Anda di halaman 1dari 50

TEORI ADMINISTRASI NEGARA

 Teori dibangun atas dasar asumsi-asumsi yang dibuktikan

 Teori sebagai temuan dalam penelitian, setiap teori berkembang

seiring perjalanan waktu.

 Fungsi teori utk memecahkan masalah2 dalam berbagai sasaran yang

diatur, seperti pengaturan kepegawaian dalam administrasi

kepegawaian.
 Teori dapat diterima dengan 2 kriteria :

 Kriteria Ideal : Ide-ide yg dikemukakan logis & konsisten, mencakup semua

variabel yg dibutuhkan, dapat diuji secara empiris.

 Kriteria Pragmatis : mempunyai asumsi/paradigma/kerangka berpikir,

mempunyai variabel penjabaran konsep, hub. yang bersifat kausal


 ADMINISTRASI = mengurus, mengatur, mengelola.

 Secara filosofit setiap pertanyaan memerlukan jawaban secara konsisten. Apa :

memerlukan jawaban tuntas (dari berbagai sisi), Kenapa : memerlukan jawaban

normatif, mengapa: jawaban bersifat kausalitas.

 Administrasi mempunyai Dimensi:

 DIMENSI KARAKTERISTIK ADMINISTRASI : Efisien, Efektivitas, Rasionalitas

 DIMENSI UNSUR-UNSUR ADMINISTRASI: ada tujuan/sasran, ada kerjasama,

ada sarana yangg digunakan oleh kelompok/lembaga


Jika Output lebih besar dari input = efisien, jika tujuan

organisasi tercapai= efektif, jika tujuan yang dicapai utk

kepentingan organisasi=rasional

 Teori Adm Publik

 PERAN ADM PUBLIK

 RUANG LINGKUP ADM. PUBLIK.


Posisi Teori Administrasi Dalam Ilmu Sosial:

Teori Ilmu Sosial Teori-teori Administrasi


Sebagai “grand theory” Sebagai “kajian dasar”

Pada pemikiran tentang ilmu sosial, fokus kajiannya adalah


manusia dalam berbagai dimensi termasuk: kerja sama dalam
kegiatan administrasi. Pemikiran yang berkaitan dengan
administrasi adalah merupakan pemikiran tentang ilmu sosial
sebagaimana dimensi manusia dalam lokus administrasi.
Teori Administrasi Klasik
 Sebelum menjadi teori : Zaman Prasejarah, Sejarah, Moderen

 Teori Dikotomi : Konsep administrasi dalam lokus negara. Teori ini

menempatkan kekuasaan politik terpisah dari kekuasaan administrasi.

Variabelnya seperti dikotomi antara policy making dengan policy

executing (Goodnow), sebagai awal pemikiran manusia tentang

administrasi.

 Teori struktur formal (birokrasi) : Struktur organisasi yg menganalisa

secara formal,
 Teori Struktural Fungsional : Dipahami oleh
pemikiran struktural formal. Melahirkan pengaturan2
yg dilihat secara fugsional dan melahirkan pemikiran
fungsi2 manajemen.

 Teori Struktural Formal = teori yang melihat birokrasi


sebagai suatu organisasi yang tersususun secara
struktural berdasarkan pembagian fungsi yang
rasional dan diisi oleh tenaga-tenaga profesional
Teori Administrasi New Klasik
Reaksi Terhadap Teori Struktural Fungsional : Teori
struktural fungsional mengabaikan posisi manusia
(penelitian taylor; time and motion study).
Teori Perilaku Administrasi : Setelah administrasi
menjadi ilmu yang mandiri dengan teori struktural
formal ataupun fungsional muncullah teori perilaku.
Perkembangan teori administrasi dari persfektif
information system ke human system : Teori Maslow
(lima tingkat kebutuhan), Teori Alderfers (tiga tingkat
hirarki), Teori Herzberg (2 faktor utama disebut iklim
baik motivasi), Teori McClelland (3 kebutuhan
diperoleh dari kebudayaan, prestasi dan kekuasaan).
Teori Administrasi Modern
 Teori Sistemik Sebagai Teori Dasar: Teori sistem
secara eksplisit sangat dipengaruhi oleh Talcott
Parsons (Sosiologi modern) :
1. Adaption : sistem harus menyesuaikan lingkungan
itu dengan kebutuhan.
2. Goal Attainment : Manusia yang
mendayagunakannya dalam kerja sama disebut
administrasi
3. Integration : sistem harus mengatur antar
hubungan bagian-bagian antar komponennya.
4. Latency : sistem harus melengkapi, memelihara,
menciptakan dan mendukung motivasi
Teori sistemik dalam dalam administrasi dapat
diartikan menempatkan birokrasi sebagai sistem
organisasi terbuka.
Teori Kontinum Politik-Administrasi : teori yang
menolak adanya dikotomi politik dan administrasi.
Teori Ekologi Administrasi : pemikiran yang
memerhatikan sejumlah faktor yang ada dilingkungan
administrasi dan mempengaruhinya.
Teori Administrasi Pembangunan : Merupakan
lanjutan dari ekologi administrasi
Mustopadidjaya : adm. Pembangunan adalah ilmu dan
seni tentang bagaimana pembangunan suatu sistem
adm.negara dilakukan sehingga mampu
menyelenggarakan berbagai fungsi pemerintahan dan
pembangunan secara efektif dan efisien.
Teori Administrasi Negara Baru : Fokus publik yang
menjadi pemikiran baru dalam administrasi negara,
menempatkan posisi administrasi negara tidak
semata-mata menaruh perhatian utama pada
kekuasaan negara, tetapi benar-benar pada
kepentingan publik.
Kebijakan Publik
Thomas R.Dye : “Public policy is whatever goverments
choose to do or not to do”.
James Anderson : “Public policies are thoose policies
developed by govermental bodies and officials”.
5 Implikasi Konsep Kebijakan Publik
(Anderson):
1. Kebijakan publik adalah tindakan yg berorientasi tujuan
2. Kebijakan publlik berisikan rangkaian tindakan/pola
tindakan pejabat2 pemerintah
3. Kebijakan publik merupakan tanggapan dari kebutuhan
akan adanya suatu kebijakan mengenai hal2 tertentu
4. Kebijakan publik adalah apa yg benar2 dilakukan
pemerintah, bukan apa yg bermaksud akan dilakukan
5. Kebijakan publik dapat berupa kegiatan aktif atau pasif
dalam menghadapi suatu masalah
Tahapan Pembuatan Kebijakan Publik
Tahap Identifikasi :
• Identifikasi Masalah dan Kebutuhan
• Analisis Masalah dan Kebutuhan
• Penginformasian Rencana Kebijakan
• Perumusan Tujuan Kebijakan
• Pemilihan Model Kebijakan
• Penentuan Indikator Sosial
• Membangun Dukungan dan Legitimasi Publik
Agenda Setting

 Agenda Kebijakan = Tuntutan-tuntutan agar para pembuat kebijakan


memilihh/merasa terdorong untuk melakukan tindakan tertentu.

 Suatu isu akan mendapatkan perhatian bila memenuhi beberapa kriteria


(lester dan Stewart):
1) Isu telah melampaui proporsi suatu krisis yang tidak dapat terlalu lama
didiamkan
2) Isu bersifat partikularitas, dimana isu tersebut menunjukkan dan
mendramatisir isu yang lebih besar
3) Isu mempunyai aspek emosional dan mendapat perhatian media massa
4) Isu mendorong munculnya pertanyaan menyangkut kekuasaan,
legitimasi dan masyarakat
5) Isu sedang menjadi trend/sedang diminati oleh banyak orang
Cara Pembuat Kebijakan menghalangi
isu masuk ke dalam agenda kebijakan :
1. Menggunakan Kekerasan
2. Menggunakan nilai-nilai dan
kepercayaan2 yang berlaku
Formulasi Kebijakan
Menginsyaratkan diperlukannya tindakan yang
lebih tekhnis dengan cara mengumpulkan
informasi untuk merumuskan permasalahn
kebijakan dan mencari alternatif solusi kebijakan.

Implementasi Kebijakan
Implementasi mengacu pada tindakan untuk
mencapai tujuan2 yang telah ditetapkan dalam
suatu keputusan.
Evaluasi Kebijakan Publik
 Evaluasi/penilaian kebijakan menyangkut pembahasan kembali terhadap
implementasi kebijakan.
 Evaluasi kebijakan merupakan pembelajaran mengenai konsekuensi dari
kebijakan publik ( Thomas R. Dye).
 Alasan mengapa diperlukannya evaluasi kebijakan: (dari sisi praktis)
1) Evaluasi dilakukan untuk menilai kelayakan program yang sedang
berlangsung
2) Evaluasi dilakukan untuk mengukur manfaat
3) Evaluasi dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dari administrasi dan
manajemen program
4) Evaluasi dilakukan untuk memenuhi berbagai persyaratan akuntabilitas
Teori Birokrasi
Konsep Biokrasi
 De Gournay, salah seorang perintis studi birokrasi (1764) di Perancis
menemukan “buruemania”.
 Birokrasi : Suatu daftar/sejumlah ciri-ciri yang sifat pentingnya relatif
berhubungan satu sama lain ( Max Weber)
 J.B . Kristiadi : Birokrasi adalah merupakan struktur organisasi di sektor
pemerintahan, yang memiliki ruang lingkup tugas-tugas sangat luas serta
memerlukan organisasi besar dan SDM yang besar pula.
 Pendekatan birokrasi dalam studi administrasi negara dipelopori oleh Max
Weber (1864—1920).
 Dengan konsep masyarakat modern menurut Weber birokrasi dipandang
sebagai organisasi yang rasional, instrumen kekuasaan yang paling utama dan
ideal dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien.
Debirokratisasi : Merupakan upaya untuk lebih
menyederhanakan prosedur yang dianggap berbelit-
belit. (Kristiadi).
Organisasi birokrasi menurut Weber, mendasarkan
diri pada hubungan kewenangan, menempatkan,
mengangkat pegawai deengan menentukan tugas dan
kewajibannya, menentukan tugas dan kewajiban
secara tertulis, ada pengaturan hubungan wewenang,
promosi pegawai atas aturan2 tertentu, tetapi tidak
berbelit-belit.
Proposisi Birokrasi
Riswanda Imawan , mengemukakan tiga proposisi birokrasi, yaitu:
1. Berkembang sejalan dengan perkembangan politik maupun ekonomi
suatu masyarakat
2. Birokrasi tidak dapat sepenuhnya netral dari politik
3. Birokrasi bekerja dalam dua kendali sistem administrasi dan politik

Karakteristik model birokrasi Weber :


4. Hirarki
5. Promosi atas dasar profesional dan keahlian
6. Adanya jenjang karir
7. Ketergantungan dan penggunaan regulasi
8. Adanya hubungan antara para profesional karir dalam birokrasi dan
dengan pihak yang dilayani
Manajemen Publik
Manajemen menurut Stoner & Wankel: Manajemen
secara harafiah adalah proses perencaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber
daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.

Manajemen Publik : suatu studi interdisipliner dari aspek-


aspek umum organisasi, dan merupakan gabungan antara
fungsi manajemen (POC) satu sisi, dengan SDM,
keuangan, fisik, informasi dan politik disisi lain.
Paradigma Manajemen
1. Manajemen Normatif : Pendekatan manajemen normatif melihat
manajemen sebagai proses penyelesaian tugas atau pencapaian
tujuan.
2. Manajemen Deskriptif : Fungsi manajemen benar-benar dijalankan
terdiri atas kegitan –kegiatan personal, interaktif, administratif dan
teknis.
3. Manajemen Stratejik : Menurut Nawawi terdapat 4 definisi MS.
Manajemen stratejik juga mencakup perencanaan visi dan misi.
4. Manajemen Publik : Merupakan gabungan antara fungsi2
manajemen dengan SDM, keuangan, politik dan informasi.
5. Manajemen Kinerja : Suatu proses yang dirancang untuk
meningkatkan kinerja organisasi, kelompok dan individu yang
digerakkan oleh para manajer.
Manajemen kinerja ditujukan untuk meningkatkan
aspek-aspek kinerja yang meliputi : sasaran yang
dicapai, kompetensi , efektivitas kerja.
TEORI KEPEMIMPINAN
A. Konsep Kepemimpinan
Pimpin = bimbing/tuntun →Memimpin = membimbing/menuntun →Pemimpin = orang yang berfungsi
memipin, membimbing, menuntun.

Kepemimpinan (leadership) : kemampuan seseorang mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan.

Perbedaan pemimpin dengan manajer :


1. Pemimpin menemukan inovasi, manajer mengelolanya
2. Pemimpin mengembangkan, manajer mempertahankan
3. Pemimpin berfokus kepada orang, manajer berfokus padaa sistem dan struktur
4. Pemimpin memberi perhatian pada masa depan, manajer berpandangan jangka pendek

B.Definisi Pemimpin

C.Definisi Kepemimpinan
Konsep-konsep Kepemimpinan
1. Kekuasaan
2. Kredibilitas
3. Integritas
4. Kedudukan
5. Jabatan
6. Wewenang
7. Tanggung jawab
8. Kewibawaan
9. Kemampuan
10. Pengaruh
11. Pemerintah
Tugas dan Fungsi Kepemimpinan
Tugas :
1. Memulai
2. Mengatur
3. Memberitahu
4. Mendukung
5. Menilai
6. Menyimpulkan

Fungsi :
7. Sebagai penentu arah
8. Sebagai wakil dan juru bicara organisasi
9. Sebagai mediaotor dan integrator
Tipe-tipe Kepemimpinan
1. Otokratik
2. Demokratis
3. Karismatik
4. Laissez Faire
5. Paternalistik
Teori-teori Kepemimpinan
1. Teori Generik
2. Teori Sosial
3. Teori Ekologis
Pelayanan Publik
A. Konsep pelayanan Publik
Menpan (1993); pelayanan adalah segala bentuk kegiatan pelayanan dalam
bentuk barang dan jasa dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat.

