi mana yang merupakan penerimaan kas dan

pengeluaran kas.
Masalah selanjutnya pada Kantor Desa Garut Kecamatan Kandis

Kabupaten Siak yaitu tidak melakukan penyusutan asset tetap dalam Laporan

Kekayaan Milik Desa. Asset tetap yang terdapat dalam Laporan Kekayaan

Milik Desa memilikiumur manfaat yang panjang yaitu lebih dari satu(1) tahun

tidak dihitung akumulasi penyusutannya, hal ini mengakibatkan nilai aseet

tetap yang ada didalam laporan kekayaan milik desa tidak menunjukkan nilai

yang sebenernya.

Berdasarkan uraian masalah diatas, maka penulis tertarik melakukan

penelitian lebih lanjut yang diberi judul “ANALISIS PENERAPAN

AKUNTANSI PADA PEMERINTAH DESA GARUT KECAMATAN

KANDIS KABUPATEN SIAK”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah

dikemukakan diatas maka penulis membuat perumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

“Bagaimanakah Kesesuaian Penerapan Akuntansi Pada Pemerintahan

Desa Garut Kecamatan Kandis Kabupaten Siak Sesuai dengan Prinsip

Akuntansi Berterima Umum”

1.3 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

kesesuaian penerapan akuntansi pada Pemerintah Desa Garut Kecamatan

Kandis Kabupaten Siak.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari tujuan penelitian maka manfaat dilakukannya

penelitian ini adalah:

1. Manfaat akademik, hasil penelitian ini dapat berguna dalam

mengembangkan ilmu pemerintah yang secara khusus terfokuskan

kepada penerapan akuntansi pemerintah desa.

2. Manfaat praktis, diharapkan hasil penelitian ini bisa digunakan

bagi pemerintah desa mengenai pengetahuan analisis penerapan

akuntansi keuangan desa khususnya bagi Pemerintah Desa Garut

Kecamatan Kandis Kabupaten Siak.

3. Manfaat metodologis, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa-mahasiswa yang

melakukan penelitian sejenis bagi penelitian berikutnya yang lebih

relevan.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk membantu dalam pemahaman, penulis membagi kedalam tiga

bab dengan uraian sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Bab pertama dari proposal ini adalah untuk menjabarkan secara

singkat mengenai isi proposal yang terdiri dari latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, dan

sistemanika penulisan.

BAB II : TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Bab ini menjelaskan mengenai teori yang diperoleh dari

tinjauan pustaka dari literature dan buku-buku yang memiliki

kaitan dengan masalah penelitian yang ditetapkan untuk

kemudian dipergunakan dalam landasan pembahasan dan

pemecahan masalah dan kerangka pemikiran. Di bab dua ini

penulis membahas mengenai

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisikan mengenai metode dan alokasi objek

penelitian, jenis dan sumber data, serta teknik pengumpulan

data dan analisis data.


BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Telaah Pustaka

2.1.1 Pengertian Akuntansi

Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan,

mengklasifikasikan, meringkas, mengelola dan menyajikan data,

transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga

dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya mudah dimengerti

untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.

Akuntansi menurut Amarican institute certified of public

accounting (AICPA) dalam buku karangan Ahmad Riahi, Belkaoui

(2006) adalah sebagai berikut:

Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan

pengikhtisarandengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter,

transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bertsifat

keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.


Menurut American Accounting Assosiation dalam buku

karangan Lili M. Sadeli (2009) mendefinisikan Akuntansi sebagai

berikut:

Proses mengidentifikasian, mengukur dan melaporkan

informasi ekonomi untukmembuat pertimbangan dan

pengambilan keputusan yang tepat bagi pemakaian tersebut.

Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa dalam pengertian

akuntansi termasuk fungsi “pencatatan” disamping fungsi-fungsi

lainnya, begitu pula dengan akuntansi didalam definisi tersebut

diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan yang begitu luas dari pada

tekhnik-tekhnik pencatatan semata. Umumnya tujuan utama akuntansi

adalah menyampaikan informasi ekonomi dari suatu kesatuan ekonomi

kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil dari proses akuntansi

yang berbentuk laporan keuangan diharapkan dapat membantu para

pemakai informasi keuangan.

