Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RESUME

ENAM DIMENSI STRATEGIS


ADMINISTRASI PUBLIK

Disusun Oleh
Andreas Bayu Darmawan
D0116007
Ilmu Administrasi Negara

ENAM DIMENSI ADMINISTRASI PUBLIK

A. Dimensi Kebijakan
Dimensi kebijakan dianalogikan dengan pekerjaan otak yang selalu
memutuskan apa yang hendak dikerjakan agar jantung dan urat nadi (dimensi
managemen)

dan

organ

tubuh

(dimensi

organisasi)

siap

bergerak

melaksanakan apa yang telah diputuskan. Keputusan harus didasari pada


prinsip rasionalitas dan politis. Dimensi ini memiliki kedudukan yang
sangatlah penting yaitu penentu tentang apa yang hendak dikerjakan dan apa
yang hendak dikerjakan harus didasarkan pada masalah, kebutuhan atau
aspirasi tertentu.
Dimensi kebijakan mempunyai peran untuk menekan bentuk-bentuk
kesalahan dan error. Suatu kebijakan yang tidak mampu memecahkan suatu
masalah dapat dianggap sebagai kebijakan berkapasitas rendah. Kebijakan
yang berkapasit rendah ini perlu ditingkatkan kemampuannya melalui
mekanisme yang lebih rasional dengan data yang lengkap dan terpercaya dan
pelibatan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan.
1. Batasan dan Ruang Lingkup
Kebijakan dapat dilihat sebagai konsep filosofis, sebagai suatu produk,
sebagai suatu proses, dan sebagai suatu kerangka kerja (lihat pendapat
Graycar, yang dikutip Donovan dan Jackson, 1991: 14).
- Filosofis
: Serangkaian prinsip, atau kondisi yang diinginkan
- Produk
: Serangkaian kesimpulan atau rekomendasi
- Proses
: Suatu cara dimana melalui cara tersebut suatu
organisasi dapat mengetahui apa yang diharapkan darinya yaitu
-

program dan mekanisme dalam mencapai produknya


Kerangka kerja
: Suatu proses tawar menawar dan negosiasi
untuk memutuskan isu-isu dan metode implementasinya.
Istilah kebijakan publik menurut buku Kamus Besar Administrasi

Publik (Chandler dan Plano, 1988: 107) Kebiijakan publik adalah


2

pemanfaatn yang strategis terhadap sumber daya yang ada untuk


memcahkan masalah-masalah publik atau pemerintah. Kebijakan publik
juga merupakan suatu bentuk intervensi yang kontinum oleh pemerintah
demi kepentingan orang-orang yang tidak berdaya dalam masyarakat agar
mereka dapat hidup, dan ikut berpartisipasi dalam pemerintahan.
Kebijakan tidak semata dilihat sebagai utilisasi strategis dan sumber daya
tetapi juga memiliki dimensi moral yang sangat dalam, bahkan sangat
menentukan (lihat Donahue, 2003).
Kebijakan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu regulatory yang
mengatur perilaku orang, bentuk redistributive yang mendistribusikan
kembali kekayaan yang ada, atau mengambil kekayaan dari yang kaya lalu
memberikannya kepada yang miskin, bentuk distributive yaitu melakukn
distribusi terhadap sumber daya tertentu.
2. Pergeseran Paradigma
Untuk negara yang sedang berkembang terdapat dua paradigma yag
populer yaitu society-centered models dan state-centered models. Dalam
paradigma pertama terdapat tiga model kebijakan yaitu social class
analysis, pluralism, dan public choice. Sedangkan pada paradigma kedua
terdiri atas rational actor, bureaucratic politic, dan state interests.
3. Prinsip Kebijakan Publik
a. Tahap Kebijakan
Dalam rangka memecahkan masalah, ada beberapa tahap penting
antara lain penetapan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan,
implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan.
b. Analisis Kebijakan
Proses-proses analisis kebijakan yaitu identifikasi masalah, identifikasi
alternatif, dan seleksi alternatif.
c. Implementasi Kebijakan
Implementasi berkenaan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan
pada realisasi program (Gordon, 1986). Dalam hal ini, administrator
mengatur

cara

untuk

mengorganisir,

menerapkan kebijakan yang telah diseleksi.

