Tujuan Pembelajaran:
Dalam pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
Perkembangan Pemikiran Administrasi Publik.
Administrasi negara sebenarnya sudah ada semenjak dulu kala seperti yang di singgung
di muka, Iya akan timbul dalam suatu masyarakat yang terorganisasi dalam catatan sejarah
peradaban manusia maka di Asia Selatan termasuk di Indonesia Cina dan Mesir kuno dahulu
sudah di dapatkan suatu sistem penataan pemerintahan sistem penataan tersebut pada saat
sekarang ini dikenal dengan sebutan administrasi negara. Administrasi negara modern yang
dikenal sekarang ini adalah produk dari suatu masyarakat feodal yang tumbuh subur di
negara-negara Eropa.
Thomas S. Kuhn, mengatakan bahwa paradigma merupakan suatu cara pandang nilai-
nilai metode-metode prinsip dasar atau cara memecahkan suatu masalah yang dianut suatu
masyarakat ilmiah pada suatu masa tertentu. Dalam ruang lingkup ilmu administrasi publik
perubahan paradigma ini telah terjadi berulang kali. Perubahan perubahan paradigma penting
yang dapat disimak adalah yang dikemukakan oleh Frederickson (1976), dan Henry (1980).
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh frederickson (1979) dalam Ilmu Administrasi
Publik Terdapat 6 paradigma dalam pertumbuhannya.
a. Paradigma 1 adalah birokrasi klasik. Dalam paradigma ini terungkap secara jelas fokus
dan lokus Administrasi Publik fokus administrasi publik dalam paradigma ini adalah
struktur organisasi dan fungsi atau prinsip-prinsip manajemen sedangkan lokusnya
adalah birokrasi pemerintahan dan organisasi bisnis. Nilai yang dikejar oleh
Administrasi Publik pada paradigma ini adalah efisiensi efektivitas ekonomi dan
rasionalitas.
b. Paradigma 2 adalah birokrasi dan neoklasik. Fokus administrasi publik pada paradigma
ini adalah proses pembuatan keputusan dengan penerapan pendekatan ilmu perilaku
Ilmu Manajemen Analisis sistem dan riset operasi. Sementara itu lokusnya adalah
keputusan beroperasi pemerintah. Nilai yang ingin diwujudkan oleh Paradigma ini
sama dengan paradigma satu yaitu efisiensi efektivitas ekonomi dan rasionalitas.
c. Paradigma 3 adalah kelembagaan. Paradigma ini memusatkan perhatiannya pada
pemahaman terhadap perilaku birokrasi termasuk perilaku dalam pembuatan keputusan
yang bersifat gradual dan inkremental.
d. Paradigma 4 adalah hubungan kemanusiaan. Nilai yang ingin dicapai oleh paradigma
ini adalah partisipasi dalam pembuatan keputusan, minimalisasi perbedaan status dan
hubungan pribadi, keterbukaan, aktualisasi diri dan peningkatan kepuasan kerja. Fokus
paradigma ini adalah dimensi dimensi hubungan kemanusiaan dan aspek sosial
psikologis. Sementara itu lokusnya adalah organisasi atau birokrasi.
e. Paradigma 5 adalah pilihan publik. Fokus paradigma ini adalah pilihan pilihan untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Karena berkaitan dengan pilihan public
paradigma ini tidak dapat dilepaskan dari pengaruh politik.
f. Paradigma 6 adalah administrasi negara baru. Fokus paradigma ini adalah desain
organisasi yang searah dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial
pengembangan sistem desentralisasi demokrasi responsif antisipatif dan memberikan
secara merata jasa-jasa yang diperlukan masyarakat.
Henry (1986) mengklasifikasikan lima paradigma Administrasi Publik seperti di bawah
ini:
a. Aliran empiris: mengenalkan berbagai kasus yang dapat dijadikan acuan dalam
menyukseskan administrasi publik tidak semata-mata menganggarkan teori dan
generalisasi yang dihasilkan.
b. Aliran pengambilan keputusan: memusatkan perhatian pada prinsip dan teknik-teknik
pengambilan keputusan dalam organisasi.
c. Aliran matematik: memanfaatkan model matematika dan statistika dalam analisis
masalah dan pengambilan keputusan dalam administrasi publik.
A. Paradigma Birokrasi:
a. Paradigma birokrasi menekankan pada hal-hal berikut:
1. Kepentingan publik, efisiensi, administrasi dan kontrol, artinya kepentingan publik
menjadi prioritas utama yang harus diperjuangkan oleh birokrasi melalui
penyelenggaraan kerjasama yang efisien dengan pengawasan yang ketat.
2. Mengutamakan fungsi otoritas dan struktur maksudnya adalah penerapan fungsi-
fungsi administrasi merupakan landasan utama dalam pencapaian tujuan.
3. Menilai biaya yang menekankan tanggung jawab artinya gaya diperhitungkan secara
ketat untuk meraih efisiensi sehingga tanggung jawab individu ataupun kelompok
mendapat penekanan.
4. Ketaatan pada aturan dan prosedur artinya aturan dan prosedur kerja yang berlaku
harus dijalankan secara konsisten tanpa penyimpangan.
5. Beroperasinya sistem sistem administrasi. Administrasi Publik sebagai sistem terdiri
atas subsistem subsistem. Kegagalan pada subsistem menghambat operasional sistem
secara keseluruhan yang pada gilirannya menghambat pencapaian tujuan.
C. Reinventing Government
Reinventing government berisi hal-hal berikut;
1. Pemerintah harus bersifat Katalitik berfokus pada pemberian arahan bukan ikut campur
mengerjakan sesuatu yang seharusnya dikerjakan sendiri oleh masyarakat.
2. Pemerintah milik masyarakat sehingga Pemerintah perlu memberdayakan masyarakat
bukan sekedar melayani.
3. Pemerintah perlu mendorong atau memunculkan semangat kompetisi dalam pemberian
pelayanan publik.
4. Pemerintah digerakkan oleh Messi mengubah pemerintah yang biasa digunakan oleh
peraturan menjadi organisasi yang digerakkan misi.
5. Pemerintah berorientasi pada hasil dengan membiayai hasil bukan masukan.
6. Pemerintah berantas I pada pemenuhan kepentingan pelanggan bukan memenuhi
kepentingan birokrasi itu sendiri.
7. Pemerintah yang memiliki semangat wirausaha bukan sekedar membelanjakan.
8. Pemerintah yang antisipatif lebih berupaya mencegah masalah daripada mengobati.
9. Pemerintah yang terdesentralisasi (membagi kewenangan dari hierarki menuju
partisipasi dan kerjasama kelompok).
10. Pemerintah berinteraksi pada mekanisme pasar melakukan perubahan dengan
mendongkrak (insentif) bukan dengan mekanisme administratif yang prosedural dan
memaksa.
D. Banishing Bureaucracy
Banishing Bureaucracy merupakan memangkas birokrasi yang bersifat preskriptif, yaitu
menguraikan dan menjelaskan bagaimana cara atau strategi mentranformasikan organisasi
dan sitem birokrasi dari organisasi birorasi ke organisasi yang bersifat wirausaha.
Pembaharuan Banishing Bureaucracy berkaitan dengan restrukturisasi organisasi dan sitem
pemerintah dan mengubah tujuan , insentif, akuntabilitas, distribusi kekuasaan dan budaya
pada birokrasi.