TIM PENYUSUN :
1. RENI ERIS DAYANTI 211010200234
2. HOLILAH 211010200207
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Hukum
Administrasi Negara dengan judul : “ Kejahatan Digital dalam Perspektif Hukum Administrasi
Negara “.
Bapak Drs. Ilhamsyah Lubis S.H., M. H., selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum
Administrasi Negara yang telah memberikan ilmu dan bimbingan dalam pengerjaan tugas ini.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
Tugas kelompok ini tentunya jauh dari kata sempurna sesuai dengan pengetahuan yang
kami peroleh, baik dari buku maupun sumber-sumber yang lain. Semoga semuanya
memberikan manfaat bagi kita. Bila ada kesalahan tulisan atau kata-kata di dalam tugas
1
DAFTAR ISI
TUJUAN .............................................................................................................................................................. 4
2
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Hukum Administrasi Negara atau Hukum Tata Pemerintahan pada dasarnya dapat
dibedakan berdasarkan tujuannya dari hukum tata negara memuat peraturan-peraturan hukum
menentukan tempatnya dalam negara, menentukan kedudukan terhadap warga negara, dan
modern, dimana hampir semua negara negara mengaku bahwa negaranya adalah Negara
hukum (rechstaat) meskipun sistem ketatanegaraan, politik dan sistem pemerintahannya masih
jauh dari sifat dan unsur-unsur negara hukum. Bentuk negara hukum modern terkait dengan
keinginan rakyat untuk mencapai kesejahteraan bersama dengan sistem yang demokratis.
Bentuk kongkrit pertemuan negara dan rakyat dalam pelayan publik, yaitu pelayanan yang
diberikan negara kepada rakyat, dan fungsi pelayanan yang paling mndasar adalah Negara yang
Konsep negara hukum modern saat ini di antaranya adalah sebagai berikut:
1
)Van Poelje, Algemene Inlending tot de Bestuurskunde, Samson, Alphen aan de Rijin, 1964, hlm. 4. Seperti
yang dikutip dari buku Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Cetakan ke-11, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2014, hlm. 34.
3
Setiap negara modern memiliki masalah-masalah yang semakin bermacam-macam dan
mengikuti perkembangan zaman. Semakin kompleks dan bersifat baik teknis maupun
teknologis. Terutama di era digital seperti sekarang ini. Selain mempermudah sistem dalam
mencapai tujuan administrasi negara terhadap pelayanan publik, teknologi yang semakin maju
pun banyak menimbulkan atau memunculkan celah-celah bagi kejahatan digital atau ciber
crime.
TUJUAN
Mengetahui dan memahami langkah ataupun peran pemerintah sebagaimana fungsi dan
penting baru untuk mewujudkan negara hukum terdapat dua belas prinsip pokok sebagai pilar
1. Supremasi Hukum
Adanya normatif dan empiris terhadap supremasi hukum, yaitu bahwa semua masalah
Setiap orang adalah sama kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan. Setiap sikap
3. Asas Legalitas
2
) Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Konstitusi Pers, Jakarta, 2005, hlm. 152.
4
Segala tindakan pemerintah harus didasarkan atas peraturan perundang-undangan
yang sah dan tertulis. Peraturan perundang-undangan harus ada dan berlaku terlebih
4. Pembatasan Kekuasaasan
Sebagai upaya pembatasan kekuasaan, saat ini berkembang pula adanya pengaturan
lembaga pendukung yang bersifat idependent, seperti bank sentral, organisasi tentara,
Peradilan bebas dan tidak memihak mutlak keberadaannya dalam negara hukum. Untuk
putusan pengadilan.
Dalam setiap negara hukum, harus terbuka kesempatan bagi warga negara untuk
dengan jaminan bahwa keputusan pengadilan tersebut ditaati oleh pejabat administrasi
negara.
Di samping peradilan tata usaha negara, negara hukum modern juga mengadopsi
5
9. Perlindungan Hak Asasi Manusia.
Dianut dan dipraktikkannya sikap demokratis atas kedaulatan rakyat yang menjamin
Hukum adalah sarana untuk mencapai tujuan yang diidealkan bersama. Cita-cita huku
itu sendiri, baik yang dilembagakan melalui gagasan negara hukum maupun gagasan
Adanya transparansi dan kontrol sosial terhadap setiap proses pembuatan dan
Dalam setiap negara modern tak lepas dari campur tangan pemerintah dalam kehidupan
masyarakat, yaitu :
6
BAB III PEMBAHASAN
Kejahatan digital adalah sebuah bentuk kejahatan yang ditimbulkan atau memanfaatkan
penggunaan teknologi internet. Dengan kata lain, kejahatan atau perbuatan yang melawan
hukum berbasis dengan teknologi komputer dan telekomunikasi.Kejahatan siber atau kejahatan
digital (cyber crime) merupakan sebuah penggunaan teknologi komputer atau telekomunikasi
yang dilakukan untuk meraih berbagai tujuan ilegal, sebagai contoh seperti penipuan melalui
internet, perdagangan barang terlarang, konten pornografi anak, pencurian data dan identitas,
serta berbagai pelanggaran privasi seperti data stealing, phising, dan malware.
