Anda di halaman 1dari 12

KESIMPULAN

1. Masalah dan dimensi teori administrasi publik


Menurut Chandler dan Plano (1988: 29), Administrasi Publik adalah dimana
sumberdaya dan personel publik diorganisir dan dikoordinasikan untuk memformulasikan,
mengimplementasikan, dan mengelola keputusan keputusan dalam kebijakan publik. Kedua
pengarang ini juga menjelaskan bahwa administrasi publik merupakan seni dan ilmu yang
ditujukan untuk mengatur “public affairs” dan melaksanakan berbagai tugas yang telah
ditetapkan. Dan sebagai suatu disiplin ilmu, administrasi public bertujuan untuk memecahkan
masalah masalah publik melalui perbaikan perbaikan terutama di bidang organisasi,
sumberdaya manusia dan keuangan.
McCurdy (1986) dalam survey literaturnya mengemukakan bahwa administrasi publik
dapat dilihat sebagai suatu proses politik, yaitu sebagai salah satu metode memerintah suatu
negara dan dapat juga dianggap sebagai cara yang prinsipil untuk melakukan berbagai fungsi
negara. Dengan kata lain bahwa administrasi publik bukan hanya sekedar persoaalan
administratif tetapi juga persoalan polotik.
Makna administrasi publik sangatlah bervariasi, bahkan ada yang mempresepsikan
“administration of public”, ada yang mengatakan administratioan for public” bahkan ada
yang mengatakan “administration by public”.
Fesler (1980), misalnya, mengemukakan bahwa “the administration of govermental
affairs”. Administrasi Publik menyangkut penyusunan dan pelaksanaan kebijaksanaan yang
dilakukan oleh birokrasi dalam skala besar, dan untuk kepentingan publik.
Presepsi tentang Administrasi Publik sangatlah bervariasi. Variasi ini dapat dilihat
dari pendapat-pendapat yang dikutip oleh Stillman II (1990) sebagai berikut :
1. Menurut Dimock, Dimock, & Fox, Administrasi merupakan produk barang-barang dan
jasa yang direncanakan untuk melayani kebutuhan masyarakat ekonomi, atau serupa
dengan business tetapi khusus dalam menghasilkan barang dan pelayanan publik.
2. Barton & Chapple melihat asministrasi pblik sebagai “the work of goverment” atau
pekerjaan yang dilakukan pemerintah.
3. Nigro & Nigro mnegemukakan bahwa administrasi publik adalah usaha kerjasama
kelompok dalam suatu lingkungan publik, yang mencangkup ketiga cabang yaitu
yudikatif, legislatif dan eksekutif; mempunyai suatu peranan penting dalam
memformulasikan kebijakan publik sehingga menjadi bagian dari proses politik; sangat
berbeda dengan cara-cara yang ditempuh oleh administrasi swasta, dan berkaitan erat
dengan beberapa kelompok swastadan individu dalam pemberian pelayanan kepada
masyarakat.
2. Sejarah perkembangan Administrasi publik
Perkembangan ilmu Adminnistrasi Publik saat ini cukup pesat, dan perkembangannya
tidak bisa digolongkan berkembang sendirian, melainkan sangat tergantung ilmu-ilmu lain
yang berkaitan. Seperti yang dikatakan oleh George Fedrickson (1980) yang mengutip
pendapat Leonald D.White bahwa ilmu Administrasi Publik ini belum bisa dikatakan efektif
kalau tidak dikawinkan dengan ilmu pemerintahan (politik). Dengan demikian, ciri ilmu ini
sangat diwarnai oleh ciri ilmu-ilmu lain, dan yang paling dekat dengan ilmu ini adalah ilmu
