Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASURANSI SYARIAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Semester V
Lembaga Keuangan Syariah Non-Bank

DosenPembimbing :
Syafiu’ul Umam, S.Sy.,M.H

Oleh :
Ardi Pupung Husainin

PRODI EKONOMI SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SYARI’AH (STIES)
BABUSSALAM
KALIBENING MOJOAGUNG JOMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dengan
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh.

Jombang, 25 Desember 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 6
A. Pengertian Asuransi Syariah.......................................................................... 6
B. Sejarah Berdirinya Asuransi Syariah ............................................................. 7
C. Prinsip Asuransi Syariah................................................................................ 8
D. Jenis-Jenis Asuransi Syariah ......................................................................... 9
E. Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional .......................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh
sekelompok orang yang masing-masing menghadapi kerugian kecil sebagai
sesuatu yang tidak dapat diduga. Apabila kerugian itu menimpa salah seorang
anggota dari perkumpulan tersebut, maka kerugian itu akan ditanggung
bersama. Dalam setiap kehidupan manusia senantiasa menghadapi
kemungkinan terjadinya suatu malapetaka, musibah dan bencana yang dapat
melenyapkan dirinya atau berkurangnya nilai ekonomi seseorang baik
terhadap diri sendiri, keluarga, atau perusahaannya yang diakibatkan oleh
meninggal dunia, kecelakaan, sakit, ataupun lanjut usia. Kehilangn fungsi dari
pada suatu benda, seperti kecelakaan, kehilangan akan barang dan juga
kebakaran.

Masyarakat muslim sekarang sangat memerlukan asuransi untuk


melindungi harta dan keluarga mereka dari akibat musibah. Usaha yang sudah
maju dan menguntungkan mungkin bisa bangkrut dalam seketika ketika
kebakaran melanda tempat usahanya. Keluarga yang terlantar ditinggal
pemberi nafkah, dan usaha yang bangkrut karena kebakaran sebenarnya tidak
perlu terjadi kalau saja ada perlindungan dari asuransi. Asuransi memang
tidak bisa mencegah musibah, tapi setidaknya bisa menanggulangi akibat
keuangan yang terjadi.

B. Rumusan Masalah
1) Apa Pengertian Asuransi Syariah?
2) Apa Saja Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah?
3) Bagaimana perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional?
C. Tujuan Masalah
1) Untuk mengetahui pengertian asuransi syariah
2) Untuk mengetahui prinsip-prinsip asuransi syariah

4
3) Untuk mengetahui perbedaan asuransi syariah dan asuransi
konvensional ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi Syariah


Dalam Undang-Undang Hukum Dagang pasal 246 disebutkan:”Asuransi
atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan nama seorang penanggung
mengikat diri kepada seorang tertanggung dengan menerima premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena satu kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya
karena suatu peristiwa yang tak tertentu.

Sedangkan menurut UU No.2 tahun 1992 tentang uasaha


perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih, dengan nama pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Dari beberapa diatas, dapat diketahui setidaknya ada tiga unsur yang ada
di asuransi. Pertama, bahaya yang dipertanggungkan; kedua, premi
pertanggungan; ketiga sejumlah uang ganti rugi pertanggungan.

Mayoritas ulama mengatakan bahwa praktik asuransi yang demikian


hukumnya haram menurut Islam, karena:

1) Adanya unsur gharar, yaitu unsur ketidakpastian tentang hak pemegang


polis dan sumber daya yang dipakai menutup klaim.
2) Adanya unsur maysir, yaitu unsur judi karena dimungkinkan ada pihak
yang diuntungkan diatas kerugian orang lain.
3) Adanya unsur riba, yaitu diperolehnya pendapatan dari membungakan.

6
Asuransi dalam Islam dikenal dengan istilah takaful yang berarti saling
memikul resiko diantara sesama orang , sehingga antara satu dengan yang
lainnya menjadi penanggung atas resiko yang lainnya. Saling pikul resiko ini
dilakukan atas dasar tolong menolong dalam kebaikan dimana masing-masing
mengeluarkan dana/sumbangan/derma (tabarru’) yang ditunjuk untuk
menanggung resiko tersebut. Takaful dalam pengertian tersebut sesuai dengan
surah Al Maidah(5):2 “ Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebaikan dan takwa, jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran.”

Asuransi syariah adalah asuransi yang berdasarkan prinsip-prinsip


syariah. Menurut Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/III/2002 tentang asuransi
syariah, yaitu usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah
orang /pihak melaui investasi dalam bentuk asset/dan tabarru’/ yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah.

Jadi dasar didirikannya asuransi syariah adalah penghayatan terhadap


semangat saling bertanggung jawab, kerjasama dan perlindungan dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat , demi terciptanya kesejahteraan umat dan
masyarakat umumnya. Sebagai seorang muslim, kita wajib percaya bahwa
segala hal yang terjadi diatas tidak terlepas dari qadha dan qadhar Allah Swt.
terhadap hamba-hambanya. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah Swt. dalam
firman-Nya yang berbunyi “ Dan tiada seorangpun dapat mengetahui dengan
pasti apa yang diusahakannya esok, dan tiada seorangpun yang mengetahui
dibumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”(QS Luqman[31]:3

B. Sejarah Berdirinya Asuransi Syariah


Berdasarkan pada Secara historis, asuransi tidak pernah ada pada zaman
Nabi Muhammad Saw, sahabat dan tabi’in. ia pertama kali terjadi pada tahun
1182 m. ketika orang-orang yahudi diusir dari Prancis, untuk menjamin resiko
barang-barang mereka yang diangkut lewat laut. Pada tahun 1680 , di London

7
didirikan lembaga asuransi kebakaran karena kebakaran yang terjadi pada tahun
1666 yang menghanguskan sekitar 13 ribu rumah dan 100 buah gereja.

Dalam Al Qur’an dan hadits terdapat tuntutan bermuamalah yang benar


dan baik , yaitu terhindar dari kesamaran (al gharar) , untung-untungan
(maysir), dan riba. Oleh karena itu, hukum asuransi adalah boleh selama
terhindar dri samar, untung-untungan, dan riba. Dengan kata lain, hukum
asuransi itu boleh selama mengandung unsur:

1) Saling bertanggung jawab,


2) Saling membantu/ kerjasama, dan
3) Saling melindungi penderitaan satu sama lain.

Kebutuhan akan kehadiran jasa asuransi yang berdasarkan syariah


diawali dengan mulai beroperasinya bank-bank syariah. Hal tersebut sesuai
dengan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankkan dan ketentuan pelaksanaan
bank syariah. Untuk itulah pada tanggal 27 Juli 1993, ikatan Cendekiawan
Muslim se-Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa Tugu Mandiri
sepakat memprakarsai pendirian Asuransi Takaful, dengan menyusun Tim
Pembentukan asuransi Takaful Indonesia(TEPATI).

C. Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah


Beberapa prinsip yang terkandung dalam asuransi Syariah yaitu :

1) Saling bekerja sama atau Bantu-membantu. Seorang muslim bagian dari


sistem kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, seorang muslim dituntut
mampu merasakan dan memikirkan saudaranya yang akan
menimbulkan sikap saling membutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
“Dan tolong menolonglah kamu (dalam mengerjakan)kebaikan dan
taqwa. Dan jangan tolong,menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran.”(QS.Al Maidah[5];2)
2) Saling melindungi dari berbagai kesusahan dan penderitaan satu sama
lain. Hubungan sesame muslim ibarat suatu badan yabg apabila satu
anggota badan terganggu atau kesakitan maka seluruh badan akan ikut

8
merasakan. Maka saling membantu dan tolong-menolong menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem kehidupan
masyarakat“Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku
sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta maka,
janganlah kamu menghardiknya”’.(Adh.Duiha [93]9-10)
3) Sesama muslim saling bertanggungjawab. Kesulitan seorang muslim
dalam kehidupan menjadi tanggung jawab sesama muslim.
Sebagaimana dalam firman Allah swt surat Ali Imran93) ayat 103. “Dan
peganglah kamu kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepamu ketika dahulu
(masa Jahilliyah) bermusuh-musuhan, maka, Allah merpersatukan
hatimu, lalu menjadikan kamu karena nikmat Allah orang-orang
bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu daripadanya. Demikian Allah menerangkan ayat-
ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”

D. Jenis-Jenis Asuransi Syariah


Secara garis besar asuransi terdiri dari tiga kategori, yaitu:

1. Asuransi Kerugian, Terdiri dari asuransi untuk harta benda (property,


kendaraan), kepentingan keungan (pecuniary), tanggung jawab hokum
(liability), dan asuransi diri (kecelakaan atau kesehatan)

2. Asuransi Jiwa, Pada hakikatnya merupakan suatu bentuk kerjasama antara


orang-orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi resiko yang
diakibatkan oleh resiko kematian (yang pasti terjadi tetapi tidak pasti
kapan terjadinya), resiko hari tua (yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan
kapan terjadinya, tetapi tidak pasti berapa lama) dan resiko kecelakaan
(yang tidak pasti terjadi, tetpi tidak mustahil terjadi).