Dalam laporan Dokumen Kongres PBB ke-10 di Wina tanggal 19 Juli 2000 menyebutkan:
1. Istilah “ kejahatan yang berkaitan dengan komputer” telah berkembang pada seluruh
bentuk-bentuk kejahatan baru yang ditujukan pada komputer, jaringan dan pengguna
merek, serta lebih tradisional dari kejahatan apa yang sekarang sedang dilakukan
2. Kejahatan di dunia maya dalam arti sempit; setiap tindakan melawan hukum yang
diarahkan dengan cara operasi elektronik yang menargetkan pada sistem keamanan
3. Kejahatan di dunia maya dalam arti luas ( kejahatan yang berkaitan dengan komputer);
setiap tindakan melawan hukum yang dilakukan dengan cara, atau dalam kaitannya
dengan suatu sistem jaringan komputer, termasuk kejahatan seperti kepemilikan ilegal,
3
) Widodo, Sistem Pemidanaan Dalam Cyber Crime, Laksbang Mediatama, Yogyakarta, 2009, hlm. 23.
7
Beberapa bentuk kejahatan yang berhubungan dengan penggunaan teknologi informasi
berbasis digital dan jaringan telekomunikasi, dikelompokkan dalam beberapa bentuk, antara
lain:
komputer secara tidak sah, tanpa ijin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem
2. Illegal Contents
Kejahatan dengan menggunakan data atau informasi ke internet tentang suatu hal yang
tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu
ketertiban umum.
3. Data Forgery
4. Cyber Espionage
mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer pihak
sasaran.
terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung
dengan internet.
8
Kejahatan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain
di internet.
Hukum pada prinsipnya merupakan pengaturan terhadap sikap atau perilaku seseorang
atau masyarakat yang terhadap pelanggarnya diberikan sanksi oleh negara. Meskipun dunia
cyber merupakan dunia maya atau virtual, hukum tetap diperlukan untuk mengatur sikap dan
tindakan masyarakat.
Masyarakat yang ada di dunia maya adalah masyarakat yang ada di dunia nyata, mereka
memiliki kepentingan baik secara individu atau bersama-sama yang perlu dilindungi. Transaksi
yang dilakukan oleh masyarakat dalam dunia virtual atau digital , memiliki pengaruh dalam
kejahatan digital untuk saat ini adalah Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik (ITE). Dalam ketentuan pasal 4 ayat (2) UU ITE disebutkan bahwa
pemerintah melindungi kepentingan umum dari segala jenis gangguan sebagai akibat
Beberapa hukum positif lain yang berlaku umum dan dapat dikenakan bagi para pelaku kejahatan
1. KUHP.
4
) Josua Sitompul, Cyberspace, Cybercrime, Cyberlaw, Tinjauan Aspek Hukum Pidana, PT. Tatanusa, Jakarta,
2012, hlm. 38.
9
5. Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat.
Beberapa kasus tindak kejahatan digital yang sudah terjadi di Indonesia, antara lain :
Tahun 2004 saat kali pertama Indonesia menyelenggarakan pemilu, Tim IT KPU
meluncurkan website KPU senilai Rp 152 miliar yang digadang-gadang tidak bisa
diretas. Akan tetapi, seorang hacker bernama Xnuxer (Dani Firmansyah) berusaha
membobol situs tersebut. Awalnya, Xnuxer mencoba menyerang dengan melakukan XSS
(Cross Site Scripting), untuk menyuntikkan kode berbahaya ke situs KPU, tetapi gagal.
melakukan injeksi SQL. Hasilnya, hacker Jogja ini berhasil memodifikasi website dan
Edward Snowden, mantan perwira intelijen AS, mengatakan bahwa Australia telah
menguping Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal ini memicu kemarahan para
hacker Indonesia dengan munculnya Anonymous Indonesia. Komunitas ini juga telah
10
dengan berbagai cara. Tentara siber Australia tidak tinggal diam. Mereka membalas
dengan menghapus banyak situs populer Indonesia. Seperti KPK, PLN, Garuda
Tahun 2020, 91 juta data pengguna dan lebih dari tujuh juta data pedagang e-commerce
ShinyHunters masih belum jelas. Menurut pakar cyber security Ruby Alamsyah,
Akibat ulah ShinyHunters, data pribadi pengguna Tokopedia (email, nama, alamat,
tanggal lahir, jenis kelamin, nomor telepon, dan password terenkripsi) bocor ke publik.
Bahkan, informasi tersebut dijual ke dunia maya dengan harga sekitar Rp 70 juta.
sekretaris jenderal DPR RI menjelaskan, peristiwa itu terjadi karena lalu lintas padat.
Setelah diselidiki, lonjakan ini ditemukan sebagai hasil dari serangan DDoS. Sehingga
situs DPR RI pun mendapat gelombang request yang sangat tinggi yang membuat server
semakin berat memuat hingga akhirnya crash.Kesalahan ini adalah entri yang sengaja
Setelah pengunjung dapat mengakses situs, mereka akan membaca kata-kata Dewan
Pada bulan Mei 2021, situs Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan,
khususnya bpjs-kesehatan.go.id, diretas. Hal ini mengakibatkan data 279 juta orang
11
Indonesia dibocorkan dan dijual di forum online Raid Forums oleh akun bernama
“Kotz”.
