FAKULTAS SYARIAH
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kita panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan aanugerah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hukum Ekonomi Syariah di Pasar Modal”.
Tujuan penulisan makalah ini bukan hanya untuk menyelesaikan tugas yang sudah
diberikan oleh dosen pengampu, tetapi juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa/mahasiswi.
Kami selaku penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan makalah ini,
tapi kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, jika
didapati kesalahan baik dari segi isi maupun penulisan, kami mohon maaf. Kritik dan saran yang
membangun dari dosen pengampu maupun pembaca sangat kami harapkan sebagai perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar
terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan
dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan
keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan
ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang menghadapi
berbagai program syariah yang telah diusung oleh lembaga keuangan lain, banyak
perusahaan asuransi yang saat ini juga menawarkan program asuransi syariah.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas didapat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Jelaskan definisi asuransi syariah?
2. Bagaimana dasar hukum asuransi syariah?
3. Apa saja prinsip asuransi syariah?
4. Jelaskan perbedaan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi
Kata asuransi diambil dari bahasa Belanda dengan sebutan "as surantie",
sedangkan dalam hukum Belanda disebut dengan "verzeke ring" yang berarti
penanggung dan tertanggung dise but geassureerde."1 Dalam konsep asuransi syariah,
asuransi disebut dengan takaful, taʼmin, dan Islamic insurance. Takaful mempunyai
arti saling menanggung antar-umat manusia sebagai makhluk sosial. Tamin berasal
dari kata "amanah" yang berarti memberikan perlin dungan, ketenangan, rasa aman,
serta bebas dari rasa takut. Adapun Islamic insurance mengandung makna
oleh Daar al Mal al Islami, sebuah perusahaan asuransi Islam yang berpusat di
Genewa 1983.
intinya hanya untuk mengumpul modal untuk kepentingan pribadi atau golongan
tertentu, sama sekali tidak ada pengembangan ekonomi yang lebih koprehensif.
Asuransi syariah lebih banyak bernuansa sosial daripada bernuansa ekonomi (profil
oriented), tolong-menolong adalah dasar utama dalam opera sional asuransi syariah.
dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian (timbal balik),
mungkin akan dideritanya, karena suatu peristiwa tak menentu. 2 Menurut Undang-
asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana gung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas me
Umum Asuransi Syariah disebutkan bahwa yang di maksud dengan asuransi syariah
(ta'min, takaful atau tadhamun) ada lah usaha saling melindungi dan tolong-menolong
di antara sejumlah orang /pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru
yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko ter tentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah. Adapun akad (perikatan) yang syariah adalah
akad yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm
2
AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis, Historis, Teoretis & Praktis,
Prenada Media, Jakarta, 2005, hlm. 59.
Praktik asuransi syariah tidak disebutkan secara tegas dalam Al Qur'an, tidak ada
sebuah ayatpun secara nyata menjelaskan tentang praktik asuransi. Al-Qur'an hanya
mengakomodasi beberapa ayat yang mempunyai muatan nilai-nilai dasar yang ada
dalam praktik asuransi, seperti nilai dasar tolong-menolong, kerja sama atau semangat
untuk melakukan proteksi terhadap peristiwa kerugian yang diderita di masa yang
akan datang. Dengan hal ini, praktik asuransi tidak dilarang dalam syariat islam
1. Al-Qur’an
dana sosial (tabarru') yang digunakan untuk menolong salah satu anggota
مثل الذين ينفقون أموالهم في سبيل هللا كمثل حبة أنبتت سبع سنابل في كل سنبلة مائة حبة وهللا
yang menumbuhkan tujuh butir benih, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah
melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah maha
bersedekah pada jalan Allah dan melakukan kegiatan sosial untuk menolong
orang-orang fakir dan miskin. Praktik asuransi yang dapat disarikan arti ayat
ini adalah dengan membayar premi asuransi yang bersifat tabarru'. Hal ini
merupakan suatu wujud dari penginfak an harta pada jalan Allah SWT,
Artinya: tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali
kerugian yang diderita oleh manusia tidak dapat diketahui dengan pasti,
kapan musibah tersebut akan datang dan berapa besar kerugian yang akan
dideritanya.
