Anda di halaman 1dari 11

Makalah Tentang Etika Administrasi Negara

Disusun oleh:
Kelompok 2 : Widya Puspita
: Tilawati
: Harry Hidayat
: Rizki Aji Pratama
: Rio Verdinan
: Zulfadilah Bahtiyar
Kelas : 2b karyawan

Stia Saya Negara Palembang


Tahun ajaran 2022-2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang maha Kuasa karena atas berkat dan

rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Adapun

bahan ajar ini nantinya dapat dipakai sebagai bahan acuan yang dapat membantu

mahasiswa Fakultas administrasi Negara Stia Satya negara yang mengambil mata kuliah“

Etika Administrasi Negara”, yang nantinya akan dijadikan dasar dalam mengembangkan

ilmunya pada konsentrasi administrasi negara Penulis menyadari bahwa bahan ajar ini masih

jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami

harapkan demi kesempurnaan bahan ajar ini. Pada kesempatan ini kami tidak lupa

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses revisi

bahan ajar ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Besar harapan kami semoga bahan ajar ini bisa memberikan manfaat bagi setiap orang yang

membacanya, khususnya bagi mahasiswa Fakultas ilmu administrasi Negara Stia Satya Negara yang

mengambil mata kuliah Ilmu Administrasi Negara, dan sebagai akhir kata tidak lupa mengucapkan

terima kasih.

Palembang,9 Maret 2022


TTD
Deffi Haryani, S.Sos,. M.Si

Bab 1 Pendahuluan

A.LATAR BELAKANG

Masalah etika dalam proses administrasi negara memiliki posisi yang sangat penting dalam proses

administrasi negara. Pertimbangan- pertimbangan etika sama sekali bukan merupakan langkah

mundur! Tapi “justru merupakan upaya untuk menemukan pranata-pranata pembangunan yang

berwatak dan bermoral serta untuk mendapatkan bentuk interaksi yang ideal antara aparat negara

dengan setiap negara. Akhir-akhir ini sangat banyak aparat melakukan penyelewengan terhadap

kebijakan-kebijakan publik atau negara-negara yang hancur karena pemerintahan yang korupsi dan

juga masalah-masalah etika. Mengingat pentingnya etika dalam proses administrasi negara untuk itu

kami membuat makalah ini dengan “judul Etika dan Administrasi Negara.

BAB II PEMBAHASAN

1. ETIKA ADMINISTRASI NEGARA

A. Pengertian

Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” Yang artinya kebiasaan Atau watak. Robert C.

Solomon(1987)mengatakan bahwa etika merujuk pada dua hal.


Pertama etika berkenaan dengan disiplin ilmu yang mempelajari nilai-nilai yang dianut oleh manusia

beserta pembenarannya dan dalam hal ini etika merupakan salah satu cabang filsafat.

Kedua,

Etika merupakan pokok permasalahan di dalam disiplin ilmu itu sendiri yaitu nilai-nilai hidup dan

hukum-hukum yang mengatur tingkah laku manusia. Etika menurut BERTENS (1977) “seperangkat

nilai-nilai norma-norma moral yang menjadi pegangan dari seseorang atau suatu kelompok dalam

mengatur tingkah lakunya. Sedangkan , DARWIN (1999) mengartikan etika adalah prinsip-prinsip

moral yang disepakati bersama oleh satu kesatuan masyarakat! Yang menuntun perilaku individu

dalam berhubungan dengan individu lain DARWIN (1999) juga mengartikan Etika birokrasi

(administrasi Negara) adalah sebagai seperangkat nilai yang menjadi acuan atau penuntun bagi

tindakan manusia dalam organisasi. Dengan mengacu kedua pendapat tersebut! Etika fungsi yaitu

Pertama sebagai pedoman, acuan, referensi bagi administrasi Negara (birokrasi publik) dalam

menjalankan tugas dan kewenangan agar tindakannya dalam birokrasi sebagai standar penilaian

sebagai standar penilaian apakah sifat perilaku dan tindakan birokrasi publik dinilai baik, buruk,

terpuji dan tidak tercela seperangkat nilai dalam etika birokrasi yang dapat digunakan sebagai acuan,

penuntut dan pedoman dalam menjalankan tugas dan kewenangan antara lain,

efisensi,membedakan milik pribadi dengan milik kantor,impersonal, merytal system responsible,


accontable, dan Responsiveness. Dalam persoalan yang sama william K.Frankena (1982)

mengemukakan bahkan etika ( Ethics) merupakan salah satu cabang filsafat yang mencakup filsafat

moral atau pembenaran-pembenaran filosofis (Philosophical judgements). sebagai suatu falsafah,

etika berkenaan dengan moralitas beserta persoalan-persoalan dan pembenaran-pembenaran nya.

Moralitas juga merupakan salah satu instrumen kemasyarakatan apabila suatu kelompok sosial

menghendaki adanya penuntun tindakan (Action guide) untuk segala pola tingkah laku 1 yang

disebut bermoral. Oleh karena itu, moralitas akan serupa dengan hukum disatu pihak dan konvensi

atau etiket (etiquette) di lain pihak.

H De Vos (1987) mengatakan bahwa etika adalah ilmu tentang kesusilaan atau moral. Etika lebih

banyak dikaitkan dengan prinsip- prinsip moral yang menjadi landasan bertindak seseorang yang

mempunyai profesi tertentu. Istilah-istilah seperti Etika kedokteran, Etika jurnalistik, Etika hukum, ke

semuanya menunjukkan pengertian adanya asas moral dalam profesi. Tetapi moral lebih tertuju

pada perbuatan orang secara individu. Berikut dijabarkan etika, prinsip-prinsip administrasi Negara:

o Pembagian tugas pekerjaan atas spesialis.ini merupakan upaya yang harus

dipertimbangkan untuk mendapatkan efisiensi dalam menggunakan tenaga kerja.

o Harus ada kaitan atas hubungan antara wewenang dan tanggqng jawab.
o Disiplin, berarti sikap dan perilaku yang selalu sesuai dengan ketentuan norma-norma yang

berlaku tetapi juga dengan nilai-nilai(tujuan) yang ingin dicapai.

o Kesatuan komando(perintah)dengan kesatuan komando akan tercapai kesatuan bahasa,

kesatuan arah dan kesatuan tujuan karena seorang pegawai menerima perintah dari

seorang atasannya.

o Setiap kelompok dari kegiatan-kegiatan yang tujuannya sama harus mempunyai satu

pimpinan dan kesatuan arah tujuan yang sama.

o Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atas golongan.ini harus

tegas-tegas dinyatakan oleh diri sendiri apabila menghadapi dua kepentingan yang

berlawanan.

o Pemberian ganjaran sebagai balas jasa,sebagai alat motivasi dan pendorong.

o Sentralisasi, penugasan wewenang yang dimiliki.

o Jenjang hierarki tingkat: wewenang yang dimiliki.

o Ketertiban

o Pelaksanaan yang adil pada semua pihak.

o Stabilitas jabatan karyawan.


o Daya prakarsa, terutama prakarsa dalam mencapai langkah-langkah yang tepat dan jitu

dalam mencapai tujuan.

o semangat persatuan dalam korp.

B. Permasalahan Etika sosial

Dari aspek susunan nya manusia dibedakan menjadi dua komponen yaitu: jiwa dan raga.

Menurut Aristoteles, jiwa manusia terdiri dari cipta, rasa dan karsa, Sedangkan raga terdiri

dari zat mati, zat tumbuhan dan zat hewani. Menurut kedudukan nya manusia dapat

berdiri sebagai makhluk Tuhan. ,dilihat dari aspek sifatnya, Dibedakan sebagai berikut:

 Makhluk individu

Manusia memiliki sifat individu terutama bila dilihat dari kenyataan bahwa ia memiliki

karakter kepribadian serta memiliki pendirians. Sigmund freud mengatakan bahwa

didalam diri setiap manusia terdapat ego yang akan mewarnai karakter dan perilaku

manusia sebagai makhluk individu

 Makhluk sosial

Sifat sosial terutama terlihat dari adanya keinginan manusia untuk hidup bersama

dengan manusia lainnya, Berkomunikasi, dan berbagi rasa dengan orang lain.

Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah zoon politicon, Makhluk yang


senantiasa ingin hidup berkelompok. Pendapat senada mengatakan manusia

adalah homo politicus.

Dari pembedaan diatas muncul pemilahan sifat manusia yang tercakup dalam

pengertian egoisme dan altruisme. Egoisme merunjuk pada kecenderungan

manusia untuk mementingkan diri sendiri dari pada peduli atas hukum dan

kewajibannya. sebaliknya altruisme berkenaan dengan diri manusia untuk berbuat

demi kepentingan orang lain. Tujuan etika adalah memberitahukan bagaimana kita

dapat menolong manusia di dalam kebutuhannya yang riil yang secara susila dapat

dipertanggung jawabkan. untuk mencapai tujuan ini!