Dataset yang berisi NIK, nomor ponsel, email, alamat, dan gaji itu dijual seharga 0,15
bitcoin atau Rp 84,4 juta. Untuk mencegah penyebaran data lebih luas, Kominfo
kemudian meminta untuk memutus akses tautan unduhan data pribadi dan memblokir
Raid Forums.
Baru-baru ini, penipuan di dunia digital bukan hanya berbasis pada suatu badan atau
semacam aplikasi-aplikasi pinjaman online. Individu atau orang per orang pun marak
menjadi tan dijadikan objek kejahatan penipuan online. Pada mulanya, kasus-kasus
seperti ini terjadi dengan pelaku yang berasal dari lur negeri yang menjerat lawan
jenisnya di Indonesia melalui jejaring sosial seperti FB, Instagram, WhatsApp dan
lainnya. Setelah korban terjerat pada suatu hubungan online mereka (pelaku) akan
berbohon akan mengirimkan barang atau sejumlah uang dengan nilai yang tinggi, lalu
meminta si korban untuk mengirimkan sejumlah uang terlebih dahulu untuk pajak atau
bea cukai pengiriman. Ada pula yang berpura-pura sakit, atau keluarganya sakit, untuk
Para penjahat digital ini tak hanya mendapatkan keuntungan melalui penipuannya berupa
uang, akan tetapi mereka juga biasanya merayu korban untuk melakukan atau mengirimkan
foto-foto vulgar dan atau melakukan VCS di mana hal itu akan direkam dan bisa saja
disebarluaskan atau dijual untuk mendapatkan keuntungan dari video-video porno tersebut
dan untuk membuat korban tidak bisa bersuara atau memeras korban.
12
Dalam memberikan perlindungan hukum terhadap korban kejahatan digital, aparat
penegak hukum khususnya pihak kepolisian telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi
berbagai macam kejahatan digital. Salah satunya yaitu sosialisasi terhadap masyarakat yang
cybercrime@polri.go.id10. Misalkan, saat terjadi penipuan saat jual-beli online, korban bisa
melapor dengan menyertakan nomor rekening dan nomor telepon pelaku agar bisa dilacak dan
ditindaklanjuti.
Adapun prosedur untuk menuntut secara pidana terhadap perbuatan tindak pidana
siber :
1. Korban yang merasa haknya dilanggar atau melalui kuasa hukum, datang langsung
membuat laporan kejadian kepada penyidik POLRI pada unit/bagian Cybercrime atau
kepada penyidik PPNS pada Sub Direktorat Penyidikan dan Penindakan, Kementerian
dapat dilanjutkan dengan proses penyidikan atas kasus bersangkutan Hukum Acara
2. Setelah proses penyidikan selesai, maka berkas perkara oleh penyidik akan dilimpahkan
kepada penuntut umum untuk dilakukan penuntutan di muka pengadilan. Apabila yang
13
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa cyber
crime atau kejahatan digital merupakan kejahatan yang timbul karena dampak negatif
pemanfaatan teknologi internet.Cyber crime ini bukan hanya kejahatan terhadap komputer
Pelaku cyber crime saat ini melakukan kejahatan tersebut bukan hanya karna
mempraktekan keahlian yang dimiliki tetapi juga karena motif lain seperti uang, dendam
politik, iseng, dan sebagainya. Cyber crime dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
berkaitan dengan pemanfaatan teknologi tersebut, selain itu juga diperlukan adanya kerjasama
dengan lembaga khusus untuk memberikan informasi tentang cyber crime melakukan
sosialisasi secara intensif kepada masyarakat, serta melakukan riset-riset khusus dalam
14
DAFTAR PUSTAKA
Endah Dewi Nawangsari, S.H., M.H., 2021, Hukum Administrasi Negara dalam Perspektif
Cyber Law, Terkait Data Privasi dan Beschikking Digitalisasi, PT. Alumni, Bandung.
Dr. Ir. H. Juniarso Ridwan, M. Si., M. H., Achmad Sodik Sudrajat, S.H., M.H., 2009, Hukum
Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirjo, 1994, Hukum Administrasi Negara, Cetakan ke-10,
Josua Sitompul, S.H., IMM, 2008, Landasan Hukum Penanganan Cybercrime di Indonesia -
Klinik Hukumonline.
UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik [JDIH BPK RI]
Maulana, 2022, Cyber Crime Adalah : Pengertian dan Cara Agar Terhindar Darinya (itbox.id)
Rizky Gunawan, 2021, Pengaruh Cyber Crime bagi Perkembangan Sebuah Negara Halaman
all - Kompasiana.com.
Puput Purwati, 2018, 6 Pelanggaran Hukum Administrasi Negara yang Masih Sering Terjadi -
Hukamnas.com.
15