Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah mahluk sosial yang cenderung untuk hidup bermasyarakat
serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai suatu
tujuan. Keterbatasan kemampuan manusia menyebabkan manusia tidak dapat
mencapai tujuan tanpa adanya kerja sama. Hal inilah yang mendasari manusia
untuk hidup dalam berbagai organisasi.
Organisasi adalah suatu sistem kerjasama antara dua orang atau lebih
yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Ciri dari kerjasama
sebagai peranan individu dalam organisasi tersebut antara lain ada
komunikasi antara orang-orang yang bekerjasama, individu dalam organisasi
tersebut mempunyai kemampuan untuk bekerjasama dan kerjasama tersebut
ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Keuntungan yang diperoleh seseorang dari organisasi dapat berupa
keuntungan pokok dan keuntungan tambahan. Keuntungan pokok adalah
keuntungan yang menjadi dasar harapan untuk diperoleh seseorang didalam
organisasi, sedangkan keuntunngan tambahan adalah keuntungan yang
semula tidak menjadi dasar harapan untuk diperoleh tetapi baru muncul
setelah orang berada dalam organisasi.
Organisasi mempunyai banyak definisi karena organisasi dapat
dipandang dari berbagai perspektif, ada kesepakatan pendapat yang
1

menyatakan bahwa organisasi pada umumnya dikembangkan sebagai


instrumen dalam mencapai tujuan bersama. Maka dari itu perlu bagi kita
mempelajari berbagai macam definisi dari organisasi berdasarkan yang
disampaikan oleh pakar dunia.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah definisi dari organisasi?
b. Bagaimana perkembangan dari teori organisasi?
c. Apakah azas atau prinsip dari organisasi?
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah AKK (Administrasi Kebijakan dan
Kesehatan)
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari organisasi
2. Untuk mengetahui perkembangan teori organisasi
3. Untuk mengetahui azas atau prinsip dari organisasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori organisasi menurut para ahli


Calvin S. Hall dan Gardner Lindsey (1970) berpendapat bahwa teori
adalah seperangkat konvensi yang diciptakan oleh ahli teori, terdiri dari suatu
gugus asumsi yang relevan yang secara sistematik berhubungan satu sama
2

lain. Suatu teori tidak dilihat dari benar salahnya, melainkan dilihat apakah teori
itu mempunyai kegunaan dalam meramalkan suatu kejadian atau dapat
menghasilkan konsep yang relevan yang dapat diverifikasikan.
Sedangkan menurut Donald J. Willower (1975) dalam Hoy and Miskel
dalam bukunya educational administraton; theory, research, and practice
mengemukakan bahwa yang dimaksud teori adalah a body of interrelated,
consistent generalization that serves to explain, yaitu bahwa teori merupakan
tubuh yang saling berinterelasi satu dengan yang lain dengan penjelasan yang
tetap konsisten.
Definisi lain organisasi menurut beberapa ahli diantaranya :
o Henry Fayol, 1974 : Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang ke
dalam aktivitas kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
sedangkan

pengorganisasian

adalah

aktivitas

orang-orang

dalam

mengelompokan, menyusun dan mengatur berbagai macam pekerjaan yang


perlu diselenggarakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
o James D. Mooney : Organization is the form of every human association
for the attainment of common purposes. Artinya Organisasi merupakan
bentuk dari setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan
bersama.
o John D. Millet : Organization is people working together, and so it takes
on characteristics of human relationships which are involved in group
detivity. Artinya Organisasi adalah orang-orang yang bekerjasama dengan