pemerintahan atau ilmu politik. Sementara ilmu-ilmu lain seperti tata negara, sosiologi, dan
psikologi yang mempunyai ciri-ciri tersendiri berpengaruh pula terhadap eksistensi ilmu
administrasi Negara. Perkembangan teknologi juga banyak mempengaruhi ilmu Administrasi
Negara.
Ketika Woodrow Wilson dari Amerika Serikat melalui tulisannya yang berjudul “The
Study of Administration” (1887) pada jurnal Political Science Quarterly maka pada saat itu
administrasi publik mulai berkembang sampai ke seantero dunia, termasuk ke Indonesia.
Sejak dekade 1990an, administrasi publik telah berkembang pesat dibandingkan zamannya
Wilson. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan ilmu administrasi publik begitu masif
terjadi di negara asalnya Amerika Serikat dan negara-negara lainnya seperti Inggris, Kanada,
Australia dan Selandia Baru. Sedangkan di negara-negara berkembang seperti Indonesia,
dinamika administrasi publik tidak begitu masif karena masih kuatnya kontrol politik,
birokrasi dan budaya. Konsep dan paradigma administrasi publik yang berkembang di
Indonesia diimpor dari luar. Teori tentang kebijakan publik, teori manajemen publik dan teori
governance adalah teori yang lahir di Barat, yang kemudian diadopsi oleh kalangan
akademisi dan praktisi di Indonesia. Kebanyakan buku-buku tentang teori administrasi negara
yang ditulis oleh orang Indonesia dan beredar di Indonesia merupakan buku-buku yang
mencuplik teori-teori administrasi publik dari luar dengan sedikit modifikasi (threatment) dan
tambahan di sana-sini dengan kasus Indonesia. Keilmuwan administrasi publik di Indonesia
berlangsung dalam kondisi yang dinamis sudah terasa sejak terjadinya reformasi politik di
Indonesia yang ditandai dengan lengsernya Orde Baru tahun 1998 hingga saat ini.
3. Kebijakan Publik
Ciri-Ciri Kebijakan Publik
Untuk mengetahui bahwa ini kebijakan yang sifatnya publik, anda dapat mengacu
karakteristik atau ciri-ciri kebijakan publik seperti dibawah ini..
 Kebijakan Publik merupakan arahan tindakan dari seseorang, kelompok ataupun
pemerintah
 Kebijakan Publik dilakukan oleh seorang aktor
 Kebijakan Publik adalah sesuatu yang dikerjakan atau tidak dikerjakan pemerintah
 Kebijakn Publik adalah bentuk konkret negara dengan rakyatnya
 Kebijakan Publik merupakan serangkaian instruksi/memerintah contohnya Undang
Undang
Sedangkan menurut Solichin Abdul Wahab, bahwa ciri-ciri kebijakan publik adalah sebagai
berikut.
1. Kebijakan publik bertujuan pada perilaku atau tindakan yang direncanakan
2. Kebijakan publik terdiri dari tindakan-tindakan yang saling berkaitan dan mengarah ke
tujuan tertentu yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintah.
3. Kebijakan publik berkaitan yang dilakukan pemerintah di bidang-bidang tertentu, dan
disetiap kebijakan diikuti dengan tindakan-tindakan konkrit
4. Kebijakan publik berbentuk positif dan negatif, dalam positif kebijakan mencakup
tindakan pemerintah untuk mempengaruhi suatu masalah sedangkan berbentuk negatif,
kebijakan pejabat-pejabat pemerintah untuk tidak bertindak atau tidak melakukan
masalah-masalah apapun yang mana hal tersebut menjadi tugas pemerintah.