2. Hadits
Artinya: "Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad bersabda: Barang
siapa yang menghilangkan kesulitan duniawinya seorang mukmin, maka Allah SWT
usaha perasuransian. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 Tahun 1992 ini telah
dirubah dua kali yaitu pada tahun 1999, dengan dikeluarkannya Peraturan
(PP) Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian dan pada
tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 Tahun 1992
Asuransi Syariah
Di dalam fatwa ini dijelaskan bahwa asuransi adalah usaha saling melindungi dan
tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset
dan atau tabarru' yang memberikan pola pengetahuan untuk menghadapi rediko
tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuati dengan syariah. Dalam fatwa ini pun
dari dana yang terkumpul dan wajib menanamkan modal secara syariah.
Menurut AM. Hasan Ali, selain dari tiga prinsip pokok sebagai telah
diuraikan teresebut, masih ada lagi beberapa prinsip yang harus ada dalam
asuransi syariah, antara lain prinsip tauhid (unity), keadilan (justice), amanah (al-
Amanah), kerelaan ( ar-Ridha), dan sebagainya. Prinsip ini penting karena dalam
asuransi syariah tidaklah jauh berbeda dengan prinsip dasar yang berlaku pada
konsep ekonomi Islam secara komprehensif dan bersifat major. Asuransi syariah
merupakan turunan (major) dari konsep ekonomi Islam, dan oleh karenanya harus
dibangun di atas fondasi dan prinsip dasar yang kuat dan kukuh, terhindar dari
premi asuransi dengan uang pertanggungjawaban. Dalam syariat Islam, pertukaran ini
harus jelas berapa yang harus dibayarkan dan berapa yang harus diterima sehingga
3
M. Sholahuddin, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, Muhammadiyah University Press, UMS Surakarta,
2006, hlm. 133..
mengandung unsur ketidakpastian akad. Permasalahan lainnya apa bila putus di
tengah jalan, tidak bisa dipastikan berapa haknya yang akan diperoleh dan
kemungkinan besar hangus sehingga mengandung unsur zalim. Dana yang dihimpun
oleh lembaga asuransi kemudian mereka investasikan untuk usaha, jadi dasar
pijaknya adalah sistem bunga, sehingga mengandung unsur riba. Dengan hal ini dapat
diketahui bahwa praktik asuransi jiwa konvensional hukumnya menurut syariat Islam
adalah haram.
Sehubungan dengan hal tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat tiga keberatan
unsur riba.
Menurut MM. Metwally keberadaan pasar modal syari’ah secara umum berfungsi :
likuiditas.
4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga
dan kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa efek,
5. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST
Adapun penjelasan jenis instrument pasar modal berbasis syari’ah berikut ini :
1. Saham Syari’ah
Terdapat dua jenis saham syari’ah yang di akui di pasar modal Indonesia .
criteria dan penerbitan daftar Efek syari’ah. Kedua , saham yang di catatkan
Semua saham syari’ah yang terdapat di pasar modal syari’ah Indonesia, baik
yang tercatat di BEI maupun tidak, dimasukan ke dalam Daftar Efek syari’ah
( DES ) yang diterbitkan oleh OJK secara berkala, setiap bulan mei dan
November.
DES periodic
juni.
tanggal 1 desember.
DES insidentil
public.
2. Obligasi syari’ah
Obligasi syari’ah adalah bukti tanda utang yang di tanggung oleh emitmen
yang harus dibayarkan beserta bunganya saat sudah jatuh tempo. Tidak semua
3. Reksadana syari’ah
Pemodal adalah pemilik saham dan wakil shahib al mal sebagai pengguna
investasi. Dalam system ini, maka pemilik saham dan pengguna investasi akan
Ketika keuntungan tersebut diperoleh maka ada system bagi hasil sesuai
dengan akadnya. Saat ini reksa dana syari’ah sudah banyak di minati
masyarakat Indonesia.
4. Aset syari’ah
Asset syari’ah adalah efek yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif
EBA syar’ah yang portofolinya terdiri dari asset keuangan. Asset keuangan ini
berupa tagihan yang timbul dikemudian hari, jual beli pemilikan asset fisik
oleh lembaga keuangan, efek bersifat investasi yang di jamin oleh pemerintah,
5. Warran syari’ah
warran syari’ah adalah efek yang diterbitkan oleh sebuah emitmen atau
perusahaan yang memberi hak pada pemegang efek yang termasuk dalam
Daftar Efek Syari’ah ( DES ) untuk memesan saham dari emitmen pada harga
tertentu untuk jangka waktu 6 ( enam ) bulan atau lebih sejak diterbitkannya
tersebut.