3. Asuransi Sosial, Asuransi Sosial adalah program asuransi wajib yang


diselenggarakan pemerintah berdasarkan undang-undang. Maksud dan
tujuan asuransi social adalah menyediakan jaminan dasar bagi masyarakat
dan tidak bertujuan untuk mendapat keuntungan komersial.

9
E. Perbedaan Asuransi Syariah Dan Asuransi Konvensional
Didalam Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional ada tujuh
perbedaan mendasar antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional.
Perbedaan tersebut adalah:

1. Asuransi syari’ah memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang betugas


mengawasi produk yang dipasarkan dan pengelolaan investasi dananya.
Dewan Pengawas Syariah ini tidak ditemukan dalam asuransi
konvensional.

2. Akad yang dilaksanakan pada asuransi syari’ah berdasarkan tolong


menolong. Sedangkan asuransi konvensional berdasarkan jual beli

3. Investasi dana pada asuransi syari’ah berdasarkan bagi hasil


(mudharabah). Sedangkan pada asuransi konvensional memakai bunga
(riba) sebagai landasan perhitungan investasinya

4. Kepemilikan dana pada asuransi syari’ah merupakan hak peserta.


Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya. Pada
asuransi konvensional, dana yang terkumpul dari nasabah (premi) menjadi
milik perusahaan. Sehingga, perusahaan bebas menentukan alokasi
investasinya.

5. Dalam mekanismenya, asuransi syari’ah tidak mengenal dana hangus


seperti yang terdapat pada asuransi konvensional. Jika pada masa kontrak
peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan ingin
mengundurkan diri sebelum masareversing period, maka dana yang
dimasukan dapat diambil kembali, kecuali sebagian dana kecil yang telah
diniatkan untuk tabarru’.

6. Pembayaran klaim pada asuransi syari’ah diambil dari dana tabarru’ (dana
kebajikan) seluruh peserta yang sejak awal telah diikhlaskan bahwa ada
penyisihan dana yang akan dipakai sebagai dana tolong menolong di
antara peserta bila terjadi musibah. Sedangkan pada asuransi konvensional
pembayaran klaim diambilkan dari rekening dana perusahaan.

10
7. Pembagian keuntungan pada asuransi syari’ah dibagi antara perusahaan
dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil dengan proporsi yang telah
ditentukan. Sedangkan pada asuransi konvensional seluruh keuntungan
menjadi hak milik perusahaan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Asuransi merupakan sebuah lembaga keuangan Non-bank yang
bertujuan untuk memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian
keuangan yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga
sebelumnya.

2. Asuransi Syariah, merupakan sebuah sistem dimana para peserta


menginfaqkan atau menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang
akan digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang
dialami oleh sebagian peserta. Peranan perusahaan disini hanya sebatas
pengelolaan operasional asuransi dan investasi dari dana-dana atau
kontribusi yang diterima/dilimpahkan kepada perusahaan.

3. Prinsip-prinsip yang dijalankan oleh asuransi syariah dalam


mengoprasikan kegiatannya antara lain Saling bekerja sama atau bantu-
membantu, Saling melindungi dari berbagai kesusahan dan penderitaan
satu sama lain, saling bertanggung jawab, dan menghindari unsur-unsur
yang mengandung gharar, maysir dan riba.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Asuransi Syariah. Jakarta: Sinar Grafika.

Arjuno, Budi. 2008. Menghadirkan Komisi Pinjaman Polis, Media Asuransi,


NO.215, Tahun XXIX.

Anshori, Abdul Ghofur. 2008. Asuransi Syariah di Indonesia. Yogyakarta : UII


Press.

https://www.infoasuransi.net, diakses november 2015

13

Anda mungkin juga menyukai