Tujuan Kebijakan Publik


Setiap kebijakan yang dikeluarkan atau ditetapkan oleh pemerintah pasti memiliki tujuan.
Tujuan pembuatan kebijakan publik pada dasarnya adalah untuk :
 Mewujudkan ketertiban dalam masyarakat
 Melindungi hak-hak masyarakat
 Mewujudkan ketentraman dan kedaimaian dalam masyarakat
 Mewujudkan kesejahteraan masyarakatat
4. Teori Birokrasi
Birokrasi berhubungan dengan organisasi masyarakat yang disusun secara ideal.
Birokrasi dicapai melalui formalisasi aturan, struktur, dan proses di dalam organisasi. Para
teoritikus klasik seperti Fayol (1949), Taylor (1911), dan Weber (1948), selama bertahun-
tahun telah mendukung model birokrasi guna meningkatkan efektivitas administrasi
organisasi. Max Weber adalah sosok yang dikenal sebagai bapak birokrasi. Menurut Weber
(1948), organisasi birokrasi yang ideal menyertakan delapan karakteristik struktural.
Pertama, aturan-aturan yang disahkan, regulasi, dan prosedur yang distandarkan dan
arah tindakan anggota organisasi dalam pencapaian tugas organisasi. Weber menggambarkan
pengembangan rangkaian kaidah dan panduan spesifik untuk merencanakan tugas dan
aktivitas organisasi.
Kedua, spesialisasi peran anggota organisasi memberikan peluang kepada divisi
pekerja untuk menyederhanakan aktivitas pekerja dalam menyelesaikan tugas yang rumit.
Dengan memecah tugas-tugas yang rumit ke dalam aktivitas khusus tersebut, maka
produktivitas pekerja dapat ditingkatkan.
Ketiga, hirarki otoritas organisasi formal dan legitimasi peran kekuasaan anggota
organisasi didasarkan pada keahlian pemegang jabatan secara individu, membantu
mengarahkan hubungan intra personal di antara anggota organisasi guna menyelesaikan
tugas-tugas organisasi.
Keempat, pekerjaan personil berkualitas didasarkan pada kemampuan tehnik yang
mereka miliki dan kemampuan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka.
Para manajer harus mengevaluasi persyaratan pelamar kerja secara logis, dan individu yang
berkualitas dapat diberikan kesempatan untuk melakukan tugasnya demi perusahaan.
Kelima, mampu tukar personil dalam peran organisasi yang bertanggung jawab
memungkinkan aktivitas organisasi dapat diselesaikan oleh individu yang berbeda. Mampu
tukar ini menekankan pentingnya tugas organisasi yang relatif untuk dibandingkan dengan
anggota organisasi tertentu yang melaksanakan tugasnya-tugasnya.
Keenam, impersonality dan profesionalisme dalam hubungan intra personil di antara
anggota organisasi mengarahkan individu ke dalam kinerja tugas organisasi. Menurut
prinsipnya, anggota organisasi harus berkonsentrasi pada tujuan organisasi dan
mengutamakan tujuan dan kebutuhan sendiri. Sekali lagi, ini menekankan prioritas yang
tinggi dari tugas-tugas organisasi di dalam perbandingannya dengan prioritas yang rendah
dari anggota organisasi individu.
Ketujuh, uraian tugas yang terperinci harus diberikan kepada semua anggota
organisasi sebagai garis besar tugas formal dan tanggung jawab kerjanya. Pekerja harus
mempunyai pemahaman yang jelas tentang keinginan perusahaan dari kinerja yang mereka
lakukan.
Kedelapan, rasionalitas dan predictability dalam aktivitas organisasi dan pencapaian
tujuan organisasi membantu meningkatkan stabilitas perusahaan. Menurut prinsip dasarnya,
organisasi harus dijalankan dengan kaidah dan panduan pemangkasan yang logis dan bisa
diprediksikan.
5. Manajemen Publik
Secara mendasar dapat diartikan, manajemen publik merupakan penelitian
interdisipliner aspek generik organisasi. Merupakan perpaduan dari perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian fungsi manajemen dengan manajemen sumber daya
manusia, keuangan, informasi fisik, dan sumber daya politik.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa manajemen publik merupakan sebuah kinerja
kompleks dari aktornya yaitu pemerintah dan seluruh pegawainya untuk melayani publik
dengan sebaik-baiknya dan publik merasa terpenuhi semua keinginannya dengan baguya
kinerja atau pengaturan dari dalam organisasi publik itu sendiri. Pengaturannya yang
bukanlah murni untuk sekedar mencapai profit organisasi melainkan melayani konsumen
yang berupa masyarakat sehingga harus memperhatikan manajemen semua aspek yang
menjadi penunjang kinerja organisasi.

Dasar pemikiran
 Administrasi negara muncul dalam masyarakat terorganisir dan mempunyai sistem
pemerintahan.
 Semua kegiatan untuk mencapai tujuan didasarkan perhitungan daya guna dan hasil guna
yang setinggi-tingginya
 Tujuan yang dicapai adaalah terpenuhinya kebutuhan publik/barang publik bagi
masyarakat dalam segala aspek kehidupan.
 Sejak abad 19 administrasi mulai dikembangkan perlunya dipelajari secara sistematis
untuk melahirkan pengetahuan obyektif tentang azas, pedoman, prinsip untuk mencapai
tujuan efektif dan efisien yaitu melalui manajemen publik
 Perkembangan kedepan perlu pemikiran menghadapi perubahan yang menuntut sikap dan
perilaku birokrasi yang sesuai tuntutan masyarakat yang terus berkembang.