Sinambela (2005); pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh


pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan
yang menguntungkan dalam suatu kumpulan/kesatuan, dan menawarkan
kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.

Kepmen Pan No.25/2004, pelayanan publik adalah segala kegiatan yang


dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan penerima layanan, maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kepmen PAN No. 58/2002; tiga jenis pelayanan: (1) pelayanan
administratif, (2) pelayanan barang, (3) pelayanan jasa

Identifikasi Pelanggan
Vincent Gasperz; berkaitan dengan mereka yang secara langsung
maupun tidak menggunakan jenis-jenis pelayanan publik atau mereka
yang secara langsung/tidak terkena dampak dari kebijakan-
kebijakan organisasi publik.

Stakeholder; merupakan setiap orang/kelompok yang berkepentingan


dengan tingkat kinerja atau kesesuaian dari suatu organisasi publik,
program atau sub program.
B. Kualitas Pelayanan Publik
Menurut Fandy Tjiptono, kualitas adalah : 1)
kesesuaian, 2) kecocokan pemakaian, 3) perbaikan,
4) bebas dari kerusakan, 5) pemenuhan kebutuhan
pelanggan semenjak awal dan setiap saat, 6)
melakukan segala sesuatu secara benar , 7) sesuatu
yang bisa membahagiakan pelanggan.
Kualitas pelayan pelayanan prima tercermin dari :
1)transparansi, 2) akuntabilitas, 3) kondisional, 4)
partisipatif, 5) kesamaan hak, 6) keseimbangan hak
dan kewajiban.

Kriteria kualitas pelayanan (Kepmen PAN


No.81/1993: kriteria kuantitatif dan kualitatif.
Administrasi Kepegawaian Negara
A. Sistem Administrasi Kepegawaian Negara
Sistem (Yunani; Systema) : 1. suatu keseluruhan yang
tersusun dari sekian banyak bagian, 2. Hubungan
yang berlangsung di antara satuan-satuan atau
komponen secara teratur.
Konsep Administrasi Kepegawaian Negara
Nicholas Henry : administrasi kepegawaian negara
adalah pengurusan, pengaturan/manajemen tentang
kebijakan publik untuk masyarakat luas dan beberapa
pihak yang berkepentingan dalam birokrasi
pemerintah.
Tujuan administrasi kepegawaian (Mokhamad
Syuhadhak):
1. Penggunaan tenaga kerja efektif dan efisien
2. Menciptakan, mengembangkan suasanan kerja
dalam kerjasama
3. Mengusahakan perkembangan yang maksimal bagi
masing-masing individu yang bekerjasama
 Fungsi umum administrasi kepegawaian:
1. perencanaan: proses penentuan berbagai macam kebutuhan pegawai
dimasa yang akan dtg, berdasarkan dari perubahan yg terjadi dan
persediaan pegawai yang sdh ada.
2. penggorganisasian: menggolongkan, menetapkan dan mengatur
berbagai macam aktivitas kegiatan yg dianggap sgt penting.
3. Pengarahan: membuat analissi mendalam mengenai apa yg didapat,
memotivasi setiap tenaga kerjanya, membuat aturan2 praktis yg bisa
diikuti utk meningkatkan kepuasan kerja.
4. Pengendalian, pengawasan: proses pengukuran tk keefektivan kerja
dari pegawai dlm memberikan kontribusi. Pengawasan
membutuhkan tolak ukur yg gunanya utk mengukur tk keberhasilan
dlm bekerja (standar pekerjaan).
B. Rekrutmen PNS
Rekrutmen : proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar
untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi (Siagian).

Perencanaan Kebutuhan Karyawan: suatu proses yang sistematis


dan kontiniu untuk menganalisis kebutuhan SDM bagi suatu
organisasi, dalam kondisi dan kebijakan personalia yang
berkembang untuk efektivitas organisasi jangka panjang.

Manfaat Perencanaan: PNS yang sudah ada dapat lebih


dioptimalkan, kebutuhan PNS masa yang akan datang dapat
dengan cepat diketahui, dapat dijadikan pijakan untuk menyusun
program-program pengembangan PNS.
Analisa Pekerjaan : tiga informasi yang harus diperoleh untuk
menyususn analisis pekerjaan : kewajiban yang harus dilaksanakan,
tanggung jawab yang harus dipikul, pengetahuan ketrampilan yang harus
dimiliki.

Uraian Pekerjaan : isi uraian pekerjaan terdiri dari : tujuan pekerjaan yang
berisi sasaran yang dicapai dalam melaksanakan pekerjaan, tugas yang
dilaksanakan dalam melaksanakan pekerjaan, tanggung jawab, merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakan agar tugas dapat terlaksana dengan
baik.

Formasi : penentuan jumlah dan susunan pangkat PNS yang diperlukan


untuk melaksanakan tugas pokok yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang ( UU No. 43/1999).
Pengadaan Pegawai: proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu
organisasi untuk mendapatkan PNS yang mempunyai kemampuan
untuk melaksanakan uraian pekerjaan yang sudah ditentukan
sebelumnya. (PP No. 11/2002).

Pengangkatan CPNS : ditetapkan dengan dengan keputusan pejabat


pembina kepegawaian.

Golongan CPNS:
Ia ( SD), Ic (SMP), II a (SMA), II b (D2), IIc( D3), IIIa (S1/D4), IIIb
(S2, Apoteker, Spesiali I), IIIc (S3, Spesialis II).
Pengangkatan CPNS menjadi PNS
Syarat: penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik, telah memiliki syarat
kesehatan jasmani dan rohani, telah lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan.

Pemberhentian CPNS
CPNS dapat diberhentikan menurut PP No. 11/2002, apabila :
1. mengajukan permohonan berhenti
2. tidak memenuhi syarat kesehatan
3. tidak lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan
4. tidak menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan tugas
5. menunjukkan sikap dan budi pekerti yang tidak baik
6. memberikan keterangana/bukti yang tidak benar
7. dihukum penjara
8. menjadi anggota/pengurus parpol
9. tidak melapor dan melaksanakan tugas 1 bulan setelah diterimanya keputusan
pengangkatan sevagaiCPNS
Sistem Penggajian :
Sistem penggajian PNS dikenal dengan adanya perpaduan antara sistem skala tunggal
dan sistem skala ganda.

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan :


Merupakan penilaian hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai, meliputi jumlah dan
mutu yang dihasilkan sesuai standar yang telah ditetapkan.

Pangkat dan Jabatan :


Pangkat: kedudukan yang menunjukkan tingkat seseorang PNS dalam rangkaian
susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian.

Jabatan: kedudukan yang menunjukkan tugas , tanggung jawab, wewenang dan hak
seorang PNS dalam suatu satuan organisasi negara.
Pendidikan dan Latihan (Diklat PNS) ; latihan pra
jabatan, latihan dalam jabatan.

Pemberhentian dan Pensiun PNS : dengan, dengan


tidak hormat.
Kinerja
A. Konsep Kinerja
Kinerja individu dan kinerja organisasi
Kinerja : melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya
sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang
diharapkan. (Widodo: 2006).

Beberapa elemen kinerja:


1. Hasil kerja dicapai secara individual /secara institusi
2. Orang/lembaga diberikan wewenang dan tanggung jawab
3. Pekerja yang dilakukan secara legal
4. Pekerjaan tidaklah bertentangan dengan moral dan etika
B. Indikator Kinerja
Adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu asasaran/tujuan
yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan indikator
masukan, keluaran dan hasil , manfaat dan dampak (LAN-
RI, 1997).

Hal-hal yang menentukan indikator kinerja : (1) spesifik dan


jelas , (2) dapat terukur secara objektif, (3) dapat
menunjukkan pencapaian keluaran,hasil, manfaat dan
dampak, (4) harus cukup fleksibel (5) efektif
Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja
birokrasi publik:
1. Produktivitas:
2. Kualitas layanan:
3. Responsivitas:
4. Responsibilitas:
5. Akuntabilitas:
C. Pengukuran Kinerja
Unsur-unsur penilaian dalam DP3:
1. Kesetiaan
2. Prestasi kerja
3. Tanggung jawab
4. Ketaatan
5. Kejujuran
6. Kerjasama
7. Prakarsa
8. Kepemimpinan
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja:
1. Kemampuan
2. Kemauan
3. Energi
4. Teknologi
5. Kompensasi
6. Kejelasan Tujuan
7. Keamanan

Anda mungkin juga menyukai