Oleh :
Th. 1906
- Stbl No. 591 IGO (daerah
- Stbl 1913/235 Jawa) & IGOB
Stbl 1919/217 (luar Jawa)
• UU NO. 22/1999
• UU NO. 32/2004
• UU No. 6/2014
Perkembangan Desa menurut Dimensi
Peraturan Perundangan-undangan di Indonesia
Ds. Perladangan
Ds. Jasa/
Perdagangan
Tipe Desa Ds. Perkebunan
Ds. Indust.
Sedang
& besar
Ds. Pertam-
Ds. Indus. bangan/gal. C
Kecil
& kerajinan Ds. Peternakan
Desa pada hakekatnya sampai sekarang masih tetap
merupakan kesatuan masyarakat hukum asli, dengan
berlandaskan pada aturan Hukum Adat. Oleh karenanya
pemerintahan desa yang lahir dari sistem hukum yang
berlaku bersifat demokratis sesuai dengan filosofi
terbentuknya desa dan diharapkan pemerintah desa dapat
menjalankan tiga peran utamanya yaitu :
1) sebagai Struktur Perantara;
2) sebagai pelayan masyarakat;
3) sebagai agen pembaharuan.
KEPALA DESA
KEPALA DUSUN
CONTOH : 2
KEPALA DESA
SEKRETARIS DESA
UNSUR STAF
A. Kelebihan
JABATAN POLITIS
II
JABATAN JABATAN
FUNGSIONAL III STRUKTURAL
( ) ( )
IV
PEGAWAI BARU
Gambar 2. Model Pengembangan Karier PNS
Pada Organisasi Struktural
JABATAN POLITIS
II
JABATAN JABATAN
FUNGSIONAL III STRUKTURAL
( ) ( )
IV
PEGAWAI BARU
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
a. BADAN PERWAKILAN DESA DIGANTI NAMANYA menjadi
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA dan melaksanakan
fungsi sebagaimana telah ditetapkan dalam UU 32 Tahun
2004.
b. Badan Permusyawaratan Desa yang ada saat ini tetap
menjalankan tugas sampai habis masa jabatan.
c. Jika Badan Permusyawaratan Desa yang ada saat ini
(yang terpilih berdasarkan UU 22/99 dan PP 76/2001) telah
berakhir masa jabatannya maka Badan Permusyawaratan
Desa yang baru (hasil musyawarah dan mufakat
berdasarkan UU 32/2004) adalah wakil dari penduduk
desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah.
d. Masa jabatan anggota Badan Permusyawaratan Desa
yang baru adalah 6 (enam) tahun dan dapat
diangkat/diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan berikutnya.
e. Badan Permusyawaratan Desa berkedudukan sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan desa.
Badan Permusyawaratan Desa
10. Secara ekonomis, desa dipandang sebagai sumber bahan baku dan
tenaga kerja yg murah.
Masalah Pedesaan
1. Tidak terdukung Infrastruktur yang memadai.
2. Ketidakberdayaan sosial ekonomi masyarakat
pedesaan.
3. Lemahnya SDM perangkat Pemerintahan Desa.
4. Tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang
rendah.
5. Terjadi kesenjangan antara Pedesaan dengan
Perkotaan (70% penduduk berada di pedesaan dan
30% di perkotaan. Perputaran ekonomi, 70% uang
beredar di perkotaan sedangkan 30% perputaran uang
di pedesaan).
Dampak Masalah Pedesaan
1. Terjadi mobilisasi penduduk dari desa ke
kota.
2. Potensi desa tidak tergarap.
3. Desa termajinalkan dan terjadi
pergeseran nilai-nilai.
4. Di perkotaan menimbulkan masalah baru
: kriminalitas, kesenjangan sosial, dll.
STRATEGI PENINGKATAN KINERJA
PEMERINTAH DESA
Hambatan Eksternal :
– Lemahnya koordinasi lintas bidang dalam pengembangan kawasan
perdesaan.
– Masih lemahnya koordinasi antar sektor;
– Dinamika masyarakat yang selalu berubah, termasuk tingginya dinamika
sektor ekonomi.
– Terbatasnya alternatif lapangan kerja berkualitas.
– Lemahnya keterkaitan kegiatan ekonomi baik secara sektoral maupun spasial.
– Timbulnya hambatan (barrier) distribusi dan perdagangan antar daerah.
– Tingginya risiko kerentanan yang dihadapi petani dan pelaku usaha di
perdesaan.
– Meningkatnya konversi lahan pertanian subur dan beririgasi teknis bagi
peruntukan lain.
– Meningkatnya degradasi sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Hambatan Internal :
RPJP Prop.
Kemajuan Kesejahteraan
RPJM Prop Daerah Masyarakat
Prop.
RPJP
Kab/Kota
RUPOD Kesejahteraan
(Rencana Umum
Pengembangan
Masyarakat
Otonomi Desa}
RENCANA UMUM PENGEMBANGAN
OTONOMI DESA
UU No. 32
Tahun 2004
PP No. 72
Tahun 2005
Kebijakan
Pemerintah
KABUPATEN Supra Desa
Kapasitas
KECAMATAN Pemerintahan Rencana
Desa Umum
Pengemban
Rekomenda gan Otonomi Kesejahteraa
Pembangunan Penguatan
DESA Manusia
si Kebijakan Desa
Otonomi n Masyarakat
Peng Oto. Desa Desa
Desa
Keberdayaan
Masyarakat Sasaran,
Arah
Otonomi Desa Kebijakan, dan
Program
KAJIAN ILMIAH
feedback
Tolak Ukur RUPOD
• Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa :
1. Kewenangan 6. Perencanaan
2. Organisasi 7. Pengawasan
3. Personil 8. Perwakilan/BPD
4. Keuangan/Pembiayaan 9. Dokumentasi
5. Perlengkapan
Dari Pola
Dari Pola
1. Fasilitatif
Hirarkhis
Hirarkhis Berubah
2. Koordinatif
&& menjadi 3. Kerjasama
Subordinatif
Subordinatif 4. Pembinaan & Pengawasan
Pemerintah
Supra Desa
Tanggung Jawab
Kepala Desa
Keterangan
Pertanggungjawaban
Masyarakat
Pemilih
Model Pertanggungjawaban Kepala Desa
Menurut UU No. 22 Tahun 1999
PEMERINTAH PUSAT
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD)
(Pasal 27 ayat 2 & 3
UU 32/2004)
Pengawasan
KEPALA DPRD
DAERAH
daerah Pertanggungjawaban
(LKPJ)
Pemerintah Pusat
Gubernur Propinsi
Pemerintah Kabupaten/
Kota
Pemerintah Kecamatan
Pemerintah
Gubernur
Propinsi
Pemerintah
Kab/Kota
Camat Pemerintah
Desa
Masyarakat
Desa
BAGAN POLA PEMBERIAN BANTUAN DESA DARI
PROPINSI KEPADA DESA
Pusat
Koordinasi
Propinsi
Bantuan
Pemeliharaan & -manajemen
Mampu Pengembangan -teknik
-perencanaan
Identifikasi
Desa Menurut
Kemampuan Bantuan Desa
Sumber Kurang Pengem- - sumber Ung-
Keuangan mampu keuangan desa gulan
bangan
Desa - manajemen
Tidak Pemberian
mampu Modal Awal Bantuan dalam
semua aspek sesuai
dengan
karakteristik desa
Koordinasi Kabupaten/
Kota
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA