Anda di halaman 1dari 9

KORUPSI DALAM LINGKUP DPR

KELAS MPKT-A 16
FG 6
Adhika Ramaghazy
Ida Sahli
Ryandika
Reyna
Herfira Triana 1806191843
Vidi Miranda 1806147786

Makalah akhir mengenai korupsi dalam lingkup DPR

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2019

1
ABSTRAK

Masalah korupsi tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Maraknya


korupsi di Indonesia seakan sulit untuk diberantas dan telah menjadi budaya. Pada
dasarnya, korupsi adalah suatu pelanggaran hukum yang kini telah menjadi suatu
kebiasaan. Berdasarkan data Transparency International Indonesia, kasus korupsi di
Indonesia belum teratasi dengan baik. Indonesia menempati peringkat ke-100 dari 183
negara pada tahun 2011 dalam Indeks Persepsi Korupsi. Para koruptor dapat berasal
dari berbagai kalangan, namun yang akan kami kaji dalam makalah ini adalah korupsi
dalam lingkup DPR. Sebagai lembaga legislatif, harusnya DPR bertujuan untuk
menampung dan menyalurkan aspirasi rakyat. Namun nyatanya, banyak praktek
korupsi yang dilakukan oleh anggota DPR. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian sekunder yaitu semua data dan informasi dalam makalah ini diperoleh dari
studi berbagai literatur. Hasil dari makalah ini memberikan solusi terbaik untuk
mencegah dan menangani korupsi, khususnya dalam lingkup DPR.

Kata kunci: Korupsi; DPR; Pidana; Kerugian; Hukum.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1
ABSTRAK 2
DAFTAR ISI 3

BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Hipotesis
1.5 Metode Penulisan

BAB 2 : LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian korupsi
2.2 Faktor penyebab terjadinya korupsi
2.3 Contoh kasus korupsi yang terjadi dalam lingkup DPR
2.4 Dampak korupsi bagi seluruh aspek kehidupan
2.5 Pencegahan korupsi
2.6 Solusi dan penanganan korupsi

BAB 3 : KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data statistik dari Anti Corruption Clearing House, di tahun 2018 KPK
melakukan penanganan tindak pidana korupsi dengan rincian: penyelidikan 164
perkara, penyidikan 199 perkara, penuntutan 151 perkara, inkracht 106 perkara, dan
eksekusi 113 perkara.

Gambar 1.1 Grafik Tindak Pidana Korupsi yang ditangani KPK


Berdasarkan grafik tersebut jumlah tindak pidana korupsi terus meningkat setiap
tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa korupsi semakin merajalela di Indonesia.
Korupsi juga telah menyebar ke berbagai bidang, dan pelakunya dating dari berbagai
Lembaga. Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis daftar 10 lembaga yang paling
banyak terlibat kasus korupsi sepanjang 2018. Lembaga tersebut mulai dari
pemerintahan daerah, pemerintahan kota, pemerintahan provinsi, hingga instansi
pendidikan dan kesehatan. Dari banyaknya Lembaga yang terlibat dalam kasus
korupsi, (ICW) mencatat ada 254 anggota Dewan menjadi tersangka korupsi
sepanjang 2014-2019. Dari angka tersebut, 22 orang di antaranya anggota DPR. Dari
banyaknya kasus yang menjadi kasus terparah adalah korupsi yang dilakukan oleh
Ketua DPR Setya Novanto sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi dan
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan juga sudah ditetapkan sebagai tersangka korupsi.
DPR yang bertugas sebagai wakil rakyat, yang mestinya mendengar dan menyalurkan
aspirasi rakyat justru menyalahgunakan jabatannya dan menggunakannya untuk
mencuri uang rakyat. Berawal dari latar belakang tersebut, pada makalah ini
kelompok kami akan mengkaji korupsi dalam lingkup DPR dengan memparkan
penyebabnya, dampak, contoh kasus korupsi yang dilakukan oleh anggota DPR, serta
mencoba memberi solusi agar kedepannya Indonesia dapat bebas dari korupsi.

1.2 Rumusan Masalah

4
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan
masalah dari makalah ini adalah:
1) Apa yang dimaksud dengan korupsi?

2) Apa saja penyebab seseorang melakukan korupsi?

3) Apa dampak yang ditimbulkan dari korupsi?

4) Contoh kasus korupsi di lingkup DPR?

5) Bagaimana pencegahan korupsi dapat dilakukan?

6) Solusi apa saja yang dapat dilakukan untuk menangani korupsi?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui penyebab dan dampak dari korupsi bagi seluruh aspek kehidupan

2. Mengetahui solusi yang tepat untuk memberantas korupsi

1.4 Hipotesis
Korupsi merajalela di hampir seluruh institusi negara seperti DPR, hal itu
disebabkan karena kurangnya kesadaran akan karakter terpuji, banyaknya kesempatan
untuk melakukan korupsi, dan kurangnya penegakan hokum dari aparatur negara,
sehingga dibutuhkan solusi untuk memberantas korupsi.

1.5 Metode Penulisan


Penulisan makalah ini didapat dari berbagai informasi, maka metode yang
digunakan adalah metode pustaka. Metode ini menggunakan informasi dari berbagai
sumber, contohnya buku, internet, dan lain-lain.

5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian korupsi
Korupsi atau rasuah yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, dan
menyogok adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak
lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan
tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak. Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah
penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi.

