Stephen K. Bailey, mengajukan empat kategori teori yang dapat dipergunakan untuk
memperbaiki proses pemerintahan, yakni: descriptive-explanatory theories, normatives theories,
assumptive theories dan instrumental theories
a. teori deskriptif (Descriptive-Explainatory Theory)
teori ini menjelaskan bahwa mempelajari kandungan administrasi publik, maka akan terlihat
di dalamnya begitu banyak hukum, institusi, dan perilaku. Keanekaragaman isi yang
terkandung itu akan makin bertambah jika dikaitkan dengan lingkungan nasionalnya,
sehingga orang menjadi pesimis untuk dapat mengabstraksikan dalil administrasi yang cukup
sahih dan mampu memperjelas (eksplanatori) Bejala yang diamatinya.
b. teori normatif
Tujuan teori normatif adalah untuk menetapkan keadaan di masa depan. Dalam administrasi
publik, teori normatif mencerminkan satu utopia. Misalnya dengan mengatakan bahwa
seorang birokrat mencurahkan segenap hidupnya untuk melayani masyarakat. Norma-norma
yang diperlukan nampaknya dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan-tujuan seperti efisiensi,
sikap responsif, akuntabilitas, ekonomis, moral pekerja, desentralisasi, kejujuran etis,
komunikasi internal, inovasi, demokrasi partisipatif, rentang pengawasan dan sebagainya.
c. teori asumtif
teori ini dimaksudkan dengan dalil-dalil yang mengartikulasi asumsi-asumsi dasar mengenai
tabiat artikulasi manusia dan kepatuhan institusional, merupakan asumsi dasar pandangan
kaum utopis. Kenisbian utopia dicerminkan tidak hanya pada keadilan surgawi, tetap Juga
tidak realistiknya asumsi-asumsi mereka mengenai peluang untuk mengatur tabiat manusia.
d. teori instrumental
Teori Instrumental adalah perwujudan dari dalil “jika—kemudian”. Makna dari dalil imi
tersirat dalam contoh-contoh berikut. Jika sistem administrasi berjalan menurut sesuatu jalan
karena sebab ini dan itu, Jika desentralisasi akan memperbaiki penampilannya dalam
mencapai sesuatu sasaran, jika manusia dan mstitusi dianggap penurut, kemudian: apakah
teknik, alat dan waktunya yang diperlukan bagi suatu kemajuan.
Dari pendapat 2 ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa Arti penting pengambilan keputusan
terlihat, apabila kita berasumsi bahwa yang menjadi inti administrasi adalah pengambilan
keputusan. Konsekuensi dari asumsi ini berupa pandangan bahwa pengambilan keputusan
merupakan titik sentral teori administrasi. Teori perilaku bermaksud untuk mengintegrasikan
semua pengetahuan mengenai anggota-anggota organisasi, struktur dan prosesnya.
Sekalipun ia berorientasikan efisiensi dan sasaran, tetapi ia juga memahami pentingnya faktor
perilaku manusia sebagai alat utama untuk mencapai tujuan. Kontribusi penting yang diberikan
oleh teori perilaku adalah pemahaman lebih baik mengenai proses-proses administrasi. Sistem
sebagai satu cara pendekatan, memandang setiap fenomena mempunyai berbagai komponen yang
saling berintegrasi satu sama lain. Karena itu agar setiap sistem dapat survive , ia harus menerima
suatu masukan, yang kemudian diolahnya menjadi suatu hasil atau keluaran.
Pemikiran sistem yang diangkat dari dunia biologis kemudian diterapkan oleh para ahli untuk
menganalisis organisasi. Keanekaragaman isi yang terkandung itu akan makin bertambah jika
dikaitkan dengan lingkungan nasionalnya, sehingga orang menjadi pesimis untuk dapat
mengabstraksikan dalil administrasi yang cukup sahih dan mampu memperjelas Bejala yang
diamatinya. Tujuan teori normatif adalah untuk menetapkan keadaan di masa depan. Dalam
administrasi publik, teori normatif mencerminkan satu utopia.
Misalnya dengan mengatakan bahwa seorang birokrat mencurahkan segenap hidupnya untuk
melayani masyarakat. Norma-norma yang diperlukan nampaknya dimaksudkan untuk
mewujudkan tujuan-tujuan seperti efisiensi, sikap responsif, akuntabilitas, ekonomis, moral
pekerja, desentralisasi, kejujuran etis, komunikasi internal, inovasi, demokrasi
partisipatif, rentang pengawasan dan sebagainya. C.teori asumtif teori ini dimaksudkan dengan
dalil-dalil yang mengartikulasi asumsi-asumsi dasar mengenai tabiat artikulasi manusia dan
kepatuhan institusional, merupakan asumsi dasar pandangan kaum utopis. Kenisbian utopia
dicerminkan tidak hanya pada keadilan surgawi, tetap Juga tidak realistiknya asumsi-asumsi
mereka mengenai peluang untuk mengatur tabiat manusia.
Apakah ekologi tersebut mempengaruhi sistem administrasi negara yang ada di suatu negara?
William J. Shiffin dalam bukunya yang berjudul Toward the Comparative Study of Public
Administration, dengan terang-terangan menyatakan ketidakmungkinannya untuk mengabaikan
hubungan antara administrasi publik dengan lingkungan sosialnya. Studi ekologi dalam
administrasi publik merupakan usaha untuk menjelaskan hubungan timbal balik antara
administrasi publik dengan lingkungannya. Secara praktis, kata Ferrel Heady, studi ekologi
meletakkan birokrasi sebagai inti dari sistem sosial. Lingkungan birokrasi terdiri dari beberapa
lapisan yang melingkarinya. Lapisan paling luar adalah sistem sosial. Lapisan yang di tengah
adalah sistem ekonomi atau aspek ekonomi dari sistem sosial. Sedang lapisan yang paling dalam
adalah sistem politik ynag meliputi subsistem administrasi, dengan birokrasi sebagai inti atau
pusatnya
Dari pendapat diaatas dapat disimpulkan bahwa ekologi dapat mempengaruhi sistem administrasi
negara yang ada pada suatu negara.
Sumber referensi :
- ADPU4130/Modul 7-9
- https://distan.gorontaloprov.go.id/post/kementan-diminta-evaluasi-kebijakan-pertanian-di-
indonesia