6. Sukuk syari’ah
Sukuk syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama
dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak asset yang mendasarinya
MODAL SYARI’AH
Ekonomi islam merupakan ilmu yang mempelajari metode untuk memahami dan
memecahkan masalah ekonomi yang didasarkan atas ajaran agama islam karena
Saham syari’ah merupakan efek berbentuk saham yang tidak bertentangan dengan
prinsip syari’ah dipasar modal. Definisi saham dalam konteks saham syari’ah merujuk
kepada definisi saham pada umumnya yang diatur dalam undang-undang maupun
5
P3EI. Pusat pengkajian dan pengembangan ekonomi islam, ekonomi islam ( Jakarta : Rajawali, 2013 ).
peraturan OJK lainnya. Ada dua jenis saham syari’ah yang diakui di pasar modal
Indonesia. Pertama, saham yang dinyatakan memenuhi criteria seleksi saham syari’ah
berdasarkan peraturan OJK No II.K.1 tentang penerbitan daftar efek syari’ah, kedua
adalah saham yang dicatatkan sebagai saham syari’ah oleh emiten atau perusahaan
yang terdapat di pasar modal syari’ah Indonesia, baik yang tercatat di BEI maupun
tidak, dimasukkan ke dalam daftar efek syari’ah (DES) yang di terbitkan oleh OJK
konsep kegiatan musyarakah/syirkah, yaitu penyertaan modal dengan dengan hak bagi
hasil usaha. Dengan demikian , saham tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah,
karena saham merupakan bukti penyertaan modal dari investor kepada perusahaan,
yang kemudian investor akan mendapatkan bagi hasil berupa deviden. Namun
demikian, tidak semua saham dapat langsung dikategorikan sebagai saham syari’ah,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kategori saham syari’ah yaitu :
melakukan perjudian, perdagangan yang di larang, jasa keuangan ribawi, jual beli
2. Financial screening ; total utang berbasis bunga di bandingkan dengan total asset
tidak lebih dari 45%, pendapatan non halal di banding total pendapatan tidak
saham gabungan ) di Indonesia tidak semua emiten bisa masuk dalam daftar DES.
Daftar Efek Syari’ah ( DES ) adalah kumpulan efek yang tidak bertentangan dengan
prinsip syari’ah di pasar modal, yang ditetapkan oleh OJK atau pihak yang
mendapat persetujuan dari OJK sebagai pihak penerbit DES. Pihak yang dapat
menerbitkan daftar efek syari’ah selain OJK ( pihak penerbit DES ) adalah pihak
yang telah mendapatkan persetujuan dari OJK untuk menerbitkan DES yang berisi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
umum dan perdagangan Efek, perusahaan public yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek, berdasarkan
pada tahun 2003. Pasar modal secara umum menjalankan fungsi ekonomi dan
Investasi pada pasar modal syari’ah dapat dilakukan oleh investor baik pada
pasar perdana maupun pada pasar sekunder, adapun resiko yang terjadi semata-
mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga. Dan pasar modal
1. Pengelola pasar modal yaitu Bapepam-LK, bursa Efek, lembaga kliring dan
2. Pelaku pasar modal yaitu emiten, investor, perusahaan pengelola dana, dan
reksadana.
B. Saran
Kami selaku pemakalah sangat menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu pemakalah sangat
berharap kepada pembaca untuk memberikan kami masukan yang bersifat membangun
demi kebaikan kami semua, agar kedepannya dapat membuat makalah yang lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Drs. H. Abdul Manan, S.H., S.IP, M.Hum. Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif
Andri soemitra, Bank dan lembaga keuangan syari’ah, (Jakarta : kencana , 2010 ), cet ke-2,
h.114.
Arief Budiono, penerapan prinsip syari’ah pada lembaga keuangan syariah, jurnal law and
P3EI. Pusat pengkajian dan pengembangan ekonomi islam, ekonomi islam ( Jakarta : Rajawali, 2013 ).