Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

INOVASI MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH YANG


BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KOTA PONTIANAK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Lingkungan

Dosen Dr.Ir.Ahmad Tohardi, MM.

Oleh:
Yudith Youllanda Daraedo (E1012191087)
Meri Lestari (E1012191093)
Fadel Alkutsar (E1012191116)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat,
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kesempatan serta kemudahan untuk
menyelesaikan tugas makalah pelayanan publik ini yang berjudul “INOVASI MANAJEMEN
PENGELOLAAN SAMPAH YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KOTA
PONTIANAK” yang telah mengajarkan manusia melalui pena, mengajarkan apa-apa saja
yang tidak diketahuinya dengan baik dan lancar, guna memenuhi tugas individu untuk mata
kuliah Manajemen Lingkungan

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu
penulis dalam memberikan berbagai informasi dan memberikan doa dengan tulus. Penulis juga
mendapatkan bimbingan dan saran untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis
sampaikan Dr.Ir. Ahmad Tohardi, MM. selaku dosen mata kuliah Manajemen Lingkungan.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan. Baik
dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis
menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki dan
menyempurnakan tugas makalah manajemen lingkungan ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tugas makalah pelayanan ublic tentang
“INOVASI MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH YANG BERWAWASAN
LINGKUNGAN DI KOTA PONTIANAK”dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
bagi pembaca dan dapat membantu kita disegala semua aspek kehidupan.

Pontianak, 3 Juni 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................ 3
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................... 5
1.3 TUJUAN ................................................................................................................... 5
1.4 KEGUNAAN............................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
2.1 PENGERTIAN SAMPAH ....................................................................................... 6
2.2 JENIS DAN SUMBER SAMPAH ........................................................................... 6
2.3 SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH ................................................................... 7
2.4 TEMPAT PEMBUANGAN SEMENTARA (TPS) .............................................. 8
2.5 TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPAS) ..................................... 9
2.6 INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH ................................................................. 9
2.7 MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA PONTIANAK .......... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11
3.1 KESIMPULAN ....................................................................................................... 11
3.2 SARAN .................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengelolaan sampah di kota-kota di Indonesia sampai saat ini belum mencapai hasil
yang optimal. Berbagai kendala masih dihadapi dalam melaksanakan pengelolaan sampah
tersebut baik kendala ekonomi, sosial budaya maupun penerapan teknologi (Nuryani,
2003). Permasalahan pengelolaan persampahan menjadi sangat serius di perkotaan akibat
kompleksnya permasalahan yang dihadapi dan kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga
pengelolaan persampahan sering diprioritaskan penanganannya di daerah perkotaan
(Moersid, 2004).
Menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah
adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi
padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang
dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan. Meningkatnya daya beli
masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya
usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan
kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan (Nuraini
Anggi, 2018).
Permasalahan dalam pengelolaan sampah yang sering terjadi antara lain perilaku dan
pola hidup masyarakat masih cenderung mengarah pada peningkatan laju timbulan sampah
yang sangat membebani pengelola kebersihan, keterbatasan sumber daya, anggaran,
kendaraan personil sehingga pengelola kebersihan belum mampu melayani seluruh sampah
yang dihasilkan. Sampah dapat menimbulkan permasalahan yang cukup serius bila tidak
ditangani dengan tepat, karena dapat merusak keseimbangan lingkungan dan mencemari
ekosistem tanah, air, dan udara (Wibowo, 2011).
Pelayanan pengelolaan sampah adalah pelayanan publik dengan bertujuan untuk
melayani masyarakat dalam pengelolaan sampah. Dalam pelayanan pengelolaan sampah
sangat dibutuhkan kinerja atau performance yang baik sehingga pengelolaan sampah dapat
berjalan efektif dan efisien serta dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat. Namun
demikian, seringkali terjadi penanganan sampah menjadi tidak efektif akibat keterbatasan