Sugiri dan Riyono (2008:1), akuntansi mendefinisikan sebagai

suatu kegiatan jasa yang fungsinya adalah menyediakan informasi

kuantitatif, khususnya yang terkait dengan keuangan. Informasi

tersebut diharapkan dapat menjadi masukan dalam proses pengambilan

keputusan ekonomi dan rasional. Berikut merupakan beberapa contoh

krputusan ekonomik adalah sebagai berikut:


1. Menerima atau menolak permintaan kredit (bagi bank atau

lembaga keuangan lain yang sedang mempertimbangkan

permintaan kredit dari nasabah atau calon nasabah)

2. Melepas kembali atau pempertahankan saham (surat tanda

pemikiran pada persero terbatas) yang sekarang dimiliki.

3. Mengeluarkan saham atau obligasi untuk menarik dana dari

masyarakat.akuntansi terdiri dari tiga komponen utama

yaitu sebagai berikut :

1. Input (masukan) : berupa transaksi, yaitu peristiwa

bisnis yang bersifat keuangan.

2. Proses (prosedur) :meliputi berbagai fungsi mulai dari

mengidentifikasi transaksi sampai dengan penyajian

informasi keuangan. Proses utama akuntansi adalah

pencatatan yang terdiri dari dua fungsi yaitu

penjumlahan dan pemindah bukuan.

3. Output (keluaran) : berupa informasi keuangan seperti

laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,perubahan

posisi keuangan, dan laporan arus kas.

2.1.2 Pengertian Desa

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

kewewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat


setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dalam sistem pemerintah nasional dan berada di daerah kabupeten.

Desa juga dapat dikatakan sebagai suatu hasil perpaduan antara

kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil dari

perpaduan itu ialah suatu wujud atau kenampakan dimuka bumu yang

ditimbulkan oleh unsur-unsur psiografi, social, ekonomi, politik, dan

cultural yang saling berinteraksi antar unsur tersebut danjuga dalam

hubungannya dengan daerah-daerah lain.

Desa dalam artian umum juga dapat dikatakan sebagai pemukiman

manusia yang letaknya diluar kota dan penduduknya bermata

pencaharian dengan bertani atau bercocok tanam.

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang

desa,menyebutan bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang

disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa merupakan

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat beserta urusan masyarakat setmpat serta hak tradisional yang

diakui dan dihormati dalam sistem pemerintah NKRI.

Menutut Sutardjo Kartohadikusumo (1953), desa adalah suatu

kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang

berkuasa mengadakan pemerintah sendiri (dalam bintaro, 1983).

2.1.3 Pengertian Akuntansi Pemerintah


Lembaga pemerintah dalam menjalankan pemerintahnya

memerlukan jasa akuntansi, baik analisis maupun untuk meningkatkan

mutu pengawasan, pendidikan dan pengelolaan keuangan untuk

menghasilkan informasi yang akan digunakan. Akuntansi demikian

dikenal dengan akuntansi pemerintah. Untuk dapat memahami

pengertian yang lebih jelas mengenai akuntansi pemerintah,disini

penulis mengemukakan beberapa definisi dari para ahli.

Berdasarkan pengertian diatas akuntansi pemerintah adalah

akuntansi yang digunakan dalam suatu organisasi pemerintah atau

lembaga yang tidak bertujuan untuk mencari laba dan merupakan suatu

bagian dari disipli ilmu akuntansi.

