Anda di halaman 1dari 2

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : SUHDIAH

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 023020417

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4318/ Sistem Kepartaian dan Pemilu

Kode/Nama UPBJJ : 81/MAJENE

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban :
1. Partai politik di negara-negara maju boleh dikatakan memang sudah mapan ketimbang partai
poltik di Negara berkembang, dalam arti terintegrasi dan mampu menjalankan fungsi-fungsi
serta menunaikan peranannya dengan baik, sehingga relatif tidak begitu banyak persoalan.
Partai politik mempunyai peran berbeda di negara maju, antara lain sarana sosialisasi politik,
rekruitmen politik, edukasi politik, artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, komunikasi
politik, penghubung antara masyarakat dan pemerintah, mengontrol aktivitas pemerintah,
integrasi sosial dan alat efektif untuk menarik massa dalam pemilu. Partai poltik di negara maju
belum berhasil dijalankan oleh partai politik di negara berkembang, hal ini disebabkan perilaku
partai politik dan kader partai politik di parlemen yang korup, tidak mendengarkan aspirasi
masyarakat, menyimpang dari kebutuhan masyarakat dan selalu memelihara jarak yang lebar
dengan kepentingan msyarakat.

2. Bangsa Indoesia sesungguhnya telah akrab dngan keberadaan partai-partai politik. Meskipun
demikian fungsi dan peranan partai politik mengalami dinamika atau pasang surut sesuai
perkembangan sistem politik demokrasi Indonesia. Pada periode sistem politik demokrasi
parlementer, partai politik menujukkan fungsi dan peranan yang kuat. Stabilitas efektivitas
politik dan pemerintahan sangat tergantung adanya dukungan partai-partai politik dalam
parlemen (DPR). Tetapi sayangnya kabinet pemerintahan yang dibentuk atas kerjasama atau
koalisi partai-partai politik jatuh bangun, tidak ada satupun kabinet yang bisa menyelesaikan
masa tugasnya. Kondisi tersebut mendorong presiden memberlakukan sistem politik demokrasi
terpimpin, dimana peran presiden sangat dominan. Demikian halya dalam sitem politik
demokrasi pancasilaera orde baru, ada tigaorganisasi kekuatan sosial politik yaitu PPP, PDI, dan
Golkar. Berbeda halnya dalam masa demokrasi pancasila era reformasi dimana lahir partai-partai
politik baru menjadikan fungsi dan peranan partai politik kembali menguat bahkan sangat
menentukan proses politik di Indonesia. Dan ketika kita melihat pemilu 2009 sudah menujukkan
bukti bahwa persaingan untuk mendapatkan tahta tertinggi di Indonesia memang sangatlah
ketat, dimana kala itu partai politik partisipan pemilu legislatif sangat terbilang banyak karena
mencapai angka 44 partai politik. Kemudian hanya ada 9 partai yang berhasil mendapatkan kursi
di DPR yaitu partai hanura, partai gerindra, partai kebangkita bangsa, partai persatuan
pembangunan, partai amanat nasional, partai keadilan sejahtera, PDI perjuangan, partai
golongan karya, dan partai demokrat.

3. Istilah penyederhanaan sistem kepartaian atau penggabungan (fusi) partai dimasa orde baru
tahun 1973 merupakan kebijakan presiden Soeharto untuk menciptakan stabilitas politik
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kebijakan ini dianggap menjadi syarat utama dalam
mencapai pembangunan ekonomi Indonesia. Orde baru diharapkan tiadak lagi berorientasi pada
ideologi serta politik, tetapi pada program ekonomi. Menurut pemerintah orde baru tidak
stabilnya politik yang terjadi pada masa sebelumnya (orde lama) disebabkan oleh sistem
kepartaian. Diketahui juga partai politik saat itu sangatlah banyak, sehingga menimbulkan
banyak ideologi dan sekaligus kepentingan. Partai politik sulit terkontrol dan pada akhirnya
timbul grakan-gerakan yang membahayakan bangsa dan negara. Hal terebut yang
melatarbelakangi era orde baru melakukan penyederhanaan sistem kepartaian yang didasarkan
pada persamaan ideologi.

Anda mungkin juga menyukai