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi
unsur-unsur sebagai berikut:

1. Perbuatan melawan hukum,


2. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
3. Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
4. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, namun bukan semuanya, adalah

Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),X

Penggelapan dalam jabatan,


Pemerasan dalam jabatan,
Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara), dan

Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).X

2.2 Faktor penyebab terjadinya korupsi


Pada setiap kasus korupsi, terdapat motif dan alasan yang berbeda mengenai
penyebab seorang koruptor melakukan korupsi. Namun demikian, secara garis besar
penyebab korupsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu factor internal dan factor
eksternal.
5. Faktor Internal
Faktor internal sangat berhubungan dengan perilaku manusia karena berasal dari diri
manusia dan mengarah pada sifat yang dimiliki manusia diantaranya:
 Sifat tamak manusia
Sifat tamak atau rakus adalah sifat yang dimiliki manusia yang selalu kurang atas apa
yang dimilikinya atau kurangnya rasa syukur. Seseorang yang memiliki sifat tamak selalu
mempunyai hasrat dalam dirinya untuk menambah harta dan kekayaan yang bisa membuat
dirinya melakukan tindakan yang dinamakan korupsi.
 Moral yang kurang kuat

6
Seseorang yang memiliki sifat kurang konsisten atau moralnya yang kurang kuat
akan lebih mudah melakukan tindakan korupsi baik pengaruh yang berasal dari luar, dari
dalam dirinya, atasan atau bawahan.
 Gaya hidup yang konsumtif
Gaya hidup konsumtif sangat berhubungan dengan pendapatan seseorang jika
pendapatan seseorang lebih kecil dari gaya hidup tersebut, maka tidak menutup kemungkinan
orang tersebut melakukan tindakan korupsi karena pendapatan yang tidak seimbang dengan
apa yang telah di konsumsinya
2. Faktor Eksternal
Merupakan faktor pemicu terjadinya tindakan korupsi yang berasal dari luar diri
pelaku. Faktor eksternal meliputi :
 Politik
Politik merupakan suatu faktor yang di dalamnya banyak kecurangan mulai bawahan
sampai atasan dalam setiap organisasi dalam politik banyak orang yang bermain-main yang
tidak jujur didalamnya. Orang-orang yang suka melakukan kompromi dari situlah muncul
tindakan korupsi yang biasanya bersifat tertutup.
 Ekonomi
Di dalam ekonomi setiap orang mengenal pendapatan dan kebutuhan dan apabila
pendapatan lebih rendah daripada kebutuhan maka seseorang akan melakukan segala cara
yang di dalamnya terdapat suatu tindakan korupsi.
 Hukum
Di dalam suatu hukum dapat terjadi korupsi, karena banyak orang yang tersusun
secara struktural yang mampu memunculkan permainan-permainan curang. Aturan yang
berada dalam hukum tidak semuanya berjalan murni tetapi ada manipulasi di dalamnya tanpa
sepengetahuan banyak orang. Hukum akan secara mudah dipermainkan oleh siapa saja yang
didalamnya baik oleh pakar hukum, ataupun ahli hukum yang lain, sehingga tidak menutup
kemungkinan terjadi tindakan korupsi.
 Organisasi
Kurangnya adanya sikap keteladanan pemimpin. Posisi pemimpin dalam suatu
lemabag formal maupun informal mempunyai pengaruh penting bagi bagi bawahannya.
Apabila pemimpin tidak bisa memberikan keteladanan yang baik di hadapan bawahannya,
misalnya berbuat korupsi, maka kemungkinan besar bawahannya akan mengambil
kesempatan yang sama dengan atasannya.
Tidak ada kultur organisasi yang benar. Kultur organisasi memiliki pengaruh yang
kuat terhadap anggotanya. Apabila kultur organisasi tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan berbagai situasi tidak kondusif .
Kurang memadainya sistem akuntabilitas. Intitusi pemerintahan umumnya pada satu
sisbelum dirumuskan dengan jelas visi dan misi. Akibatnya, terhadap instansi pemerintah
sulit melakukan penilaian.

7
Kelemahan sistem pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen merupakan
salah satu syarat bagi tindak pelanggaran korupsi. Semakin longgar atau lemah pengendalian
manajemen sebuah organisasi akan semakin terbuka perbuatan tindak korupsi anggota di
dalamnya.
Lemahnya pengawasan. Secara umum pengawasan terbagi menjadi dua, yaitu
pengawasan internal (pengawasan fungsional dan pengawasan langsung pimpinan) dan
pengawasan bersifat eksternal (pengawasan darin legislatif dan masyarakat). Pengawasan ini
kurang bisa efektif karena beberapa faktor diantaranya adanya tumpang tindih pengawasan
pada berbagai instansi, kurangnya profesional pengawas serta kurangnya kepatuhan pada
etika hukum maupun pemerintahan oleh pengawasan sendiri.

2.3 Contoh kasus korupsi yang terjadi dalam lingkup DPR


2.4 Dampak korupsi bagi seluruh aspek kehidupan
2.5 Pencegahan korupsi
2.6 Solusi dan penanganan korupsi
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

8
DAFTAR PUSTAKA

Gabrilin, Abba, 2018. Daftar 10 Lembaga Paling Banyak Terlibat Korupsi Sepanjang 2018.
[Online]
Available at : https://nasional.kompas.com/read/2019/02/08/13455821/daftar-10-lembaga-
paling-banyak-terlibat-korupsi-sepanjang-2018?page=all
[Accessed 29 April 2019]

Sihombing, Rolando, 2019. ICW: 22 Anggota DPR Tersangka Korupsi Sepanjang 2014-2019.
[Online]
Available at : https://news.detik.com/berita/d-4500126/icw-22-anggota-dpr-tersangka-
korupsi-sepanjang-2014-2019
[Accessed 29 April 2019]

Anon, 2018. Rekapitulasi Tindak Pidana Korupsi. [Online]


Available at : https://acch.kpk.go.id/id/statistik/tindak-pidana-korupsi
[Accessed 29 April 2019]

Anon, 2019. Korupsi. [Online]


Available at : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Korupsi
[Accessed 29 April 2019]

Anda mungkin juga menyukai