Sejarah perkembangan
 Old public administration
 New public management (NPM)
 New public service (NPS)
6. Teori Kepimpinan
Kepemimpinan muncul bersamaan dengan peradaban manusia sejak zaman dahulu
dimana orang-orang berkumpul bersama dan bekerja bersama untuk mempertahankan
eksistensi hidupnya. Sejak itulah terjadinya kerjasama antar manusia di dunia dan
munculnya unsur kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi
perilaku yang menjadi panutan interaksi antar pemimpin dan pengikut serta pencapaian
tujuan yang lebih riil dan komitmen bersama dalam pencapaian tujuan dan perubahan
terhadap budaya organisasi yang lebih maju. Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai
kemampuan untuk memperoleh konsensus anggota organisasi untuk melakukan tugas
manajemen agar tujuan organisasi tercapai.
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan
sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Menurut Stoner, (1998)
semakin banyak jumlah sumber kekuasaan yang tersedia bagi pemimpin, akan semakin besar
potensi kepemimpinan yang efektif.

TEORI KEPEMIMPINAN
Saat ini masih banyak penelitian dan diskusi yang dilakukan untuk mencari
penjelasan atas esensi dari kepemimpinan. Awalnya, teori-teori kepemimpinan berfokus pada
kualitas apa yang membedakan antara pemimpin dan pengikut.

1. Great Man Theory


Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar (great leader) dilahirkan, bukan dibuat
(leader are born, not made).

2. Teori Sifat
Teori sifat kepemimpinan membedakan pada pemimpin dari mereka yang bukan
pemimpin dengan cara berfokus pada berbagai sifat dan karakteristik pribadi masing-masing.
7. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang
publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan
oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara
atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penyelenggara
Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau pelayanan
umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat,
adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta,
seperti misalnya rumah sakit swasta, PTS, perusahaan pengangkutan milik swasta.
 Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik.
Yang dapat dibedakan lagi menjadi :
 Yang bersifat primer dan,adalah semua penyediaan barang/jasa publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan satu-
satunya penyelenggara dan pengguna/klien mau tidak mau harus memanfaatkannya.
Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan penjara dan pelayanan
perizinan.
 Yang bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya pengguna/klien tidak harus
mempergunakannya karena adanya beberapa penyelenggara pelayanan.

Karakteristik
Ada lima karakteristik yang dapat dipakai untuk membedakan ketiga jenis
penyelenggaraan pelayanan publik tersebut, yaitu:
1. Adaptabilitas layanan. Ini berarti derajat perubahan layanan sesuai dengan tuntutan
perubahan yang diminta oleh pengguna.
2. Posisi tawar pengguna/klien. Semakin tinggi posisi tawar pengguna/klien, maka akan
semakin tinggi pula peluang pengguna untuk meminta pelayanan yang lebih baik.
3. Type pasar. Karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggara pelayanan yang
ada, dan hubungannya dengan pengguna/klien.
4. Locus kontrol. Karakteristik ini menjelaskan siapa yang memegang kontrol atas
transaksi, apakah pengguna ataukah penyelenggara pelayanan.
5. Sifat pelayanan. Hal ini menunjukkan kepentingan pengguna atau penyelenggara
pelayanan yang lebih dominan.
8. Kinerja
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa indonesia dari kata dasar "kerja" yang
menerjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja.
Kinerja dalam organisasi ,merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan
kecuali sudah sangat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak
mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi
menghadapi krisis yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan
mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja


Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang
memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:
a. Kemampuan mereka,
b. Motivasi,
c. Dukungan yang diterima,
d. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan
e. Hubungan mereka dengan organisasi.

Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan


kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu
aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh
dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. menurut Mangkunegara (2000)
menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja antara lain :
a. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu
pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya.
b. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja.
9. Etika Administrasi publik
Etika administrasi publik pertama kali muncul pada masa klasik. Hal ini disebabkan
karena teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick) kurang memberi
tempat pada pilihan moral (etika). Pada teori klasik kebutuhan moral administrator hanyalah
merupakan keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. Dengan diskresi
yang dimiliki, administrator publik pun tidak hanya harus efisien, tapi juga harus dapat
mendefinisikan kepentingan publik, barang publik dan menentukan pilihan-pilihan kebijakan
atau tindakan secara bertanggungjawab.
Dalam Ensiklopedi Indonesia, etika disebut sebagai “Ilmu tentang kesusilaan
yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam masyarakat; apa yang baik dan
apa yang buruk”. Sedangkan secara etimologis, Etika berasal dari kata ethos (bahasa
Yunani) yang berarti kebiasaan atau watak. Etika menurut bahasa Sansekerta lebih
berorientasi kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Etika
menurut Bertens dalam (Pasolong, 2007:190) adalah kebiasaan, adat atau akhlak dan watak.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah etika selalu berhubungan
dengan kebiasaan atau watak manusia (sebagai individu atau dalam kedudukan tertentu),
baik kebiasaan atau watak yang baik maupun kebiasaan atau watak buruk. Watak baik yang
termanifestasikan dalam kelakuan baik, sering dikatakan sebagai sesuatu yang patut atau
sepatutnya. Sedangkan watak buruk yang termanifestasikan dalam kelakuan buruk,
sering dikatakan sebagai sesuatu yang tidak patut patut atau tidak sepatutnya.
Dalam lingkup pelayanan publik, etika administrasi publik (Pasolong, 2007 :193)
diartikan sebagai filsafat dan professional standar (kode etik) atau right rules of conduct
(aturan berperilaku yang benar) yang sehatursnya dipatuhi oleh pemberi pelayanan publik
atau administrasi publik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa etika administrasi
publik adalah aturan atau standar pengelolaan, arahan moral bagi anggota organisasi atau
pekerjaan manajemen ; aturan atau standar pengelolaan yang merupakan arahan moral bagi
administrator publik dalam melaksanakan tugasnya melayani masyarakat. Aturan atau standar
dalam etika administrasi negara tersebut terkait dengan kepegawaian, perbekalan, keuangan,
ketatausahaan, dan hubungan masyarakat.
10. Pembangunan Birokrasi
Birokrasi merupakan mesin pembangunan yang memainkan peranan vital, strategik,
dan kritikal. Bahkan, sebaik apa pun program pembangunan yang telah ditetapkan
pemerintah, tanpa didukung oleh birokrasi yang kapabel, memiliki kultur yang baik dan
adaptif terhadap perubahan, akan stagnan.
Ada beberapa pandangan para ahli yang perlu dikemukakan dalam kaitannya dengan
peranan birokrasi. Friederich Hegel, mengatakan bahwa birokrasi seharusnya melayani
kepentingan umum, karena dalam kenyataannya birokrasi menguntungkan sekelompok
orang/golongan. Birokrasi dapat menjembatani antara negara, yang merefleksikan
kepentingan umum dengan civil society yang terdiri dari berbagai kepentingan khusus dalam
masyarakat. Baron de Grimm, mengatakan adanya sebuah penyakit yang merusak birokrasi
(bureaumania) yang bersifat infinitas, suatu institusi yang melakukan pengaturan terhadap
suatu ketidakterbatasan wewenang dan ruang gerak di suatu negara.

Max Weber memandang birokrasi harus rasional, berdasarkan konsepsi legal rasional,
dengan ciri-ciri sebagai berikut:

– bersifat impersonal, mampu memisahkan antara pribadi dan kepentingan umum.


– Adanya hirarki (penjenjangan, tingkatan) jabatan yang jelas.
– Fungsi-fungsi jabatan ditentukan secara tegas.
– Para pejabat diangkat berdasarkan kontrak.
– Memiliki kualifikasi profesional.
– Memiliki gaji berjenjang menurut kedudukan dan hirarki dan hak pensiun.
– Tunduk pada kontrol yang seragam dan sistem disipliner.
Bekas negara jajahan seperti Indonesia, menggunakan warisan kolonial Belanda, birokrasi
modern ala kolonial, menggunakan model indirect rule dengan menggunakan pangeh praja
(unsur kerajaan). Birokrasi juga mengawasi, mengontrol dan mematai-matai masyarakat yang
bersifat politik. Hal inilah pada jaman Orde baru disebut dengan political security approach.
Disamping itu dalam kerangka legal rasional Weber kita administrasi publik birokrasi melalui
karakteristik birokrasi sebagai berikut; (1) spesialisasi, peran administrasi dalam diferensiasi
yang tinggi. (2) rekriutmen berdasarkan pada pengembangan dan kompetensi. (3)
penempatan, transfer dan promosi berdasarkan kriteria yang universal. (4) administrasi
pengambilan keputusan yang rasional yang ditentukan oleh hirarki, pertanggung jawaban dan
disiplin yang tinggi.
11. Reformasi Birokrasi Publik
Di indonesia, masalah birokrasi sudah mulai ada sejak zaman kolonial, orde lama
hingga orde baru. Hingga saat ini permasalahan birokrasi seperti budaya KKN yang dianggap
wajar, pelayanan publik buruk, rendahnya sumber daya aparatur, mental birokrat yang feodal
dan paternalistik kepada penguasa tidak bisa lepas dari dampak rezim Soeharto yang
menginginkan kekuasaan.
Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai good
governance dan melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi),
ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur. Melalui reformasi birokrasi, dilakukan
penataan terhadap sistem penyelangggaraan pemerintah dimana uang tidak hanya efektif dan
efisien, tetapi juga reformasi birokrasi menjadi tulang punggung dalam perubahan kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Tujuan reformasi birokrasi adalah untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang
profesional dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN,
mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar
dan kode etik aparatur negara.