(http://id.wikipedia.org/w/index.php?

title=Akuntansi_keuangan&oldid=5233463)

Pelapoan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah

antara lain:

a. UUD Republik Indonesia, khususnya bagian yang mengatur

keuangan Negara

b. UU bidang keuangan Negara

c. UU tentang anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBD)

d. Peraturan perundang-undang yang mengatur pemerintah Negara,

khususnya yang mengatur keuangan Negara.


e. Peraturan perundang-undang yang mengatur tentang pertimbangan

keuangan pemerintah dan daerah

f. Ketentuan perundang-undang tentang pelaksanaan anggaran

pendapatan dan belanja pemerintah daerah

g. Peraturan perundang-undang lainnya yang mengatur tentang pusat

dan daerah. (Deddi Nordiawan, 2009:36-37)

Berdasarkan pengertian pemerintah daerah menurut Bachtiar Arif

(2010:3) adalah: “Aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan suatu

informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan,

pengklasifikasian, penafsiran dan informasi keuangan serta pengikhtisaran

suatu transaksi keuangan pemerintah tersebut”. Standar akuntansi yang dianut

dalam pelaporan keuangan tersebut harus ditetapkan dalam bentuk peraturan

perundang-undangan yang berlaku bagi intansi-intansi atau organisasi-

organisasi pemerintah yang bersangkutan.

2.1.4 Akuntansi Desa

Akuntansi desa adalah pencatatan dari proses transaksi yang terjadi

didesa, dibuktikan dengan nota-nota kemudian dilakukan pencatatan dan

pelaporan keuangan sehingga akan menghasilkan informasi dalam

bentuklaporan keuangan yang digunakan pihak-pihak yang berhubungan

dengan desa (Sajerweni,2015:17).


2.1.5 Siklus Akuntansi Keuangan Desa

Siklus akuntansi merupakan gambaran tahapan kegiatan

akuntansi yang meliputi pencatatan, pengelolaan, pengikhtisaran, dan

laporan yang dimulai saat terjadi sebuah transaksi. Menurut IAI-KASP

2015, berikutr adalah tahapan siklus akuntansi:

1. Tahap Pencatatan

Tahap ini langkah awal dari siklus akuntansi. Berawal dari

bukti-bukti transaksi selanjutnya dilakukan pencatatan

kedalam buku yang sesuai.

2. Tahap Penggolongan

Tahap selanjutnya setelah pencatatan berdasarkan bukti

transaksi adalah tahap penggolongan. Tahap penggolongan

merupakan tahap pengelompokkan catat bukti transaksi

kedalam kelompok buku besar sesuai dengan nama akun dan

saldo-saldo yang telah dicatat dan dinilai kedalam kelompok

debit san kredit.

3. Tahap Pengikhtisaran

Pada tahap ini dilakukan pembuatan neraca saldo dankertas

kerja. Laporan Kekayaan Milik Desa berisi saldo akhir akun-

akun yang telah dicatat dibuku besar utama dan buku besar

pembantu. Laporan Kekayaan Milik Desa dapat berfungsi

untuk mengecek keakuratan dalam memposting akun kedalam

debit dan kredit. Didalam Laporan Kekayaan Milik Desa


jumlah kolom debit dankredit harus sama atau seimbang,

sehingga perlunya pemeriksaan saldo debit dan kredit dalam

Laporan Kekayaan Milik Desa dari waktu kewaktu untuk

untuk menghindari pencatatan. Dengan demikian pembuktian

ini merupakan salah satu indikasi bahwa pencatatan telah

dilakukan dengan benar.

4. Tahap pelaporan, tahap ini merupakan tahap akhir dari siklus

akuntansi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini:

1. Membuat Laporan Pertanggungjawaban Realisasi

Pelaksanaan APBDesa, laporan ini berisi jumlah anggaran

dan realisasi karena dari pendapatan, belanja dan

pembiayaan dari pemerintah desa yang bersangkutan untuk

tahun anggaran tertentu.

2. Laporan Kekayaan Milik Desa, Laporan ini berisi posisi

aset lancar, aset tidak lancar dan kewajiban pemerintah

desa per 31 Desember tahun tertentu.

2.1.6 Sistem Pencatatan dan Dasar Pengakuan Akuntansi

a. Sistem Pencatatan

Menurut Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi (2012:44-51)

sistem pencatatan akuntansiterbagi atas tiga jenis, yaitu sistem

pencatatan single entry, double entry,dan triple entry.


1. Single entry

Sistem pencatatan sinle entry sering disebut juga dengan sistem

tata buku tunggal atau tata buku saja. Alam sistem ini

b.

2.1.7

Anda mungkin juga menyukai