menginterpretasikan

dan

d. Monitoring dan Evaluasi Kebijakan


Dalam proses ini, dilakukan pengamatan langsung ke lapangan dan
hasil-hasil sementara untuk dinilai tingkat efisiensi dan efektivitasnya.
Sedangkan evaluasi digunkan untuk mempelajari tentang hasil yang
diperoleh

dalam

suatu

program

untuk

dikaitkan

dengan

pelaksanaannya, mengendalikan tingkah laku dari orang-orang yang


bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program, dan mempengaruhi
respons dari mereka yag berada diluar lingkungan politik.
4. Isu Penting
Isu menarik dalam proses penyusunan kebijakan antara lain isu yang
menyangkut etika kebijakan, penyesuaian paradigma, kualitas, efektivitas
dan kapasitas kebijakan, serta kepalsuan kebijakan.
A. Dimensi Manajemen
Dimensi manajemen berkenaan dengan bagaimana menerapkan prinsipprinsip manajemen unuk mengimplementasikan kebijakan publik. Dimensi ini
menekankan implementasi berupa penerapan metode, teknik, model, dan cara
mencapai tujuan secara efisien dan efektif.
1. Batasan
Ada empat klaster kompetensi dalam manajemen, yaitu :
a. Klaster manajemen tujuan dan aksi yang terdiri atas orientasi efisiensi,
tindakan proaktif, kepedulian terhadap dampak, dan penggunaan
diagnostik terhadap konsep-konsep.
b. Klaster pengarahan terhadap bawahan yaitu penggunaan kekuasaan
unilateral, pengembangan yang lain, dan spontanistas.
c. Klaster manajemen sumber daya manusia yaitu penggunaan pengaruh
dalam melakukan sosiaisasi, mengelola kelompok, persepsi positif,
obyektivitas persepi, penilaian diri yang akurat, pengendalian diri,
stamina dan kemampuan menyesuaikan diri.
d. Klaster
kepemimpinanyang
mengembangkan

percaya

diri,

konseptualisasi, pemikiran yang logis, dan penggunaan presentasi


lisan.

2. Pergeseran Paradigma
Perkembangan manajemen publik paling tidak dipengaruhi oleh tiga
pandangan yaitu :
a. Manajemen Normatif
Melihat manajemen sebagai suatu proses penyelesaian tugas atau
pencapaian tujuan. Beberapa fungsi manajemen yaitu planning,
oragnizing, staffing, coordinating, motivating, dan controling.
b. Manajamen Deskriptif
Menurut H. Mintzberg, fungsi manajemen yang benar-benar
dijalankan terdiri atas kegiatan personal, interaktif, administratif, dan
teknis.
c. Manajamen Publik
Manajemen publik merupakan manajemen yang berakar dari
pendektan normatif. Wilson meletakkan empat prinsip dasar yaitu
pemerintah sebagai setting utama organisasi, fungsi eksekutif sebagai
fokus utama, pencarian prinsip-prinsip dan teknik manajemen yang
lebih efektif sebagai kunci pengembangan kompetensi administrasi,
dan

metode

perbandingan

sebagai

suatu

metode

studi

dan

pengembangan bidang administrai publik.


3. Fungsi manajemen
a. Manajemen Kebijakan
- Secara aktif terlibat dalam program yang diusulkan untuk
ditangani dalam tahun anggaran tertentu.
- Menyelenggarakan rapat dan memberikan pikiran-pikiran.
- Aktif membahas kesulitan implementasi kebijakan
b. Manajemen SDM
- Mengelola SDM dengan baik.
- Kejelasan dalam penempatan pegawai.
- Memperhatikan prinsip-pinsip Civil Service.
c. Manajemen Keuangan
- Bagaimana cara mencari dana.
- Mengalokasikan sesuai kebutuhan yang ada.
- Memanfaatkan secara optimal.
- Mengendalikan penggunaan sesuai recana.
d. Manajemen Informasi
- Memberikan data untuk perencanaan, bdgeting, dll.

e. Manajemen Hubungan Luar


- Membentuk network yang sehat.
- Memahami masalah yang ada di masyarakat secara langsung.
4. Isu Penting
Ada beberapa isu yang muncul di dalam dimensi manajemen, yaitu :
a. Isu pelibatan sektor swasta da masyarakat
b. Isu Accountable Management
c. Isu komitmen dan profesionalisme

B. Dimensi Organisasi
Dimensi organisasi berkenaan dengan siapa atau kelompok mana yang
harus mengimplementasikan atau mengerjakan apa yang telah diputuskan.
Beberapa aspek yang ditekankan antara lain pembagian tugas, kemampuan
pihak dalam mengerjakan tugas, keseimbangan antara otoritas dalam
mengerjakan tugas dengan kemampuan dalam mengerjakan tugas tersebut.
1. Batasan
Menurut Dwight Waldo, organisasi adalah struktur otoritas dan
hubungan personal dalam suatu sistem administrasi, sementara Chester
Barnard mendefinisikan oerganisasi sebagai suatu sistem aktivitas yang
terkoodinasikan secara sadar, dan Philip Selznick mendefinisikan sebagai
ekspresi strutktural dari kegiatan rasional.
2. Paradigma Perubahan
Terdapat beberapa pola yang berkembang dalam dimensi organisasi,
yaitu pola klasik, human, sistem, dan kolaborasi.
3. Desain Struktur Organisasi
Desain struktur organisasi adalah proses yang berkenaan dengan
bagaimana aktivitas-aktivitas organisasi distrukturkan dalam suatu bentuk
struktur, dengan tujuan membantu manajer untuk dapat mencapai tujuan
secara efisien dan efektif (lihat Chung dan Megginson, 1981: 422). Yang
dikembangkan dalam desain antara lain :
a. Hirarki dari tujuan organisasi
b. Konsep pembagian kerja
c. Sistem koordinasi dan kontrol

Sedangkan struktur organisasi menunjukkan pola interaksi antara


anggota organisasi, yang dapat dibedakan atas bentuk klasik atau bentuk
birokrat, linking-pin, proyek, dan matriks. Berikut beberapa jenis
struktur :
a. Struktur sederhana
b. Struktur birokrasi mesin
c. Struktur birokrasi profesional
d. Struktur divisi
e. Struktur adhocracy
4. Kaitan Desain Struktur dengan Pola Manajemen
Desain oragnisasi selalu dipengaruhi oleh latar belakang teori atau
pola manajemen tertentu. Ada tiga teori dasar yang melandasi pemikiran
seorang desainer, yaitu manajemen tradisional, human relations, dan
human resources. Desain struktur organisasi meliputi :
a. Tingkat diferensiasi
b. Formalisasi
c. Dispersi atau pembagian otoritas
5. Efektivitas Organisasi
Dapat dikatakan efektif apabila tujuan organisasi atau nilai-nilai
sebagaimana ditetapkan dalam visinya tercapai.
6. Isu Penting
Beberapa isu yang muncul dalam dimensi organisasi, antara lain :
a. Penentuan jabatan dan posisi
b. Penentuan struktur organisasi
c. Menempatkan orang tidak sesuai dengan kompetensi atau
spesialiasinya
C. Dimensi Etika
Dimensi etika dianalogikan dengan sistem sensor di dalam administrasi
publik. Dimensi ini dapat berpengaruh pada dimensi lain, dan sangat
mempengaruhi tercapai-tidaknya tujuan administrasi publik. Dimensi etika
dianggap sebagai dimensi strategis.
1. Batasan dan Ruang Lingkup

Menurut Bertens, etika pada umumnya merupakan kebiasaan, adat


atau akhlak dan watak. Dalam KBBI, etika disebut sebagai :
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat
Dalam dunia administrasi publik, etika diartikan sebagai filsafat dan
profesional standards yang seharusnya dipatuhi oleh pemberi layanan
publik atau administrator publik.
2. Perubahan Paradigma
Aliran-aliran yang muncul dalam etika antara lain teleologi,
utilitarianisme, dan deontologi. Perbedaan aliran ini telh mempengaruhi
para administrator dalam pengambilan keputusan dan dalam melakukan
berbagai kegiatannya, yang sering dinggap kontroversil. Yang harus
diutamakan dalam penilaian pokok etika adalah tujuan, namun ada juga
yang lebih mengutamakan kewajiban atau aturan yang harus ditaati. Ada
tiga hal pokok unik dalam paradigma ini, yaitu :
a. Proses menguji dan mempertanyakan standar etika dan asumsi secara
independen
b. Isi standar etika yang seharusnya merefleksikan nilai-nilai dasar
masyarakat dan perubahan standar tersebut baik sebagai akibat dari
penyempunaan pemahaman terhadap nilai-nilai dasar masyarakat,
maupun sebagai akibat dari munculnya masalah-masalah baru dari
waktu ke waktu
c. Konteks organisasi dimana para administrator bekerja berdasarkan
tujuan organisasi dan peranan yang dimainkan mereka, yang dapat
mempengaruhi otonomi mereka dalam beretika.
3. Aplikasi Etika dan Moral
Kode etik yang ada dalam Pancasila sudah cukup untuk menjadi
pegangan dalam bekerja, namun yang menjadi masalah saat ini adalah
8

bagaimana implementasi dari etika-etika itu. Implementasi dari kode etik


dapat dinilai melalui mekanisme monitoring, kemudian dievaluasi, dan
diupayakan perbaikan melalui konsensus. Perlunya belajar dari negara
maju yang sudah menerapkan etika dengan baik. Nilai dalam kode etik
muncul karena proses yang lama dan didukung oleh diskusi yang tidak
pernah berhenti.
Indonesia sendiri sudah dianggap sebagai negara koruptor nomor
muda. Jadi, etika administrator, etika perencana publik, etika pegawai
negeri

sipil

harus

diprakarsai

dan

mulai

diterapkan

sebelum

berkembangnya budaya yang bertentangan dengan etika.


4. Isu Penting
Beberapa isu yang muncul dalam dimensi moral dan etika, antara lain :
a. Norma yang bersifat absolut dan relatif
b. Kebimbangan benar atau salah daripada keputusan kebijakan
c. Kurang yakinnya keabsolutan dari norma tersebut
d. Di Indonesia, nilai yang ada di UUD 1945 dan Pancasila sering
diterima secara kaku dan tanpa kompromi
e. Konflik paradigmatis antara kaum relativis dan absolutis.
D. Dimensi Lingkungan
Perubahan diemensi internal sangat dipengaruhi oleh dimensi eksternal
yaitu lingkungan. Munculnya teori tentang ekologi administrasi dan ekologi
organisasi membuat lingkungan menjadi penting pengaruhnya. Singkat kata
dari dimensi lingkungan ini adalah lingkungan yang berbeda akan membuat
dimensi internal yang berbeda pula. Dewasa ini kesadaran akan peran yang
dimainkan oleh lingkungan semakin tinggi, dan kesadaran untuk melakuka
adaptasi atau menghadapi lingkungan yang dinamis juga mulai meningkat.
Banyak pihak yang mempelajari hal ini dan menyusun strategi yang lebih
sesuai menuju kesuksesan.
1. Batasan dan Ruang Lingkup
Lingkungan diartikan seagai semua faktor yang berada diluar
organisasi. Lingkungan dapat dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan

umum yang mempengaruhi organisasi secara tidak langsung dan secara


langsung seperti kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hukum dan
lingkungan khusus yang berpengaruh pada pelanggan, pemasok, pesaing,
pemerintah, serikat kerja, asosiasi perdagangan, dan kelompok penekan
(lihat Robbins, 1991: 206).
2. Pergeseran Paradigma
Paradigma dalam lingkungan dibangun berdasarkan respons organisasi
terhadap lingkungannya. Terdapat dua paradigma, yaitu :
a. Sistem tertutup
Menggambarkan interaksi yang terbatas dari suatu organisasi terhadap
lingkungannya dan apa yang dikerjakan organisasi tersebut hampir
tidak

tergantung

kepada

dinamika

lingkungan.

Karena

itu,

perkembangan organisasi tidak tergantung kepada lingkungannya.


b. Paradigma terbuka
Menggambarkan interksi yang begitu intensif antara suatu organisasi
dengan lingkungannya, sehingga apa yang dikerjakan organisasi
tersebut sangat didikte oleh lingkungannya.
3. Karakter Lingkungan
Karakter yang penting dalam lingkungan adalah :
a. Turbulence
Berkenaan dengan sifat lingkungan mengalami perubahan yang kacau
balau, atau tetap stabil.
b. Munificience
Berkenaan dengan sifat lingkungan yang mengalami tingkat
kelangkaan atau kelimpahan sumber daya yang penting.
Kedua karakter ini hendaknya diperhatikan jika ingin organisasi dapat
bertahan hidup.
4. Mengenal Lingkungan
Upaya yang dilakukan untuk mengenal lingkungan telah dilakukan di
Indonesia, yaitu engan ditetapkannya peraturan perundangn yang
mewajibkan instansi pemerintah untuk memiliki Rencana Strategis Instasi
dan mengevaluasi kinerja organisasi berdasarkan rencana tersebut.
5. Wujud Adaptasi terhadap Lingkungan

10

Bertahan

hidup

dan

berkembangnya

suatu

organisasi

harus

memperhatikan kualitas respons terhaadap lingkungan dalam bentuk


perubahan strategi, struktur dan budaya. Para manajer harus menyadarinya
dan berperan besar dalam melakukan penyensuaian tersebut.
6. Isu Penting
Beberapa isu yang muncul dalam dimensi lingkungan, antara lain :
a. Kekhsan situasi dan kondisi Indonesia
b. Penerapan teori dan strategi administrasi publik dari barat
c. Penerapan teori dan strategi pembangunan dari luar negeri
d. Penerapan Capacity Building
e. Prinsip Good Governance
E. Dimensi Kinerja
Kemampuan berupa pembuatan kebijakan, manajemen, organisasi, dan
etika dapat dikatakan berguna atau tidak hanya dapat diketahui melalui
akuntabilitas kinerja yang ditunjukkan. Pertanyaan mengenai kebenaran
pelaksanaan tugas menjadi viral di dalam dimensi ini, yaitu akuntabilitas
kinerja.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa pemberian
kewenangan yang luas kepada pemerintah daerah agar dapat meningktkan
kesejahteraan masyarakat, memberdayakan mereka, menjamin proses
demokratis, perlindungan hak dan jaminan kehidupan lainnya. Pemberian
kewenangan didasarkan pada tuntutan akuntabilitas publik yaitu tanggung
jawab pemerintah terhadap masyarakat yang seharusnya dilayani.
1. Batasan
Ada dua jenis akuntabilitas, yaitu :
a. Eksternal
Menjelaskan akuntabilitas sebagai tanggung jawab terhadap sumber
daya atau otoritas yang diberikan atau diserahkkan, seperti
akuntabilitas fiskal, akuntabilitas legal, akuntabilitas program,
akuntabilitas proses, dan akuntabilitas outcome.
b. Internal
Menjelaskan akuntabilitas yang berkenaan dengan pedoman etika,
profesional, dan praktek dalam menjalankan tanggung jawab yang
11

diserahkan, yang mengatur perilaku individu administrator menurut


standar dan idealnya suatu profesi.
Pembatasan kinerja secara umum dalam administrasi publik adalah
sebagai tingkat pencapaian hasil atau degree of accomplishment. Di
Indonesia, kinerja pegawai sipil lebih mengarah ke pelaksaan pekerjaan
daripada hasil perkerjaan.
Penilaian kerja juga memiliki batasan tersendiri, yaitu lebih
menekankan cara mengukur kontribusi yang diberikan oleh setiap
individu

bagi

organisasinya.

Dan

tujuannya

adalah

memberikn

intensif/disintensid kepada hasil kerja yang dicapai pada masa lampau,


dan memberi motivsi terhadap perbaikan kinerja di masa mendatang.
2. Paradigma Penilaian Kerja
Penilaian terhadap kerja kebanyakan ditakuti karena akan memberi
informasi siapa yang akan menerima sanksi. Namun anggapan itu tidak
selamanya benar karena sangat tergantung dari dasar paradigma yang
dianut, yaitu cara melihat pegawai dan kinerja itu sendiri.
Ada dua paradima populer, yaitu :
a. Paradigma Manajemen Normatif
Terdapat tiga aliran yang mempunyai orientasi memandang pegawai
secara berbeda. Aliran itu antara lain :
- Manajemen klasik
- Manajemen hubungan antar manusia
- Manajemen normatif
b. Paradigma Manajemen Publik Baru
Penilaian kinerja harus dilihat sebagai upaya yang berkesinambungan
dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi publik. dasar penilaian
juga menyangkut kualitas pelayanan, keterkaitan dengan misi dan visi,
keseuaian apa yang dikerjakan organisasi publik dengan aspirasi dan
kebutuhan masyarakat.
3. Faktor yang Mempengaruhi Penilaian Kerja
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu
penilaian kinrja :
a. Relevansi dari kriteria kinerja yang dipilih

12

b. Kemampuan penilai dalam mengevaluasi kinerja pihak yang dinilai


secara benar
c. Motif penilai dalam mengevaluasi secara tepat
d. Penerimaan pihak yang dinilai terhadap proses penilaian
Adapun variabel penting dalam penilaian kinerja, antara lain :
a. The rating context
b. The performance judgement
c. The performance rating
d. The evaluation of the appraisal system
4. Pendekatan Penilaian Kinerja
Ada dua pendekatan utama, yaitu :
a. Pendekatan perilaku
Mempelajari perilaku yang relevan atau yang berhubungan langsung
dengan pelaksanaan tugas pekerjaan seseorang. Pendekatan ini
menekankan quality of task-oriented behavior. Yang diamati adalah
apakah perilaku dapat menunjukkan hasil tertentu kemudian dapat
dijadikan pembelajaran.
b. Pendekatan hasil
Mempelajari apakah hasil yang diperoleh telah sesuai dengan tuntutan
dari pihak yang membutuhkan daan telah diberikan dengann kualitas
terbaik atau didistribusikan secara adil kepada mereka yang
membutuhkan.
Ada pula pendekatan khusus oleh Noe, dkk (2000) yaitu :
a. Pendekatan komparatif
b. Pendekata atribut
c. Pendekatan perilaku
d. Pendekatan hasil
e. Pedekatan kualitas
5. Prinsip Penilaian Kinerja
Ada empat hal utama, yaitu :
a. Aspek yang dinilai
b. Proses pengukuran
c. Penentuan pihak yang menilai
d. Penentuan pihak yang dinilai
6. Isu Penting
Beberapa isu yang muncul dalam dimensi kinerja, yaitu :

13

a. Kemampuan penilai mengaitkan kinerja perorangan dengan strategi,


tujuan dan misi serta visi organisasi
b. Kemampuan dan independensi penilai dalam memberikan penilaian
c. Kontrol terhadap kualitas pengukuran kinerja
d. Penerimaan terhadap alat ukur
e. Kejelasan tentang apa yang diharapkan dari pegawai

14

Anda mungkin juga menyukai