KELAS MPKT-A 16
FG 6
Adhika Ramaghazy
Ida Sahli
Ryandika
Reyna
Herfira Triana 1806191843
Vidi Miranda 1806147786
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2019
1
ABSTRAK
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
ABSTRAK 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Hipotesis
1.5 Metode Penulisan
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data statistik dari Anti Corruption Clearing House, di tahun 2018 KPK
melakukan penanganan tindak pidana korupsi dengan rincian: penyelidikan 164
perkara, penyidikan 199 perkara, penuntutan 151 perkara, inkracht 106 perkara, dan
eksekusi 113 perkara.
4
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan
masalah dari makalah ini adalah:
1) Apa yang dimaksud dengan korupsi?
1.4 Hipotesis
Korupsi merajalela di hampir seluruh institusi negara seperti DPR, hal itu
disebabkan karena kurangnya kesadaran akan karakter terpuji, banyaknya kesempatan
untuk melakukan korupsi, dan kurangnya penegakan hokum dari aparatur negara,
sehingga dibutuhkan solusi untuk memberantas korupsi.
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian korupsi
Korupsi atau rasuah yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, dan
menyogok adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak
lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan
tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak. Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah
penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi
unsur-unsur sebagai berikut:
6
Seseorang yang memiliki sifat kurang konsisten atau moralnya yang kurang kuat
akan lebih mudah melakukan tindakan korupsi baik pengaruh yang berasal dari luar, dari
dalam dirinya, atasan atau bawahan.
Gaya hidup yang konsumtif
Gaya hidup konsumtif sangat berhubungan dengan pendapatan seseorang jika
pendapatan seseorang lebih kecil dari gaya hidup tersebut, maka tidak menutup kemungkinan
orang tersebut melakukan tindakan korupsi karena pendapatan yang tidak seimbang dengan
apa yang telah di konsumsinya
2. Faktor Eksternal
Merupakan faktor pemicu terjadinya tindakan korupsi yang berasal dari luar diri
pelaku. Faktor eksternal meliputi :
Politik
Politik merupakan suatu faktor yang di dalamnya banyak kecurangan mulai bawahan
sampai atasan dalam setiap organisasi dalam politik banyak orang yang bermain-main yang
tidak jujur didalamnya. Orang-orang yang suka melakukan kompromi dari situlah muncul
tindakan korupsi yang biasanya bersifat tertutup.
Ekonomi
Di dalam ekonomi setiap orang mengenal pendapatan dan kebutuhan dan apabila
pendapatan lebih rendah daripada kebutuhan maka seseorang akan melakukan segala cara
yang di dalamnya terdapat suatu tindakan korupsi.
Hukum
Di dalam suatu hukum dapat terjadi korupsi, karena banyak orang yang tersusun
secara struktural yang mampu memunculkan permainan-permainan curang. Aturan yang
berada dalam hukum tidak semuanya berjalan murni tetapi ada manipulasi di dalamnya tanpa
sepengetahuan banyak orang. Hukum akan secara mudah dipermainkan oleh siapa saja yang
didalamnya baik oleh pakar hukum, ataupun ahli hukum yang lain, sehingga tidak menutup
kemungkinan terjadi tindakan korupsi.
Organisasi
Kurangnya adanya sikap keteladanan pemimpin. Posisi pemimpin dalam suatu
lemabag formal maupun informal mempunyai pengaruh penting bagi bagi bawahannya.
Apabila pemimpin tidak bisa memberikan keteladanan yang baik di hadapan bawahannya,
misalnya berbuat korupsi, maka kemungkinan besar bawahannya akan mengambil
kesempatan yang sama dengan atasannya.
Tidak ada kultur organisasi yang benar. Kultur organisasi memiliki pengaruh yang
kuat terhadap anggotanya. Apabila kultur organisasi tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan berbagai situasi tidak kondusif .
Kurang memadainya sistem akuntabilitas. Intitusi pemerintahan umumnya pada satu
sisbelum dirumuskan dengan jelas visi dan misi. Akibatnya, terhadap instansi pemerintah
sulit melakukan penilaian.
7
Kelemahan sistem pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen merupakan
salah satu syarat bagi tindak pelanggaran korupsi. Semakin longgar atau lemah pengendalian
manajemen sebuah organisasi akan semakin terbuka perbuatan tindak korupsi anggota di
dalamnya.
Lemahnya pengawasan. Secara umum pengawasan terbagi menjadi dua, yaitu
pengawasan internal (pengawasan fungsional dan pengawasan langsung pimpinan) dan
pengawasan bersifat eksternal (pengawasan darin legislatif dan masyarakat). Pengawasan ini
kurang bisa efektif karena beberapa faktor diantaranya adanya tumpang tindih pengawasan
pada berbagai instansi, kurangnya profesional pengawas serta kurangnya kepatuhan pada
etika hukum maupun pemerintahan oleh pengawasan sendiri.
8
DAFTAR PUSTAKA
Gabrilin, Abba, 2018. Daftar 10 Lembaga Paling Banyak Terlibat Korupsi Sepanjang 2018.
[Online]
Available at : https://nasional.kompas.com/read/2019/02/08/13455821/daftar-10-lembaga-
paling-banyak-terlibat-korupsi-sepanjang-2018?page=all
[Accessed 29 April 2019]
Sihombing, Rolando, 2019. ICW: 22 Anggota DPR Tersangka Korupsi Sepanjang 2014-2019.
[Online]
Available at : https://news.detik.com/berita/d-4500126/icw-22-anggota-dpr-tersangka-
korupsi-sepanjang-2014-2019
[Accessed 29 April 2019]