3
Pemerintah baik dalam pembiayaan, jumlah personil maupun sarana prasarana yang
tersedia (Hartanto, 2006).
Demi mewujudkan kota yang bersih perlu penanganan persampahan mulai dari
penyapuan dan pengumpulan sampah, pengangkutan sampah dari Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Kemudian sampah yang telah
diangkut ke TPA tidak hanya dibuang dan didiamkan begitu saja melainkan harus dikelola
sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan (Wibowo, 2011).
Daerah Perkotaan sebagai pusat aktivitas telah berkembang dengan pesat dan berperan
sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, kebudayaan, pariwisata, transportasi maupun
industri. Perkembangan dunia industri dan pertambahan jumlah penduduk yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun meningkatnya sampah industri dan sampah domestik yang
dihasilkan oleh penduduk sehingga semakin membebani tanah, udara dan sungai yang
mengalir dalam wilayah perkotaan. Akibat pertambahan jumlah penduduk yang setiap
tahunnya mengalami peningkatan, jarang sekali dalam suatu wilayah kota di temukan ruang
terbuka yang dapat digunakan untuk daerah pemukiman yang layak.

Ini disebabkan karena ruang terbuka tersebut berubah fungsi menjadi tempat
pembuangan berbagai macam sampah dari hasil aktivitas manusia,berupa sampah dari
kegiatan rumah tangga, perkantoran, lembaga (instansi), pasar, terminal, restoran serta
industri. Secara garis besar, sampah perkotaan berasal dari pencemaran yang disebabkan
oleh industri dan sektor domestik yang menghasilkan limbah domestik (sampah domestik).
Sampah domestik ini terdiri dari sampah organik dan sampah non organik. Sampah
organik berasal dari mahluk hidup yang dapat terdegradasi sedangkan sampah non organik
yang tidak dapat terdegradasi misalnya: plastik, kaleng, kaca, dan lain-lain. Selain sampah
organik dan sampah non organik terdapat juga sampah berbahaya, contohnya: jarum suntik,
baterai, dan lain-lain. Sementara sampah industri terdiri dari emisi dari proses pembakaran,
limbah cair (sampah cair), limbah padat (sampah padat).
Dalam mengatasi permasalahan sampah di Kota Pontianak, perlu ada strategi
pengelolaan yang berkesinambungan dan tidak mencemari lingkungan sehingga
pengelolaan sampah terkelola dengan tepat dan berwasawan lingkungan. Saat ini Kota
Pontianak bekerjasama dengan masyarakat menciptakan inovasi dalam pengelolaan
sampah berbasis aplikasi dengan memanfaatkan teknologi informasi yang mutakhir dalam
mengelola sampah. Dengan adanya inovasi tersebut diharapkan mampu mengatasi
permasalahan sampah di Kota Pontianak.

4
ANGKUT'S atau singkatan dari Angkut Sampah hadir sebagai solusi atas permasalah
tersebut. Hafiz, pemuda Pontianak sang penggagas program mengungkapkan, ANGKUT'S
merupakan sebuah start up sociopreneur berbasis teknologi yang menyediakan solusi
masalah sampah di Kota Pontianak dengan metode "dipilah, di ANGKUT'S,
dimanfaatkan". "ANGKUT'S juga mengedukasi penduduk kota untuk menjadi bagian dari
solusi masalah sampah dengan menjadi warga kota yang smart dalam mengelola sampah.
Beranjak dari permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan kajian tentang
permasalahan sampah dan menuangkannya dalam penelitian yang berjudul “Inovasi
Manajemen Pengelolaan Sampah Yang Berwawasan Lingkungan di Kota Pontianak”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sistem inovasi pengelolaaan sampah di Kota Pontianak ?


2. Bagaimana manajemen pengelolaan sampah di Kota Pontianak ?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui sistem inovasi pengelolaan sampah di Kota Pontianak.


2. Mengetahui bagaimana manajemen pengelolaan sampah di Kota Pontianak.

1.4 KEGUNAAN

1. Sebagai masukan untuk Pemerintah kota Pontianak dalam kegiatan pengelolaan sampah.

2. Sebagai bahan referensi dan bahan perbandingan penelitian tentang pengelolaan sampah.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SAMPAH
Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang berwujud padat
(baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak
terurai) dan dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga di buang ke lingkungan
(Triatmodjo, 2012). Kodoatie (2003:312) mendefinisikan sampah adalah limbah atau
buangan yang bersifat padat, setengah padat yang merupakan hasil sampingan dari
kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.
Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan (refuse) sebenarnya hanya sebagian dari
benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau
harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak menganggu kelangsungan hidup.
Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau
pemakai semula (Tandjung, 1982 dalam Suprihatin, 1999). Pemerintah bertanggung
jawab dalam pengumpulan ulang dan penbuangan sampah dari pemukiman secara
memadai. Namun karena terdapat hal lain yang harus diprioritaskan dalam
pembangunan di daerah serta kurangnya dana penunjang untuk operasionalisasi
pengelolaan persampahan, menjadikan pada beberapa daerah kegiatan pengelolaan
sampah ini tidak seperti yang diharapkan.

2.2 JENIS DAN SUMBER SAMPAH


Jenis dan sumber sampah menurut Widyatmoko (2002:2), dapat dikelompokan
menjadi:
1. Sampah rumah tangga, terdiri dari:
a. Sampah basah yaitu sampah yang terdiri bahan-bahan rganic yang
mudah membusuk yang sebagaian besar adalah sisa makanan, potongan
hewan, sayuran dan lain-lain.
b. Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari logam seperti besi, kaleng
bekas dan sampah kering yang non logam misalnya kertas, kayu, kaca,
keramik, batu-batuan dan sisa kain.
c. Sampah lembut, misalnya sampah debu yang berasal dari penyapuan
lantai, penggergajian kayu dan abu dari sisa pembakaran kayu.
d. Sampah besar yaitu sampah yang terdiri dari buangan ruamah tangga yang
besar-besar seperti meja, kursi dan lain-lain.
6
2. Sampah komersial, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti
pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan dan lain-lain.
3. Sampah bangunan, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan
termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti semen,
kayu,batubata dan sebagainya.
4. Sampah Fasilitas umum, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan pembersihan
dan penyapuan jalan, trotoar, taman, lapangan, tempat rekreasi dan fasilitas
umum lainnya.

2.3 SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

Pengelolaan sampah ialah usaha mengatur atau mengelola sampah dari proses
pengumpulan, pemisahan, pemindahan sampai pengolahan dan pembuangan akhir
(Cipta Karya, 1993). Pengelolaan sampah terdiri dari 2 jenis yaitu pengelolaan setempat
(individu) dan pengelolaan terpusat untuk lingkungan atau perkotaan. Menurut
Kodoatie (2003:217), Sistem pengelolaan sampah perkotaan pada dasarnya dilihat dari
komponen-komponen yang saling mendukung satu dengan yang lain saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan yaitu kota yang bersih sehat dan teratur. Komponen tersebut
adalah:

1. Aspek teknik operasional (teknik)

2. Aspek kelembagaan (institusi)

3. Aspek pembiayaan (finansial)

4. Aspek hukum dan pengaturan (hukum)

5. Aspek peran serta masyarakat.

Karena sistem pengelolaan limbah padat perkotaan harus utuh dan tidak terpotong
rantai ekosistemnya maka diperlukan tindakan terkoordinatif, sinkronisasi dan
simplikasi. Untuk peningkatan penanganan persampahan banyak hal yang harus
ditinjau diantaranya operasional pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir

7
serta peralatan yang digunakan. Disamping itu yang sangat berperan adalah aspek
organisasi dan manajemen di dalam pengelolaannya.

2.4 TEMPAT PEMBUANGAN SEMENTARA (TPS)

Menurut UU No 18 Tahun 2008 tempat penampungan sementara memiliki


pengertian tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan
dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu. Prasarana yang ada pada setiap TPS
dibagi menjadi 3 tipe. Berdasarkan SNI No 3242:2008 prasarana TPS adalah sebagai
berikut:
1. TPS Tipe 1
Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang
dilengkapi dengan:
a. Ruang pemilahan

b. Gudang

c. Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan container

d. Luas Lahan 10-50m2

2. TPS Tipe 2
Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang
dilengkapi dengan:
a. Ruang pemilahan (10m2)

b. Pengomposan sampah organik (200m2)

c. Gudang (50m2)

d. Tempat pemindah sampah yang dilengkapi dengan landasan container (60m2)

e. Luas lahan 60-200m2

3. TPS Tipe 3
Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang
dilengkapi dengan:

a. Ruang pemilahan (30m2)

8
b. Pengomposan sampah organik (800m2)

c. Gudang (100m2)

d. Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan container


(60m2)

e. Luas lahan >200m2

2.5 TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPAS)

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap
terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan,
pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat
dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang
benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik (Miftakhurrohman, 2016).