Pemahaman akan etika sosial tidak hanya mengharuskan pendalaman tentang

norma-norma sosial yang berlini tetapi juga tentang kebutuhan- kebutuhan

manusia serta apa saja yang mendorong timbulnya kebutuhan tadi. Etika sosial

lebih banyak mengundang perdebatan karena masalah-masalah yang ada didalam-

Nya lebih mudah menimbulkan beragam pandangan dibandingkan dengan etika

individual. Norma-norma dalam etika sosial harus selalu diterapkan pada keadaan

konkret. Persoalan etika sosial menyeruak karena kompleksnya masyarakat


modren berbarengan dengan globalisasi masalah-masalah sosial! Politik, ekonomi,

dan budaya.

C. Etika Administrasi dalam Praktik

A. asas-asas umum Birokrasi Pemerintahan yang Baik

1.Prinsip demokrasi

Tujuan rakyat dalam membentuk negara ialah untuk dipergunakan sebagai sarana

guna mencapai cita-cita yang lebih tinggi yang semua itu terkandang dalam tujuan

negara. Pilar utama prinsip demokrasi ialah asas kedaulatan rakyat. Asas kedaulatan

rakyat memasyarakatkan bahwa rakyatlah yang mempunyai kekuasaan tertinggi

dalam pemerintahan negara, rakyat yang menentukan kehendak negara dan rakyat

yang akan menentukan pula bagaimana pula bagaimana berbuatnya. Pada tataran

makro,sistem pemerintahan demokratis suatu negara dapat disolongkan ke dalam

tiga macam bentuk, yakni :

1. sistem parlementer yaitu hubungan antara lembaga perwakilan dan lembaga

yang menjalankan kekuasaan eksekutif dapat saling memengaruhi.

2. Sistem pemisahan kekuasaan


Ajaran trias Politica merupakan landasan pokok dalam sistem pemisahan

kekuasaan. Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh presiden yang dipilih rakyat

baik secara langsung maupun secara perwakilan. Lembaga perwakilan

mempunyai dibidang legislatif yaitu merumuskan perundang-undangan. Jika ada

perselisihan antara lembaga eksekutif dengan legislatif lembaga yudikatif yang

akan memutuskan.

3. Sistem referendum. Referendum secara harfiah berarti pemungutan suara

secara langsung oleh rakyat untuk menentukan pendapat umum rakyat.

2. Keadilan sosial dan Pemerataan

3. Mengusahakan kesejahteraan umum

2. MAL ADMINISTRASI NEGARA

Istilah mal administrasi diambil dari bahasa Inggris “maladministration” yang diartikan: Tata

usaha buruk Pemerintahan buruk. Kata administrasi berasal dari bahasa latin “administrare”

yang berarti to mange, didefinisikan antara lain menjadi “ administration” yang mengandung

makna bersturing atau Pemerintah. Pengertian mal administrasi secara umu adalah perilaku

yang tidak wajar, termasuk penundaan pemberian pelayanan tidak sopan dan kurang peduli

terhadap masalah yang menimpa seseorang yang disebabkan oleh perbuatan penyalah gunaan
kekuasaan penggunaan kekuasaan secara semena-mena atau kekuasaan yang digunakan untuk

perbuatan yang tidak wajar, tidak adil, intimidasi, atau diskriminati dan tidak patut didasarkan

seluruhnya atau sebagian atas ketentuan undang-undang atau fakta, tidak masuk akal atau

berdasarkan tindakan yang tidak baralasan (unreasonable) tidak adil (unjust) menekan

(oppressive), improrer dan diskriminati.

BAB III PENUTUP

1.Kesimpulan dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa

Etika administrasi negara merupakan prinsip yang harus di pegang teguh oleh para administrator

sebagai pelayan masyarakat. sedangkan Mal administrasi negara adalah penyalahgunaan

kekuasaan administrasi yang menyebabkan salah satu pihak rugi.

2.Kritik dan saran

Demikian pembahasan dari makalah kami. Kami berharap semoga pembahasan dalam makalah

ini dapat membantu dan bermanfaat bagi semuanya. Dan kami pun berharap pula kritik dan

saran dari semuanya untuk kesempurnaan dalam tugas kami selanjutnya. Sekian dan terima

kasih

Anda mungkin juga menyukai