Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

ASURANSI SYARIAH
Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Pelajaran PAI

Guru pengampu : Dessy novitasari s.pd

Di susun oleh :

KELOMPOK 1

ketua:Mentari Handayani

Anggota:Desti Agustin

Hevi hentika sari

Marcel Aditia

Seno Satrio

M.iqbal

Galang

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUASIN


SMA NEGERI 1 RANTAU BAYUR
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
ASURANSI SYARIAH
Asuransi syariah merupakan usaha salimng melindungi dan tolong menolong diamtara sejumlah orang atau
pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

Di Indonesia lembaga syariah sekarang berkembang dengan sangat pesat baik asuransi ataupun
perbankan dan usaha lainnya yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Sebagai seorang mahasiswa kita
harus bisa mengetahui lebih jauh tentang asuransi syariah, baik perkembangan, pengertian, manfaat,
risikonya dan lain-lain.

Hukum asuransi dalam Islam sesuai Al-Qur’an

Dasar hukum asuransi juga tercatat dalam hadis dan ayat Al-Qur’an. Adapun tiga poin yang dapat menjadi
acuan dasar hukum asuransi dalam islam adalah:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” – Al Maidah 2

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-
anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap mereka.” – An Nisaa 9.

“Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan
darinya pada hari kiamat.” – HR Muslim dari Abu Hurairah

1.PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH

Berdasarkan Fatwa DSN MUI tentang Asuransi Syariah Nomor 21/DSN-MUI/X/2001, asuransi syariah
adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui
investasi dalam bentuk aset atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko
tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.

Akad asuransi syariah yang dimaksud tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba,
zhulm (penganiayaan), riswah (suap), barang haram dan maksiat. Asuransi syariah juga disebut takaful
atau tadhamun, ta’min.

Dengan kata lain, asuransi syariah adalah sebuah usaha untuk saling melindungi dan tolong menolong di
antara pemegang polis (peserta asuransi) melalui pengumumpulan dan pengelolaan dana tabarru.

Dana kumpulan dari pemegang polis asuransi syariah digunakan untuk empat hal:

 Ujrah atau upah jasa


 Uang santunan asuransi atau klaim risiko
 Membayar reasuransi
 Surplus underwriting
Contoh asuransi syariah, dana tabarru yang dikelola perusahaan asuransi dipakai untuk membiayai
pengobatan atau perawatan bila ada peserta yang menderita penyakit kritis dan harus dirawat inap di
rumah sakit.

2.AYAT DAN ARTINYA ASURANSI SYARIAH


DALIL ALQURAN DAN HADITS TENTANG ASURANSI SYARIAH
Dalil Al-Quran dan Hadits yang menjelaskan Manfaat dari Asuransi Syariah:

1.Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS. Al-A’raf : 34)
Manusia merupakan makhluk yang diciptakan Allah, untuk menjalani kehidupannya di muka bumi.
Namun dalam menjalankan kehidupannya tersebut manusia tidak mengetahui, sampai kapan ia akan
terus hidup, kapan ia akan jatuh sakit, kapan tertimpa musibah, kecelakaan, kebakaran dsb. Karena
hal tersebut semata-mata hanyalah merupakan rahasia Allah SWT.

2.Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar. (QS. An-Nisa’ : 9)
Dalam kehidupannya manusia memiliki potensi mendapatkan musibah dan bencana yang mungkin
tidak diduga sebelumnya, dan oleh karenanya manusia diminta untuk mempersiapkan diri,
menghadapi berbagai kemungkinan musibah yang akan menimpanya, sehingga tidak menimbulkan
kemadharatan bagi orang-orang yang ditinggalkannya

3.Dari Sa’d bin Abi Waqqash ra berkata, … bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya jika
engkau meninggalkan anak-anakmu dalam keadaan kaya (kecukupan) lebih baik dari pada engkau
meninggalkan mereka miskin yang meminta-minta kepada manusia lainnya. (Muttafaqun Alaih).
Bersamaan dengan ketidaktahuan manusia mengenai perkara yang ghaib (yang akan terjadi), Allah
juga memerintahkan agar manusia membuat perncanaan untuk hari depan.

4.Dari Nu’man bin Basyir ra berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, ‘Perumpamaan orang-
orang yang beriman dalam cinta, kasih sayang dan kelemah lembutan diantara mereka adalah seperti
satu tubuh. Apabila terdapat satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain
akan turut merasakannya (seperti) tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim)
Diantara sesama kaum muslimin, kita diperintahkan untuk saling tolong menolong & bantu
membantu, khsusnya terhadap yang mendapatkan kesulitan.

3. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI SYARIAH

 Para pakar ekonomi Islam mengemukakan bahwa asuransi syariah atau asuransi takaful ditegakkan
atas tiga prinsip utama:
1. Saling bertanggung jawab
            Yang berarti para peserta asuransi takaful memiliki rasa tanggung jawab bersama untuk
membantu dan menolong peserta yang mengalami musibah atau kerugian dengan niat ikhlas, karena
memikul tanggung jawab dengan niat ikhlas adalah ibadah. Hal ini dapat diperhatikan dari hadits-
hadits berikut:
“setiap orang dari kamu adalah pemikul tanggung jawab dan setiap kamu bertanggung jawab
terhadap orang-orang di bawah tanggung jawab kamu” (HR. Bukhari dan Muslim)
“kedudukan hubungan persaudaraan dan perasaan orang-orang beriman antara satu dengan lain
seperti satu tubuh (jasad) apabila satu dari anggotanya tidak sehat, maka akan berpengaruh kepada
seluruh tubuh” (HR. Bukhari dan Muslim).
“seorang mukmin dengan mukmin lainnya (dalam satu masyarakat) seperti sebuah bangunan
dimana tiap-tiap bagian dalam banguna itu mengukuhkan bagian-bagian yang lain” (HR Bukhari
dan Muslim).
“seseorang tidak dianggap beriman sehingga ia mengasihi saudaranya sebagaimana ia mengasihi
dirinya sendiri” (HR. Bukhari).
           
Rasa tanggung jawab terhadap sesama merupakan kewajiban setiap muslim. Rasa tanggung jawab
ini tentu lahir dari sifat saling menyayangi, mencintai, saling membantu dan merasa mementingkan
kebersamaan untuk mendapatkan kemakmuran bersama dalam mewujudkan masyarakat yang 
beriman, taqwa dan harmonis. Dengan prinisp ini, maka asuransi takaful merealisir perintah Allah
SWT dalam al-Quran dan Rasulullah SAW. dalam al-Sunnah tentang kewajiban untuk tidak
memperhatikan kepentingan diri sendiri semata tetapi juga mesti mementingkan orang lain atau
masyarakat.
2. Saling bekerja sama atau saling membantu
            yang berarti di antara peserta asuransi takaful yang satu dengan lainnya saling bekerja sama
dan saling tolong-menolong dalam mengatasi kesulitan yang dialami karena sebab musibah yang
dideritanya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Maidah ayat 2 dan hadits Nabi yang
mengajarkan bahwa orang yang meringankan kebutuhan hidup saudaranya akan diringankan
kebtuhannya oleh Allah. Allah akan menolong hamba-Nya selagi ia menolong saudaranya.
3. Saling melindungi penderitaan satu sama lain.
            yang berarti bahwa para peserta asuransi takaful akan beroeran sebagai pelingdung bagi
peserta lain yang mengalami gangguan keselamatan berupa musibah yang dideritanya. Sebagaimana
firman Allah dalam QS al-Quraisy ayat 4 yang artinya “(Allah) telah menyediakan makanan untuk
menghilangkan bhaya kelaparan dan menyelamatkan/mengamankan mereka dari mara bahaya
ketakutan”, Firman Allah QS. Al- Baqarah ayat 126 yang artinya “ketika Nabi Ibrahim berdoa
ya Tuhanku jadikanlah negeri ini aman dan selamat”.
            Di antara sabda Rasulullah yang mengandung maksud perlunya saling melindungi adalah:
Maksud Hadits: “sesungguhnya seseorang yang beriman ialah siapa yang boleh memberi
keselamatan dan perlindungan terhada harta dan jiwa raga manusia”
Maksud hadits: “Rasulullah bersabda: demi diriku dalam  kekuasaan Allah, bahwa siapa pun tidak
perlu masuk surga kalau tidak memberi perlindungan jirannya yang terhimpit”.
Maksud hadits: “tidaklah sah iman seseorang itu kalau ia tidur nyenyak dengan perut kenyang
sedangkan jirannya menatap kelaparan”.
            Dengan begitu maka asuransi takaful (syariah) merealisir perintah Allah SWT dalam al-
Quran dan Rasulullah SAW dala  sunnah tentang kewajiban saling melindungi di antara sesama
warga masyarakat.

4.TUJUAN ASURANSI SYARIAH


1) Meringankan risiko yang dihadapi para nasabah
Anda tentu sudah tahu jika prinsip sharing of risk adalah prinsip utama dari setiap asuransi berbasis
syariah ini. Dengan prinsip tersebut, risiko yang akan ditanggung oleh para pemegang polis akan
lebih ringan karena beban risiko ini akan dialami oleh semua pihak.

2) Mengikatkan usaha lebih besar di kalangan nasabah


Adanya rasa aman dalam menjalankan asuransi adalah tujuan dari asuransi berbasis syariah ini. Rasa
aman dan tenteram inilah yang menjadikan asuransi berbasis syariah sebagai wadah yang tepat untuk
para nasabah dalam mengembangkan usahanya.
3) Membiayai pembangunan bangsa
Premi yang terkumpul dari para nasabah tidak semata-mata menjadi keuntungan bagi setiap badan
atau lembaga asuransi. Dari premi ini yang terkumpul sedikit demi sedikit, tentu akan menjadi dana
yang besar dan diharapkan dapat menjadi salah satu kontribusi penting dalam pembangunan negara.

5.MANFAAT ASURANSI SYARIAH

1. Tidak Ada Riba


Mengapa kita harus lebih baik memilih asuransi syariah bagi umat Islam? Salah satu hal yang
menjadi perbedaan utama antara asuransi syariah dan asuransi konvensional adalah mengenai ada
tidaknya riba. Riba merupakan pembebanan bunga dari pinjaman yang didasarkan pada persentase
tertentu dari jumlah asli pinjaman pokok. Walaupun penghitungan bunga dan riba secara transparan
diketahui kedua pihak dan disepakati bersama, namun pada dasarnya konsep riba ini memberatkan
para peserta asuransi.
Itulah sebabnya, dalam asuransi syariah yang berlandaskan pada prinsip-prinsip dan nilai keIslaman,
riba tidak ada. Dengan tidak adanya riba, kamu akan lebih tenang dan mendapatkan keberkahan.
2. Dibangun dengan Prinsip Tolong Menolong
Seperti adanya prinsip pada asuransi syariah, manfaat asuransi syariah yang kedua juga adalah
dengan adanya prinsip tolong menolong. Asuransi syariah selalu dibangun dengan prinsip ini.
Artinya, perusahaan atau lembaga asuransi dengan peserta asuransi saling memahami bahwa kedua
belah pihak harus memberikan pola pendanaan yang saling menguntungkan kedua belah pihak
dengan melalui akad yang disepakati bersama.
Prinsip tolong menolong dalam asuransi syariah didasarkan kepada Fatwa dari Dewan Syariah
Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001 yang menyatakan bahwa asuransi syariah yakni sebuah usaha
yang saling melindungi dan tolong menolong antara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk
aset dan/atau tabarru’ yang kemudian bertujuan untuk memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad yang disesuaikan dengan syariat Islam.
Dengan adanya prinsip ini, Qoala sebutkan pula manfaat tolong menolong yang ada melalui asuransi
ini, yakni kamu bisa saling membatu menutup risiko antar nasabah/anggota hingga menjadi lebih
ringan dan cepat selesai, mempererat persaudaraan, hingga menumbuhkan kerukunan antar sesama
seperti yang diajarkan dalam agama.
3. Tidak Ada Skema Dana Hangus
Keunggulan dari manfaat asuransi syariah berikutnya yang sangat menarik adalah tidak adanya
skema dana hangus. Skema asuransi syariah ini maksudnya adalah premi, iuran, atau dana yang
peserta setorkan kepada pihak lembaga asuransi dijamin tidak akan hilang atau hangus. Hal ini
sangat berbeda dengan asuransi model konvensional. Tentunya, dalam asuransi berbasis syariah,
dana atau premi akan dikembalikan kepada peserta jikalau tidak ada klaim selama masa
pertanggungan asuransi.
4. Dikelola oleh Dewan Pengawas Syariah
Selain beberapa manfaat di atas, ciri dan manfaat asuransi syariah berikutnya yang juga membedakan
dari asuransi konvensional adalah terdapat peran dari Dewan Pengawas Syariah di dalamnya. Dewan
Pengawas Syariah atau DPS ini bertugas untuk mengawasi aktivitas asuransi dan investasi syariah
agar tetap berada di jalur-jalur syar’I yang tidak melanggar prinsip-prinsip keIslaman atau
kekurangan lainnya dalam operasional asuransi syariah.

Anda mungkin juga menyukai