Di lokasi pemrosesan akhir tidak hanya ada proses penimbunan sampah, tetapi juga
wajib terdapat 4 (empat) aktivitas utama penanganan sampah di lokasi TPA, yaitu
(Litbang PU, 2009):

1. Pemilahan sampah
2. Daur ulang sampah non-hayati (an-organik)
3. Pengomposan sampah hayati (organik)
4. Pengurugan/penimbunan sampah residu dari proses di atas di lokasi pengurangan
atau penimbunan (landfill).

2.6 INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH


ANGKUTS atau singkatan dari angkut sampah hadir sebagai solusi atas
permasalahan tersebut. Hafiz, pemuda Pontianak sang penggagas program
mengungkapkan, ANGKUTS merupakan sebuah start up sociopreneur berbasis
teknologi yang menyediakan solusi masalah sampah di Kota Pontianak dengan metode
“dipilah, di Angkuts, dimanfaatkan.” Hafiz juga menuturkan “ANGKUTS juga
mengedukasi penduduk kota untuk menjadi bagian dari solusi masalah sampah dengan
menjadi warga kota yang smart dalam mengelola sampah.” Pernyataan tersebut

9
disampaikan Hafiz seusai apel hari Peduli Sampah Nasional, Launching Gerakan
Pungut Sampah dan Deklarasi Stop Buang Sampah Sembarangan di halaman Masjid
Raya Mujahidin Pontianak, Minggu. Hafiz menegaskan, ANGKUTS merupakan solusi
pintar untuk menangani masalah sampah di kota yang menjalankan program “smart
city” seperti Pontianak. “ANGKUTS” membantu memecahkan masalah sampah
dengan mengubah smapah dari ‘dibuang’ menjadi ‘sumber daya’ yang dimanfaatkan
dan mendatangkan keuntungan melalui kerja sama seluruh warga Pontianak.”
Ungkapnya.
Tujuan ANGKUTS selain ingin menjadi solusi masalah sampah, juga
mendorong pertumbuhan ekonomi kota melalui kegiatan bisnis dan osial yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. “ANGKUTS dengan pendekatan teknologi
mencoba membantu masyarakat di Pontianak untuk memilah sampah agar sampah bisa
dimanfaatkan terpisah,” katanya. Melalui smartphone, warga dapat menghubungi tim
ANGKUTS. Tim akan datang untuk mengumpulkan sampah seperti botol plastik, gelas
air mineral, kertas HVS, koran dan kaleng alumunium untuk dibeli pihak ANGKUTS
dan diolah.

2.7 MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA PONTIANAK


Sampah merupakan suatu materi yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak di
senangi, atau suatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia. Pengelolaan
sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif terhadap kesehatan
(Mukono, 2000:25). Setiap hari kita tidak dapat lepas dari sampah, karena
kita membuangnya baik di rumah atau di kantor, industri dan dimanapun kita berada
sehingga akan menimbulkan pencemaran tanah, air, dan udara. Sampah menjadi masa
lah yang hamper dihadapi setiap kota yang ada di dunia tidak terkecuali kota diIndone
sia termasuk Kota Pontianak sendiri. Begitu kompleksnya permasalahan sampah, maka
dibutuhkan manajemen terpadu pengelolaan sampah. Manajemen dalam
pengelolaan sampah dapat ditinjau dari dua aspek diantaranya aspek teknis operasiona
l dan aspek non teknis. Aspek teknis operasional dilihat dari pewadahan, pengumpula
n,pemindahan, pengangkutan,pen olahan pendaurulangan dan pembuangan akhir
sampah. Sementara dari aspek non teknis dapat dilihat dari organisasi/kelembagaan,
peraturan/produk hukum, penbiayaan dan partisipasi masyarakat.