Adapun visi reformasi birokrasi yang tercantum dalam lembaran Reformasi Birokrasi
Indonesia adalah “terwujudnya pemerintahan kelas dunia”. Visi tersebut menjadi acuan
dalam mewujudkan pemerintahan kelas dunia, yaitu pemerintahan yang profesional dan
berintegritas tinggi yang mampu menyelenggarakan pelayanan prima kepada masyarakat dan
manajemen pemerintahan yang demokratis agar mampu menghadapi tantangan pada abad ke
21 melalui tata pemerintahan yang baik pada tahun 2025.
12. Isu-isu Kontemporer dalam Administrasi Publik
Administrasi Negara adalah suatu bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen
penting kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif serta
hal- hal yang berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan publik, manajemen publik,
administrasi pembangunan, tujuan negara, dan etika yang mengatur penyelenggara negara.
Secara sederhana, administrasi publik adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
pengelolaan suatu organisasi publik. Kajian ini termasuk mengenai birokrasi; penyusunan,
pengimplementasian, dan pengevaluasian kebijakan publik; administrasi pembangunan;
kepemerintahan daerah; dan good governance.
Globalisasi adalah sebuah era global/modern dimana dunia ini terasa seperti sebuah
kampung kecil. Interaksi antar negara, peradaban dan budaya semakin mudah dilakukan.
Proses saling mempengaruhi antar satu budaya dengan budaya yang lain semakin intens dan
dengan proses yang cepat, baik budaya itu bersifat positif atau pun negatif. Sehingga pada
akhirnya globalisasi menjadi alat untuk saling mempengaruhi antara peradaban, budaya,
ideologi bahkan agama. Proses saling mempengaruhi tersebut menjadikan suatu peradaban,
budaya dan agama terkontaminasi dengan unsur-unsur yang lain. Dengan senjata yang
bernama media, sebuah ideologi atau budaya bisa memasuki wilayah ideologi dan budaya
lain. Hal ini menimbulkan kegoncangan bagi ideologi dan budaya lain itu yang tidak sesuai
karateristik sosial kulturalnya. Karena itu, era globalisasi adalah sebuah era bebas hambatan
yang menghajatkan persaingan satu sama lain.
Sebagai contoh, masyarakat Indonesia mengalami kegoncangan budaya, tepatnya
dekadensi moral karena kuatnya pengaruh westernisasi melanda bangsa Indonesia. Terutama
kaum remaja yang telah terpengaruh oleh budaya Barat yang serba bebas. Senjata yang
digunakan untuk menyebarkan budayanya adalah media, terutama televisi yang menyajikan
tayangan-tayangan pergaulan bebas. Walhasil, budaya bangsa Indonesia saat ini semakin
mendekati budaya barat. Dari sisi ideologi, ia sudah mulai merangsek masuk ke dalam
ideologi yang lainnya. Ideologi liberalisme dan kapitalisme sudah hampir menguasai negara-
negara di dunia. Sehingga perkonomian dunia saat ini sangat dipengaruhi oleh negara
tertentu. Ideologi-ideologi yang merusak keutuhan agama juga sudah mulai merongrong
agama-agama, bahkan Islam sekali

Anda mungkin juga menyukai