mengandung cirri-ciri dari hubungan kemanusiaan yang timbul di dalam


kegiatan kelompok.
o Dwight Waldo : Organization is the structure of authoritative and
habitual personal interrelations in an administrative systems. Artinya
Organisasi merupakan struktur daripada hubungan-hubungan atas dasar
wewenang dan bersifat tetap dalam suatu sistem administrasi.
o Chester I. Barnard : Organization is a system of cooperation activities of
two or more persons something intangible and impersonal, largely a matter
of relationships. Artinya Organisasi merupakan suatu sistem usaha bersama
antara dua orang atau lebih, sesuatu yang tidak berwujud dan tidak bersifat
pribadi, yang sebagia besar mengenai hubungan-hubungan kemanusiaan.
o Herbert A. Simon : Organization is the complex pattern of communication
and other relations in a group of human being. Artinya Organisasi
merupakan pola kominikasi yang kompleks dan hubungan-hubungan lain
dalam suatu kelompok manusia.
o Fred N. Kerlinger (1986) bahwa theory is a set of interrelated concepts,
assumptions, and generalization that sistematically describes and explains
regularities in behavior in educational organizations. Artinya bahwa teori
adalah satu set konsep yang saling berhubungan, asumsi, dan generalisasi
yang secara sistematis menguraikan dan menjelaskan keteraturan perilaku
pada organisasi bidang pendidikan
o Griffin (1959) organisasi merupakan penugasan orang-orang ke dalam fungsi
pekerjaan yang harus dilakukan agar terjadi aktivitas kerjasama dalam
mencapai tujuan. Sedangkan pengorganisasian merupakan penyusunan dan

pengelompokan bermacam-macam pekerjaan berdasarkan jenis pekerjaan,


urutan sifat dan fungsi pekerjaan, waktu dan kecepatan.
o Edgar Schein (1973) An organization is the rational coordination of the
activities of a number of people for the achievement of some common
explicit purpose or goal, through devision of labor function, and through a
hierarchy of outhority and responcibility.
o Ananda W.P. Guruge (1977) Organization is defined as arraging a
complex of tasks into manageable units and defining the formal
relationships among the people who are assigned the various tasks.

Definisi-definisi tersebut diatas masing-masing memberikan pengertian yang


semakin memperjelas apa hakekat organisasi tersebut. Definisi tersebut menyarankan
tiga hal (1) teori secara logika meliputi konsep, asumsi dan generalisasi; (2) fungsi
teori yang utama adalah untuk menguraikan, menjelaskan, dan memprediksi
keteraturan di dalam perilaku; (3) teori adalah keseluruhan yang menstimulasi dan
memandu pengembangan pengetahuan berkelanjutan.
Dari pengertian teori dan organisasi maka dapat dipahami bahwa definisi teori
organisasi berfungsi menjelaskan kegiatan dan dinamika kerjasama organisasi dan
memberikan tuntunan dalam pengambilan keputusan berdasarkan prediksi akibat
pengambilan keputusan tersebut.

2.2 Konsep evolusi dan perkembangan teori organisasi;


A. Teori Organisasi Klasik

Teori ini Berkembang mulai 1800-an (abad 19), dalam teori ini
organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugastugasnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik struktural
yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
Definisi organisasi menurut teori klasik ialah organisasi merupakan
struktur hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan- peranan,
kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain apabila orang bekerja
sama. Teori organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi
formal. Empat unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal :
a. Sistem kegiatan yang terkoordinasi
b. Kelompok orang
c. Kerjasama
d. Kekuasaan dan Kepemimpinan
Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung
pada empat kondisi pokok: kekuasaan, saling melayani, doktrin, disiplin.
Sedangkan yang dijadikan tiang dasar penting dalam organisasi formal
adalah:
a. Pembagian kerja (untuk koordinasi)
b. Proses skalar dan fungsional (proses pertumbuhan vertikal dan
horizontal)
c. Struktur (hubungan antar kegiatan)
d. Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).

1) Teori Manajemen Ilmiah


Dikembangkan tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor Definisi
Manajemen Ilmiah: Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan
pemecahan masalah organisasi atau Seperangkat mekanisme untuk
meningkatkan efesiensi kerja.
Frederick Winslow Taylor menuangkan ide dalam tiga makalah:
Shop Management, The Principle Of Scientific Management dan
Testimony before the Special House Comitte. Dari tiga makalah
tersebut lahir sebuah buku Scientific Management. Berkat jasa-jasa yang
sampai sekarang konsepnya masih dipergunakan pada praktek manajemen
modern maka Frederick Winslow Taylor dijuluki sebagai Bapak
Manajemen Ilmiah. Empat kaidah Manajemen menurut Frederick W.
Taylor:
a. Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas
dasar ilmu pengetahuan.
b. Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan.
c. Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan

dan

pengembangan secara ilmiah perlu intregasikan.


d. Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk
mencapai manfaat manajemen ilmiah.
2) Teori Administrasi
Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari
Eropa dan James D. Mooney, Allen Reily dari Amerika. Henry

Fayol

(1841-1925): Seorang industrialis asal Perancis tahun 1916 menulis sebuah

buku Admistration industrielle et Generale diterjemahkan dalam bahasa


Inggris 1926 dan baru dipublikasikan di Amerika 1940.
Kaidah manjemen menurut Fayol yang menjadi dasar teori
administrasi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Pembagian kerja
Wewenang dan tanggung jawab
Disiplin
Kesatuan perintah
Kesatuan pengarahan
Mendahulukan kepentingan umum
Balas jasa
Sentralisasi
Rantai Skalar
Aturan
Keadilan
Kelanggengan personalia
Inisiatif
Semangat korps

Kegiatan Manajerial atau Fayols Functionalism yaitu:


a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pemberian perintah
d. Pengkoordinasian
e. Pengawasan
James D. Mooney dan Allen Reily (1931) tiga prinsip yang harus
diterapkan dalam sebuah organisasi adalah:
a. Prinsip Koordinasi
b. Prinsip Skalar dan Hirarkis
c. Prinsip Fungsional

B. Teori Neo Klasik


Tokoh teori ini diawali oleh Elton Mayo (1927) yang membentuk
aliran antar manusia (human relation school), memandang organisasi sebagai
sesuatu yang terdiri dari tugas-tugas dari sisi manusia dibanding sisi mesin. Pada
masa ini dilakukan percobaan yang menyangkut rancang ulang pekerjaan,
perubahan panjangnya hari kerja dan waktu kerja dalam seminggu, pengenalan
waktu istirahat, serta rencana upah individual dibandingkan dengan upah
kelompok. Disimpulkan bahwa norma sosial kelompok merupakan kunci penentu
perilaku kerja seseorang.
Kemudian Hawthorne mempersatukan pandangan Taylor, Fayol, dan
Weber dengan kesimpulan bahwa organisasi merupakan sistem kerjasama.
Organisasi terdiri dari tugas-tugas dan manusia yang harus dipertahankan pada
suatu keseimbangan. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Chester Barnard,
yang menawarkan ide-ide dalam the functions of the executive, yaitu ia
menentang pandangan klasik yang mengatakan bahwa wewenang harus
didefinisikan sesuai dengan tanggapan dari bawahan, ia memperkenalkan
peran dari organisasi informal ke dalam teori organisasi dan mengusulkan
agar peran utama manager adalah memperlancar komunikasi dan mendorong para
bawahan untuk berusaha lebih keras.
Tokoh lainnya Douglas McGregor, menyatakan bahwa ada dua
pandangan tentang manusia, teori X pandangan negative dan teori Y pandangan

positif. Kesimpulannya adalah pandangan seorang manajer tentang sifat manusia


didasarkan atas pengelompokan asumsi tertentu, dan manusia cenderung
untuk menyesuaikan perilakunya terhadap bawahanya sesuai asumsi tersebut.
Dengan demikian teori Y lebih disukai dan asumsi tersebut harus dapat
membimbing para manajer dalam merancang organisasi dan memotivasi para
pegawainya.
Sedangkan Warren Benis mengatakan bahwa pengambilan keputusan
pada birokrasi yang disentralisasi, kepatuhan kepada wewenang, serta pembagian
kerja yang sempit diganti dengan struktur yang didesentralisasi dan demokratis
yang diorganisasi pada kelompok yang fleksibel. Pengaruh yang diambil dari
kekuasan diganti dengan pengaruh yang diambil dari keahlian. Bentuk organisasi
yang ideal adalah adhocracy yang fleksibel.
C. Teori Modern
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan
dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut
dengan teori Analiasa Sistem atau Teori Terbuka yang memadukan
antara

teori klasik dan neoklasik. Teori Organisasi Modern melihat bahwa

semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak
bisa dipisahkan. Organisasi bukan sistem tertutup yang berkaitan dengan
lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka yang
berkaitan dengan lingkungan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan
hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.

D. Teori Modern VS Teori Klasik


10

a. Teori Klasik memusatkan pandangan pada analisa dan deskripsi organisasi


sedangkan Teori Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan
sehingga terlihat lebih menyeluruh.
b. Teori Klasik membicarakan konsep koordinasi, scalar, dan vertikal
sedangkan Teori Modern lebih dinamis, sangat komplek, multilevel,
multidimensi dan banyak variable yang dipertimbangkan.

2.3 Model Organisasi


1. Model Organisasi Tertutup
Teori pertama yang mendasari model organisasi tertutup adalah teori
birokrasi. Teori ini digagas oleh Max Weber, seorang sosiolog Jerman.
Menurutnya organisasi memiliki karakteristik-karakteristik pokok, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

hirarki;
kenaikan jabatan atas dasar ukuran profesionalitas dan keahlian;
adanya jenjang karir;
ketergantungan dalam penggunaan peraturan dan regulasi;
hubungan impersonalitas diantara para profesional karir dalam birokrasi
dan hubungan mereka dengan pihak yang dilayaninya.

Teori ini memiliki ciri khas yaitu kekakuan, ketidakluwesan, penekanan


yang lebih besar terhadap sarana daripada hasil akhir, serta aspek manipulasi (cara
untuk membuat anggota melakukan tugasnya) tidak manusiawi. Menurut Weber,
aspek impersonal, tangan besi, efisien, dan kesan agung para pemimpin yang bisa
menarik dukungan anggota dari organisasi tersebut. Namun bukan berarti Weber

11

adalah orang yang antihumanis, tapi memang keadaan semasa dia hidup yang
mendasari pembangunan teorinya tersebut.
Teori kedua yang mendasari model organisasi tertutup adalah manajemen
ilmiah. Teori ini digagas oleh Frederick Taylor, dan Frank serta Lillian Gilberth.
Menurutnya

peningkatan

efisiensi

dan

penghematan

organisasi

untuk

meningkatkan produksi menjadi hal yang sangat penting. Karakteristik yang


paling melekat adalah pandangannya yang khas atas humanisme. Manusia
dipandang sebagai perlengkapan tambahan mesin dan manusia harus bekerja
seefektif mesin. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah efisiensi tak perlu
dianggap kontra dengan humanisme karena efisiensi juga diperlukan dalam
kinerja suatu organisasi.
Teori ketiga yang mendasari model organisasi tertutup adalah manajemen
administratif. Teori ini digagas oleh Luther Gullick, Lyndall Urwick, James D.
Mooney, dan Alen C Reiley. Teori ini berasumsi bahwa administrasi adalah
administrasi, di konteks apapun dia berada, sehingga diperlukan prinsip-prinsip
manajemen dalam organisasi yang bisa diterapkan dalam konteks apapun.
Prinsip-prinsip tersebut yaitu prinsip koordinasi, prinsip skalar (struktur hirarki),
prinsip fungsional (pembagian tugas), dan prinsip staf/lini.
Ketiga teori inilah yang mendasari model organisasi tertutup. Ketiganya
mempunyai persamaan mendasar yaitu adanya prinsip hirarki dalam pengerjaan
tugas organisasi dan efisiensi ekonomi (rasionalisme) menjadi kriteria yang
utama. Namun terdapat kritik terhadap ketiga teori tersebut karena tidak
membebaskan bawahan atau anggota organisasi untuk mempunyai karsanya
12

sendiri. Anggota sebenarnya mampu untuk berpikir sendiri dan berperilaku sesuai
dengan kehendak mereka sendiri (tidak hanya patuh terhadap perintah pimpinan).
Oleh karena itu, bagaimanapun juga model organisasi tertutup memiliki kelebihan
dan kekurangan dibandingkan model lainnya. Adapun model ini memiliki ciri-ciri
pokok, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.

tugas-tugas rutin akan berlangsung dalam kondisi yang stabil;


adanya spesialisasi tugas (pembagian kerja);
sarana dan atau cara pelaksanaan tugas yang baik sangat ditekankan;
konflik dalam organisasi ditengahi oleh pimpinan;
pertanggungjawaban atas apa saja yang diharapkan terlaksana dan

pembagian tugas resmi masing-masing anggota sangat ditekankan;


f. pertanggungjawaban dan loyalitas seorang anggota lebih dituntut untuk
bagian organisasi dimana ia bekerja;
g. organisasi dipandang sebagai suatu struktur hirarki;
h. pengetahuan menyeluruh hanya dipegang oleh pimpinan;
i. interaksi antaranggota organisasi cenderung bersifat vertikal (seseorang
selalu mendapat perintah dari atasannya, yang kemudian diteruskan ke
bawahannya);
j. gaya interaksi diarahkan pada hubungan-hubungan pemisahan yang jelas
antara atasan dan bawahan dengan aspek kepatuhan dan ketaatan pada
perintah;
k. loyalitas dan kepatuhan kepada organisasi dan atasan sangat ditekankan;
l. penghargaan merupakan internalitas (status seseorang ditentukan oleh
tingkatan dan jabatan resminya).
2. Model Organisasi Terbuka
Teori pertama yang mendasari model organisasi terbuka adalah
hubungan antarmanusia. Teori ini digagas oleh Elton Mayo, Fritz J.
Roethlisberger, Richard H. Franke, James D. Kaul, dan A.H Maslow. Menurut
teori ini kerja sama yang baik dalam organisasi akan menghasilkan produksi yang
13

baik pula, begitupun sebaliknya. Kerja sama yang baik tersebut didapatkan
dengan mempertimbangkan hal-hal yang tidak dipertimbangkan sebelumnya
dalam model organisasi tertutup, yaitu kecocokan, norma informal, emosi, dan
motivasi personal. Bahkan lebih jauh Franke dan Kaul menambahkan bahwa
hubungan antarmanusia bukan hanya hal yang menjadi alasan dalam efisiensi
bagi pekerja. Hal lainnya adalah sumber-sumber motivasi seperti disiplin
manajerial, ketakutan, pengurangan keletihan (waktu istirahat), dan uang. Lebih
jauh lagi Maslow menambahkan hal-hal yang menjadi motivasi bagi pekerja
dalam organisasi apabila pekerja tersebut telah memenuhi hirarki kebutuhan
Maslow, yaitu: kebutuhan psikologis (kebutuhan dasar manusia); keamanan;
keinginan untuk memiliki dan dimiliki; penghargaan diri sendiri; dan perwujudan
jati diri.
Teori kedua yang mendasari model organisasi terbuka adalah
pengembangan organisasi. Teori ini digagas oleh Kurt Lewin, Wendell L. French,
dan Cecil H Bell, Jr. Menurut teori ini pengembangan organisasi merupakan
perencanaan yang didesain agar meningkatkan efektivitas organisasi dan
keberlangsungan organisasi tersebut melalui intervensi yang terencana dalam
pengerjaan tugas organisasi dengan menggunakan pengetahuan dari tindakan
ilmiah. Penekan dari teori ini yaitu perencanaan, analisis sistem, dan pencapaian
tujuan efektivitas organisasi, dan organisasi yang sehat. Sasaran dari
pengembangan organisasi yaitu:
1) meningkatkan kemampuan anggota perseorangan seiring dengan keberjalanan
anggota lainnya (kompetensi impersonal);
2) memberi legitimasi aspek emosi manusiawi dalam organisasi;
3) meningkatkan rasa saling pengertian diantara para anggota;
14

4) mengurangi ketegangan;
5) menciptakan fungsi manajemen tim dan kerja sama antarkelompok dalam
organisasi;
6) mengembangkan teknik yang lebih efektif bagi penyelesaian konflik dengan
metode nonotoriter dan interaktif;
7) menyusun organisasi yang strukturnya sesederhana mungkin.
Teori ketiga yang mendasari model organisasi terbuka adalah organisasi
sebagai unit fungsi dalam lingkungannya. Teori ini digagas oleh Chester I Barnard,
Philip Selznick, dan Burton Clark. Ciri dari teori ini adalah penggunaan organisasi
secara keseluruhan beserta unit analisanya dengan tugas menangani hambatan dan
tekanan dari lingkungan terhadap organisasi, dan strategi operasional yang dirancang
untuk menghadapi berbagai masalah yang ditimbulkan dari lingkungan. Teori ini
menganggap bahwa organisasi tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya sebagai
sistem yang lebih luas.
Ketiga teori inilah yang mendasari model organisasi terbuka. Ketiganya
tidak mempunyai persamaan mendasar namun saling membangun model organisasi
terbuka. Oleh karena itu, bagaimanapun juga model organisasi terbuka memiliki
kelebihan dan kekurangan dibandingkan model lainnya. Adapun model ini memiliki
ciri-ciri pokok, yaitu:
1) tugas-tugas yang tak rutin terjadi dalam kondisi yang tak stabil;
2) pengetahuan khusus diperlukan untuk menjalankan tugas-tugas umum (masingmasing anggota bisa saling mengisi dan membantu tugas masing-masing);
3) penyelesaian kerja sangat ditekankan;
4) konflik internal organisasi diselesaikan oleh interaksi antar anggota sendiri;

15

5) tanggung jawab bersama sangat ditekankan (menghapus pembagian kerja tugas


yang kaku sehingga segenap anggota merasa berkepentingan dengan setiap
masalah organisasi);
6) tanggung jawab dan loyalitas perseorangan diperuntukkan bagi organisasi secara
keseluruhan;
7) organisasi dipandang sebagai struktur jaringan kerja yang lentur;
8) pengetahuan tertentu bisa dimanfaatkan dimanapun dalam pengerjaan tugas
organisasi (semua mengetahui sesuatu mengenai tugas organisasi, tapi tidak ada
yang tahu secara keseluruhan);
9) interaksi antaranggota dalam organisasi cenderung bersifat horizontal bukan
vertikal (semua orang dapat saling berinteraksi);
10) interaksi cenderung menuju arah yang cerdas, berupa saran (bukan perintah),
yang menutup hubungan superordinat dan subordinat dan cenderung bersifat
kekeluargaan (antara pemimpin dan bawahan);
11) penyelesaian tugas dan kinerja yang baik dalam penyelesaian tugas sangat
ditekankan;
12) penghargaan merupakan eksternalitas (status seseorang ditentukan oleh
kemampuan profesionalitas dan reputasinya).
2.4 Azas-azas organisasi
Setiap organisasi, baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta
tentu menghadapi masalah bagaimana organisasinya dapat berjalan dengan baik.
Salah satu sarana agar organisasinya dapat berjalan dengan baik dan struktur
organisasi yang bersangkutan sehat dan efesien harus melaksanakan azas-azas
organisasi. Henry Fayol merumuskan azas-azas organisasi dengan istilah
principles of management (azas-azas manajemen), yaitu; (1) pembagian kerja
(division of work); (2) wewenang dan tanggung jawab (authority and
responsibility); (3) disiplin; (4) kesatuan perintah (unity of command); (5)
16

kesatuan arah (unity of direction); (6) kepentingan individu dibawah kepentingan


umum (subordination of individual interest to general interest); (7) gaji pegawai
(remuneration of personel); (8) sentralisasi; (9) ketertiban (scalar chain); (10)
pesanan atau pasar (order) (11) keadilan (equity); (12) kestabilan masa kerja
pegawai (stability of tenure of personnel); (13) inisitatif; (14) kesatuan jiwa
(esprit de corp).
Macam-macam azas organisasi dikemukakan pula oleh James D. Mooney
& Alan C. Reily, yaitu; (1) azas koordinasi (the coordinatifve principle); (2) azas
jenjang (the scalar principle); (3) azas penyusunan fungsi (the functional
principle); (4) azas staf (the staff principle). Luther Gulick & Lyndall Urwick
mengemukakan azas-azas organisasi, yaitu: (1) orang yang layak pada struktur
organisasi; (2) pengakuan seorang pimpinan puncak sebagai sumber wewenang;
(3) yang bersangkutan dengan kesatuan perintah; (4) memakai staf khusus dan
umum; (5) departemenisasi berdasarkan tujuan, proses, orang dan tempat; (6)
pelimpahan dan pemakaian azas pengecualian; (7) membuat tanggung jawab
sepadan dengan wewenang; (8) mempertimbangkan rentang control yang tepat.
Sebaik-baiknya azas-azas yang ada dalam suatu organisasi tidak akan
berjalan efektif apabila tidak memperhatikan fungsi- fungsi organisasi, azas-azas
dan fungsi-fungsi organisasi harus sejalan beriringan tanpa saling mendominasi.
Fungsi organisasi merupakan pemanfaatan dan pengerahan segala sumber daya
(pikiran, kemauan, perasaan dan tenaga) untuk mewujudkan tujuan yang telah
ditetapkan. Dilihat dari langkah-langkah kegitan organisasi, maka yang dimaksud
fungsi-fungsi organisasi mencakup sumber masukan (input), proses, dan keluaran
(output) dengan melibatkan feedback sebagai control.
17

Fungsi organisasi merupakan rangkaian kegiatan penyempurnaan yang


dilakukan secara terus menerus agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan
efektif dan efesien. Menurut pendapat Abdel Hamed, dkk, menyatakan bahwa
fungsi organisasi meliputi; (1) analisa aktivitas kerja dan penyempurnaan
tatakerja; (2) proses pembuatan bagan; (3) haluan tata kerja; (4) brainstorming (5)
efektifitas control akunting dan pemeriksaan; (6) perbekalan dan perlengkapan;
(7) tata ruang kantor; (8) perancangan formulir; (9) pemakaian bagan-bagan, tata
aliran pekerjaan warkat, usul-usul tentang rancangan; dan (10) penyempurnaan
tiap tahun, penyusunan meja ujian, pengukuran kerja, nilai pemindahan gadai,
dan keterlambatan.

BAB III
PENUTUP
18

3.1 Kesimpulan
Teori organisasi berfungsi menjelaskan kegiatan dan dinamika kerjasama
organisasi dan memberikan tuntunan dalam pengambilan keputusan berdasarkan
prediksi akibat pengambilan keputusan tersebut.
Awal mula perkembangan teori organisasi dimulai dari teori klasik, menurut
teori klasik organisasi merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan,
tujuan-tujuan, peranan- peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktorfaktor lain apabila orang bekerja sama. Teori organisasi klasik sepenuhnya
menguraikan anatomi organisasi formal. Empat unsur pokok yang selalu muncul
dalam organisasi formal

antara lain ; sistem kegiatan yang terkoordinasi ,

kelompok orang, kerjasama, kekuasaan dan Kepemimpinan. Tokoh pada teori ini
antara lain adalah ; Frederick Winslow Taylor, Henry Fayol, Lyndall Urwick
dari Eroapa dan James D. Mooney, Allen Reily .
Pada teori neoklasik teori ini diawali oleh Elton Mayo yang membentuk aliran
antar manusia (human relation school), memandang organisasi sebagai
sesuatu yang terdiri dari tugas-tugas dari sisi manusia dibanding sisi mesin.
Kemudian Hawthorne mempersatukan pandangan Taylor, Fayol, dan Weber
dengan kesimpulan bahwa organisasi merupakan sistem kerjasama. Organisasi
terdiri dari tugas-tugas dan manusia yang harus dipertahankan pada suatu
keseimbangan. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Chester Barnard, ia
menentang pandangan klasik yang mengatakan bahwa wewenang harus
didefinisikan sesuai dengan tanggapan dari bawahan, ia memperkenalkan
peran dari organisasi informal ke dalam teori organisasi dan mengusulkan

19

agar peran utama manager adalah memperlancar komunikasi dan mendorong para
bawahan untuk berusaha lebih keras. Sedangkan Douglas McGregor, memiliki
dua pandangan tentang manusia, teori X pandangan negative dan teori Y
pandangan positif. Kesimpulannya adalah pandangan seorang manajer tentang
sifat manusia didasarkan atas pengelompokan asumsi tertentu, dan manusia
cenderung untuk menyesuaikan perilakunya terhadap bawahanya sesuai asumsi
tersebut.
Teori modern

muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan

terhadap dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Organisasi
Modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang
saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan sistem tertutup
yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan
sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan apabila ingin survivel atau
dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.
Model organisasi terbagi menjadi dua yaitu model organisasi tertutup dan
terbuka. Teori tertutup memiliki ciri khas yaitu kekakuan, ketidakluwesan,
penekanan yang lebih besar terhadap sarana daripada hasil akhir, serta aspek
manipulasi (cara untuk membuat anggota melakukan tugasnya) tidak manusiawi.
ciri-ciri pokok model ini antara lain yaitu; tugas-tugas rutin akan berlangsung
dalam kondisi yang stabil, adanya spesialisasi tugas (pembagian kerja), sarana
dan atau cara pelaksanaan tugas yang baik sangat ditekankan, konflik dalam
organisasi ditengahi oleh pimpinan, pertanggungjawaban atas apa saja yang
diharapkan terlaksana dan pembagian tugas resmi masing-masing anggota sangat

20

ditekankan, pertanggungjawaban dan loyalitas seorang anggota lebih dituntut


untuk bagian organisasi dimana ia bekerja, organisasi dipandang sebagai suatu
struktur hirarki, pengetahuan menyeluruh hanya dipegang oleh pimpinan,
interaksi antaranggota organisasi cenderung bersifat vertikal (seseorang selalu
mendapat perintah dari atasannya yang kemudian diteruskan ke bawahannya),
gaya interaksi diarahkan pada hubungan-hubungan pemisahan yang jelas antara
atasan dan bawahan dengan aspek kepatuhan dan ketaatan pada perintah, loyalitas
dan kepatuhan kepada organisasi dan atasan sangat ditekankan, penghargaan
merupakan internalitas (status seseorang ditentukan oleh tingkatan dan jabatan
resminya).
Sedangkan model organisasi terbuka memiliki ciri-ciri pokok sebagai
berikut; tugas-tugas yang tak rutin terjadi dalam kondisi yang tak stabil,
pengetahuan khusus diperlukan untuk menjalankan tugas-tugas umum (masingmasing anggota bisa saling mengisi dan membantu tugas masing-masing),
penyelesaian kerja sangat ditekankan, konflik internal organisasi diselesaikan
oleh interaksi antar anggota sendiri, tanggung jawab bersama sangat ditekankan
(menghapus pembagian kerja tugas yang kaku sehingga segenap anggota merasa
berkepentingan dengan setiap masalah organisasi), tanggung jawab dan loyalitas
perseorangan diperuntukkan bagi organisasi secara keseluruhan, organisasi
dipandang sebagai struktur jaringan kerja yang lentur, pengetahuan tertentu bisa
dimanfaatkan dimanapun dalam pengerjaan tugas organisasi (semua mengetahui
sesuatu mengenai tugas organisasi, tapi tidak ada yang tahu secara keseluruhan),
interaksi antaranggota dalam organisasi cenderung bersifat horizontal bukan
21

vertikal (semua orang dapat saling berinteraksi), interaksi cenderung menuju arah
yang cerdas, berupa saran (bukan perintah), yang menutup hubungan superordinat
dan subordinat dan cenderung bersifat kekeluargaan (antara pemimpin dan
bawahan), penyelesaian tugas dan kinerja yang baik dalam penyelesaian tugas
sangat ditekankan, penghargaan merupakan eksternalitas (status seseorang
ditentukan oleh kemampuan profesionalitas dan reputasinya).
Azas-azas organisasi yang dirumuskan oleh Henry Fayol yaitu; (1)
pembagian kerja (division of work); (2) wewenang dan tanggung jawab (authority
and responsibility); (3) disiplin; (4) kesatuan perintah (unity of command); (5)
kesatuan arah (unity of direction); (6) kepentingan individu dibawah kepentingan
umum (subordination of individual interest to general interest); (7) gaji pegawai
(remuneration of personel); (8) sentralisasi; (9) ketertiban (scalar chain); (10)
pesanan atau pasar (order) (11) keadilan (equity); (12) kestabilan masa kerja
pegawai (stability of tenure of personnel); (13) inisitatif; (14) kesatuan jiwa
(esprit de corp). selain Hayol adapun azas-azas organisasi menurut James D.
Mooney & Alan C. Reily, antara lainyaitu; (1) azas koordinasi (the coordinatifve
principle); (2) azas jenjang (the scalar principle); (3) azas penyusunan fungsi (the
functional principle); (4) azas staf (the staff principle). Luther Gulick & Lyndall
Urwick mengemukakan azas-azas organisasi, yaitu: (1) orang yang layak pada
struktur organisasi; (2) pengakuan seorang pimpinan puncak sebagai sumber
wewenang; (3) yang bersangkutan dengan kesatuan perintah; (4) memakai staf
khusus dan umum; (5) departemenisasi berdasarkan tujuan, proses, orang dan
tempat; (6) pelimpahan dan pemakaian azas pengecualian; (7) membuat tanggung
22

jawab sepadan dengan wewenang; (8) mempertimbangkan rentang control yang


tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Gilberth, F.B., Gilberth, F.M. (1917). Applied Motion Study. New York : Sturgis
Walton.
Henry, Nicholas, (1992). Public Administration and Public Affair 5th Edition:
Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall.
Hersey, Faul, Blanchard, (1982). Management of Organization Behavior.
Hick, Herbert, G. and Gullet, G. Ray, (1975). Organization Theory and
Behavior.
Koontz Harold and Weihrich Heinz (1990) Essentials of Management, Fifth
Edition, McGraw-Hill.
Richard, Beckard, (1969). Organizational Development Strategis and Models.
Senge, P. et. al. (1994) The Fifth Discipline Fieldbook: Strategies and Tools for
Building a Learning Organization
23

Taylor, F.W. (1917). The Principles of Scientific Management. New York: Harper.

24

Anda mungkin juga menyukai