10
Manajemen pengelolaan sampah di Kota Pontianak pada prinsipnya telah
berusaha untuk melaksanakan pengelolaan sampah sesuai dengan aspek teknis dan non
teknis seperti yang diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 dimana
setiap daerah wajib melaksanakan pengelolaan sampah sesuai dengan standar dan
aturan yang telah di tuangkan dalam produk hukum perundang-undangan tersebut
Untuk pengelolaan sampah spesifik semacam sampah yang tergolong B3 (bahan
berbahaya dan beracun) dan sampah medis yang bersifat infektius mengenai
pengelolaanya telah diatur dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dan Peraturan Pemerintah
Nomor 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan penulis simpulkan Manajemen
pengelolaan sampah Kota Pontianak dilihat dari aspek teknis operasional dan aspek
non teknis. Aspek teknis operasional manajemen pengelolaan sampah Kota
Pontianak masih menggunakan model pengelolaan paradigma lama pengelolaan
sampah Kota Pontianak masih menggunakan model pengelolaan paradigma lama.
Proses pengelolaan sampah dimulai dari pewadahan sampah-sampah dari sumber-
sumber sampah yang tersebar di Lingkungan Kota Pontianak. Selanjutnya
Selanjutnya sampah dikumpulkan oleh petugas kebersihan dan dipindahkan dari
tempat pemungutan sampah sementara kemudian dilakukan pengangkutan ke tempat
pembuangan akhir (TPA). Harusnya model pengelolaan manajemen pengelolaan
sampah harus sesuai dengan yang di amanatkan dalam UU Nomor 18 tahun 2008.
Aspek non teknis manajamen pengelolaan sampah masih belum optimal hal ini belum
terlaksananya Penerapan teknologi yang tepat guna Peran serta masyarakat dalam
pengelolaan sampah masih belum optimalnya keuntungan dalam pengelolaan
sampah, Optimalisasi TPA sampah yang merusak lingkungan baik air dan udara dan
Sistem kelembagaan pengelolaan sampah yang belum terintegrasi sehingga
pengelolaan sampah di Kota Pontianak belum sepenuh berwawasan lingkungan.
ANGKUTS atau singkatan dari angkut sampah merupakan inovasi pengelolaan
sampah yang berbasis aplikasi hadir sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Hafiz,
pemuda Pontianak sang penggagas program mengungkapkan, ANGKUTS
merupakan sebuah start up sociopreneur berbasis teknologi yang menyediakan solusi
masalah sampah di Kota Pontianak dengan metode “dipilah, di Angkuts.

3.2 SARAN
Pemerintah Kota Pontianak perlu melakukan evaluasi terhadap penentuan kebijakan
pengangkutan sampah diantaranya, kebijakan alokasi bahan bakar dengan
mempertimbangkan jarak tempuh armada sehingga pelayanan pengangkutan sampah
dapat lebih optimal. Penelitian selanjutnya:

12
1. Meneliti kebijakan Pemerintah Kota Pontianak mengenai penelitian potensi
retribusi persampahan di Kota Pontianak karena dalam penelitian ini belum
dibahas tentang sumber retribusi dari jumlah rumah yang tidak terlayani oleh
jaringan air bersih PDAM.
2. Meneliti strategi pengangkutan sampah di Kota Pontianak berdasarkan
proyeksi di masa yang akan datang karena dalam penelitian ini belum
dilakukan perhitungan proyeksi.
3. Meneliti kelayakan investasi pngelolaan persampahan khususnya
pengangkutan sampah jika dikelola oleh stakeholder di luar pemerintah

13
DAFTAR PUSTAKA

Dompak, Ul Qadri. 2015. Waste Management Environmental in Batam City. Proceedings Book
Prasetyo, H., Indriani, I., & Widodo, A. (2020). Comparative study on the application of green
accounting based on university social responsibility at Universities in Pontianak. Journal of
IslamicAccounting and Finance Research, 2(2), 185 – 208. doi:http://dx.doi.org/10.21580/jiaf
r.2020.2.2.6316

Alwasilah, A. Chaedar. 2010 Pokoknya Kualitatif : Dasar-dasar Merancang dan Melakukan


Penelitian Kualitatif. Pustaka Jaya. Jakarta
Budihardjo, Eko dan Sudanti Hardjohubojo, 2013. Kota Berwawasan Lingkungan,
Alumni,Bandung.

Sudradjat, 20016. Mengelola Sampah Kota, Penebar Swadaya Cetakan I Jakarta.

Terry, G.R. dan L.W. Rue, 1991. Dasar-Dasar Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta.
Towow, 2003. Pengelolaan Sampah Terpadu Sebagai Salah Satu Upaya Mengatasi Problem
Sampah Di Perkotaan, Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai